BOTANI LAUT
OLEH
VIVI OKTAVIANI
1804111638
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan kasih-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Botani Laut
“Peran Mangrove Terhadap Ekosistem Pesisir”. Tugas ini disusun sebagai salah
satu tugas dari mata kuliah Botani Laut, Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas Riau.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir.
Efriyeldi, M.Si. selaku pembimbing dalam mata kuliah Botani Laut dan teman-
teman yang memberikan motivasi dan semangatnya dalam mengerjakan tugas ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
Vivi Oktaviani
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Mangrove.................................................................. 3
2.2 Klasifiksi..................................................................................... 4
2.3 Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Tumbuhan Mangrove 4
2.4 Adaptasi Mangrove................................................................... 8
2.5 Jenis-Jenis Mangrove................................................................ 10
2.6 Sistem Rekproduksi Mangrove................................................ 14
2.7 Fungsi dan Peranan Mangrove Terhadap Ekosistem Pesisir 15
2.8 Permasalahan Penyebab Kerusakan Mangrove..................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Klasifikasi mangrove.......................................................................... 4
iv
BAB I
PENDAHULUAN
hidup.oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi
interaksi komplek antara sifat fisika dan sifat biologi. Karena sifat fiiknya,
mangrove mampu berperan sebagai penahan ombak serta penahan intruksi dan
abrasi laut. Proses dekomposisi bakau atau mangrove yan terjadi mampu
tempat berkembangnya biota laut tertentu dan flora-fauna pesisir, serta dapat
Ekosistem hutan mangrove adalah suatu sistem ekologi yan terdiri dari
mangrove yangm ampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai
abiotik didalam ekosistem hutan mangrove menjadi tidak utuh lagiatau rusak yang
disebabkan oleh faktor alamdan faktor manusia (R. Tirtakusumah, 1994), Pada
1
2
2004).
penyebab kerusakan mangrove. Manfaat dari hasil pembuatan makalah ini adalah
kata yang umum dipakai untuk jenis Rhizophora mangle (Chapman, 1976). Di
Portugal kata mang( ue digunakan untuk menunjukan sesuatu individu pohon dan
kata mangrove untuk individu tumbuhan dan mangal untuk komunitasnya. Di lain
pohn yang hidup di daerah yang berlumpur, baah dan terletak di perairan pasang
tumbuh di daerah pantai, biasanya terdapat di daerah teluk dan di muara sungai
2.2 Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisi Mangnoliophyta
Class Magnoliopsida
dibawah ini.
berikut:
(vivipar) dan dapat tumbuh dengan cepat setelah jatuh dari pohon,
pada saat surut dan mencegah kelebihan air pada saat pasang.
Karakteristik Yang menarik dari spesies mangrove dapat dilihat dari sistem
perakaran dan buah. Tanah pada habitat mangrove adalah anaerobik (hampa
udara) bila berada di bawah air. Beberapa species memiliki sistem perakaran
khusus yang disebut akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik.
Ada beberapa tip perakaran yaitu, akar tunjang,akar apas,akar lutut, dan akar
kacang (Avicenniaceae).
a. Sistem akar
6
tumbuhan mangrove yang khas tersebut adalah sebagai berikut (Onrizal, 2010).
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabeel dan
Akar lutut merupakan modifiksi dari akar kabel yang pada umumnya
Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar
Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang munul dari
b. Daun
Daun merupakan oorgan yang penting pada tumbuhan dan pada umumnya,
setiap tumbuhan mempunyai sebgian besar daun. Daun hanya terdapat pada
bagian batang saja dan tdak pernah terdapat pada bagian lain tumbuhan. Bagian
batang tempat duduknya meletakkan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar dan kaya akan klorofil, oleh karena itu daun mangrove
c. Buah
(arus). Bentuk-bentuk buah tersebut antara lain berbentuk bola, biji bunis, dan
silinder dan Nypa memiliki buah yang bertipe cryptovivipar, yaitu kecambahnya
masih terbungkus oleh kuli buah sebelum lepas dan tanaman induknya. Buah
Sonneratia dan Xylocarpus berbentuk sperti bola yang terdiri dari perkecambahan
Hutan mangrove ini bukanlah hutan yang ulit untuk kita temui
tersebar luas di bagian memiliki ilkimcukup panas di dunia. Hutan ini terutama
9
banyak di temui di daerah sekitar garis khatulistiwa atau ekuator, yakni daerah
yang memiliki ilkim tropis, dan sedikit di daerah yang memiliki ilkim sub tropika.
Luas hutan mangrove di Indonesia 3,49 juta hektar, merupakan mangrove yang
terluas di dunia, namun 52% atau 1,82 juta hektar mangrove Indonesia dalam
kondisi rusak.
spp. Mangrove ini umumnya hidup di zona terluar dari lingkungan hutan
spp dan Sonneratia spp.akar napas ini muncul dari pekatnya lumpur dan
Akar papan
nirih atau Xylocarpus spp. Akar papan yang memiliki oleh tumbuhan ini
garam
Adaptasi ini dilakukan pada Rhizopora spp, dimana ketika air yang
telah terserap telah hampir tawar. Kandungan garam sekitar 90% hingga
97% tidak dapat melewati saringan akar-akar ini. Sementara untuk garam
keluar dari kulit biji saat masih menggantung pada tanaman induk, tetapi
11
tidak tumbuh keluar menembus buah sebelum biji jatuh ke tanah. Buah
berbentuk seperti mangga, ujung buah tumpul dan panjang 1 cm, daun
berbentuk ellips dengan ujung tumpul dan panjang daun sekitar 7 cm,
lebar daun 3-4 cm, permukaan atasdun berwarna hujai mengikat dan
Habitat dari pohon ini adalah paparanlumpur, tepi sungai, daerah kering,
Rhizophora apiculata
coklat, ukuran 2-3 cm, bentuk mirip buah jambu air, hipokotil silindris
berdiameter 1-2 cm, panjang dapat mencapai 20 cm, bagian ujung sedikit
12
Sonneratia alba
3,2 cm, pangkal runcing atau membaji, ujung tumpul runcing, permukaan
atas hijau sampai hijau tua, permukaan bawah hijau kekuningan, tangkai
sampai 2,5 cm, kelopak hiaju, cuping 6, petal 6, merah, tipis, benang sari
banyak, merah dan putih. Buah membulat dengan kelopak tidak luruh
seperti bintang.
13
Bruguiera cylindrical
bunga: terletak di ketiak daun, tersusun atas tiga bunga, bunga kecil 8-10
bengkok pada bagian ujungnya, warna bagian pangkal hijau dan bagian
papan yang pendek. Habitat : pada derah sedikit tanah liat, dan kadang
surut air laut. Reproduksi tumbuhan mangrove terjadi secara seksual, yakni
habitat yang berat, sangat sulit untuk berkembang biak sebagai mana tumbuhan
selagi masih melekat pada tumbuhan induknya. Saat lepas dari induknya iakan
menancap pada substrat dan hipokotil (hypocotyl) yang seperti paku tajam.
Avicennia, Laguncularia).
Untuk bisa bertahan dan berkembang menyebar di kondisi alam yang keras,
jenis-jenis bakau sejati mempunyai cara yaitu mekanisme reproduksi dengan buah
15
yang disebut vivipar, cara berbiakvivipar adalah dengan menyiapkan bakal pohon
(propagule) dari buah atau bijinya sebelum lepas dari pohon induk. Mangrove
ranting pohon dan berada jauh di atas permukaan air laut. Bijnya mengeluarkan
tunas akar tunjang sebagai kecambah sehinga pada waktu telah matang dan jatuh
Buah ini akan berkembang sampai tuntaas, siap dijatuhkan ke laut untuk
mendapat tumbuh menjadi pohon baru. Bakal pohon yang jatuh dapat langsung
menancap di tanah dan tumbh atau terapung-apung terbawa arus, sampaijauh dari
tempat pohon induknya, menari tempat yang lebih dangkal. Setelah matang dan
jatuh ke dalam air, bakal pohon bakau ini mengapung-apung sampai mencapai
tepi yang dangkal. Pada saat menentukan tempat dangkal, posisi bakal pohon
seperti hal adanya hewan herbivora yang mungkin memangsanya, nutrien yang
Fungsi ekonomi
kayu yang berkualitas diakui baik, dan juga menghasilkan bukan kayu
Fungsi ekologis
16
udang lumpur, siput bakau, dan berbagai jenis ikan belodok dan juga
fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik (menjaga garis pantai agar
tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi,intruksi air laut, mempercepat
ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung,
habitat alami bagi berbagai jenis biota) dan fungsi ekonomi ( sumber bhan bakar,
dan minuman, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi
sekitar.
Akibat rusaknya hutan mangrove berasal dari intrusi air laut yang dimana
instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut ke arah daratan
payau atau asin (Hariyanto, S., Irawan. B., 2008). Dampak instrusi air laut ini
sangat penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan
keracunan bila diminum dan dapat merusak akar tanaman, rusaknya mangrove
akibat turunnya sumber makanan, kurangnya tempat pemijahan dan bertelur biota
laut, yang akan berakibat pada produksi tangkapan akan menurun, dari kerusakan
ini maka kemampuan ekosistem flora pesisir pantai dalam menahan tiupan
pencemaran pantai.
dengan reboisasi kembali hutan mangrove, dan mengatur kembali tata ruang
wilayah pesisir seperti pemukiman, vegetasi yang jika bisa di tata akan
menghasilkan menjadi kota ekologi dan sekaligus menjadi tempat wisata alam,
dari ini kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
penegakan hukum atas ekosistem pesisir yang akan melindungi pesisir dari segi
hukum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
hidup.oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi
interaksi komplek antara sifat fisika dan sifat biologi. Manfaat hutan mangrove
Luas hutan mangrove di Indonesia 3,49 juta hektar, merupakan mangrove yang
terluas di dunia, namun 52% atau 1,82 juta hektar mangrove Indonesia dalam
kondisi rusak. Akibat rusaknya hutan mangrove berasal dari pemanfaatan yang
tidak terkontrol dan Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan yang
3.2 Saran
Kita harus lebih mencintai bumi kita dengan menjaga apa yang telah
DAFTAR PUSTAKA
D.G. Bengen. (2000). Ekosistem dan sumber daya alam pesisir. In Pusat Sumber
Daya Pesisir dan Luatan.
Davis, J. (1940). The ecology and geo-logic role of mangrove in Florida. Carne-
gie Inst. Wash Publ. 517 : 303 – 412 de HAAN Fofonoff, N.P., Lewis,
E.L.1979. A practical salinity scale. J. Oceanografi 35, 63– 64. Publ. 517 :
303 – 412.
Hariyanto, S., Irawan. B., S. T. (2008). Teori dan Praktik Ekologi. Airlangga
University.
Tomlinson. (1986). dan Field (1995 ) dalam Onrizal (1980). The Botany of
Manggrove. Cambridge University.
LAMPIRAN
1
1