Anda di halaman 1dari 8

Nama : Vivi Oktaviani

Nim : 1804111638
Jurusan : Ilmu Kelautan
MK : Metode Analisis Kualitas Perairan Laut

Micro Benthos (p < 0,1mm)

Diatoms Ciliates Amoeba

Flagellata
Meio Benthos (0,1mm < p < 1mm)

Nematoda Foraminiferans Grastrotriches

Copepoda Ostracodes
Macro Benthos (p > 1mm)

Polychaeta Worms Bivalves Echinoderms

Sea Anemon Karang Sponges


Turbellaria Crustacea Crab

Lobster

Struktur Komunitas

a. Jenis dan Kelimpahan

n
K = A

Keterangan:

K : Kelimpahan (ind/m2)
n : jumlah total individu benthos yang tertangkap dalam A (ind)
A : luas area pengambilan sampel (m2)

b. Keanekaragaman

Perhitungan Keanekaragaman jenis dilakukan dengan menggunakan rumus


Shannon-Wiener (Parsons et al, 1977).

s
H’ = - ∑ Pi log2 Pi
i=1
Keterangan :
H’ : Indeks keanekaragaman
Pi : ni/N
ni : Jumlah individu jenis ke-i
N : Jumlah total individu

Kriteria :
H` < 1 : indeks keanekaraaman rendah
1 < H` < 3 : indeks keanekaragaman sedang
H` > 3 : indekas keanekaragaman tinggi

c. Kaseragaman
Menurut Poole (1974) dalam Supono (2008) perhitungan Keseragaman jenis dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

H'
E= H
max

Keterangan :
E : Indeks keseragaman jenis
H’ : Indeks keragaman
Hmax : log2 S
S : Jumlah jenis

Dimana indeks keseragaman berkisar 0-1, dengan ketentuan :


E > 0,6 : Keseragaman jenis tinggi
0,6 ≥ E ≥ 0,4 : Keseragaman jenis sedang
E < 0,4 : Keseragaman jenis rendah

d. Dominasi
Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu spesies atau genus
mendominasi kelompok lain. Metode perhitungan yang digunakan adalah rumus indeks
dominasi Simpson (Odum, 1996).
s
C = - ∑ [ ni/N]2
i=1

C : Indeks dominansi
ni : Jumlah individu genus ke-i
N : Jumlah total individu
Kriteria indeks domiasi adalah :
0 < C ≤ 0,5 = tidak ada genus yang mendominasi
0,5 < C < 1 = terdapat genus yang mendominasi

e. Sebaran
Menggunakan faormula yang dimodifikasi dari (Fachrul, 2007) sebagai berikut :

Id=n
∑ X 2−N
N (N −1)

Keterangan:
Id = Indeks Dispersi Morisita
n = Jumlah total unit sampling
N = Jumlah total individu yang terdapat dalam n plot
2
ΣX = Kuadrat jumlah individu per plot
Dengan kriteria :
Id < 1 = Menunjukkan pola sebaran uniform sama atau merata (U)
Id = 1 = Menunjukkan pola sebaran random atau acak (R)
Id > 1 = Menunjukkan pola sebaran clumped atau mengelompok (C)

Struktur Populasi

a. Kelimpahan

jumlah individusuatu spesies (¿)


IKR= × 100 %
jumlah total individu yang ditemukan(N )

Kriteria :

(>20%) : indekas kelimpahan tinggi

(15% - 20%) : indekas kelimpahan sedang

(<15%) : indekas kelimpahan rendah

b. Natalitas
N=
∑B
∑D
Dalam hal ini, B adalah jumlah bayi dan D adalah jumlah betinare produktif.
Natalitas adalah kemampuan inheren populasi untuk bertambah. Di alam angka kelahiran
dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan. Angka kelahiran umumnya dinyatakan
dalam bentuk angka atau laju yang dihitung berdasarkan jumlah individu baru per satuan
waktu per satuan populasi.

c. Mortalitas

N ( x=1 ,t )−N ( x ,t )
M X=
N (x,t )

Dalam hal ini, N(x,t) adalah jumlah populasi kelas umur x pada waktu ke t.
Mortalitas adalah kematian individu didalam populasi. Laju mortalitas setara dengan laju
kematian pada demografi manusia. Mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati
didalam kurun waktu tertentu (kematian per waktu) atau sebagai laju jenis dalam anti satuan
dari populasi total

d. Penyebaran Umur

Secara ekologis populasi umumnya memiliki tiga bentuk sebaran umur yaitu muda
(prareproduktif), reproduktif dan umur tua (postreproduktif). Lamanya periode umur ekologis
jika dibandingkan dengan panjangnya umur sangat beragam tergantung pada jenis organisme
dan kondisi lingkungan yang melingkupinya.
Sebaran umur dalam populasi akan sangat mempengaruhi natalitas dan mortalitas yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap densitas populasi. Data struktur umur dari populasi
biasanya disajikan dalam bentuk piramida umur

e. Potensi Biotik

Potensi biotik dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki organisme untuk
tumbuh atau bereproduksi (reproductive potential).
Potensi biotic menggambarkan kemampuan suatu populasi menambah jumlah
anggotanya apabila rasio umur sudah mantap dan lingkungan dalam kondisi optimal. Pada
kondisi lingkungan tidak atau kurang optimum maka tingkat pertumbuhan populasi menurun.
Perbedaan antara potensi biotik dengan kemampuan suatu poipulasi menambah anggotanya
dalam keadaan yang dapat diamati dikenal sebagai daya tahan lingkungan,

f. Dispersi
∑ X 2−N
Id=n
N (N −1)

Keterangan:
Id = Indeks Dispersi Morisita
n = Jumlah total unit sampling
N = Jumlah total individu yang terdapat dalam n plot
2
ΣX = Kuadrat jumlah individu per plot

Penyebaran populasi yang berupa penyebaran individu memiliki tiga pola dasar yaitu:
1. Acak (random), kondisi distribusi pola ini relatif jarang terjadi di alam
2. Merata (uniform), terjadi apabila kompetisi antara individu-individu sangat tajam
dalam memperebutkan ruang hidup yang sama.
3. Berkelompok (clumped), pola distribusi ini dapat berkelompok secara acak
(random clumped), berkelompok secara merata dimana penyebaran kelompok
dalam suatu daerah membagi ruang hidup yang sama dan berkelompok secara besar
Penyebaran juga dipengaruhi oleh luas daerah dan jumlah populasi. Pada daerah
yang luas dengan jumlah individu sedikit maka sebarannya akan relative jarang.
Jika mengikuti distribusi acak, maka nilai Id = 1, distribusi seragam, Id = 0 dan
distribusi sangat mengelompok, Id = n. Untuk memenuhi sifat statistik tentang
distribusi sampling, diajukan uji hipotesis nol mengenai keacakan dengan uji chi-
square, yaitu :
X2 = Id (∑x-1) + n - ∑x (db= n-1)
Jika X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel, menunjukkan bahwa penyebaran populasi acak.
g. Bentuk Pertumbuhan

K
Nt=
K −N 0 −r . t
1+
[ N0 ]
∙e

Dalam hal ini, K adalah nilai daya dukung, N 0 populasipada tahun t, dan r adalah laju
pertumbuhan. Pertambahan ukuran populasi memiliki pola tertentu yang dikenal sebagai
bentuk pertumbuhan populasi (population growth form). Secara teoritik pertumbuhan
populasi terjadi secara eksponensial

Anda mungkin juga menyukai