Anda di halaman 1dari 38

Muhammad Asmuni Hasyim, M.

Si
 Kelompok kolektif organisme dari
spesies yang sama yang menduduki ruang
atau tempat tertentu, memiliki berbagai
ciri atau sifat yang merupakan milik
kelompok dan bukan merupakan sifat
milik individu di dalam kelompok itu
(Odum, 1998)
 Sekelompok individu dari satu spesies
yang sama yang berada pada tempat dan
waktu tertentu (Jarvis, 2000)
 Populasi lokal adalah merupakan unit dasar
dalam proses evolusi, pertukaran gen terjadi
secara terus-menerus dalam waktu yang relatif
lama sehingga terjadi struktur gen yang khusus
untuk kelompok tersebut dan akan berbeda
dengan struktur gen populasi lokal lainnya meski
untuk species yang sama
Natalitas (+)

Imigrasi (+)
Densitas Emigrasi (-)

Mortalitas (-)
 Karakteristik biologi yang terdapat di populasi
adalah:
- Pertahanan diri
kemampuan keturunan yang ditinggalkan untuk
bertahan dalam jangka waktu lama
- Struktur organisasi
adanya pembagian kerja dan stratifikasi kasta
- Sejarah perkembangan hidup
lahir, tumbuh, berkembang dan mati
 Yang termasuk karakteristik kelompok adalah:
- Densitas (kerapatan)
- Natalitas (laju kelahiran)
- Mortalitas (laju kematian)
- Dispersi
 Densitas atau kerapatan adalah besarnya
populasi dalam suatu:
- unit area (per meter persegi, per hektar)
- habitat (per individu, per rumpun)
- volume (per liter, per meter kubik)
- berat media tempat hidup (per gram tanah, per
kilo gram beras)
Secara umum terdapat dua Densitas :
1. Densitas Absolut
adalah jumlah seluruh individu dalam suatu unit
area atau permukaan
Dapat diketahui jumlah anggota populasi
sebenarnya, contoh: 75 per 1000 m Cyperus iria
 Kerapatan absolut (Mutlak)
1. Metode penghitungan menyeluruh
2. Metode cuplikan
o Metode kuadrat
o Metode Line Intercept
o Metode tangkap dan tangkap lagi
(Capture-Mark-Recapture method)
2. Densitas Relatif (relative density)
adalah jumlah individu yang berhubungan dengan
jumlah lain pada ruang dan waktu
Sangat berkaitan dengan metode yang
digunakan pada pengambilan sampel, sehingga
hanya dapat digunakan untuk perbandingan
 Natalitas atau laju kelahiran adalah:
- Banyaknya anak yang dilahirkan dalam suatu
populasi pada waktu tertentu
 Pada umumnya natalitas dianggap selalu konstan
dari generasi ke generasi, namum pada
kenyataannya selalu berubah-ubah dan
merupakan penyebab utama pada perubahan
populasi.
 Tingkat reproduksi tumbuhan dapat mencapai
maksimal pada kondisi yang mendukung, yaitu:
1. Lingkungan stabil
2. Populasi tidak terlalu padat
3. Daya dukung lingkungan relatif terhadap rata-
rata populasi
4. Laju reproduktif spesies optimal
5. Tidak terjadi kompetisi, baik intraspesifik
maupun interspesifik
6. Peranan musuh alami kecil
 Mortalitas atau laju kematian adalah jumlah
tumbuhan yang mati dalam suatu populasi pada
waktu tertentu
 Mortalitas terdiri dari mortalitas potensial dan
mortalitas riil
1. Mortalitas potensial
Mortalitas potensial adalah banyaknya hewan
yang mungkin mengalami kematian pada kondisi
lingkungan yang paling baik
Misalnya kematian serangga kontrol pada
penelitian laboratorium, kematian tumbuhan
kontrol pada penelitian laboratorium
2. Mortalitas Riil
Motalitas riil adalah mortalitas hewan atau
tumbuhan yang ditemukan di lapang
Matinya individu pada kondisi lingkungan
tertentu
Populasi dapat berubah jumlahnya dalam jangka
waktu tertentu (satu musim, satu tahun, atau
beberapa tahun)
 Perubahan ukuran populasi :
1. tidak beraturan menurut skala waktu (iiregular) 
fluktuasi
 disebabkan  perubahan cuaca, perubahan ketersediaan
makanan, pengaruh perburuan manusia
 beraturan dan tetap skala waktunya (regular)
 siklis
1. hubungan prey-predator
2. kondisi musim yang berubah secara tetap setiap
tahun
Ada dua kurva yang dapat menggambarkan
pertumbuhan dari suatu populasi, yaitu :
1. Pertumbuhan eksponensial : kerapatan bertambah
dengan cepat dan kemudian berhenti secara
mendadak karena hambatan lingkungan
2. Pertumbuhan sigmoid : populasi bertambah secara
perlahan mula-mula (fase
percepatan/pembentukan) kemudian lebih cepat
dan berangsur-angsur melambat karena hambatan
lingkungan meningkat sampai tingkat yang kurang
lebih seimbang
Penyebaran Populasi

 Percobaan kolonisasi

Kolonisasi Distribusi terbatas karena area baru tidak dapat


berhasil diakses, keterbatasan waktu untuk
mencapainya, atau karena spesies gagal
mengenai area tsb sebagai habitat yang sesuai

Kolonisasi tidak Distribusi terbatas karena adanya spesies lain


berhasil atau faktor lingkungan
ra

Sulawesi
Cisarua selatan
1994 1997

Jawa 1995
 Organisme yang kita pelajari merupakan hasil
dari perjalanan evolusi yang panjang. Toleransi
suatu spesies dapat berubah karena adanya
seleksi alam. Contoh: ngengat biston
Tiga model penyebaran organisme
 Penyebaran difusi: penyebaran spesies secara
lambat melalui daerah yang kondusif selama
beberapa generasi.
 Penyebaran meloncat: penyebaran spesies
secara cepat melalui daerah yang kurang
kondusif.
 Penyebaran sekuler: penyebaran geologis
diiringi dengan perubahan evolusi dalam
prosesnya.
 Pendekatan proksimal melihat pemilihan habitat
sebagai hasil mekanisme perilaku dan
mempertanyakan bagaimana dalam kerangka
fisologi hewan memilih habitatnya.
 Pendekatan ulimate atau pendekatan evolusi
melihat alasan adaptifuntuk pemilihan habitat
dan signifikansi evalusioner dari perilaku yang
terlibat.
 Seleksi habitat berdasarkan ketersediaan
makanan
 Seleksi habitat berdasarkan penghindaran
dari kompetitor
 Seleksi habitat berdasarkan penghindaran
dari predator
Populasi suatu spesies tidak terdapat di suatu area karena:

Masalah penyebaran? Area tersebut tidak dapat dicapai)


ya Ya
Tidak
Masalah perilaku? Area tersebut tidak cocok
Ya
Tidak
Masalah faktor biotik? Predator, parasit, pesaing, penyakit
Ya
Tidak
Fisik: kelembaban, suhu, cahaya, angin
Masalah faktor abiotik? Kimiawi: pH, salinitas, kadar O2, air
Ya

Gambar 6.2. Diagram alir model penyebaran organisme


 Dalam luasan tertentu, penyebaran atau
distribusi individu-individu suatu populasi
dapat digambarkan dalam tiga pola dasar, yaitu :

Seragam
Pola ini jarang terdapat,
hanya terjadi apabila
terdapat kompetisi kuat
antara individu-individu dan
kondisi lingkungan yang
seragam
Mengelompok Keterangan
 Paling umum dijumpai di
alam, hal ini disebabkan
kondisi lingkungan yang
jarang seragam. Pola
reproduksi spesies
mendorong terbentuknya
kelompok, begitu juga
pola perilaku yang
mendorong terbentuknya
kesatuan-kesatuan.
Mengelompok
Acak Keterangan
 Pola ini relatif jarang
terdapat, hanya
terjadi apabila kondisi
yang seragam dan
tidak ada kompetisi
yang kuat antara
individu-individu dan
tidak ada
kecenderungan masing-
masing individu untuk
memisahkan diri.
 Salah satu metode atau cara yang dapat
digunakan untuk menentukan pola
penyebaran suatu populasi adalah dengan
menggunakan Indeks Morisita. Hal yang harus
diketahui terlebih dahulu adalah metode
penarikan contoh. Metode penarikan contoh
untuk keperluan ini antara lain :
◦ Pengambilan sampel dengan plot
◦ Pengukuran jarak antar individu hewan/tumbuhan
atau jarak antara hewan/tumbuhan dengan titik
sampel yang telah ditentukan
• Pola penyebaran populasi dengan Indeks Morisita dapat
dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Id  n
 X 2
N
N N  1
• Keterangan :
n : Jumlah plot
N : Jumlah total individu seluruh plot
X2 : Kuadrat jumlah individu per plot

Jika dari hasil perhitungan di atas didapatkan hasil seperti


berikut :
Id = 1, maka distribusinya adalah random/acak
Id < 1, maka distribusinya adalah seragam/uniform
Id > 1, maka distribusinya adalah mengelompok/clumped
 Tabel 1. Hasil Pengamatan dengan
menggunakan metode ploting
Jumlah Individu Frekuensi Hasil
dalam Plot (X) Observasi {f(X)}

1 27
2 39
3 22
4 11
5 1
6 0
Dari Tabel 1 diatas, dapat ditentukan :
n =  f (X)
= 27 + 39 + 22 + 11 + 1
= 100
N =  {f (X) (X)}
= 27 (0) + 39 (1) + 22 (2) + 11 (3) + 1 (4)
= 120
X2=  {f (X) (X2)}
= 27 (0) + 39 (1) + 22 (4) + 11 (9) + 1 (16)
= 242

2
X N
Id  n
N  N  1 Jadi dapat kita tentukan bahwa
242  120 penyebaran populasi berdasarkan data
100 pengamatan diatas adalah mendekati
120(119) random dan mempunyai kecenderungan
= 0,85 ke uniform
 Untuk menetukan pola penyebaran populasi
yang sebenarnya harus diuji lebih lanjut
dengan rumus sebagai berikut :

n X 2

X 2
N
N
Keterangan :
X2 : Nilai Chi-square
n : Jumlah Plot
X2 : Jumlah kuadrat individu per plot
N : Jumlah total individu dalam seluruh plot
 Sehingga untuk contoh diatas diperoleh:
(100)( 242)
X 
2
 120
120
 201,67 - 120
 81,67
Nilai X2hitung ini selanjutnya kita bandingkan
dengan nilai X2tabel dengan derajat bebas n – 1.
Dari contoh di atas, X2tabel = 123,22. Berarti
X2hitung < X2tabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pola penyebaran populasi tersebut tidak
berbeda nyata dengan random (pola penyebaran
populasi adalah random)

Anda mungkin juga menyukai