Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

(SECARA ON-LINE)

SURVEI DAN DISKRIPSI


POPULASI TUMBUHAN DAN HEWAN

Dilaporkan oleh :

Kelompok 1

Faradina Afida
Mifa Hurrahma
Mimi Mirahika
Ica Wismiati
Adha Ingga Pangastuti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FKIP UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
A. PENDAHULUAN
Dalam ekologi, suatu populasi merupakan himpunan organisme sejenis yang
hidup di suatu bentang ruang dan waktu yang sama. Anggota sebuah populasi
memiliki peluang untuk saling kawin secara ilmiah (tanpa pembatas atau
barrier).Anggota populasi biasanya ‘dipersatukan’ oleh kelompok penurunan yang
sama (sebagian besar), kebutuhan-kebutuhan yang sama dan oleh adanya ‘pembatas’
atau barrier yang membatasi penyebaran keluar (emigrasi) maupun kedalam
(imigrasi).
Jumlah anggota populasi ditentukan oleh laju kelahiran (natalis) dan laju
kematian (mortalitas) yang ada, serta oleh laju emograsi dan imigrasi. Dengan
adanya pengaruh pengaruh-pengaruh ini jumlah anggota populasi hamper selalu
berubah dari waktu ke waktu. Laju kelahiran adalah jumlah individu baru yang
muncul selama rentang waktu tertentu sebagai akibat adanya proses reproduksi.
Laju kematian adalah jumlah individu yang berkurang karena mengalami kematian
selama rentang waktu tertentu.Laju emigrasi adalah jumlah individu yang keluar
meninggalkan populasi selama rentang waktu tertentu.Sedangkan laju imigrasi
adalah jumlah individu yang dating dan bergabung dengan sebuah populasi selama
rentang waktu tertentu.
Pertambahan jumlah anggota populasi dari waktu ke waktu disebut
pertumbuhan populasi.Dalam hal ini dikenal dua tipe pertumbuhan, yaitu
pertumbuhan geometris dan pertumbuhan eksponensial.Pertumbuhan geometris
merupakan pertambahan jumlah anggota populasi secara geometris, artinya jumlah
individu bertambah dari waktu ke waktu dengan rasio pertambahan
konstan.Pertumbuhan eksponensial adalah proses pertambahan individu secara
eksponensial atau dengan rasio pertambahan yang merupakan kelipatan sebelumnya.
Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh dua macam dua faktor-faktor terkait
kepadatan (density-dependent factors), seperti ketersedian sumber daya dan
kerentanan terhadap musuh alami dan faktor-faktor tak terkait kepadatan (density-
independent factors), seperti bencana.

Parameter populasi
Populasi memiliki sejumlah parameter utama(karakteristik atau ciri-ciri yang
digunakan untuk mendeskripsikan sebuah populasi), antara lain :
 Jumlah anggota (N)
 Struktur anggota (Jenis kelamin, kelompok umur)
 Sebaran anggota (dalam ruang dan/atau waktu)
Berdasarkan jumlah anggotanya, sebuah populasi secara ‘kialitatf’ seering
digolongkan menjadi ‘sangat besar’, ‘besar’, ‘sedang’, ‘kecil’ dan ‘sangat kecil’.
Masing-masing kualitas ini bersifat sangat reatif, tergantung karakteristik biologis
(misalnya ukuran atau biomassa tubuh) dan ekologis (niche atau rekung dalam
habitat/ekosistem) organismenya.Kelimpahan (abundance) merupakan jumlah total
anggota populasi yang dapat dihitung dalam suatu bentang ruang dan waktu.
Kerapatan (density) merupakan jumlah anggota populasi per satuan ruang tertentu,
misalnya per m2, ha atau Km2.
Survei populasi
Apabila kita melakukan survei terhadap suatu populasi , maka kita bermaksud
mengetahui dan mendeskripsikan keadaan populasi tersebut berdasarkan parameter
parameter utamanya seperti yang tersebut diatas. Dalam pelaksanaannya, survei
populasi biasanya berupa sampling (pengambilan samples) yaitu pengambilan
sebagian atau cuplikan anggota-anggita dari populasi secara keseluruhan.
Pikirkanlah, mengapa kita hanya mengambil cuplikan saja ?
Cara atau teknik yang digunakan untuk sampling sebuah populasi sangat
beraneka dan kita harus memilih suatu cara yang tepat sesuai dengan karakteristik
organisme serta populasi yang kita pelajari. Cara cara yang digunakan untuk survei
populasi tumbuhan misalnya belum tentu sesuai untuk survei populasi hewan.
Demikian pula cara-cara yang digunakan untuk survei populasi hewan yang satu
belum tentu sesuai untuk survei populasi hewan yang lain.

Survei populasi tumbuhan


Apabila kita melakukan survei terhadap suatu populasi tumbuhan yang berupa
pohon, maka biasanya kita membagi anggota-anggota populasinya dengan dua cara,
yaitu berdasarkan :
 Kelas diameter batang (dbh=diameter at breast heigh)
 Fase pertumbuhan, yaitu semai (seedling), pancang (saplings), tiang (poles)
dan pohon (trees)
Tetapi dilapangan, kita mungkin akan menjumpai masalah apabila tumbuhan yang
kita survei memiliki bentuk tumbuh (growforms atau habitus) yang unit individunya
‘tidak atau kurang jelas’, misalnya karena membentuk rumpun atau saling membelit
membentuk semacam anyaman (webbing) seperti rumput alang-alang (Imperata
cylindrical) dan paku resam (Glichenia linearis) misalnya.

Survei populasi hewan


Dalam survei populasi hewan kita harus mempertimbangkan pola aktifitas hewan
yang dipelajari, seperti :
 Apakah hewan ini aktif pada malam atau siang hari ?
 Apakah hewan ini aktif bergerak dan memiliki kemampuan bergerak cepat ?
 Apakah hewan ini bergerak menjelajahi ruang luas setiap harinya ?
Pada dasarnya hal hal yang biasa disurvei dari suatu populasi hewan adalah :
 Jumlah anggota (N)
 sruktur anggota
- jumlah anggota menurut jenis kelamin
- Jumlah anggota menurut umur, yaitu anak (infants), juawan (Juveniles)
dan dewasa (adults).
 Sebaran anggota dalam ruang ataupun wkatu, yaitu apakah tersebar merata
(even), acak (random) atau menegelompok (clumping) (gambar1.1)
Gambar 1: Sebaran anggota populasi: (A) merata, (B) acak, dan (C)
mengelompok.
Dalam survei populasi hewan, mungkin kita akan menjumpai kesulitan
dilapangan apabila, hewan yang dipelajari bersifat terlalu elusive (tidak suka
menampakkan diri) cryptic (memiliki rupa yang tidak mudah ditemukan karena
berkamuflase dengan lingkungannya) atau terlalu mobile (bergerak terus) atau hanya
muncul secara seasonal (musiman) sehingga sulit disampling.

Keanekaragaman anggota populasi


Dialam tidak pernah dijumpai suatu populasi yang benar-benar homogen, artinya
tidak memiliki keanekaragaman diantara anggota anggotanya, baik secara morfologi
maupun genetis.Umumnya satu populasi bersifat heterogen. Kita bisa menggunakan
morfometri, yaitu pengukuran tubuh, untuk melihat sejauh mana heterogenitas di
antara anggota anggota suatu populasi (Gambar 2 )

Dinamika populasi
Dinamika populasi menggambarkan perubahan fluktuatif yang dialami suatu
populasi dari wkatu ke waktu.Untuk mengetahui dinamika populasi biasanya
dibutuhkan waktu yang cukup lama, meskipun hal ini bersifat relative karena
tergantung organismeenya perubahan ini dapat dilihat dari parameter jumlah
individu (N), rasio kelamin, keanekaragamn morfometris dan atau genetis, maupun
sebaran individu-individu penyusunannya.
Gambar 2 : Contoh heterogenitas berat tubuh individu dalam sebuah populasi yang
dipengaruhi oleh ukuran tubuh.

Metode sampling
Sampling dapat dilakukan secara beraturan (systematic sampling), acak (random
sampling) atau terarah ata u berdasarkan pertimbangan(purposive sampling)
baik dalam ruang maupun waktu.Perhatikan penjelasan lebih lanjut oleh dosen
tentang hal ini. Semua cara tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
plot, yaitu bidang berupa bujursangkar, persegi ataupun lingkaran dimana cuplikan
diambil, atau transek,yaitu garis atau bidang memanjang dimana cuplikan diambil,
dan titik yaitu titik-titik dimana pengambilan cuplikan dilakukan. Cara sampling
dipilih dengan mempertimbangkan karakteristik (ukuran tubuh, perilaku) organismee
yang dipelajari dan karakteristik populasinya (sebaran anggota, apabila bisa
diketahui sejak awal).

Ekologi Populasi Hewan


Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan piramida
penduduk, Piramida penduduk pada umunya disajikan dalam bentuk grafik batang
yang menggambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap
kelompok usia tertentu. Rentang interval umur yang umunya digunakan adalah lima
tahun (usia 0-4, 5-9, 10-14, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 50-54, 55-59, 60-64,
65-69, 70-74, 75 tahun lebih)
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk berdasarkan usia dan
jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a. Komposisi penduduk muda (ekspansif), dengan bentuk piramida penduduk
menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain
sebagai berikut.
1) Jumlah penduduk usia muda (0-19 tahun) sangat besar, sedangkan usia
tua sedikit.
2) Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
kematian.
3) Pertumbuhan penduduk relative tinggi
4) Sebagian besar terdapat di Negara negra berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, Thaland, Tiongkok, Mesir dan India.
b. Komposisi penduduk dewasa (stasioner) dengan bentuk piramida penduduk
menyerupai batu nisan. Cirri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain
sebagai berikut :
1) Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa
relative seimbang
2) Tingkat kelahiran umunya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan
angka kematian relative lebih rendah.
3) Pertumbuhan penduduk kecil
4) Terdapat di beberapa Negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda
dan Inggris
c. Komposisi penduduk tua (konstruktif), dengan bentuk piramida pnduduk
meyerupai guci terbalik. Cirri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara
lain sebagai berikut
1) Jumlah penduduk usia muda (0-19) tahun dan usia tua (diatas usia 64
tahun) sangat kecil
2) Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada kelompok usia dewasa.
3) Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian
4) Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negative.
5) Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
6) Negara yang berada pada fase ini anatar lain Swedia, Jerman, dan Belgia.

Melalui data komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin kita dapat
menentukan perbandingan tingkat rasio jenis kelamin (sex ratio) pada berbagai
wilayah. Sex ratio dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Keterangan :
Sex Ratio : Rasio Jenis KElamin
Pm : Jumlah penduduk laki laki
Pf : Jumlah penduduk wanita
Manfaat lain dari komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat
dijasikan sebagai dasar perhitungan angka beban tanggungan (Dependency Ratio).
Angka tersebut dapat menggambarkan perbandingan jumlah penduduk usia
nonproduktif dengan usia produktif. Adapun yang dimaksud dengan usia
nonproduktif adalah kelompok usia anak-anak (0-14) dan penduduk dengan usia
lanjut (65 tahun), sedangkan usia produktif adalah penduduk pada kelompok usia
(15-64 tahun). Rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan angka beban
tanggungan adalah sebagai berikut
TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Memperkenalkan sampling dengan metoda plot bujur sangkar untuk
mengetahui jumlah dan struktur anggota populasi.
2. Menganalisis pola penyebaran populasi tumbuhan
3. Memperkenalkan cara analisis morfometri pada populasi hewan.
4. Menganalisis struktur umur populasi.

B. CARA KERJA
B.1. Sampling populasi tumbuhan
1. Sediakan seperangkat alat tulis, tali raffia dan pita ukur
2. Tentukan 2 lokasi/biotope dengan kondisi lingkungan yang berbeda
(misalnya lokasi dengan daerah terbuka dan ternaungi atau keadaan lainnya )
3. Catat beberapa faktor lingkungan yang bisa anda deteksi untuk setiap
lokasi/biotop, misalnya kondisi cuaca yang teramati secara visual saja, cerah,
mendung, dsb dan tanah yg lembab, kering dsb)
4. Buatlah 5 plot berukuran 2x2 m pada masing-masing biotope.
5. Lakukan sampling random, yaitu dengan cara menyebar plot pengamatan
secara acak pada setiap lokasi/biotop
6. Catat semua jenis tumbuhan yang ditemukan pada setiap plot.
7. Hitung jumlah individu setiap jenis/populasi yang ditemukan.
8. Pilih lima (5) populasi untuk dianalisis lebih lanjut.
9. Gunakan tabel kerja berikut ini untuk pedoman rekap data yang diperoleh.

Tabel berikut ini adalah hasil pencacahan 5 spesies/populasi tumbuhan di .....

Nama Nama Lokasi 1 Lokasi 2


No Spesies lokal Jumlah individu/ plot Jml individu /plot

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1

B.2. Pemerikasaan morfometri, Analisis Kepadatan dan Pertumbuhan


populasi hewan
CARA KERJA :
1. Sediakan alat tulis, penggaris dan kalkulator
2. Lakukan survey dipasar, kemudian pilih satu jenis/populasi ikan kecil yang
banyak ditemukan/dijual dipasar tempat anda domisili.Ini akan menjadi hasil
sampling ikan yang terdiri dari beberapa tempat (populasi 1 s/d ..( sesuai
jumlah anggota kelompok,karena setiap kelompok akan menerima hasil
sampling dari satu populasi ikan.
3. Lakukanlah pengukuran panjang dan lebar tubuh dari masing-masing
individu ikan yang diperoleh.
4. Tabulasikan secara kolektif (semua kelompok) hasil pengukuran tersebut
dengan menggunakan tabel dibawah ini:
Populasi ke- Individu Panjang Lebar Panjang/Lebar

Rerata

2- dst? Buat seperti tabel populasi ke-1

5. Buat histogram hasil pengukuran mofometri (nilai rata-rata pengukuran


panjang dan lebar setiap individu)
6. Bandingkan morfometri ikan dari semua populasi ( dari tiap anggota) yang
mengukur sampel/populasi ikannya masing-masing..
Parameter morfometri
Morfometri merupakan peneraan pengukuran morfologi yang meliputi
ukuran panjang dan berat, serta skala kondisi fisik berdasarkan standar morfologi
tubuh, sesuai fase hidup hewan. Morfometri dimaksudkan untuk mengukur
bagian tubuh yang penting pada hewan, agar diketahui kisaran ukurannya,
disetiap fase pertumbuhan pada masing-masing jenis-spesies hewan, sehingga
informasi untuk determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat. Nilai
penting yang terkandung dalam morfometri yaitu untuk mengenal lebih
mendalam tentang jenis-spesies, melakukan estimasi umur dan jenis kelamin
serta mengetahui berat dan ukuran tubuh. Morfometri adalah suatu studi yang
bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk)
dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu
organisme (Anonim, 2010). Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data
pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan (Turan, 1998). Dalam
biologi perikanan pengukuran morfologi (analisis morfometri) digunakan untuk
mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi suatu
stok populasi ikan (Misra dan Easton, 1999).

Cara pengukuran
Morfometri ikan adalah pengukuran bagian-bagian anatomi ikan seperti panjang
badan, jarak sirip, panjang sirip, dll pengukuran menggunkan penggaris.

Panjang total atau total length (TL), yaitu ukuran lurus horizontal dari ujung mulut
(tip of the snout) sampai ujung ekor yang paling panjang.
1. Panjang cagak atau fork length (FL), yaitu ukuran lurus horizontal dari
ujung mulut sampai ujung duri bagian tengah ekor.
2. Panjang baku atau standard length (SL), yaitu ukutan lurus horizontal dari
ujung mulut sampai pangkal ekor (hypural plate).
3. Panjang kepala atau head length (HL), yaitu ukuran lurus horizontal dari
ujung mulut hingga sisi paling belakang dari operculum.

Cara analisis
Nama Nama Lokasi 1 Jlh Lokasi 2
lokal plot
No Spesies Jumlah individu/ plot lokasi Jml individu /p
1

1 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Richardia scabra L Semanggi 12 5 10 20 3 50 2 43 12 11


meksiko 4
kasar

2 Chamaecrista Kacang 20 - 25 2 14 61 3 2 1 3
fallacina peka

3 Neprolepis Pakis 9 12 5 7 27 60 7 - - -
exaltata pedang

4 Oxonopus Rumput 50 50 33 12 39 184 1 16 22 11


compressus pahit 2

5 Paspalum Rumput 19 12 10 50 50 114 40 50 50 24


distichum jari air

6 Ageratum Bandotan 28 38 18 36 28 148 36 30 32 28


conyzides L

7 Axonopus Rumput 32 35 30 - 28 125 28 30 31 35


compressus gajah

8 Centella asiatica Pegagan 25 20 18 26 30 119 18 20 15 -

9 Cyperus rotundus Rumput 38 32 19 - 35 124 25 27 23 18


teki

10 Hedyotis Rumput 18 20 - 23 21 82 10 - 18 16
corymbosa mutiara

11 Centella asiatica Daun 39 27 48 33 35 182 - 22 32 21


pegaga

12 Melastoma Daun 12 21 14 17 20 84 21 12 23 24
malabathricum L senduk

13 Pleioblastus Rumput 42 47 38 32 29 188 26 28 30 27


viridistriatuscoryn sarang
ephorus vahlii buaya

14 Orynephorus Rumput 15 22 17 20 16 90 25 23 14 19
canescens tilam
15 Poa anua L Rumput 38 46 48 36 30 198 23 25 31 29
meadow

Cyperus rotundus Rumput 30 34 30 20 - 114 25 18 27 10


16 teki

17. Ageratum Bandotan 40 - 25 25 20 110 40 38 - 27


conyzides L

18. Eleusine indica Rumput 20 25 5 15 30 95 10 25 10 5


belulang

19 Axonopus Rumput 50 55 42 40 40 227 42 45 40 35


compressu gajah

20 Medicago lupilina Medikago 20 25 10 10 15 80 30 5 12 27

Metode analisis morfologis tradisional yaitu dengan perbandingan antara


univariate karakter meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh,
dan tinggi tubuh, yang mampu mengidentifikasi perbedaan antar spesies.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lakukan analisis data untuk parameter berikut :

1. Tentukan pola penyebaran salah satu populasi/spesies tumbuhan pada setiap


lokasi, dengan menggunakan rumus Pola penyebaran Poisson.
2. Hitung Nilai Kerapatan (K) dan Kerapatan Relatif (KR), Frekwensi (F) dan
Frekwensi Relatif (FR) lima populasi/spesies .
3. Tentukan Indeks Keanekaragaman kedua komunitas/Lokasi yang dianalisis

Jawab:

2
2
∑ Xi 2 – (∑ Xi)
1. S = n
n−1

Ket. : S2 = variansi

Xi = jumlah individu pd sampel ke I

n = jumlah plot/sampel

Kriteria : jika variansi/x rata-rata =1→penyebaran acak

variansi/x rata-rata <1→penyebaran merata

variansi/x rata-rata > 1 → mengelompok


I xi x x i−x ¿¿

1 102 76,6 25,4 645,16

2 9 76,6 -67,6 4569,8

3 7 76,6 -69,6 4844,2

4 65 76,6 -11,6 134,56

5 200 76,6 123,4 15228

383 25421

2
S =Σ ¿ ¿6355,3

Karena 6355,3 > 1 maka variansi/x rata-rata > 1 → mengelompok


2.
NO Jenis K(ind /m2) KR(%) F FR(%)
1 Richardia scabra L 20,4 26,632 1 25
2 Chamaecrista 1,8 2,3499 0,8 20
fallacina
3 Neprolepis exaltata 1,4 1,8277 0,2 5
4 Oxonopus 13 16,971 1 25
compressus
5 Paspalum distichum 40 52,219 1 25
JLH 76,6 100 4 100

jlh suatu jenis 102 2


−kerapatan( K)= = =20 , 4 ind/m
luas area 5

K suatu jenis 20 , 4
−kerapatan relatif (KR )= X 100%= X 100 %=26,632 %
K seluruh jenis 76 , 6

Jlh plot yang ditempati suatu jenis 5


- Frekwensi (F) ¿= x 100% = x 100%
jlh seluruh plot 5
=1
F suatu jenis 1
- Frekwensi Relatif (FR) ¿= X 100%= x 100% = 25 %
F seluruh jenis 4
3. Untuk mencari Indeks Keanekaragaman kedua komunitas/Lokasi yang
dianalisis kami melanjutkan tabel jawaban nomor 2
JLH BA (cm^2) populasi A-E

225,6369
1,83121
3,901274
81,28981
720,7006

D =(225,6369/20) = 11,2818471
DR= (11,2818471/ 51,66799)x 100% =21,8352724 %
NP= KR + FR + DR

D(m2 /m2) DR(%) NP Pi ln Pi

11,28184713 21,8352724 73,467 -0,345

0,091561 0,1772 22,527 -0,194

0,195064 0,3775 7,2052 -0,09

4,06449 7,8666 49,838 -0,298

36,03503 69,7434 146,96 -0,35

JLH : 51,66799 100 300 -1,276

H’= - Σ pi ln pi, dimana pi=ni/N ni=jumlah individu semua jenis.


H’ = - = -1,276
H’ = = 1,276
H’ tumbuhan dihitung berdasarkan Nilai Penting
H’ hewan dapat dihitung berdasarkan kelimpahan

CATATAN : Data dan hasil analisis ini dikumpulkan secara kolektif per kelompok
untuk didiskusikan kemudian buat laporan praktium dalam bentuk laporan
kelompok.

PERTANYAAN UNTUK PANDUAN PEMBAHASAN/KELOMPOK


1. Seberapa besar perbedaan antara hasil-hasil analisis parameter yang
diperoleh pada dua lokasi atau biotop yang berbeda?
Kuatnya pengaruh ketinggian memperlihatkan bahwa persebaran
vegetasi di daerah tropis terbagi menjadi beberapa wilayah penyebaran sesuai
dengan ketinggian tempat sehingga komposisi jenis tumbuhannya
menunjukkan perbedaan (Dolezal dan Strutek, 2002; Ewusie, 1990). Efek
faktor-faktor fisiografis terlihat dari perbedaan vegetasi yang berada di
beberapa wilayah tersebut.
2. Adakah kaitan antara perbedaan kondisi lingkungan kadua lokasi dengan
perbedaan hasil analisis paramater yang diukur ?
Pertumbuhan rumput dan herba mempunyai indeks keanekaragaman
jenis yang tinggi dipengaruhi oleh topografi lokasi pengamatan dengan
adanya tutupan dari tajuk pada tingkat pertumbuhan tiang dan pohon.

C.2 . Populasi hewan


Populasi ke- Individu Panjang Lebar Panjang/Lebar

1 (Barbonimus 1 17 cm 4,5 cm 3,8


gonionotus/ ikan
tawes)
2 16 cm 4,5 cm 3,6

3 17 cm 4,5 cm 3,8

4 16,5 cm 5 cm 3,3

5 15 cm 4 cm 3,8

Rerata 16,3 cm 4,5 cm 3,7

2. 1 28 cm 10 cm 2,8
(Oreochromis
niloticus/Ikan 2 12 cm 4 cm 3
Nila) 3 12 cm 4,5 cm 2,6

4 18 cm 7 cm 2,5

5 15 cm 5,5 cm 2,7

Rerata 17 cm 6,2 cm 2,72

3. Pangasius 1 28 cm 5 cm 5,7
hypothalamus
(ikan duri) 2 21,5 cm 3 cm 6

3 24 cm 4 cm 6

4 23 cm 4 cm 5,75

5 23 cm 4,5 cm 5,1

Rerata 23,9 cm 4,1 cm 5,71

4.Thsennus 1. 13 cm 4,5 cm 17,5 cm


obesus(ikan
mata besar )

2. 10 cm 3 cm 13 cm

3. 8 cm 3 cm 11 cm

4. 7,5 cm 4 cm 11,5 cm

5. 6 cm 3,5 cm 9,5 cm

Rerata 8,9 cm 18 cm 12,5


PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK PEMBAHASAN
Adakah perbedaan antara rerata panjang dan/atau lebar tubuh ikan dari satu
populasi apabila dibandingkan dengan hal yang sama dari populasi ikan yang
lain ?

D. KESIMPULAN
E. REFERENSI

( Lampirkan satu Video kerja pelaksanaan praktikum kelompok/salah satu


anggogta kelompok yang mewakili kelompok masing-masing)
F. LAMPIRAN

POPULASI TUMBUHAN

Ekosistem perkebunan kelapa sawit


(Faradina afida)

Mifta hurrahma

Mimi mirahika
Adha ingga pangastuti

POPULASI HEWAN

1. Barbonimus gonionotus/ ikan tawes

2. Oreochromis niloticus/Ikan Nila


3. Pangasius hypothalamus (ikan
duri)

4. Thsennus obesus (ikan mata besar )


(()ikan mata besar )

Anda mungkin juga menyukai