EKOLOGI HEWAN
ESTIMASI POPULASI
OLEH:
KELOMPOK VA
DWI MERYASTUTI
LABORATORIUM PENDIDIKAN IV
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
BAB I PENDAHULUAN
organisme dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses
hubungan timbal balik atau interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan
yang lain dan dengan lingkungan sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi
kegiatan hidup organisme. Semua individu yang hidup dalam suatu daerah membentuk
suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang cenderung untuk hidup bersama
di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas ekologi dimana suatu
komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya secara bersama-
1990).
tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu. Suatu populasi
laju/tingkat kematian (mortalitas), sebaran umur dan sex (rasio bayi, anak, individu
muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau jantan), dll. Sifat-sifat ini dapat
secara alami maupun perubahan kondisi populasi karena adanya pengaruh perubahan
lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan cerminan ukuran
populasi (jumlah total individu) yang hidup dalam kawasan tertentu (Tobing, 2008).
hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau
membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat
dalam unit tersebut. Menurut Junaidi (2010), ukuran populasi umumnya bervariasi dari
konstan sedangkan populasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang
pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse
antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada
tersebut di alam.
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga
ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan
sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang
khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi populasi setempat,
statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik
ini adalah percobaannya cepat serta alat dan bahan yang digunakan cukup mudah
Tujuan dari praktikum ini adalah menaksir populasi kumbang beras (Sitophilus
interaksi genetik dengan tata ruang tertentu. Karakteristik dasar populasi yang banyak
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis.
Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu
menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah
laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari
tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang
cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain
tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik
pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga
ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan
sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang
khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi
pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi.
Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Junaidi, 2010).
Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan
hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit atau persatuan
luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan relatif relatif dapat
dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis
yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinytakan dalam bentuk
adalah metode Capture Mark Release Recapture (CMMR). Capture Mark Release
sebagai metode pengamatan populasi. Metode ini adalah metode yang umum dipakai
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan
dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.
Metode Capture Mark Recapture ditujukan merupakan salah satu metode inventarisasi
satwa liar yang digunakan untuk memperkirakan berbagai parameter populasi antara
lain kepadatan populasi, laju kematian, kelahiran, emigrasi dan imigrasi. Pada metode
ini dilakukan penangkapan satwa, kemudian satwa yang telah ditangkap ditandai dan
sehingga didapatkan individu yang bertanda dan tidak bertanda. Selama dua periode
waktu pengamatan, tidak terdapat penambahan (kelahiran atau imigrasi) ataupun
Umumnya semua asumsi dalam studi CMMR dapat terpenuhi kecuali asumsi
ke-2. Metode CMR dapat dilakukan selama beberapa bulan atau beberapa tahun
(multiple cencus) dengan melakukan beberapa periode penangkapan. Jika hal ini
dilakukan, maka akan diketahui dinamika populasi sehingga dapat diperkirakan laju
mewakili populasi. Ukuran besar kecilnya sa,pel sangatlah penting. Dalam hal ini
semakin besar sample maka semakin mewakili populasi. Populasi ditafsirkan sebagai
kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya
mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang
statistic, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu Simulasi Estimasi Populasi. Tujuan
membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu rumus Petersen dan Schnabel.
Kepadatan pupolasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam
bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau
parameter ini tidak begitu tapat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relative.
dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relative
Praktikum Metoda Estimasi Populasi ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret
2019di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki, penggaris, tipe-X, kertas.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung terigu 500 gram, kutu beras
(Sitophilus oryzae)
Tepung beras dimasukkan ke dalam wadah yang ketebalannya setengah dari dalamnya
wadah, kemudian kumbang beras dilepaskan ke dalam tepung, lalu diaduk sehingga
berukuran 5cm x 5cm. Setelah itu dilakukan pencuplikan sebanyak 5 cuplikan diantara
grid tersebut. Kumbang beras yang diperoleh dari penangkapan pertama ini seluruhnya
kembali kedalam wadah yang berisi tepung dan diratakan penyebarannya. Kemudian
dibiarkan selama 1 jam. Setelah itu kumbang diambil kembali seperti pada
pencuplikan pertama. Dihitung jumlah kumbang bertanda dan tidak bertanda sebagai
N = F1 x F2
F3
Keterangan
N = Total Populasi
F1 = jumlah hewan hasil cuplikan 1
F2 = jumlah hewan hasil cuplikan 2
F3 = jumlah hewan hasil cuplikan 2 yang bertanda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang didapat dari praktikum estimasi populasi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Estimasi populasi
No. Pencuplikan I Pencuplikan II ket
1. Cuplik 1 = 9 Cuplik 1 = 5
2=3 2 = 14
3=5 3=4
4 = 13 4=9
5 = 14 5=6
F1 = 48 F2 = 38
F3 = 5
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu pada pencuplikan
pertama didapatkan cuplik ke1 sebanyak 9 individu, ke 2 sebanyak 3 individu, ke 3
sebanyak 5 individu, ke 5 sebanyak 14 dan total F1 adalah 48 individu, kemudian pada
pencuplikan ke2 didapatkan cuplik ke1 sebanyak 5 individu, ke3 sebnyak 14 individu,
ke3 sebanyak 4 individu, ke4 sebanyak 9 individu, ke5 sebanyak 6 individu dan total
F2 adalah 38 individu, dari pencuplikan ke2 didapatkan juga Sitophilus oryzae yang
telah didapatkan dipencuplikan pertama dan telah ditandai jumlah Sitophilus oryzae
yang didapatkan kembali ini merupakan F3 yaitu sebanyak 5 individu.
Menurut Hadisubroto (1989), metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai
teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi
secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample)
atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak
memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih
Individu-individu yang diambil sebagai sample haruslah acak sehingga dapat
mewakili populasi. Ukuran besar kecilnya sampel sangatlah penting. Dalam hal ini
semakin besar sampel maka semakin mewakili populasi. Populasi ditafsirkan sebagai
kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya
mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang
memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara
statistic, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam
kelompok itu (Soetjipta, 1992).
Perhitungan :
1. Metode Lincoln Peterson
𝐹1𝑥𝐹2
𝑁= 𝐹3
48𝑥 38
𝑁= = 365 individu
5
2. Metode Chapman
(𝐹1 + 1)𝑥 (𝐹2 + 2)
𝑁= − 1
(𝐹3 + 1)
(48+1)𝑥 (38+2)
𝑁= − 1 = 318 individu
(5+1)
3. Metode Sampling
5 Kuadran = 5 𝑥 25 = 125
12
𝑥 125 = 300 individu
5
pada kisaran= N ±2S. Persamaan ini umumnya dapat berbeda pada berbagai sumber,
seperti pada Introduction of Quantitative ecology yang disusun oleh Poole (1974)
maupun buku sejenis yang disusun oleh Krebs (1974).
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya agar praktikan lebih serius dalam
mendengarkan penyampaian materi dan lebih serius serta teliti dalam melakukan
Junaidi, E. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di
Maret 2019.
Rustamsyah, Z, Erny. Nurhatina, Sri dan Gani, N.A.1990. Biologi. Surabaya: Jurusan
Tarumingkeng, R.C. 1994. Metode Sampling Biotik Untuk Menduga Populasi Hewan
Tobing. 2008. Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata. Jurnal
Williams, B.K., J.D. Nichols, and M.J. Conroy. 2001. Analysis and Management of