Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN

ESTIMASI POPULASI

OLEH:

KELOMPOK VA

SILVIA INDRA DEWI (1710421001)

FANINDA RAHMASARI (1710421011)

NABILAH HAZIMAH (1710423009)

RESA ELITA (1710423029)

ASISTEN PENANGGUNG JAWAB

DWI MERYASTUTI

YENI GUSMA YANTI

LABORATORIUM PENDIDIKAN IV

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2019
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara

organisme dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses

hubungan timbal balik atau interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan

yang lain dan dengan lingkungan sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi

kegiatan hidup organisme. Semua individu yang hidup dalam suatu daerah membentuk

suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang cenderung untuk hidup bersama

di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas ekologi dimana suatu

komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya secara bersama-

sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam ekologi (Rustamsyah, et al

1990).

Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama (takson

tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu. Suatu populasi

memiliki karakter seperti kepadatan (densitas), laju/tingkat kelahiran (natalitas),

laju/tingkat kematian (mortalitas), sebaran umur dan sex (rasio bayi, anak, individu

muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau jantan), dll. Sifat-sifat ini dapat

dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui / memahami kondisi suatu populasi

secara alami maupun perubahan kondisi populasi karena adanya pengaruh perubahan

lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan cerminan ukuran

populasi (jumlah total individu) yang hidup dalam kawasan tertentu (Tobing, 2008).

Menurut Rakhmanda (2011), kepadatan populasi satu jenis atau kelompok

hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau

persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan

pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas dan untuk

membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat
dalam unit tersebut. Menurut Junaidi (2010), ukuran populasi umumnya bervariasi dari

waktu ke waktu. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif

konstan sedangkan populasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang

pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse

itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan

antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada

tersebut di alam.

Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan

kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga

ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan

sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang

khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi populasi setempat,

kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi

hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran

statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik

dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Hadisubroto, 1989).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk

mempermudah kita dalam penghitungan populasi dengan metoda Capture Mark

Release Recapture (CMMR) dengan cara menangkap, menandai dan melepaskan

kembali Sitophilus oryzaeke substrat tepung terigu. Keuntungan menggunakan metode

ini adalah percobaannya cepat serta alat dan bahan yang digunakan cukup mudah

ditemukan serta melatih ketelitian.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah menaksir populasi kumbang beras (Sitophilus

oryzae) pada substrat tepung.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalahsekelompok individu dalam satu spesies yang dapat melangsungkan

interaksi genetik dengan tata ruang tertentu. Karakteristik dasar populasi yang banyak

didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat parameter populasi yang mengubah

kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan

emigrasi (Tarumingkeng, 1994).

Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis.

Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu

menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah

laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari

tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang

cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain

tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik

bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam populasi.Tingkat

pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga

mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto, 1989).

Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan

kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga

ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan

sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang

khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi

setempat. Kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil

populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa

pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi.

Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Junaidi, 2010).
Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan

perhitungan kepadatan suatu populasi.Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok

hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit atau persatuan

luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan relatif relatif dapat

dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis

yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinytakan dalam bentuk

presentase (Suin, 1989).

Beberapa metode yang digunakan dalam estimasi populasi, salah satunya

adalah metode Capture Mark Release Recapture (CMMR). Capture Mark Release

Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel

sebagai metode pengamatan populasi. Metode ini adalah metode yang umum dipakai

untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan

tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan

hasil dapat dibuat dalam sistem daftar (Hadisubroto, 1989).

Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode

capture-recapture yang merupakan metode sederhana untuk menduga ukuran populasi

dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.

Metode Capture Mark Recapture ditujukan merupakan salah satu metode inventarisasi

satwa liar yang digunakan untuk memperkirakan berbagai parameter populasi antara

lain kepadatan populasi, laju kematian, kelahiran, emigrasi dan imigrasi. Pada metode

ini dilakukan penangkapan satwa, kemudian satwa yang telah ditangkap ditandai dan

dilepaskan kembali. Dalam periode waktu tertentu, dilakukan penangkapan kembali

sehingga didapatkan individu yang bertanda dan tidak bertanda. Selama dua periode
waktu pengamatan, tidak terdapat penambahan (kelahiran atau imigrasi) ataupun

pengurangan (kematian atau emigrasi) jumlah populasi (Poole, 1974).

Umumnya semua asumsi dalam studi CMMR dapat terpenuhi kecuali asumsi

ke-2. Metode CMR dapat dilakukan selama beberapa bulan atau beberapa tahun

(multiple cencus) dengan melakukan beberapa periode penangkapan. Jika hal ini

dilakukan, maka akan diketahui dinamika populasi sehingga dapat diperkirakan laju

kelahiran ataupun laju kematian dari suatu populasi (Krebs, 1978).

Individu-individu yang diambil sebagai sample haruslah acak sehingga dapat

mewakili populasi. Ukuran besar kecilnya sa,pel sangatlah penting. Dalam hal ini

semakin besar sample maka semakin mewakili populasi. Populasi ditafsirkan sebagai

kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya

mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang

memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara

statistic, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam

kelompok itu (Soetjipta, 1992).

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu Simulasi Estimasi Populasi. Tujuan

diadakannya kegiatan ini adalah untuk menerapkan metode Capture–Mark–Release –

Recapture untuk memperkirakan besarnya populasi simulan (objek simulasi) dan

membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu rumus Petersen dan Schnabel.

Kepadatan pupolasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam

bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau

persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung

produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya

parameter ini tidak begitu tapat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relative.

Kepadatan relative dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis

dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relative

biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Suin, 1989).


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Metoda Estimasi Populasi ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret

2019di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki, penggaris, tipe-X, kertas.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung terigu 500 gram, kutu beras

(Sitophilus oryzae)

3.3 Cara Kerja

Tepung beras dimasukkan ke dalam wadah yang ketebalannya setengah dari dalamnya

wadah, kemudian kumbang beras dilepaskan ke dalam tepung, lalu diaduk sehingga

penyebarannya merata di dalam wadah. Kemudian dibuat petak-petak kecil (grid)

berukuran 5cm x 5cm. Setelah itu dilakukan pencuplikan sebanyak 5 cuplikan diantara

grid tersebut. Kumbang beras yang diperoleh dari penangkapan pertama ini seluruhnya

ditandai bagian toraknya disebut F1 dan hitung jumlahnya. Kemudian dilepaskan

kembali kedalam wadah yang berisi tepung dan diratakan penyebarannya. Kemudian

dibiarkan selama 1 jam. Setelah itu kumbang diambil kembali seperti pada

pencuplikan pertama. Dihitung jumlah kumbang bertanda dan tidak bertanda sebagai

F2, sedangkan kumbang yang bertanda saja sebagai F3.

3.4 Analisis Data

Data dianalisa dengan menggunakan rumus:

N = F1 x F2
F3
Keterangan
N = Total Populasi
F1 = jumlah hewan hasil cuplikan 1
F2 = jumlah hewan hasil cuplikan 2
F3 = jumlah hewan hasil cuplikan 2 yang bertanda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil yang didapat dari praktikum estimasi populasi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Estimasi populasi
No. Pencuplikan I Pencuplikan II ket
1. Cuplik 1 = 9 Cuplik 1 = 5
2=3 2 = 14
3=5 3=4
4 = 13 4=9
5 = 14 5=6
F1 = 48 F2 = 38
F3 = 5
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu pada pencuplikan
pertama didapatkan cuplik ke1 sebanyak 9 individu, ke 2 sebanyak 3 individu, ke 3
sebanyak 5 individu, ke 5 sebanyak 14 dan total F1 adalah 48 individu, kemudian pada
pencuplikan ke2 didapatkan cuplik ke1 sebanyak 5 individu, ke3 sebnyak 14 individu,
ke3 sebanyak 4 individu, ke4 sebanyak 9 individu, ke5 sebanyak 6 individu dan total
F2 adalah 38 individu, dari pencuplikan ke2 didapatkan juga Sitophilus oryzae yang
telah didapatkan dipencuplikan pertama dan telah ditandai jumlah Sitophilus oryzae
yang didapatkan kembali ini merupakan F3 yaitu sebanyak 5 individu.
Menurut Hadisubroto (1989), metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai
teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi
secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample)
atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak
memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih
Individu-individu yang diambil sebagai sample haruslah acak sehingga dapat
mewakili populasi. Ukuran besar kecilnya sampel sangatlah penting. Dalam hal ini
semakin besar sampel maka semakin mewakili populasi. Populasi ditafsirkan sebagai
kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya
mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang
memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara
statistic, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam
kelompok itu (Soetjipta, 1992).
Perhitungan :
1. Metode Lincoln Peterson
𝐹1𝑥𝐹2
𝑁= 𝐹3
48𝑥 38
𝑁= = 365 individu
5
2. Metode Chapman
(𝐹1 + 1)𝑥 (𝐹2 + 2)
𝑁= − 1
(𝐹3 + 1)
(48+1)𝑥 (38+2)
𝑁= − 1 = 318 individu
(5+1)

3. Metode Sampling
5 Kuadran = 5 𝑥 25 = 125
12
𝑥 125 = 300 individu
5

Berdasarkan data yang didapatkan dilakukkan perhitungan dengan metode linceln


peterson dan metode champmen dengan rumus yang berbeda dan didapatkan hasil
yaitu dengan perhitungan metode liceln peterson sebanyak 365 individu dan
perhitungan metode champmen didapatkan hasil 317 individu.
Menurut Agus (1994) model Peterson adalah menangkap sejumlah individu
dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi
tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu
dilakukan pengambilan ke-2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari
penangkapan kedua inilah diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari
penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua.
Untuk mencari nilai pendugaan populasi pada suatu kawasan dapat
menggunakan rumus Chapman yang memodifikasi pendugaan Lincoln-Petersen,
(𝐹1+1)𝑥 (𝐹2+2)
yakni sebagai berikut: 𝑁 = − 1 maka populasi yang sebenarnya berada
(𝐹3+1)

pada kisaran= N ±2S. Persamaan ini umumnya dapat berbeda pada berbagai sumber,
seperti pada Introduction of Quantitative ecology yang disusun oleh Poole (1974)
maupun buku sejenis yang disusun oleh Krebs (1974).
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sitophylus oryzae yang diambil pada pencuplikan pertama didapatkan kembali

pada pencuplikan kedua.

2. Individu-individu yang diambil sebagai sample haruslah acak sehingga dapat

mewakili populasi yang ada pada satu wilayah.

3. Perhitungan dengan Metode Lincoln Peterson didapatkan hasil 365 individu.

4. Pehitungan dengan Metode Chapman didapatkan hasil 318 individu.

5. Perhitungan dengan Metode Sampling didapatkan hasil 300 individu

5.2. Saran

Adapun saran untuk praktikum selanjutnya agar praktikan lebih serius dalam

mendengarkan penyampaian materi dan lebih serius serta teliti dalam melakukan

pengamatan pada objek yang dilaksanakan di laboratorium dan diharapkan memahami

materi tentang objek yang akan dipraktikumkan.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. 1994. Penuntun Ekologi Umum. Jambi: Universitas jambi.

Hadisubroto, T. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: DEPDIKBUD.

Junaidi, E. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di

Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan: Jurnal Penelitian

Sains. Vol 13 (3).

McFarlane, Donald. 2003. Ecology. http://faculty. jsd.claremont.edu/

dmcfarlane/bio146mcfarlane/pdf/lab7_ecology.pdf. Diakses pada 20

Maret 2019.

Krebs, C. J. 1978. Ecology, The Experimental Analysis of Distribution and

eAbundance Second Edition. New York: Harper and Row. .

Poole, R. 1974. Introduction to Quantitative Ecology. New York: McGraw-Hill.

Rakhmanda, A. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan

Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan. Vol 1(1): 1-7.

Rustamsyah, Z, Erny. Nurhatina, Sri dan Gani, N.A.1990. Biologi. Surabaya: Jurusan

Kimia Fakultas MIPA ITS.

Soetjipta, 1992. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jakarta: DEPDIKBUD DIKTI.

Suin, N.M. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarumingkeng, R.C. 1994. Metode Sampling Biotik Untuk Menduga Populasi Hewan

Bergerak. Makasar: Universitas Negeri Hasanudin.

Tobing. 2008. Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata. Jurnal

VIS VITALIS. Vol (1).

Williams, B.K., J.D. Nichols, and M.J. Conroy. 2001. Analysis and Management of

Animal Populations. New York: Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai