EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN VIII
NIM : H41112311
: YULIANI
LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan sifat milik individu di dalam
kelompok itu. Populasi mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh,
memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang
cenderung dikendalikan secara biologi dan seleksi alam. Faktor negatif ataupun
Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak berarti selalu. Ketergantungan pada
secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana
iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya (Umar, 2013).
3. Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu
daerah yang akan tidak baik dalam ketiadaan migrasi tetapi juga
kegiatan yang lebih tinggi. Populasi ynag tidak bermigrasi sering kali harus
bentuk dorman selama periode yang tidak baik. Orientasi dan navigasi migrasi-
migrasi jarak jauh merupakan lapangan penelitian dan teori-teori yang sangat
yang terdiri atas individu-individu yang tergolong dalam satu jenis atau
varietas, ekotipe, atau satu unit taksonomi lain yang terdapat pada suatu
tempat. Populasi memiliki karakteristik yang khas untuk kelompok yang tidak
(Resosoedarmo, 1990).
Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran demikian yang terjadi dalam
Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.
oleh reproduksi vegetatif, susunan benih lokal dan fenomena lain. Dimana
ini adalah umum dimana penyebaran benih disebabkan angin (Michael, 1994).
kompetisi antara individu yang relatif ketat. Pola penyebaran acak terjadi
individu untuk bersegresi. Pada umumnya penyebaran acak dari hewan relatif
aktif dan individu membentuk suatu organisasi atau koloni tertentu, seperti
penutupan, dan biomassa. Kepadatan merupakan jumlah individu per unit area
atau unit volume. Dalam suatu tempat tidak semuanya merupakan tempat yang
layak bagi suatu spesies hewan. Mungkin dari tempat itu hanya sebagian saja
yang merupakan habitat yang layak bagi hewan tersebut. Kepadatan mutlak
(Soegianto, 1994).
Indeks ini tidak dipengaruhi oleh luas stasiun pengambilan sampel dan sangat
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah hewan dan tumbuhan
berikut:
ditentukan dimana dalam hal ini areal yang dipilih adalah di samping
Hasanuddin, Makassar.
atau ke samping.
3. Kemudian hewan maupun tumbuhan yang berada di dalam areal plot
diamati dan dicatat jumlahnya berdasarkan jenis yang ada dalam petak
sampel.
tabel X2.
BAB IV
SPESIES
Plot A B C D E F G H I J K L å
1. 7 47 3 6 7 - - - - - 6 - 76
2. - 15 - - - 2 1 2 - - - 1 21
3. 7 36 - 5 - 2 - 4 18 3 - - 75
4. 1 6 - 5 6 1 - 19 20 - - - 58
5. 1 - - 6 10 - 8 - 7 - - - 32
6. 5 26 2 8 - - 2 - - - - - 43
7. 2 15 4 4 3 1 - - - - - - 29
8. 4 20 2 8 4 1 2 - - 2 - 1 44
9. 4 10 2 - 2 - 8 - - 6 1 - 33
10. 5 3 2 32 17 - 5 2 - - - - 66
å 36 178 15 74 49 7 26 27 45 11 7 2 477
Dari tabel X2 dengan standarisasi pada selang kepercayaan 95% yaitu 3,325.
X2 hitung > X2 tabel.
460,8 > 3,325
Bentuk penyebaran secara tidak acak.
IV.2 Pembahasan
Pola penyebaran adalah pergerakan individu ke dalam atau keluar dari
geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka
penyebaran populasi dalam suatu areal dalam hal ini yang diamati adalah pola
Morisita.
(Belalang Valanga sp) sebanyak 36 dengan indeks Morisita sebesar 0,036 yang
indeks Morisita sebesar -0,011 yang mana nilainya menunjukkan lebih kecil
Cyperus rotundus) sebanyak 74 dengan indeks Morisita sebesar 0,22 yang mana
Morisita sebesar 0,084 yang mana nilainya menunjukkan lebih kecil daripada 1
sebesar 0,008 yang mana nilainya menunjukkan lebih kecil daripada 1 sehingga
27 dengan indeks Morisita sebesar 0,011 yang mana nilainya menunjukkan lebih
Liogrylus sp) sebanyak 11 dengan indeks Morisita sebesar -0,015 yang mana
Morisita sebesar -0,018 yang mana nilainya menunjukkan lebih kecil daripada 1
dengan tabel X2, dimana hasil dari perhitungan X2 diperoleh sebesar 460,8
sedangkan X2 tabel berdasarkan tabel chi square ini hanya 3,325. standarisasi
pada selang kepercayaan 95%. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa t hitung lebih
besar daripada t tabel sehingga dapat disimpulkan bentuk penyebarannya tidak
secara acak melainkan seperti yang dapat kita lihat pada indeks penyebaran
yang seragam sedangkan data nomor 2 lebih besar dari 1 sehingga berpola
berkelompok.
air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya. Dari pengamatan yang
populasinya secara seragam hal ini disebabkan karena adanya persaingan yang
wilayah yang sama. Sedangkan untuk data nomor 2 yaitu rumput gajah
yang dapat dilihat pada data pengamatan dimana pada plot 5 sama sekali tidak
plot yang lain banyak, hal ini dikarenakan faktor nutrisi, dimana derah yang
unsur-unsur hara yang diperlukan oleh rumput tersebut sedangkan pada plot
Pennisetum purpureum.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
secara acak namun secara homogen dan mengelompok dibuktikan dari uji
dengan rumus X2 yang dibandingkan dengan tabel X2, dimana hasil dari
tabel chi square ini hanya 3,325. standarisasi pada selang kepercayaan 95%.
Dari hasil ini dapat dilihat bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ludwig, J.A. and Reynold, J.F. 1988. Statistical Ecology A Prime on Methods and
Computing. John Wiley & Sons, Inc. United States of America.
Share
‹ Home ›
View web version
Pages
Beranda ▼
About Me
Risky Nurhikmayani
Pangkep, Sulawesi Selatan, Indonesia
Jagalah lingkungan kita demi generasi yang akan datang
View my complete profile
Pages
Beranda ▼
Pages - Menu
Home ▼
Powered by Blogger.