Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

Populasi: Faktor-Faktor Utama Yang Mempengaruhi Populasi,


Penyebarannya
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi Hewan dengan Model
Pembelajaran RQA

Dosen Pengampu: Fahmy Armanda, M.Pd.

Disusun oleh:
Vepi Widia Sari (1930207090)

Kelas: Pendidikan Biologi 4 (2019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat
hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Populasi:
Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Populasi, Penyebarannya”. Makalah ini
adalah bagian dari terlaksananya pembelajaran dengan Model Pembelajaran Reading,
Questioning, Answering (RQA). Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini tidak jauh dari kata sempurna baik dari segi bentuk ataupun isinya. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
Fahmy Armanda, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ekologi Hewan yang
membantu kita dalam kegiatan perkuliahan secara daring. Akhirnya kami
mengharapkan agar makalah ini kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
untuk proses penilaian dalam Mata Kuliah Ekologi Hewan.

Palembang, 25 Oktober 2021

Vepi Widia Sari


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: PT. Indeks

Campbell, N. A. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Darmawan, Agus, dkk. (2005). Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang
Press.

Gopal, B. dan Bhardwaj. (1979). Elements of Ecology. India: Departement of Botany


Rajasthan University Jaipur.

Husein, Umar. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali.

Irwan, Z. D. (1992). Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisme Ekosistem Komunitasdan


Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Lestari, D. P. (2011). Pola Sebaran Spasial jenis Merbau (Intsia sp.) pada Hutan
Primer dan Hutan Bekas Tebangan di Area IIUPHHK-HA PT Mamberamo
Alasmandiri. Papua. Skripsi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga Terjemahan: Tjahyono


Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Resosoedarmo, S. dkk. (1986). Pengantar Ekologi. Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP.

Surasana, E. (1990). Ekologi Tumbuhan. Bandung: Jurusan Biologi Fakultas MIPA


ITB.
MATERI (READING)

Populasi: Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Populasi, Penyebarannya

Istilah populasi maksudnya adalah kumpulan organisme dari satu spesies (jenis)
dan biasanya didefinisikan sebagai suatu kumpulan makhluk hidup dengan berbagai
karakter yang sama, dengan asal yang sama dan tidak ada batas yang mencegah anggota
dalam spesies itu dapat berkembangbiak satu dengan yang lain. Istilah ekologi populasi
berarti hubungan maupun interaksi antar anggota populasi beserta hubungan timbale
balik di dalamnya. Ekologi populasi perlu di bahas terutama saat ini dimana
peningkatan jumlah makhluk hidup yang semakin banyak. Pada populasi juga memiliki
parameter populasi, dimana parameter ini berisi komponen dalam populasi yang bisa
diukur seperti natalitas/daya biak dan mortalitas/daya surut serta faktor-faktor yang
mempengaruhi di dalamnya (Anonim, 2011).
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh
komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang
(homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen
lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan
dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur
diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi.
Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Ekosistem
merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan,
tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.
A. Faktor-faktor Utama Yang Mempengaruhi Populasi
Populasi dapat konstan dan dapat pula berfluktuasi atau dapat meningkat dan
menurun. Perubahan-perubahan demikian merupakan focus utama ekologi
populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh empat faktor yang saling
mempengaruhi yaitu natalitas, kematian, mortalitas, dan migrasi.
1. Natalitas
Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk
meningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan
atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan. Kelahiran atau
natalis adalah kemampuan yang sudah merupakan sifat suatu populasi untuk
bertambah. Natalitas juga bisa disebut sebagai produksi individu-individu baru
suatu organisme. Natalitas maksimum kadang disebut sebagai natalis mutlak
atau fiisologis dapat dinyatakan sebagai banyaknya individu baru, secara
teoritis diproduksi dalam kondisi ideal (tidak ada pembatas faktor-faktor
ekologi). Untuk suatu populasi nilai natalitas maksimum ini konstan. Natalitas
ekologi menyatakan peningkatan populasi dalam kondisi lingkungan yang
sebenarnya atau kondisi spesifik lingkungan.
Natalitas ekologi biasanya dinyatakan sebagai laju yang ditentukan
dengan membagijumlah individu baru yang dihasilkan oleh waktu (Campbell,
2004). Jadi tidak konstan untuk populasi tetapi bervariasi menurut komposisi
lingkungan dan umur populasi serta kondisi fisik lingkungan. Laju kelahiran
adalah setara dengan kelahiran dalam terminology pengkajian populasi
manusia (demografi) meliputi produksi individu baru organisme (Darmawan,
1990). Laju natalitas yaitu jumlah individu baru per individu atau per betina
per satuan waktu. Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara
lain :
a. Fertilitas, tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm
populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang
di ovovivar-kan atau jumlah anak yang dilahirkan.
b. Fekunditas, tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan
individu baru.
Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu Natalitas maksimum
dan Natalitas ekologi. Natalitas maksimum yaitu n. mutlak (absolut) = n.
Sedangkan Natalitas ekologi yaitu pertambahan populasi dibawah kondisi
lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.
2. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian dalam populasi. Laju mortalitas adalah
laju kematian dalam demografi diartikan sebagai jumlah individu yang mati
pada satuan waktu. Mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati
dalam kurun waktu tertentu atau sebagai laju jenis dalam arti satuan dari
populasi total. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2000)
mendefinisikan kematian sebagai sesuatu peristiwa yang menghilangkan tanda-
tanda kehidupan secara permanen, yang biasa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup. Mortalitas adalah salah satu diantara tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur populasi selain fertilitas dan
migrasi. Tinggi rendahnya mortalitas di suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan populasi tetapi juga bisa dijadikan sebagai
barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus
kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, adat istiadat, maupun masalah kesehatan lingkungan. Menunjukkan
kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis
yakni :
a. Mortalitas ekologik yakni mortalitas yang direalisasikan yakni, matinya
individu dibawah kondisi lingkungan tertentu atau jumlah individu yang
mati dalam keadaan lingkungan yang sebenarnya harganya tidak tetap
tergantung pada keadaan lingkungan..
b. Mortalitas minimum (teoritis) yakni matinya individu dalam kondisi
lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua
atau mortalitas minimum teoritis adalah kehilangan individu dari populasi
dalam keadaan lingkungan yang ideal dan haraganya tetap (Darmawan,
1990).
3. Densitas (kepadatan populasi)
Adalah besarnya populasi dalam suatu unit ruang yang pada umumnya
dinyatakan dengan jumlah individu-individu dalam setiap unit yang luas atau
volume (Gopal dan Bhardwaj, 1979). Densitas populasi disebut juga kerapatan
atau kepadatan populasi (Irwan, 1992). Densitas populasi dipengaruhi oleh
banyak faktor lingkungan ini akibat peangaruh faktor lingkungan, perubahan
ini dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, emigrasi, dan imigrasi
(Resosoedarmo dkk, 1986). Densitas populasi dapat dibedakan menjadi
densitas kasar dan densitas spesifik:
a. Densitas kasar, diukur pada suatu temapt dan waktu tertentu sehingga
dinyatakan sebagai jumlah individu organisme per seluruh luas daerah
yang dikaji.
b. Densitas spesifik, yaitu jumlah individu organisme per luas habitat atau
jumlah individu organisme per satuan ruang atau tenpat yang tersedia dan
benar-benar diduduki oleh individu anggota populasi tersebut. Jadi
individu-individu organisme anggota populasi bisa saja menempati hanya
pada bagian tertentu yang baik dan total daerah. Densitas ini disebut juga
dengan densitas ekologi.
4. Penyebaran populasi
Merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari populasi.
Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari
tumbuhan, hewan, atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum
menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan
makanan, menghindari diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air/angin,
kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya (Umar, 2013). Penyebaran populasi
dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui tiga pola, yaitu:
a. Emigrasi, yaitu pergerakan individu keluar daerah populasinya ke tempat
lainnya secara permanen.
b. Imigrasi, yaitu pergerakan individu dari suatu daerah populasi lainnya dan
tinggal secara permanen.
c. Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu daerah
ke daerah populasi lainnya secara periodic.
5. Distribusi Individu Dalam Populasi
Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai
dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di
bedakan atas 3 pola utama yaitu :
a. Acak (Random)
Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu
situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan
indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti
pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran
acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
b. Teratur (Seragam/unity)
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam
populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif
oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih
merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat
pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians
(s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x)
c. Mengelompok (Teragregasi/Clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam
pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan,
adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola
sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x)
6. Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran
di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan
bahwa laju emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi,
yakni bentuk pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J) dan
bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).
a. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana
populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan
makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi
membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan
populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara
eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor
pembatas mulai berlaku mendadak.
b. Pertumbuhan Sigmoid
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-
mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian
makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik
(fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan
makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa
persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya
mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase
keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari
kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat
lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu
habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah
atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat
tersebut.
7. Pola Penyebaran Umur
Pola penyebaran umur merupakan sifat penting yang mempengaruhi
natalitas dan mortalitas. Nisbah dari berbagai kelompok umur dalam suatu
populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari
populasi dan menyatakan apa yang bias dihadapkan pada masa mendatang.
Pertumbuhan populasi yang berlangsung cepat akan mengandung kelompok
umur muda, populasi yang stasioner memiliki pembagian umur yang lebih
merata, dan populasi yang menurun menggambarkan sebagian besar
berumur tua (tidak produktif).
B. Penyebaran Populasi
Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca, arus
air, faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem
yang mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang menjdai
sasaran gangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang
mempunyai keanekaragaman tinggi populasi cenderung dikendalikan secara biologi
dan seleksi alam. Faktor negative dan positif bagi populasi adalah
ketidaktergantungan pada kepadatan apabila pengaruhnya tidak tergantung dari
besarnya populasi (Odum, 1998).
Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu relative terhadap yang
lain dalam populasi. Menurut Surasana (1990) penyebaran atau distribusi
individu dalam satu populasi biasanya bermacam–macam, pada umumnya
memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu penyebaran secara acak, penyebaran
secara merata, dan penyebaran berkelompok.
1. Penyebaran acak (random dispersion) juga sangat jarang terjadi dialam.
Penyebaran semacam ini biasanya terjadi apabila factor lingkunganya
sangat seragam unuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak
ada sifat-sifat untuk berkelompok dai organisme tersebut, dalam tumbuhan
ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya
pengelompokan tumbuhan.
2. Penyebaran secara merata, umum terdapat padaa tumbuhan. Penyebaran
seacam ini terjadi apabila adapersaingan yang kuat diantara individu-
individu dalam populasi tersebut. Pada tumuhan misalnya untuk
mendapatkan nutrisi dan ruang.
3. Penyebaran secara berkelompok (clumped dispersion) dengan individu-
individu yang bergerombol dalam kelompok-kelompok adalah yang paling
umum terdapat dialam, terutama untuk hewan
Terbentuknya pola sebaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai mekanisme.
Berbagai proses interaksi baik biotik maupun abiotik saling berkontribusi untuk
membentuk pola sebaran tersebut. Suatu polas sebaran acak dalam populasi
organisme disebabkan oleh lingkungan yang homogen, pola perilaku dan non
selektif. Di sisi lain, pola sebaran non-acak (mengelompok dan seragam)
menunjukkan adanya suatu pembatas pada populasi yang ada. Pola
mengelompok disebabkan oleh adanya individu-individu yang akan
berkemlompok dalam suatu habitat yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Sebaran seragam merupakan hasil dari adanya interksi negative antar individu
misalnya adanya kompetisi atas makanan dan ruang tumbuh (Lestari, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi yaitu: distribusi
sumberdaya, perilaku sosial (pada hewan), suhu, kelembaban, cahaya, struktur
tanah dan nutrient, kimia air, pH, dan salinitas, aliran air, O2, dsb. Adapun
Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor-faktor yang bergantung dan yang
tidak bergantung pada kepadatan, yang keutuamaan relafinya bervariasi sesuai
dengan spesies dan keadaan.
Faktor yang bergantung pada kepadatan adalah persaingan demi makanan,
kompetisi reproduktif yaitu suatu alternatif untuk membatasi jumlah keturunan
per induk ialah membatasi jumlah induknya, migrasi yaitu migrasi sering
menjadi faktor utama yang tergantung pada kepadatan dalam menurunkan
ukuran populasi. Karena tingkat populasi meningkat, banyak anggota
bermigrasi, pemangsa dan parasitisme, kompetisi intraspesies untuk sumberdaya
yang terbatas, cekaman akibat kepadatan, penumpukkan toksin yang dapat
menyebabkan laju pertumbuhan populasi menurun pada kepadatan populasi
yang tinggi ketika kepadataan populasi meningkat dan akhirnya dapat
menstabilkan suatu populasi di dekat daya tampungnya.
Faktor yang tidak bergantung pada kepadatan seperti kejadian-kejadian
karena iklim dan kebakaran atau bencana lainnya. sehingga menurunkan
populasi pada masa tertentu yang terlepas dari tingkat kepadatannya. Hal ini
mendorong mortalitas yang sedemikian luasnya sehingga mendorong populasi
jauh di bawah tingkat sebelumnya. Contoh: organisme kecil seperti serangga
yang tidak bergantung pada kepadatan yang terjadi terus menerus secara
musiman (ukuran populasi banyak spesies). Faktor-faktor itu mengerahkan
pengaruhnya dengan mengabaikan populasi pada saat malapetaka itu terjadi.
PERTANYAAN (QUESTIONING)

1. Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor-faktor yang bergantung dan yang


tidak bergantung pada kepadatan, dengan keutuamaan relafinya bervariasi sesuai
dengan spesies dan keadaan. Apa sajakah faktor yang bergantung pada
kepadatan dan yang tidak bergantung pada kepadatan?
2. Penyebaran atau distribusi individu dalam satu populasi biasanya bermacam-
macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu penyebaran
secara acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran berkelompok. Apa yang
mempengaruhi terbentuknya pola sebaran tersebut?
3. Pertumbuhan populasi merupakan suatu aspek penting untuk pengamatan
dinamika populasi. Perubahan jumlah pada populasi dipengaruhi oleh keadaan
eksternal dan internal dari populasi. Apa sajakah faktor eksternal dan internal
tersebut dan bagaimana cara untuk mengetahui perubahan jumlah populasi?
JAWABAN (ANSWERING)

1. Faktor yang bergantung pada kepadatan adalah persaingan demi makanan,


kompetisi reproduktif yaitu suatu alternatif untuk membatasi jumlah keturunan
per induk ialah membatasi jumlah induknya, migrasi yaitu migrasi sering
menjadi faktor utama yang tergantung pada kepadatan dalam menurunkan
ukuran populasi. Karena tingkat populasi meningkat, banyak anggota
bermigrasi, pemangsa dan parasitisme, kompetisi intraspesies untuk sumberdaya
yang terbatas, cekaman akibat kepadatan, penumpukkan toksin yang dapat
menyebabkan laju pertumbuhan populasi menurun pada kepadatan populasi
yang tinggi ketika kepadataan populasi meningkat dan akhirnya dapat
menstabilkan suatu populasi di dekat daya tampungnya. Faktor yang tidak
bergantung pada kepadatan seperti kejadian-kejadian karena iklim dan
kebakaran atau bencana lainnya. sehingga menurunkan populasi pada masa
tertentu yang terlepas dari tingkat kepadatannya. Hal ini mendorong mortalitas
yang sedemikian luasnya sehingga mendorong populasi jauh di bawah tingkat
sebelumnya. Contoh: organisme kecil seperti serangga yang tidak bergantung
pada kepadatan yang terjadi terus menerus secara musiman (ukuran populasi
banyak spesies). Faktor-faktor itu mengerahkan pengaruhnya dengan
mengabaikan populasi pada saat malapetaka itu terjadi.
2. Terbentuknya pola sebaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai mekanisme.
Berbagai proses interaksi baik biotik maupun abiotik saling berkontribusi untuk
membentuk pola sebaran tersebut. Suatu polas sebaran acak dalam populasi
organisme disebabkan oleh lingkungan yang homogen, pola perilaku dan non
selektif. Di sisi lain, pola sebaran non-acak (mengelompok dan seragam)
menunjukkan adanya suatu pembatas pada populasi yang ada. Pola
mengelompok disebabkan oleh adanya individu-individu yang akan
berkemlompok dalam suatu habitat yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Sebaran seragam merupakan hasil dari adanya interksi negative antar individu
misalnya adanya kompetisi atas makanan dan ruang tumbuh.
3. Faktor eksternal dari populasi yaitu imigrasi, emigrasi, pemanenan, dan
pencemaran lingkungan. Sedangkan faktor internal dari populasi yaitu kelahiran,
kematian, dan ketahanan hidup. Pertumbuhan populasi dapat diamati dengan
mengetahui apakah perubahan jumlah populasi untuk tahun berikutnya selalu
meningkat, menurun atau menetap. Pertumbuhan populasi dapat diprediksi
dengan mengamati faktor internalnya. Perubahan jumlah populasi yang terjadi
di suatu daerah juga dipengaruhi oleh adanya faktor biotik dan abiotik.

Anda mungkin juga menyukai