Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

Populasi hewan dan penyebarannya

NAMA : SANYE JUVINCHA DETHAN

NIM : 1906050049

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
perlindunganNya, saya dapat menyelesaikan makalah EKOLOGI HEWAN (Populasi hewan dan
penyebarannya). Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini belum sempurna adanya. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen maupun
pembaca Akan sangat membantu penulis dalam menyempurnakan makalah ini.

Kupang, 2 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………...

A. Latar belakang.............................................................................................................................................

B. Rumusan masalah........................................................................................................................................

C. Tujuan penulisan.........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………

A. Teknik-teknik konvensional dalam bioteknologi dalam perikanan............................................................

B. Teknik-teknik modern dalam bioteknologi peternakan...............................................................................

C. Contoh-contoh Produk bioteknologi perikanan..........................................................................................

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………

A. Kesimpulan.................................................................................................................................................

B. Saran............................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah "populasi" maksudnya adalah kumpulan organisme dari satu spesies (jenis) dan biasanya
didefinisikan sebagai suatu kumpulan mahluk hidup dengan berbagai karakter yang sama, dengan asal
sama dan tidak ada batas yang mecegah anggota dalam spesies itu dapat berbiak satu dengan yang lain
ketika jantan dan betina dari spesies itu mempunyai kesempatan demikian. Istilah Ekologi Populasi
berarti hubungan maupun interaksi antar anggota populasi beserta hubungan timbal balik didalamnya.
Ekologi populasi perlu dibahas terutama saat sekarang ini dimana peningkatan jumlah makhluk hidup
yang semakin banyak. Pada populasi juga memiliki parameter populasi, dimana parameter ini berisi
komponen dalam populasi yang bisa diukur seperti natalitas / daya biak dan mortalitas / daya surut
beserta faktor-faktor yang mempengaruhi didalamnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara
lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-
tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian dan ciri-ciri populasi?

2. Bagaimana pola penyebaran populasi hewan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri populasi

2. Untuk mengetahui pola penyebaran populasi hewan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi
Populasi adalah himpunan individu-individu suatu spesies organisme yang terdapat di
suatu tempat pada suatu waktu. Satuan terkecil pembangun populasi adalah individu. Individu-
individu suatu spesies hewan di suatu tempat memperlihatkan variasi individu, yakni persamaan
dan perbedaan menyangkut aspek-aspek fisiologis, structural-morfologis, perilaku, baik yang
bersifat herediter maupun tidak.
Pengertian populasi ditujukan untuk individu-individu spesies yang sama (homospesies,
monospesies). Namun, dalam praktek sehari-hari istilah populasi adakalanya digunakan dalam
pengertian heterospesies (polispesies). Misal, populasi capung di kampus,populasi burung di
Kota Bandung. Ekologi populasi merupakan sub bagian dari ilmu ekologi. Ekologi populasi
mempelajari tentang interaksi suatu populasi dengan lingkungan habitatnya. Interaksi ini
meliputi bagaimana suatu populasi tumbuh, bertahan hidup, bahkan melangsungkan garis
keturunan melalui reproduksi. Ekologi populasi juga dapat mempelajari keberadaan organisme
dari tingkat individu hingga ekosistem.
Istilah populasi juga digunakan untuk individu-individu dari suatu kategori umur atau
tingkat perkembangan tertentu saja, terutama hewan-hewan yang berbeda stadium
perkembangannya menempati habitat yang berbeda pula. MIsalnya, populasi nimfa lalat sehari
atau nimpa capung di suatu perairan.Masalah interaksi antara hewan dengan faktor biotik dan
abiotik lingkungannya sebenarnya berlangsung pada tahapan individu, dan dapat diteliti pada
tahapan itu.
Namun, tidak akan mencerminkan gambaran sebenarnya dari populasi, karena tidak
memperhitungkan variasi individual. Tahapan yang paling baik digunakan sebagai satuan dan
fokus bahasan dalam ekologi adalah populasi.
a. Ciri-Ciri dasar populasi                               
Dua ciri dasar populasi yaitu ciri biologi, yang merupakan ciri yang dimiliki oleh
individu-individu pembangun populasi itu serta ciri statistic yang merupakan ciri uniknya
sebagai himpunan.
Ciri-ciri Biologi
Seperti halnya suatu individu organisme, suatu populasi pun mempunyai strukutur
dan organisasi tertentu, bersifat konstan mauun berubah sejalan dengan waktu
mempunyai ontogeni / sejarah perkembangan kehidupan (lahir, tumbuh,
berdiferensiasi, senenses, mati)dapat dikenai dampak faktor lingkungan dan dapat
memberikan respon pada faktor lingkungan.mempunyai hereditas terintegrasi oleh
faktor genetic dan lingkungan (ekologi)
Ciri-ciri Statistik
Ciri statistik atau ciri himpunan tidak dimiliki oleh suatu individu organisme,
namun timbul sebagai akibat dari aktivitas kelompok yang berinteraksi.
Diantaranya adalah:
Kelimpahan dan kerpatan populasi, beserta parameter-parameter utama yang
mempengaruhinya. Sebaran (struktur) umur Dispersi (sebaran individu intra-populasi)Genangan
gen (gen pool) populasi.Penampilan dan kinerja suatu populasi sangat ditentukan oleh ciri-ciri
statistic. Ekologi populasi (yang membahas dinamika populasi) memusatkan topic-topik
bahasannya pada ciri statistic serta faktor yang mempengaruhinya dalam skala ruang dan waktu.
b. Kelimpahan dan kerapatan populasi
Tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies hewan menunjukkan besar
kecilnya ukuran populasi atau tingkat kelimpahan populasi itu. Area suatu populasi tidak
dapat ditentukan batansnya secara pasti, sehingga kelimpahan (ukuran) populasi pun
tidak mungkin dapat ditentukan. Hal demikian terutama berlaku bagi populasi alami
hewan-hewan bertubuh kecil, terlebih yang nocturnal atau tempat hidupnya sulit
dijangkau. Maka, digunakan pengukuran tingkat kelimpahan populasi per satuan ruang
dari yang ditempati yaitu kerapatannya (kepadatannya).
Kerapatan populasi suatu spesies hewan adalah rata-rata jumlah individu per satuan luas area
(m2, Ha, km2) atau per satuan volume medium (cc, liter, air) atau per satuan berat medium (g,
kg, tanah). Dalam hal-hal tertentu. kerapatan lebih memberikan makna bila dinyatakan per
satuan habitat atau mirohabitat. Misalnya, sekian individu cacing usus per individu inang atau
sekian individu werwng per rumpun padi.Sehingga terdapat dua pengertian. Kerapatan (kasar)
diukur atas satuan ruang habitat secara menyeluruh dan kerapatan ekologis (kerapatan spesifik)
didasarkan atas satuan ruang dalam habitat yang benar-benar ditempatinya (microhabitat).
Kerapatan spesifik lebih memberikan makna antar-hubungan ekologis. Seperti, dengan makin
turunnya permukaan air danau, kerapatan populasi ikan dalam danau secara keseluruhan
(kerapan kasar) menjadi berkurang, sedang kerapatan ekologisnya makin bertambah.
Kerapatn populasi tidak selalu harus dinyatakan sebagai jumlah individu. Apabila ukuran tubuh
individu-individu sangat bervariasi, tingkat kerapatan populasi sering dinyatakan sebagai
kerapatan biomasa (B).

                 B= ∑_(i=1)^(i n)▒b atau B=n x b ̅

            b = berat tubuh individu

            n = jumlah individu

            b ̅ = rata-rata berat tubuh individu


Dalam bahasan produktivitas dan energetika di bidang ekologi, adakalanya biomasa
dinyatakan dalam satuan bera kering (bebas air) atau satuan energy (kcal, cal, joule).
Terdapat suatu kecenderungan umum hubungan berbnading terbalik antara kerapatan dan ukuran
tubuh hewan. Spesies hewan yang berukuran tubuh kecil tingkat kerapatannya tinggi, sedang
hewan berukuran besar tingkat kerapatannya rendah
c. Batas-batas Kerapatan Populasi
Dalam habitat alami yang ditempatinya, kerapatan populasi suatu spesies hewan
dapat berubah-ubah sejalan dengan waktu dalam batas-batas tertentu. Batas atas
kerapatan ditentukan oleh berbagai faktor, seperti aliran energi atau produktivitas
ekosistem, ukuran tubuh, laju metabolism, dan kedudukan tingkatan trofik spesies hewan.
Batas bawah kerapatan populasi belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam ekosistem
yang stabil ada mekanisme homeostatis dalam populasi, yang diduga memegang peranan
penting dalam menentukan batas bawah kerapatan. Intensitas, Prevalensi, dan
kelangkaan.
Kelimpahan populasi suatu spesies mengandung dua aspek yang berbeda, yaitu aspek
intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan aspek tinggi rendahnya
kerapatan populasi dalam area yang dihuni spesies. Prevalensi menunjukkan jumlah dan
ukuran area-area yang ditempati spesies dalam konteks daerah yang lebih luas (masalah
sebaran). Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (=prevalen) dapat lebih sering
dijumpai. Spesies yang prevalensinya rendah, yang daerah penyebarannya terbatas
(terlokalisasi) hanya ditemui di tempat tertentu.
Spesies hewan dapat dimasukkan dalam salah satu dari empat kategori berikut:
prevalensi tinggi (=prevalen) dan intensitasnya tinggi
prevalensi tinggi (=prevalen) tetapi intensitasnya rendah
prevalensi rendah (=terlokalisasi) tetapi intensitasnya tinggi
prevalensi rendah (=terlokalisasi) dan intensitasnya rendah.
B. Pola penyebaran
Pola penyebaran merupakan salah satu bentuk pertahanan hidup dari serangan predator
dan iklim.
Terdapat 3 pola penyebaran yang umum dilakukan, yaitu mengelompok, merata, dan acak.
Ciri-ciri pola penyebaran mengelompok didasarkan oleh insting suatu individu untuk
berkumpul di dekat sumber makanannya.Pola penyebaran mengelompok biasa dilakukan oleh
bintang laut.Pola kedua adalah penyebaran merata di mana individu membutuhkan jarak yang
cukup untuk bertelur.Pola ini dilakukan oleh penguin pada musim kawin.Pola terakhir adalah
pola penyebaran secara acak. Pola ini terjadi pada tanaman randa tapak dibantu oleh
hembusan angin yang menerbangkan biji tunas ke arah yang acak.
 Pola Bertahan Hidup
Ada 3 tipe survival yang umum dilakukan untuk mempertahankan eksistensi
populasi tersebut.Tipe pertama hanya menghasilkan 1-2 anakan namun memiliki
risiko kematian yang rendah pada tahap tersebut.Manusia merupakan salah satu
organisme yang memiliki pola pertama.Pola kedua terjadi ketika jumlah anakan yang
dihasilkan tidak terlalu sedikit namun memiliki risiko kematian yang serendah tipe
pertama. Tupai adalah salah satu organisme yang mengadopsi tipe kedua. Pada tipe
ketiga, suatu organisme menghasilkan banyak anakan, tetapi hanya sedikit yang dapat
bertahan hidup hingga dewasa. Tipe ini diadopsi oleh penyu.
Penyebaran biologis mengacu pada pergerakan individu
(hewan,tumbuhan,jamur,bakteri, dll.) dari tempat kelahiran mereka ke tempat
berkembang biak mereka ('penyebaran natal'), serta perpindahan dari satu tempat
berkembang biak ke tempat berkembang biak lainnya ('berkembang biak bubaran').
Penyebaran juga digunakan untuk menggambarkan pergerakan propagul seperti biji
dan spora. Secara teknis, penyebaran sebagai setiap gerakan yang mengarah padaaliran
gen. Tindakan penyebaran melibatkan tiga fase: keberangkatan, transfer, penyelesaian
dan ada biaya dan manfaat kebugaran yang berbeda yang terkait dengan masing-
masing fase ini. Dengan hanya berpindah dari satu patch habitat ke yang lain,
penyebaran individu memiliki konsekuensi tidak hanya untuk kebugaran individu ,
tetapi juga untuk dinamika populasi , populasi populasi , dan distribusi spesies .
Memahami penyebaran dan konsekuensinya baik untuk strategi evolusi pada tingkat
spesies, dan untuk proses pada tingkat ekosistem, memerlukan pemahaman tentang
jenis penyebaran,kisaran penyebaran spesies tertentu, dan penyebaran yang terlibat
Penyebaran biologi dapat dikontraskan dengan geodispersi , yang merupakan
campuran populasi yang sebelumnya menyebar (atau seluruh biota) mengikuti erosi
hambatan geografis untuk penyebaran atau aliran gen (Lieberman, 2005.Albert dan
Reis,
Penyebaran dapat dibedakan dari migrasi hewan (biasanya pergerakan musiman
pulang pergi), meskipun dalam literatur populasi populasi , istilah ' migrasi ' dan
'penyebaran' sering digunakan secara bergantian.
 Jenis penyebaran
Beberapa bergerak sepanjang hidup mereka, tetapi yang lain beradaptasi untuk
dipindahkan atau dipindahkan pada fase yang tepat dan terbatas dari siklus hidup
mereka. Ini biasanya disebut fase dispersif dari siklus hidup. Strategi siklus hidup
organisme sering didasarkan pada sifat dan keadaan fase dispersi mereka.
Secara umum ada dua jenis penyebaran dasar:
a. Penyebaran bebas kepadatan
Organisme telah mengembangkan adaptasi untuk penyebaran yang memanfaatkan
berbagai bentuk energi kinetik yang terjadi secara alami di lingkungan. Hal ini disebut
sebagai kepadatan atau penyebaran pasif dan beroperasi pada banyak kelompok
organisme (beberapa invertebrata, ikan, seranggadan organismesessileseperti
tumbuhan) yang mengandalkan pada vektorhewan , angin, gravitasi atau arus untuk
penyebaran.
b. Penyebaran yang padat
Kepadatan tergantung atau penyebaran aktif untuk banyak hewan sangat tergantung
pada faktor-faktor seperti ukuran populasi lokal, persaingansumber daya,
kualitashabitat, dan ukuran habitat.
Karena kepadatan populasi, penyebaran dapat mengurangi tekanan untuk suatu
ekosistem, dan persaingan untuk sumber daya ini dapat menjadi faktor seleksi untuk
penyebaran.
Penyebaran organisme adalah proses penting untuk memahami baik hubungan
geografis dalam evolusi melaluialiran gendan pola distribusi geografis yang luas saat
ini (biogeografi).
Perbedaan sering dibuat antara penyebaran natal di mana seorang individu (seringkali
remaja) menjauh dari tempat kelahirannya, dan penyebaran perkembangbiakan di
mana seorang individu (seringkali dewasa) pindah dari satu lokasi berkembang biak
untuk berkembang biak di tempat lain.
Dalam arti luas, penyebaran terjadi ketika manfaat kebugaran dari pindah lebih besar
daripadanya. Ada sejumlah manfaat dari pembubaran seperti menemukan sumber daya
baru, menemukan diri dari kondisi yang tidak menguntungkan, menghindari
persaingan dengan saudara kandung, dan menghindari berkembang biak dengan
individu yang berkerabat dekat yang dapat menyebabkandepresi perkawinan sedarah.
Ada juga sejumlah biaya yang terkait dengan penyebaran, yang dapat dianggap dalam
empat mata uang utama: energi, risiko, waktu, dan peluang. Biaya energi termasuk
energi ekstra yang dibutuhkan untuk bergerak serta investasi energik dalam mesin
penggerak (misalnya sayap). Risiko termasuk peningkatan cedera dan kematian
selama penyebaran dan kemungkinan menetap di lingkungan yang tidak
menguntungkan. Waktu yang dihabiskan untuk menyebar adalah waktu yang sering
tidak dapat digunakan untuk kegiatan lain seperti pertumbuhan dan reproduksi.
Akhirnya penyebaran juga dapat menyebabkan depresi kawin silangjika seorang
individu lebih baik beradaptasi dengan lingkungan kelahirannya daripada di mana ia
berakhir. Pada hewan sosial (seperti banyak burung dan mamalia) individu yang
menyebar harus menemukan dan bergabung dengan kelompok baru, yang dapat
menyebabkan hubungan sosial. pangkat.
c. Penyebaran kisaran
Pangkauan penyebaran" mengacu pada suatu jarak spesies dapat berpindah dari
populasi yang ada atau organisme induk. Suatu ekosistem sangat bergantung pada
kemampuan individu danpopulasiuntuk menyebar dari satu petak habitat kepetak
habitat lainnya. Oleh karena itu, penyebaran biologi sangat penting untuk ekosistem
ekosistem.
 Kendala lingkungan Sunting
Hanya sedikit yang pernah tersebar merata atau acak di dalam atau di seluruh
lanskap. Secara umum,spesiesbervariasi secara signifikan di seluruh lanskap dalam
aplikasi dengan fitur-fitur lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan dan populasi
mereka. Pola spasial dalam fitur lingkungan (misalnya sumber daya) memungkinkan
individu untuk meminta diri dari kondisi yang tidak menguntungkan dan mencari
lokasi baru. Hal ini memungkinkan organisme untuk "menguji" lingkungan baru untuk
menyesuaikan mereka, asalkan mereka berada dalam jangkauan geografis hewan.
Selain itu, kemampuan suatu spesies untuk menyebar di lingkungan yang berubah
secara bertahap dapat memungkinkan suatu hari untuk bertahan hidup dalam kondisi
ekstrem. (yaituperubahan iklim). Seiring perubahan iklim, mangsa dan pemangsa
harus beradaptasi untuk bertahan hidup. Ini menimbulkan masalah bagi banyak
hewan, misalnya Penguin Rockhopper Selatan.Penguin ini dapat hidup dan
berkembang di berbagai iklim karena plastisitas fenotipik penguin. Namun, mereka
diprediksi akan merespons dengan penyebaran, bukan adaptasi kali ini. Hal ini
dijelaskan karena rentang hidup mereka yang panjang dan mikroevolusi yang lambat.
Penguin di subantartika memiliki perilaku mencari makan yang sangat berbeda dengan
perairan subtropis, akan sangat sulit untuk bertahan hidup dan mengikuti perubahan
iklim yang cepat karena perilaku ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
terbentuk.
 Mekanisme penyebaran Hewan
Sebagian besar hewan mampu bergerakdan mekanisme dasar penyebaran adalah
pergerakan dari satu tempat ke tempat lain. Penggerak memungkinkan organisme
untuk "menguji" lingkungan baru untuk menyesuaikan mereka, asalkan mereka berada
di dalam jangkauan hewan. Gerakan biasanya dipandu oleh perilaku yang pasti.
hambatan penyebaran atau aliran gen antara daerah yang berdekatan dapat populasi
populasi kedua dari divisi yang muncul. Pemisahan geografis dan isolasi genetik
selanjutnya dari bagian populasi leluhur dapat menghasilkan spesiasi.
 Hewan yang tidak bergerak Sunting
Ada banyak bentuk hewan yang tidak bergerak, seperti
spons,bryozoa,tunicates,anemon laut,karang, dantiram. Secara umum, mereka semua
baik laut atau udara. Mungkin tampak aneh bahwa tanaman telah berhasil dalam
kehidupan diam di darat, sementara hewan tidak, tetapi jawabannya terletak pada
persediaan makanan. Tumbuhan menghasilkan makanannya sendiri dari sinar matahari
dankarbon dioksida—keduanya umumnya lebih melimpah di darat daripada di udara.
Hewan yang tetap di tempat harus dekat media sekitarnya untuk membawa makanan
setidaknya untuk diambil, dan ini terjadi di lingkungan air tiga dimensi, tetapi dengan
yang jauh lebih sedikit di atmosfer.
Semua invertebrate laut dan akuatik yang hidupnya dihabiskan tetap di dasar (kurang
lebih; anemon mampu membangun dan pindah ke lokasi baru jika kondisinya
mendukung) menghasilkan unit penyebaran. Ini mungkin khusus "tunas", atau produk
reproduksi seksual motil, atau bahkan semacam perubahan generasi seperti pada
cnidarian tertentu.
Karang memberikan contoh yang baik tentang bagaimana spesies menetap mencapai
dispersi. Karang berkembang biak dengan melepaskan sperma dan telur langsung ke
dalam udara. Peristiwa ini dikoordinasikan oleh fase di bulan-bulan tertentu yang
hangat, sehingga semua karang dari satu atau banyak spesies di terumbu tertentu akan
terlepas pada satu atau beberapa malam berturut-turut yang sama. Telur yang dibuahi,
dan zigot yang dihasilkan berkembang dengan cepatplanula multiseluler. Tahap motil
ini kemudian mencoba untuk menemukan substrat yang cocok untuk pemukiman.
sebagian besar tidak berhasil dan mati atau diberi makan oleh zooplankton dan
predator dasar seperti anemon dan karang lainnya. Namun, jutaan terhitung
diproduksi, dan beberapa berhasil menemukan tempat-tempat batu kapur gundul, di
mana mereka menetap dan berubah dengan pertumbuhan menjadi polip . Semua hal
yang menguntungkan, polip tunggal tumbuh menjadi kepala karang dengan tunas
polip baru untuk membentuk koloni.
 Hewan bergerak
dari semua hewan adalah motil. Meskipun hewan motil dapat, secara teori,
membubarkan diri dengan kekuatan lokomotif spontan dan mandiri mereka, banyak
spesies memanfaatkan energi kinetik yang ada di lingkungan, menghasilkan gerakan
pasif. Penyebaran oleh arus udara terutama terkait dengan penghuni kecil secara fisik
perairan laut yang dikenal sebagaizooplankton. Istilah plankton berasal daribahasa
Yunani, yang berarti "pengembara" atau "penghanyut".
 Penyebaran dengan tahap tidak aktif Sunting
Banyak spesies hewan, terutama invertebrata air tawar, dapat menyebar melalui angin
atau dengan bantuan hewan yang lebih besar (burung, mamalia atau ikan) sebagai telur
yang tidak aktif, embrio yang tidak aktif atau, dalam beberapa kasus, tahap dewasa
yang tidak aktif.Tardigrades, beberapa rotifer dan beberapa copepod mampu menahan
pengeringan sebagai tahap dorman dewasa. Banyak taksa lain
(Cladocera,Bryozoa,Hydra,Copepodadan sebagainya) dapat menyebar sebagai telur
atau embrio yang tidak aktif.Sponsair tawar biasanya memiliki propagul dorman
khusus yang disebut gemmulae untuk penyebaran seperti itu. Banyak jenis tahap
dorman penyebaran mampu menahan tidak hanya mengeringkan dan suhu rendah,
tetapi juga aksi pencernaan selama transfer mereka melalui saluran pencernaan burung
dan hewan lain, konsentrasi tinggi garam dan berbagai jenis racun. Tahap tahan
dorman semacam itu memungkinkan penyebaran jarak jauh dari satu badan air ke
badan air lainnya dan rentang distribusi yang luas dari banyak hewan air tawar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam populasi terdapat kelahiran, kematian dan juga distribusi .Pada populasi
terdapat kepadatan dan kerapatan yang merupakan ukuran besarnya populasi dalam satu
ruangan tersebut.biasanya hewan hidup secara berkelompok ,seragam dan juga
acak,mereka beradaptasi dengan cara mereka masing-masing,mereka melakukan
persebaran mereka dalam habitat mereka masing-masing.
Pola penyebaran merupakan salah satu bentuk pertahanan hidup dari serangan
predator dan iklim. Penyebaran organisme adalah proses penting untuk memahami baik
hubungan geografis dalam evolusi melaluialiran gendan pola distribusi geografis yang
luas saat ini (biogeografi).
Penyebaran biologis mengacu pada pergerakan individu
(hewan,tumbuhan,jamur,bakteri, dll.) dari tempat kelahiran mereka ke tempat
berkembang biak mereka ('penyebaran natal'), serta perpindahan dari satu tempat
berkembang biak ke tempat berkembang biak lainnya ('berkembang biak bubaran').
DAFTAR PUSTAKA

https://ekologihewan-nova.blogspot.com/2011/12/populasi-hewan.html?
msclkid=a201926cb35211ec9734dc93ff2a3634

https://www.bing.com/search?form=MOZLBR&pc=MOZD&q=penyebaran+populasi+hewan

Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press : Jakarta.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai