Anda di halaman 1dari 24

Makalah

POPULASI DAN KOMUNITAS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi yang Diampuh Oleh
Ibu Dr. Marini Susanti Hamidun, S.Si, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Deisy Fitriana Maunu
NIM : 431419012
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : B
Semester : 3 (Tiga)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3
2.1 Konsep Populasi .............................................................................................3
2.2 Dinamika Populasi ..........................................................................................5
2.3 Pola Penyebaran Populasi ...............................................................................7
2.4 Faktor Pembatas Populasi ...............................................................................9
2.5 Konsep Komunitas .........................................................................................11
2.6 Pola-Pola Komunitas ......................................................................................15
2.7 Struktur Komunitas ........................................................................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................19
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................19
4.2 Saran ...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring dengan
itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini menjelaskan
secara ringkas mengenai “Populasi dan Komunitas”. Penulis menyadari akan
kekurangan dari makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena
itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
berguna bagi pembaca.

Gorontalo, 31 Oktober 2020

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.
Populasi yaitu dalam Kamus Bahasa Indonesia populasi dapat berarti
sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel;
sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Dan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti.Sehingga populasi dalam statistika tidak terbatas
pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi
perhatian kita.
Komunitas merupakan konsep yang penting karena di alam berbagai jenis
organisme, hidup bersama dalam suatu aturan dan tidak tersebar begitu saja dan
apa yang dialami oleh komunitas akan dialami oleh organisme. Jadi untuk
memusnahkan sesuatu organisme kita dapat lakukan dengan jalan mengubah
komunitasnya.Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup
pada waktu dan daerah tertentu yang saling bertinteraksi dan saling
mempengaruhi. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks
bila di bandingkan dengan populasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dari Populasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Dinamika Populasi?
3. Apa yang dimaksud dengan Pola Penyebaran Populasi?
4. Apa yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Populasi?
5. Bagaimana Konsep dari Komunitas?
6. Apa yang dimaksud dengan Pola-Pola Komunitas?
7. Bagaimana Struktur Komunitas?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep dari Populasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui Dinamika Populasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui Pola Penyebaran Populasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Faktor Pembatas Populasi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Konsep dari Komunitas.
6. Mahasiswa dapat mengetahui Pola-Pola Komunitas.
7. Mahasiswa dapat mengetahui Struktur Komunitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Populasi
Kata populasi berasal dan bahasa Latin, yaitu populus yang berarti rakyat atau
penduduk (Irwan, 1992). Dalam ilmu ekologi, yang dimaksud dengan populasi
adalah sekelompok individu yang sejenis atau sama spesiesnya (Irwan, 1992;
Heddy, Soemitro, dan Soekartomo, 1986; Odum, 1993).
Menurut Resosoedarmo dkk. (1986), populasi merupakan kelompok
organisme sejenis yang hidup dan berbiak pada suatu daerah tertentu, misalnya
populasi manusia di Jakarta pada tahun 2002, populasi gajah di Taman Nasional
Way Kambas pada tahun 2002, populasi badak di Ujungkulon pada tahun 2000,
populasi pohon jati di perkebunan Purwakarta pada tahun 1991. Di dalam
menyebut suatu populasi harus dilakukan dengan cara menyebut batas waktu dan
tempatnya. Jadi dapat dikatakan bahwa populasi adalah sekelompok makhluk
hidup yang mendiami suatu daerah tertentu.
Menurut Resosoedarmo dkk. (1986), semua komponen komunitas biotik
terikat oleh adanya ketergantungan antaranggota-anggotanya sebagai suatu unit.
Komunitas biotik ini terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang anggota-
anggotanya bergabung secara erat satu sama lain, sehingga masing-masing
kelompok kecil ini menjadi lebih bersatu. Masingm-masing kelompok kecil
dalam komunitas biotik dinamakan populasi. Pada populasi mi mempunyai
tingkat organisasi yang lebth tinggi dan pada individu-individu organisme dan
merupakan kesatuan yang nyata karena memiliki ciri atau karakteristik unik yang
dimiliki populasi dan bukan milik individu dalam populasi (Resosoedarmo dkk.,
1986; Irwan, 1992).
Konsep Populasi Populasi secara sederhana diartikan sebagai suatu kelompok
organisme (tumbuhan/hewan) yang mampu melakukan persilangan diantaranya
dan menempati suatu ruang/kawasan tertentu. Kelompok organisme yang
membentuk populasi tidak lain adalah individu-individu dari spesies yang sama

3
baik secara genetik maupun secara morfologi. Oleh karena itu, bila kita
membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang
dibicarakan dan juga diperlukan batas waktu dan bahkan kuantitas. (Syamsurizal,
1999 : 12).
1. Ciri Populasi
Pada setiap populasi memilik ciri khas yang berbeda-beda. Menurut Gopal
dan Bhardwaj (1979), karakteristik yang dimiliki populasi antara lain Densitas
(kepadatan atau kerapatan), natalitas (angka kelahiran), mortalitas (angka
kematian), laju kenaikan populasi, umur dan sex ratio, serta agregasi.
Odum (1993) dan Irwan (1992) menyebutkan tentang karakteristik yang
dimiliki suatu populasi mencakup kepadatan, natalitas, mortalitas, penyebaran
umur, potensi biotik, dispersi (penyebaran), dan bentuk pertumbuhan atau
perkembangan. Populasi juga mempunyai karakteristik genetik yang secara
langsung berhubungan dengan ekologinya, misalnya sifat adaptif, keserasian
reproduktif, dan ketahanan. Selain karakteristik populasi seperti yang telah
dikemukakan tersebut, masih ada karakteristik yang sangat penting untuk
menyatakan kondisi suatu populasi, yaitu distribusi atau penyebaran intern
(Heddy dkk., 1986).
2. Karakteristik Populasi
Memiliki kerapatan (density) Untuk menyatakan ukuran/ besarnya
populasi, pengertian kerapatan populasi (populasi density, densitas populasi)
banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam jumlah individu
dengan ruang yang ditempati pada satuan luas (misalnya m2 atau Ha) untuk
organisme yang hidup di darat atau satuan volume (misalnya liter atau m3)
Kerapatan = Jumlah individu Satuan luas/volume. Kerapatan populasi
ditentukan oleh :
a. Energy/produktifitas lingkungan
b. Tropic level organisme yang menyusunnya
c. Besar atau kecepatan metabolisme

4
d. Homeostatic mechanism yaitu suatu mekanisme dimana adanya
kecenderungan faktor biotis mengadakan keseimbangan. (Dalim, 1999 :
83-84)
Populasi yang terkontrol merupakan sesuatu yang secara teratur mengarah
pada kemampuan lingkungan untuk mendukung individu-indivudu. Daya dukung
ini bisa berubah menurut waktu, oleh karena ketersediaan sumber menjadi kritis,
perubahan umur struktur genetic populasi, atau perubahan sumber kematian
eksternal. Densitas populasi terkontrol mungkin berubah dalam pola yang
bertahap (tracking) dengan berubahnya daya dukung lingkungan. Tracking dari
fluktuasi yang besar membutuhkan hubungan timbal balik yang kuat dan cepat
antara organism denagn lingkungan. Hubungan tersebut akan menentukan
kecepatan perubahan populasi terkontrol sebagai respon terhadap fluktuasi
lingkungan. (McNaughton, 2000: 509).

2.2 Dinamika Popilasi


Dinamika adalah suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana
perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain. Sedangkan
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa populasi
rumput, populasi ikan, populasi kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan
lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa Dinamika Populasi adalah perubahan
populasi dari waktu ke waktu (McNaughton, dan Larry, 1990). Dinamika
populasi merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan
populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam
pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent”
(mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme “density
independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Dinamika populasi merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi
sepanjang waktu. Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu

5
berkembang dan menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah
populasi tersebut. Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi
mengungkapkan bahwa bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat stabil
itu, ada kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan
menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah populasi. Contohnya pada
lemming, binatang pengerat yang kecil ini hidup di wilayah yang sangat dingin
dibelahan bumi utara. Setiap tiga atau empat tahun jumlah lemming menjadi amat
banyak, lalu terlihat binatang ini melakukan migrasi besar-besaran. Diduga ini
terjadi karena persediaan makanan yang ada telah habis. Cerita-cerita mengenai
lemming yang bunuh diri muncul berdasarkan fakta bahwa binatang ini akan
menyeberangi sungai untuk mencari makan. Ketika mencapai laut, mereka juga
mencoba menyeberangi laut tersebut dan akibatnya mereka mati tenggelam.
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam
pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent”
(mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) : faktor yang mengendalikan
populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang
kecil. Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan mekanisme “density
independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) : faktor yang
mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya :
kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah:
1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang
menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam
populasi.

6
2.3 Pola Penyebaran Populasi
Merupakan pergerakan individu individu kedalam atau keluar dari populasi.
Penyebaran populasi ini disebabkan karena dorongan untuk mencari makanan,
menghindari diri dari para predator, pengaruh iklim, ketersediaan air, dapat
terbawa 12nvert, mencari tempat yang lebih layak, kebiasaan kawin atau
pengaruh seksual dan factor fisik lainnya. Penyebaran populasi dapat terbagi
menjadi 3 pola, yaitu
a. Emigrasi
Suatu pergerakan individu keluar tempat dari tempat / daerah populasinya
ke tempat yang lainnya dan individu tersebut tinggal secara permanen di
tempat yang baru.
b. Imigrasi
Suatu pergerakan individu populasi ke dalam suatu daerah populasi dan
individu tersebut meninggalkan daerah populasinya, selanjutnya tinggal
ditempat baru.
c. Migrasi
Pergerakan dua arah, ke luar dan masuk populasi atau populasi pergi dan
dating secara periodic selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan.
Maka, individu individu suatu populasi akan berpindah tempat, sedangkan
jika sudah menguntungkan akan kembali ketempat asal. Migrasi ini dapat
terjadi secara musiman atau tahunan.
Sebagai contohnya, Saat pertama ikan mempunyai kemampuan bereproduksi
(kematangan seksual ) dipengaruhi oleh beberapa 13nvert. Terdapat perbedaan
antara masing-masing spesies pada umur dan ukuran yang sama. Secara umum
dapat dikatakan bahwa ikan-ikan yang mempunyai ukuran maksimum kecil dan
jangka waktu hidup yang pendek akan mencapai kedewasaan pada umur yang
lebih muda daripada ikan yang mempunyai ukuran maksimum lebih besar (Odum
dan Howard, 1992).

7
Umur merupakan salah satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat
pertumbuhan 13nverteb pada ikan, walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat
dipengruhi oleh 13nvert-faktor lingkungan(Odum dan Howard, 1992).
Selanjutnya Odum dan Howard (1992).menjelaskan tanda tahunan pada tubuh
ikan tercatat pada sisik, tulang oprculum, duri sirip punggung atau dada, tulang
punggung otolith (batu telinga). Hoffbaur (Odum dan Howard, 1992) menyatakan
perubahan jumlah individu dalam populasi dari suatu spesies ikan dapat berubah –
ubah dari waktu ke waktu. Terjadinya perubahan itu dipengaruhi oleh
keberhasilan atau kegagalan produksi selanjutnya dapat mempengaruhi
rekuitment ke dalam populasi ikan yang telah ada. Selain itu juga dipengaruhi
oleh angka mortalitas yang terjadi. Angka mortalitas agak sukar untuk ditetapkan
karena banyak factor yang mempengaruhi (Odum dan Howard, 1992).
Bailey,.k.m. And e.d. Honde. (1989) menyatakan bahwa penyebab kematian
indivu ikan secara masal yang berada di suatu habitat tertentu adalah predasi,
penyakit, pencemaran, pemusnahan secara fisik oleh mesin atau manusia dan
gejala alam. Sedangkan penyebab kematian yang pengaruhnya tidak langsung
kepada individu antara lain makanan, kondisi lingkungan yang kurang
menyenangkan, beberapa jenis 14nverteb dan tekanan 14nvert.
Menurut Suin (1989) kematian individu ikan di dalam populasi pada habitat
tertentu dapat terjadi mulai dari telur ikan yang baru dilepas ke perairan atau yang
telah dibuahi, di masa larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara
alami.
Menurut Sudarsono (1978) menyatakan bahwa mengelompoknya individu
dalam suatu populasi disebabkan oleh respon terhadap lokasi yang berbeda, cuaca
dan hasil dari proses reproduksi. Selanjutnya (Suin,1989) menyatakan penyebaran
fauna umumnya terjadi secara mendatar tergantung pada jaraknya dari perairan
utama (laut) serta adaptasi fauna terhadap perubahan lingkungan.

8
2.4 Faktor Pembatas Populasi
Suatu keadaan yang melampaui batas-batas toleransi disebut keadaan yang
membatasi atau faktor pembatas. Faktor pembatas dapat mencapai nilai ekstrim
maksimum maupun minimum dengan ukuran kritis. Faktor pembatas bervariasi
dan berbeda untuk setiap tumbuhan maupun hewan dengan nilai ekstrim tertentu,
sehingga terjadilah pengelompokan dan perkembangan serta penyebaran
organisme tersebut (Soeraatmadja, 1987).
Liebig menyatakan bahwa jumlah bahan utama yang dibutuhkan apabila
mendekati keadaan minimum kritis cendrung menjadi pembatas. Ditambahkannya
bahwa cahaya, suhu, zat makanan dan unsur-unsur utama meyebabkan hilangnya
vegetasi pada ketinggian tertentu di pegunungan atau hilangnya beberapa
tumbuhan dalam wilayah yang dinaungi.Bukan sekadar terlalu sedikitnya sesuatu
yang menjadi faktor pembatas seperti yang dinyatakan Liebig, tetapi juga terlalu
banyak faktor seperti panas, cahaya dan air. Oleh sebab itu organime mempunyai
sifat minimum dan maksimum lingkungannya. Jarak antara kedua batas nilai
minimum dan maksimum lingkungan ini menunjukkan batas toleransi (Eugene P.
Odum, 1993).
Faktor-faktor ekologi baik yang berupa faktor pembatas yang merugikan
maupun yang bukan faktor pembatas (faktor yang menguntungkan) atau faktor
positif maupun faktor negatif terhadap populasi dapat tergolong faktor :
a. Density independent/density legislatif atau tidak tergantung kepada kepadatan
jika pengaruhnya atau efeknya tidak tergantung pada besarnya populasi.
Contoh : faktor iklim, angin ribut, penurunan temperatur yang drastis, faktor
cahaya, dan sebagainya.
b. Density dependent/faktor, bergantung kepadatan yaitu faktor ekologi yang
pengaruh atau efeknya terhadap populasi merupakan fungsi dari kepadatan/
densitas populasi. Pengaruh density pendent seperti pengatur mesin karena
merupakan alat utama untuk mencegah over population dan bertanggung
jawab atas pencapaian kedaaan seimbang (steady state). Contoh : faktor-

9
faktor biotik, misalnya kompetisi, parasitisme, pathogen, natalitas, mortalitas,
dan sebagainya.
Aspek density-independent pada lingkungan cenderung membawa variasi
dalam kepadatan populasi sedangkan density-dependent berupa natalitas dan
mortalitas cenderung umtuk memelihara populasi. Contoh:
a. Density-dependent
Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu
vegetasi akan menahan dan mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan
menentukan jumlah cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah
energi yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar. Intensitas cahaya yang
berlebihan dapat berperan sebagai faktor pembatas. Cahaya yang kuat sekali
dapat merusak ensima akibat foto – oksidasi, ini mengganggu metabolisme
organisme – organisme terutama kemampuan dalam sintesis protein
Misalnya badai hebat, yang tiba-tiba mengakibatkan perubahan drastis
pada sejumlah faktor fisik suatu lingkungan, seperti penurunan suhu yang
nantinya akan mengakibatkan kematian pada beberapa individu dalam suatu
populasi yang mengakibatkan penurunan kepadatan suatu populasi. Hal ini
akan membuat variasi dalam suatu populasi dimana antar populasi mungkin
memiliki jumlah individu yang berbeda-beda.
b. Density-independent
Natalitas dan Mortalitas merupakan faktor yang sama-sama
mempertahankan kepadatan pada suatu populasi. Natalitas mampu
meningkatkan kepadatan suatu populasi sedangkan mortalitas akan
menurunkan kepadatan pada suatu populasi. Natalitas dan mortalitas menjaga
keseimbangan dalam suatu populasi, yaitu dengan menjaga agar jumlah rata-
rata individu dalam suatu populasi tetap atau tidak banyak mengalami
perubahan, sehingga disebut sebagai faktor pembatas pertumbuhan populasi.

10
2.5 Konsep Komunitas
Tidak ada suatu populasi organisme atau spesies yang dapat hidup sendiri di
alam, melainkan mereka akan berkumpul dari berbagai populasi dan hidup secara
bersamaan. Kumpulan dari beberapa populasi organisme, hidup di suatu habitat
disebut dengan komunitas (Krebs, 1978). Berdasarkan Resosoedarmo (1990)
komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam
suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan
pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.
Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh
gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan
populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi
yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak
dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya.
Menurut Odum (1996), mendeskripsikan tentang komunitas biotik sebagai
kumpulan populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik yang telah
ditentukan, hal tersebut merupakan satuan yang di organisir sedemikian bahwa
dia mempunyai sifat tambahan terhadap komponen individu dan fungsi sebagai
unit melalui transformasi metabolik yang bergandengan. Komunitas utama adalah
mereka yang cukup besar hingga mereka relatif tidak tergantung dari masukkan
dan hasil dari komunitas didekatnya sedangkan komunitas minor adalah mereka
yang kurang bergantung pada kumpulan tetangganya.
Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi makhluk hidup lain, juga
mengalami serta menjalani siklus hidup. Komunitas, ditinjau dari segi fungsi,
tumbuhan dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat
membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan
lingkungan yang dapat memunuhi kebutuhan hidupnya dalam kumpulanya ini
terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan
hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini
terbentuk suatau derajat keterpaduan. Kelompok seperti itu yang tumbuhan dan

11
hewannya secara bersama telah menyesuaikan diri dan mempunyai suatu tempat
alami disebut komunitas. Konsep komunitas cukup jelas, tetapi sering kali
pengenalan dan penentuan batas komunitas tidaklah mudah. (Heddy, 1986). Suatu
gambaran mengenai komunitas (lingkaran kuning) dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 1. Komunitas Tumbuhan

1. Karakteristik dan Pemberian Nama Komunitas


Komunitas dapat beraneka macam bentuk dan besarnya, seperti halnya
komunitas hewan avertebrata yang hidup di batang kayu atau komunitas
tumbuhan di hutan yang luasnya hampir dalam satu benua, pulau, atau
propinsi (Soedjipta, 1993).
Berdasarkan Krebs (1978), karakteristik komunitas tidak dimiliki oleh
masing-masing spesies sebagai komponennya. Setiap komunitas hanya
memiliki arti dalam kaitan sebagai anggota komunitas secara keterpaduan.
Lima karakteristik yang telah diukur dan dikaji yaitu sebagai berikut:
a) Keragaman spesies, daftar spesies tumbuhan dan hewan merupakan
ukuran sederhana dari kekayaan spesies, atau disebut keragaman spesies.
b) Bentuk dan struktur pertumbuhan, tipe komunitas dapat dideskripsikan
oleh kategori utama dari bentuk pertumbuhan, misalnya pohon yang

12
selanjutnya bentuk pertumbuhan dapat diperinci dalam beberapa kategori
seperti pohon berdaun lebar atau pohon berdaun jarum. Perbedaan bentuk
pertumbuhan tersebut dapat menentukan stratifikasi suatu komunitas.
c) Dominansi, tidak semua spesies dalam komunitas kedudukannya sama
penting dalam menentukan sifat komunitas. Secara ekologik spesies yang
berpengaruh dalam hal besar, jumlah maupun aktifitas mampu
menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
d) Kelimpahan relatif, ukuran proporsi dari tiap spesies dalam komunitas.
e) Struktur trofik, hubungan memberi makan spesies dalam komunitas akan
mempengaruhi aliran energi dan tumbuhan ke herbivor ke karnivor.
Merujuk pada karakteristik komunitas, menurut Irwan (1992), pemberian
nama komunitas dapat berdasarkan:
a) Bentuk atau struktur utama seperti sifat dominan, jenis dominan, bentuk
hidup, atau indikator lainnya misal hutan pinus, hutan agathis, hutan jati,
hutan dipterocarpaceae, maupun hutan hutan sklerofil yang ada di Flores.
b) Berdasarkan habitat fisik komunitas seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan dan sebagainya.
c) Berdasarkan sifat atau tanda fungsional misal tipe metabolisme komunitas,
berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim di daerah tropik terdapat
curah hujan tertinggi dan seringkali disebut sebagai hutan hujan tropik.
Di antara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya
beberapa spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata
dalam memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif organisme
dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya, namun
oleh jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan
suatu spesies biasanya dinyatakan oleh indeks keunggulannya (Michael,
1994).

2. Organisasi Komunitas

13
Komunitas dapat diatur melalui tiga proses yaitu kompetisi, predasi, dan
simbiosis. Kompetisi di antara tumbuhan, herbivor, karnivor dapat
mengontrol keanekaragaman dan kelimpahan spesies di suatu komunitas.
Predasi dapat mengatur komunitas yaitu berperan sebagai pemangsa, sehingga
kerangka organisasi komunitas ditentukan oleh hewan. Simbiosis juga
termasuk proses yang penting seperti hubungan mutualisme, yaitu
menghubungkan antara spesies dan meningkatkan organisai komunitas
melalui jalan yang baik. Gambaran mengenai predasi dapat dilihat pada
gambar 2., komunitas pada gambar 3., dan simbiosis pada gambar 4.
Pembelajaran organisasi komunitas memerlukan pengetahuan mengenai
komponen spesies dan ketiga proses yang terikat menjadi satu. Komunitas
mengandung berbagai jenis spesies, sehingga kita tidak dapat mempelajari
setiap spesies secara terpisah (Krebs, 1978).

Gambar 2. Kompetisi Gambar 3. Predasi


Sumber: Setiawan, 2014 Sumber: Setiawan, 2014

Gambar 4. Simbiosis Mutualisme


Sumber: Setiawan, 2014
2.6 Pola-Pola Komunitas

14
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan
interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola (Hutchinson, 1953).
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain.Struktur komunitas dapat dilihat pada gambar :

Gambar 5. Komunitas Berdasarkan Bentuk atau Stuktur Utama

Gambar 6. Komunitas Berdasarkan Habitat Fisik

15
Gambar 7. Komunitas Berdasarkan Lingkungan Alam
Beberapa karakter komunitas yaitu :
1) Kualitatif seperti komposisi,bentuk hidup,fenologi dan vitalitas.Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2) Kuantitatif seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi
kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies
di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau
biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan
penangkapan
3) Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju
ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat
diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan
fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan
sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini
komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi
merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap
yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

Beberapa macam pola diversitas dalam komunitas:

16
a. Pola stratifikasi (lapisan tegak/vertikal)
 Komunitas tumbuhan di hutan herba,semak dan pohon bawah tajuk.
 Komunitas ikan di danau,laut yang terikat dengan temperatur,kandungan
oksigen atau pencahayaan.
b. Pola zonasi (pemisahan horizontal)
Komunitas spesies yang hidup di laut intertidal (pasang surut),litoral
(permukaan terbuka) dan abysal (laut dalam).
c. Pola aktivitas (periodisitas)
 Pada Komunitas zooplankton di danau dan laut.Zooplankton migrasi pada
malam hari ke permukaan air untu mencari mangsa,turun ke daerah yang
lebih dalam untuk menghindari panas.
 Organisme yang bersifat noctunal (lebih aktif pada malam hari),organisme
crepuscula (aktif pada senja hari).
d. Pola jala makan (food web)
e. Pola reproduksi
 Komunitas burung yang migrasi mencari tempat untuk bertelur.
 Komunitas ikan migrasi ke daerah estuaria untuk memijah.
f. Pola sosial (kelompok dan kawanan)
Komunikasi monyet yang berkelompok untuk mempertahankan daerah
teritorialnya
g. Pola ko-aktif (hasil kompetisi, antibiosis,dll)
Komunitas yang hidup bersama secara mutualisme, persaingan atau
dengan interaksi lain.
h. Pola stochastic (diakibatkan oleh tenaga atau kakas acak)
Komunitas yang dibentuk sebagai hasil dari tekanan lingkungan yang
sifatnya random atau acak.Namun jarang sekali ditemukan di alam.

2.7 Struktur Komunitas

17
Komunitas yang berbeda akan dapat diamati dalam setiap habitat yang
berbeda dan satuan lingkungan yang berbeda pula. Komposisi dan sifat komunitas
merupakan indikator paling baik untuk mengetahui komunitas tersebut.
Komunitas dapat dibedakan menjadi komunitas mayor –komunitas bersama
habitatnya yang merupakan satuan dapat melengkapi dan melestarikan komunitas
itu sendiri, kecuali energi matahari sebagai masukan harus ada– dan komunitas
minor –komunitas menjadi kelompok sekunder dalam komunitas mayor, jadi
bukan satuan bebas sepenuhnya mengenai sirkulasi energi.
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan
interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola. Struktur suatu komunitas
tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar spesies, tetapi juga oleh jumlah
individu dari setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu menyebabkan
kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas,
bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya
berpengaruh pada stabilitas komunitas itu sendiri (Heddy, 1986). Berdasarkan
pembentukannya struktur komunitas dibagi menjadi struktur fisik dan struktur
biologi.
a) Struktur fisik, suatu komunitas tampak jika komunitas diamati, misalnya jika
mengunjungi hutan deciduosa akan tampak suatu struktur primer secara
musiman dan suatu struktur sekunder berupa pepohonan kecil.
b) Struktur biologi, komposisi perubahan temporal dalam komunitas yang
merupakan hubungan antara spesies dalam suatu komunitas sehingga
sebagiannya bergantung pada struktur fisik.
Kedua struktur komunitas berpengaruh kuat pada fungsi suatu komunitas.
Fungsi komunitas yaitu kerja suatu komunitas sebagai pemroses energi dan zat
hara. Struktur aupun fungsi komunitas telah dimodifikasi oleh seleksi alam yang
bertindak pada para individu yang menyusun komunitas.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata populasi berasal dan bahasa Latin, yaitu populus yang berarti rakyat atau
penduduk (Irwan, 1992). Dalam ilmu ekologi, yang dimaksud dengan populasi
adalah sekelompok individu yang sejenis atau sama spesiesnya (Irwan, 1992;
Heddy, Soemitro, dan Soekartomo, 1986; Odum, 1993).
Dinamika populasi merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta
pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus
di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density
dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme
“density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).
Penyebaran populasi dapat terbagi menjadi 3 pola, yaitu Emigrasi yaitu suatu
pergerakan individu keluar tempat dari tempat / daerah populasinya ke tempat
yang lainnya, Imigrasi yaitu suatu pergerakan individu populasi ke dalam suatu
daerah populasi, dan Migrasi yaitu pergerakan dua arah, ke luar dan masuk
populasi atau populasi pergi dan dating secara periodic selama kondisi lingkungan
tidak menguntungkan.
Faktor-faktor ekologi baik yang berupa faktor pembatas yang merugikan
maupun yang bukan faktor pembatas (faktor yang menguntungkan) atau faktor
positif maupun faktor negatif terhadap populasi dapat tergolong faktor Density
independent/density legislatif dan Density dependent.
Berdasarkan Resosoedarmo (1990) komunitas ialah beberapa kelompok
makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan,
misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup
membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.
Beberapa macam pola diversitas dalam komunitas diantara lain Pola
stratifikasi (lapisan tegak/vertikal), Pola zonasi (pemisahan horizontal), Pola

19
aktivitas (periodisitas), Pola jala makan (food web), Pola reproduksi, Pola sosial
(kelompok dan kawanan), Pola ko-aktif (hasil kompetisi, antibiosis,dll), Pola
stochastic (diakibatkan oleh tenaga atau kakas acak),
Berdasarkan pembentukannya struktur komunitas dibagi menjadi struktur fisik
yaitu suatu komunitas tampak jika komunitas diamati, dan struktur biologi yaitu
komposisi perubahan temporal dalam komunitas.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih banyak lagi materi mengenai Populasi dan Komunitas, guna menambah
wawasan untuk pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dalim, Yeniwarti. 1999. Fitogeografi Geografi Tumbuh-Tumbuhan. Padang:


Universitas Negeri Padang.
Heddy, Suwasono. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta: CV Rajawali.

Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, Di


Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Krebs, Charles J. 1978. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance
Second Edition. New York: Harper International Edition.
Michael, P.1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.
Jakarta: UI Press.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga Terjemahan Tjahjonoi.
Yogyakarta: UGM Press.
Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM Press.

Resosoedarmo, S. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung: CV Remadja Karya

Soedjipta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Yogyakarta:UGM Press

Soeraatmadja.1987. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB

Suin, N.M. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Bandung: Penerbit Bumi Aksara.

Syamsurizal. 1999. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Padang: UNP press

Wolf, L. 1992. Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.

21

Anda mungkin juga menyukai