DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
ANGGOTA
Rizwan (192482009)
Dosen Pembimbing :
Erna Fitri Hamda S.Pd., M. Pd
Tidak ada manusia yang lahir sempurna,begitupun dengan makalah yang kami
susun yang lahir dengan penuh keterbatasan,dalam menyusun makalah ini kami
membutuhkan bantuan dari semua pihak baik itu berupa moril maupun materil.Akhir
kata kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya dan kami menunggu kritik dan
saran untuk kami agar mampu membuat makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Penyusun
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian Etnoekologi..............................................................................................3
B. Ekologi dan Adaptasi Manusia Dengan Alam.........................................................4
C. Bentuk Adaptasi Hewan, Tumbuhan, dan Manusia Berinteraksi dengan Alam. .5
D. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Manusia Aktif Melakukan Interaksi
dengan Alam.......................................................................................................................7
E. Pengaruh Tumbuhan Rambai, Eceng Gondok, dan Belimbing Wuluh Bagi
Kehidupan Manusia dan Alam Sekitarnya......................................................................8
BAB III.................................................................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini akan melakukan interaksi dan adaptasi dengan
alam. Manusia melakukan adaptasi dan interaksi mengembangkan budaya
sehingga terjadi perubahan‐perubahan ekosistem. Pembahasan antara manusia
dengan alam memang sangat kompleks dan rumit. Kompleksitas interaksi dan
adaptasi antara manusia dengan alam tidak terlepas dari pengaruh unsur biotik
dan abiotik yang ada di lingkungan sekitarnya. Jadi apa yang disediakan alam
sejogjanya dapat dimanfaatkan manusia dalam memenuhi kehidupan manusia,
tanpa merusak dan tetap menjaga kelestarian alam.
1
lebih luas terikat pada wilayah atau Negara tertentu, yang memunculkan ciri khas
yang ditampilkan pada
2
wilayah tersebut akibat adanya manusia sebagai penghuni dengan segala
keinginannya yang tak terbatas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etnoekologi
3
alam tertentu) pada masyarakat suku Haruku (Pulau Haruku) (Agustrino, 2004)
dan
4
pemanfaatan embung pada masyarakat suku Sasak di Kabupaten Lombok
Timur (Wiyasa, 2004).
5
lainya secara alami sesuai dengan kemampuan adaptasi mereka. Hasil adaptasi
manusia dapat berupa: mata pencaharian, perumahan, pakaian, peralatan rumah
tangga, peralatan berkebun, membuka lahan, dan lain sebagainya.
Adaptasi dilakukan baik oleh hewan, tumbuhan, dan manusia. Adaptasi yang
dilakukan berbeda satu dengan yang lainnya dengan caranya masing‐masing yang
khas. Perbedaan bentuk adaptasi dan interaksi ini membedakan manusia dengan
makhluk hidup lainnya dengan mengembangkan budaya.
1. Adaptasi Hewan
Hewan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan berpikir secara
naluri dan instingtif, tetapi hewan tidak mampu untuk menghindarkan diri
dari pengaruh alam yang sifatnya datang secara langsung. Ada
kecenderungan hewan melakukan adaptasi terhadap alam menggunakan
naluri dan insting mereka. Adaptasi pada hewan mengarah pada
perubahan prilaku berdasarkan naluri dan instingtif yang biasanya
dilakukan dan akan mempengaruhi anatominya dan siklus hidupnya
seperti mencari makan, berkembang biak, dan melakukan perkawinan.
Contoh, adaptasi pada hewan: bulu pada hewan, musim birahi dan
reproduksi, warna khas kulit dan bulu. Adaptasi‐ adaptasi hewan
6
tersebut bisa menjadi petunjuk alam (bio‐indikator) untuk mengamati
perubahan‐perubahan alam yang terjadi disekitar kita, hal ini dapat dilihat
pada pembahasan sistem waktu pertanian masyarakat lokal menggunakan
petunjuk alam (Rudi Hilmanto 2009, 2010).
2. Adaptasi tumbuhan
3. Adaptasi Manusia
7
generasi dan selanjutnya dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang merupakan unsur‐unsur budaya masyarakat. Manusia
memiliki pola adaptasinya lebih tinggi hal ini karena kebudayaan yang
yang mereka miliki.
Bentuk interaksi dan adaptasi manusia dengan alam, yaitu: adanya aktivitas
manusia mengubah bentang alam di bumi ini, baik lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik. Membuka ladang, melakukan domestikasi hewan‐tumbuhan,
melakukan penghijauan, membuat bendungan, dan membuat sistem irigasi
merupakan contoh bentuk interaksi dan adaptasi manusia. Manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungannya tidak bisa lepas dengan faktor geografis.
Menurut N. Daldjoeni (1982) kehidupan manusia dipengaruhi oleh 8 (delapan)
faktor geografis, yaitu:
8
2. Sumber‐sumber mineral/sumberdaya alam bisa menimbulkan kondisi
konflik di daerah tersebut.
5. Jenis flora dan fauna yang mempengaruhi kegiatan ekonomi dan kondisi
pangan, sandang, dan papan.
6. Air sangat menentukan suatu wilayah dapat atau tidak untuk dihuni
dengan baik untuk daerah non maritim.
7. Lokasi serta unsur relasi spatial (keruangan) lainya seperti posisi, jarak
dengan tempat lain; suatu daerah memiliki luas dan bentuk yang berarti
adanya persatuan bangsa, pertumbuhan ekonomi, serta kontak dengan
daerah lain baik secara budaya maupun politik.
9
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Baccaurea
Spesies : B. motleyana
Rambai adalah tumbuhan yang hidup liar dan dapat dijumpai di beberapa
pekarangan rumah warga pada Kalimantan Selatan, rambai merupakan
tumbuhan khas lahan basah. Selain itu tanaman rambai ini juga cukup adaptif
di daerah lahan rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak. Tumbuhan
rambai berupa tanaman keras atau tahunan, tinggi 10-20 m. Memiliki daun
tunggal dengan bentuk memanjang. Tumbuhan rambai memiliki potensi yang
baik untuk dikembangkan sebagai obat alami, khususnya antibakteri. Buah
10
Rambai dapat dimakan secara langsung oleh manusia dalam keadaan mentah,
maupun diolah terlebih dahulu dengan direbus atau bisa juga dijadikan selai.
Selain itu juga buah rambai dapat dimakan oleh hewan-hewan yang ada
disekitar pohon tersebut, salah satunya hewan yang berhidung panjang yaitu
bekantan. Buah rambai memiliki kandungan nutrisi, manfaat buah ini antara
lain:
Manfaat tanaman rambai bagi manusia sangat beragam. Buah rambai yang
masak bisa langsung dimakan atau dibuat bahan minuman yang dicampur
sirop dan es batu. Kulit buah rambai yang licin dan asam bisa dimanfaatkan
sebagai pencampur bumbu kuah sayuran dan pepesan ikan. Kulit batangnya
yang berwarna cokelat muda dapat digunakan sebagai pencampur ramuan
jamu atau obat tradisional untuk penyakit tertentu. Selain itu, kulit tersebut
dipakai untuk mewarnai kain. Bila dicampur dengan akar pohon harendong
dapat menghasilkan warna merah terang. Kayunya dapat digunakan sebagai
bahan perabot rumah tangga. Biasanya kayu rambai yang dikeringkan dapat
dipakai sebagai kayu bakar, terutama dahan-dahan yang agak kecil beserta
rantingnya (Tatang, et al, 2000).
2. Eceng Gondok
Kingdom : Plantae
11
Sub Kingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
12
ditemukan hidup di rawa-rawa atau sungai di berbagai daerah di Indonesia.
Masing-masing daerah pun memiliki beberapa nama khusus untuk tanaman
Eceng Gondok ini, misalnya di Lampung dinamakan Ringgak, di Dayak
dinamakan Ilung-ilung, di Manado dinamakan Tumpe, dan di Palembang
dinamakan Kelipuk.
Ikan di sungai yang memiliki eceng gondok sangat leluasa bertelur dan
menjadikannya rumah tempat bersarang. Tidak heran ikan dapat berkembang
biak dengan mudah pada eceng gondok tersebut. Meski merupakan keluarga
tanaman, Eceng Gondok juga dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman
lainnya. Caranya dengan menghancurkan Eceng Gondok, kemudian dicampur
bersama decomposer. Lalu lakukan proses fermentasi. Pupuk ini dapat dipakai
untuk menyuburkan sayuran dan buah – buahan.
13
Sedangkan untuk menyembuhkan penyakit kulit caranya dengan hancurkan
terlebih dulu Eceng Gondok, beri sedikit garam, letakan pada bagian kulit
yang sakit seperti bisul.
14
Eceng Gondok yang tumbuh liar memang menjadi sarang
penyakit. Tidak sedikit bakteri ataupun hewan bervirus yang
tumbuh di tumpukan Eceng Gondok dan menyebabkan beberapa
penyakit timbul dan menghampiri warga sekitar.
3. Belimbing wuluh
Klasifikasi Belimbing Wuluh:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraiales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
15
Sumber : Tribunnews.com 2017
16
belimbing wuluh bisa membuat sirup obat batuk Anda terasa lebih
menyegarkan.
b. Meredakan demam dan flu, Cuaca yang tidak mendukung sering kali
membuat tubuh mudah terserang demam dan flu. Hal ini akan lebih
rentan bila daya tahan tubuh Anda sedang lemah. Jika Anda terkena
demam gunakanlah belimbing wuluh. Manfaat belimbing wuluh bisa
digunakan untuk meredakan demam dan flu. Kandungan vitamin C
yang melimpah pada belimbing wuluh akan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh Anda. Rebuslah buah belimbing wuluh lalu
konsumsilah air rebusan belimbing wuluh.
c. Mengatasi alergi, Tidak sedikit orang yang menderita hipersensitivitas
atau alergi. Alergi yang dimiliki oleh orang-orang tidaklah sama. Ada
yang alergi makanan tertentu, obat tertentu, udara atau debu, dan
lainnya. Gangguan alergi ini dikarenakan adanya masalah pada sistem
kekebalan tubuh terhadap zat tertentu. Bagi Anda yang terindikasi
memiliki alergi secara medis maka konsumsilah jus buah belimbing
wuluh secara teratur. Ini dapat mengurangi alergi yang Anda miliki.
d. Mengobati infeksi akibat gigitan serangga, Belimbing wuluh juga
memiliki manfaat untuk melawan bakteri yang masuk melalui gigitan
serangga. Kandungan zat yang terdapat pada batang dan daun
belimbing wuluh bersifat antibiotik yang bisa mengatasi infeksi kuman
akibat gigitan serangga.
e. Mengatasi penyakit diabetes, Bagi Anda yang menderita penyakit
diabetes, Anda bisa menggunakan belimbing wuluh. Belimbing wuluh
dapat mengontrol kadar gula darah Anda. Manfaat belimbing wuluh
juga bisa menurunkan kadar gula darah. Kadar gula darah secara
berangsur bisa menjadi normal kembali dengan menggunakan
belimbing wuluh. Konsumsilah jus buah belimbing wuluh secara
17
teratur. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi dalam belimbing
wuluh yang telah direbus
18
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Etnoekologi dapat diartikan sebagai upaya manusia dalam beradaptasi dengan
lingkungan, cara manusia menggunakan lingkungan, dan juga keselarasan hidup
sosial dengan lingkungan alam manusia,dan pendekatan kajian dibagi menjadi 4 yaitu
pendekatan keruangan,pendekatan ekologi,pendekatan sejarah,pendekatan sistem dan
etnoekologi tumbuhan seperti tumbuhan rambai,eceng gondok,belimbing wuluh serta
manfaatnya dan sebagai tempat tinggal hewan.
3.2.Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan etnoekologi.Diaplikasikan dalam kehidupan dalam
bentuk mengetahui tanaman obat,tumbuhan yang mampu meningkatkan taraf hidup
masyarakat dalam berbangsa dan bertanah air Agar indonesia negeri tercinta makin
jaya dan maju.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jumiarti, Ode. 2017. Jurnal Eksplorasi Jenis Dan Pemanfa Atan Tumbuhan Obat Pada
Masyarakat Suku Muna Di Permukiman Kota Wuna
20