Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGANTAR IPS

“MANUSIA DAN LINGKUNGAN, FENOMENA FISIK (LINGKUNGAN ALAM),


FENOMENA MANUSIA (LINGKUNGAN SOSIAL)”

OLEH KELOMPOK 3 : M.
IRZAM (21129065)
MERI HANDAYANI (21129070)
NADIA RAHMADANI (21129079)
ORYN FAZILLAH (921129451)
PUTRI NADA SALSABILA (21129519)
YULINA DESRI HARIATY (21129509)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. YENI ERITA, M.pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 21 september 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. Latar belakang.............................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................4
C. Tujuan penulisan.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. Manusia dan lingkungan..............................................................................5
B. Fenomena fisik (lingkungan alam)..............................................................12
C. Fenomena manusia(lingkungan sosial)........................................................16
D. Keadaan sosial ekonomi dan budaya serta gejala di Sumatera Barat
BAB III PENUTUP..................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Permukaan bumi tempat hidup berbagai makhluk hidup. Menurut ilmu lingkungan,
permukaan bumi adalah ekosistem yang sangant luas dan dapat dibedakan atas sejumlah
ekosistem yang lebih kecil. Di dalam ekosistem terdapat interaksi antar makhluk hidup
dengan alam lingkunagnnya. Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi tersebut
dikenal dengan istilah ekologi.
Istilah ekologi pada awalnya diperkenalkan oleh salah seorang ahli biologi jerman, yang
bernama Ernest Haekel, ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah tangga dan logos yang
berarti pengetahuan, jadi ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan timbal balik yang
dinamis antara makhluk hidup dengan rumah tangga atau lingkungannya.
Di dalam ekosistem terdapat unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi diantaranya
adalah manusia, unsur alam hayati, unsur alam non hayati dan sumber daya buatan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia dan lingkungan ?
2. Apa yang dimaksud dengan fenomena fisik (lingkungan alam) ?
3. Apa yang dimaksud dengan fenomena manusia (lingkungan sosiBarat
4. Bagaimana dengan keadaan sosial ekonomi dan budaya serta gejala di Sumatera Barat?

C.Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu yang dimaksud dengan manusia dan lingkungan.
2. Untuk mengetahui apa itu fenomena fisik (lingkungan alam).
3. Untuk mengetahui apa itu fenomena manusia (lingkungan sosial).
4. Untuk mengetahui Keadaan sosial ekonomi dan budaya serta gejala di Sumatera Barat

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia dan Lingkungan

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati,
dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbale balik baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbale balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang
lebih kompleks dan riil.

1. Manusia dan lingkungan

a. Pengertian Ekologi
Ekologi terdiri atas dua suku kata Yunani yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan logos
yang berarti firman atau ilmu. Jadi secara harfiah ekologi berarti ilmu ke rumah tanggaan. Ilmu
ini mirip dengan ekonomi secara harfiah berarti ilmu dan aturan rumah tangganomos adalah
bahasa Yunani yang berarti hukum atau aturan. Memang dalam ekologi banyak terlibat ekonomi
dan sebaliknya, dalam ekonomi banyak dibicarakan materi ekologi, meskipun sering kali nama
ekologi tidak disebut.

Mengenal beberapa definisi dalam ekologi, misalnya :


 Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya.
 Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan
makhluk hidup.
 Ekologi adalah biologi lingkungan.

Bertolak dari definisi “Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut pandangh ekologi untuk
membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan manusia, yaitu
oleh manusia untuk manusia. Pendekatan ini disebut pendekatan antroposentris, bahasa

5
Yunani anthropos berarti manusia. Ada ilmu yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi
manusia.

2. Lingkungan Hidup Manusia

Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya.
Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan
fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat
komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang
memengaruhi makhluk-makhluk hidup di antaranya :
a. Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan
memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tanah ini juga merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
b. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas,
gas karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Termasuk juga
nisaln ya gas-gas yang kemudian larut dalam air yang diperlukan oleh makhluk yang hidp di
dalam air.
c. Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air,
maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang
besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
d. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk- makhluk
hidup.
e. Suhu atau temeperatur, merupakan juga factor lingkungan yang sering besar pengaruhnya
terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mampunyai batas-batas
pada suhu dimana mereka dapat tetap hidup.

Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah :

i. Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan
makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat
melakukan proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki
klorofil.
ii. Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat
organik atau makanan yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam kelompok ini yaitu
hewan-hewan dan manusia.

6
iii. Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau
makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organik yang
terdapat dalam sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi
zat-zat anorganik. Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat di gunakan kembali oleh
produsen untuk membentuk zat-zat organik atau makanan. Termasuk kelompok ini
misalnya, kebanyakan bakteri dan jamur-jamur.

Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini :

 Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen konsumen, dan pengurai baik di darat,
laut, maupun udara.
Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan keadaan-
keadaan tertentu.
 Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh individu dari jenis
spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu. Adapun
faktor-faktor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran menambah besarnya
populasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar mengurangi populai
sedangkan perpindahan ke dalam menambah populasi.
Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu
daerah disebut komunitas.
 Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya
membentuk ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi baik di
darat, laut, dan udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada
batas tegas antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan
bumi inilah yang disebut dengan biosfer.

3. Pengaruh manusia pada alam lingkungan hidupnya

Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan melihat adanya
usaha dari manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi
kelangsungan hidup jenisnya. Pada saat manusia hidup mengembara, mereka
hidup dari hasil perburuan, mencari buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di hutan-
hutan. Mereka belum mengenal perihal bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam
kelompok-kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai berkurang, mereka
berpindah mencari tempat yang masih terdapat cukup binatang-binatang buruan sebagai bahan
makanan.
7
Akan tetapi lambat laun dengan bertambahnya jumlah populasi mereka, cara hidup semacam
itu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka mulai mengenal cara bercocok
tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan membuka hutan untuk dibuat lading yang
ditanami dengan umbi-umbian atau tanaman lain yang telah dikenalnya sebagai bahan makanan.
Rumah-rumah mereka pada saat itu terbuat dari kayu yang beratap daun-daunan. Bilamana
kesuburan tanah tidak memungkinkan lagi untuk memperoleh panen yang mencukupi kebutuhan,
mereka berpindah mencari tempat baru yang masih memungkinkan untuk bercocok tanam. Kembali
mereka membuka hutan untuk di jadikan tempat tinggal serta ladangnya. Dan dalam mencari
tempat mereka selalu memperhatikan sumber air, di mana mereka memilih tempat yang dekat
dengan mata air, di tepi sungai, atau danau. Selain bercocok tanam mereka mulai memelihara
binatang-binatang.
Dan akhirnya mereka hidup menetap dari hasil pengalamannya, mereka mulai dapat bercocok
tanam secara lebih baik, misalnya dengan ditemukannya system bersawah, dan lain- lain. Di sini
manusia mulai mengetahui sifat-sifat alam lingkungan hidupnya.
Tampaknya di sini manusia sedikit demi mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan
hidupnya. Bahkan lebih daripada itu, manusia telah mengubah semua komunitas biologis di tempat
mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibandingkan
dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih sedikit serta primitif.
Pengaruh manusia pada alam lingkungan hidupnya
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun
secara negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan
tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan
hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

4. Sumber Alam
Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yakni:
a) Sumber alam yang dapat dipengaruhi (renewable resources) atau disebut pula sumber-
sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber ala mini adalah semua makhluk
hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

b) Sumber alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) atau disebut pula
sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik
adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.

8
Sumber alam biotik mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya
tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan
keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut dikatakan
sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaharui. Lain halnya dengan sumber daya alam
abiotik yang tidak dapat memperbaharui dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan
lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut. Memang
benar di dalam bumi kini masih terjadi pembentukan bahan-bahan tersebut namun
pembentukannya sangatlah lambat sehingga apa yang dibentuk berabad-abad lamanya hanya
dapat mengimbangi apa yang kita gunakan selama satu tahun, bahkan kemungkinan kurang dari
itu.
Tentunya semuanya ini tergantung pada cara-cara manusia menggunakan kedua jenis sumber
alam tersebut. Sumber alam biotik dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila
manusia menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam penggunaan berarti
memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut, dan diusahakan jangan sampai sumber alam itu
musnah. Sebab, sekali suatu jenis spesies di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut
dapat muncul kembali. Seyogianya manusia menggunakan baik sumber daya biotik dan abiotik
secara tepat dan bertanggung jawab.

5. Iptek dan Kelestarian Hidup

1. Pandangan Baru terhadap Lingkungan


Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan baru. Kerusakan lingkungan oleh
aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta
limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka serta menurunnya
nilai estetika alam, merupakan beberapa masalah lingkungan hidup. Pada tahun 1970-an dan 1980-
an, masalah lingkungan hidup semakin meluas, karena terkai dengan meningkatnya atmosfer
bumi sebagai akibat tidak terkendalinya efek rumah kaca. Pemanasan global pada tiga dekade akhir
abad ke 20 telah menimbulkan : Peningkatan suhu, perubahan iklim terutama curah hujan,
peningkatan intensitas dan kualitas badai, kenaikan suhu serta permukaan air laut.
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami bencana.
Sementara itu, air hujan semakin asam sehingga merusak lahan pertanian, hutan dan biota lainnya.
Pada saat yang sama, para ahli menemukan lubang pada lapisan ozon di sekitar antartika.

2. Dampak Perkembangan dan Penerapan Iptek, serta Perubahan Sosial Ekonomi


terhadap Masalah Lingkungan Hidup
9
Manusia menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah, praktis,
efisien dan tidak banyak mengalami kesulitan. Namun tidak jarang, iptek justru menimbulkan
masalah serius bagi kehidupan umat manusia. Jadi, jelas bahwa perkembangan dan penerapan iptek
tidak selalu membawa dampak positif, namun juga dampak negatif.

6. Pelestarian Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan

1) Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki


tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian
lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
 Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
 Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

 Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL


(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan
pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
4) Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2). Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut
erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari
10
permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan
tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan.
Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah
menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beraneka ragam gas, salah
satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan
kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap
organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap
bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan
sehat antara lain:
 Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita

 Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik


pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
 Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang
dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal
hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan
bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
hutan:
1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

11
4. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.

d. Laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan
pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, perusakan
hutan bakau, merupakan kegiatan- kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di
sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk
melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna


Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan
alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan
gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang
mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.

B. Fenomena Fisik (Lingkungan Alam)


Terdapat lima konsep dasar yang dapat membantu menjelaskan bagaimana interaksi dan
pengaruh dari proses-proses fisik di permukaan bumi. Konsep-konsep tersebut dikenal
sebagai sistem, batas, daya, keseimbangan alam, dan keadaan permukaan bumi. Yang dimaksud
dengan sistem disini adalah sekumpulan unsure-unsur yang berhubungan secara saling
12
menguntungkan sehingga mereka saling mempengaruhi sebagai suatu kesatuan secara keseluruhan.
Misalnya dalam siklus Hidrologi (sistem perputaran masa air dipermukaan bumi).
Beberapa wilayah keadaannya tinggi, rendah, datar bergelombang, berbukit-bukit dan
bergungung-gunung. Perbedaan permukaan bumi ini dinamakan relief muka bumi. Di daratan relief
muka bumi yang kita kenal antara lain sebagai dataran rendah, dataran tinggi, lembah, lereng, bukit
dan pegunungan. Sementara di dasar samudera kita mengenal antara lain paparan benua,
paparan laut, pegunungan laut dan lubuk laut. Bentang alam di permukaan bumi ini dipengaruhi
oleh empat unsure pokok yang saling berkaitan. Keempat unsure tersebut adalah sebagai berikut :
1) Gejala litosfer, yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh pembentukan tinggi rendahnya
permukaan bumi seperti dataran, perbukitan, daerah bergelombang dan lembah sungai
berteras.
2) Gejala atmosfer yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh udara yang menyelubungi permukaan
bumi, suhu udara, kecepatan angina, curah hujan dan iklim.
3) Gejala Hidrosfer adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh mata air yang ada dipermukaan
bumi seperti sungai dengan cabang-cabangnya, danau-danau, dan lautan.
4) Gejala Biosfer adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh makhluk hidup berupa Flora,
Fauna, dan Manusia.

Bentukan-Bentukan di daratan maupun di dasar lautan disebabkan oleh tenaga pembentukkan


permukaan bumi yang dikenal sebagai tenaga geologi. Tenaga geologi ini ada yang bersal dari
dalam bumi yang disebut dengan Proses endogenik dan tenaga yang berasal dari Luar bumi disebut
Proses Eksogenik. Proses-proses endogenik yang berupa gerakan antara lain dibedakan antara
vulkanisme, tektonisme dan gempa.

1) Proses Endogenik

Proses endogenik merupakan proses pembentukan bentang alam yang disebabkan tenaga dari
dalam kulit bumi. Tenaga endogenik dengan arah vertikal mengakibatkan tonjolan permukaan bumi
berupa kubah, sedangkan tenaga endogenik yang arahnya lateral atau horizontal mengakibatkan
lipatan-lipatan di bumi, retakan-retakan bahkan patahan.

a) Vulkanisme
Vulkanisme yaitu proses naik dan munculnya magma ke permukaan bumi. Proses
terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer. Jika magma
hanya menyusup sebatas kulit bumi bagian dalam atau tidak sampai keluar dinamakan intrusi

13
magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Dalam proses ini terjadi pendinginan magma yang akan membentuk batuan.
Magma adalah bahan silikat pijar dalam wujud padatan, cairan dan gas, yang berada di dalam
kerak bumi. Erupsi adalah suatu prose keluarnya magma ke permukaan Bumi, baik retakan-retakan
pada badan Gunung api ataupun dengan cara mendesak tubuh gunung api, sehingga
menghancurkan sebagian badan gunung api tersebut.
b) Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal
maupun vertical. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas
epirogenesa dan orogenesa.
c) Gempa
Gempa adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang berasal dari dalam lapisan
bumi. Pusat gempa di dalam bumi disebut Hiposentrum sedangkan pusat gempa di
permukaan bumi tepat di atas hiposentrum disebut Episentrum. Gempa dapat digolongkan menjadi
bermacam-macam, yaitu menurut terjadinya, menurut dalamnya hiposentrum dan menurut
Intensitasnya. Menurut terjadinya gempa dapat dibagi tiga yaitu :
1) Gempa Tektonik, adalah gempa yang disebabkan oleh adanya dislokasi atau pergeseran
lapisan batuan yang panjang di Bumi.
2) Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi.
3) Gempa Runtuhan (guguran) adalah gempa yang di sebakan dengan runtuhnya tanah atau
dinding gua. Gempa ini biasanya terjadi pada daerah pertambangan.

Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi gempa daratan


(episentrum terletak di darat) dan gempa lautan (episentrum terletak di laut). Seismograf
merupakan alat pencatat getaran gempa. Ada dua macam seismograf yaitu seismograf Horizontal
dan Seismograf Vertikal. Seismograf Horozontal adalah seismograf yang mencatat getaran
gelombang seismic dengan arah mendatar. Seismograf Vertikal adalah seismograf yang mencatat
getaran gelombang seismic dengan arah tegak (vertikal). Skala Richter lebih dikenal secara umum
untuk menentukan kekuatan suatu gempa.

2) Proses Eksogenik
Tenaga geologi lainnya yang mengakibatkan bentukan-bentukaan alam di permukaam bumi
adalah proses eksogenik (tenaga asal luar permukaan bumi). Secara umum proses eksogenik
ini dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pelapukan
14
Pelapukan adalah proses penghancuran massa bantuan baik secara fisika, kimiawi dan
biologis. Dilihat dari prosesnya pelapukkan di kelompokkan atas :
1. Pelapukan mekanik yaitu suatu proses pelapukan batuan tanpa mengubah struktur kimiawi
batuan tersebut, tetapi merupakan penghancuran bongkah bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Pembekuan air menjadi kristal-kristal es pada celah batuan.
3. Pelapukan biologis adalah proses pelapukan akibat kegiatan organisme atau makhluk
hidup.
4. Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses pelapukan massa batuan disertai
perubahan struktur kimiawi batuan yang terlapukan.

b. Erosi
Erosi adalah suatu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan (termasuk tanah) secara
alamiah dari suatu tempat ke tempat lainnya oleh zat pengangkut yang bergerak dipermukaan bumi.
Dari pengertian itu ada tiga proses utama dalam erosi yaitu :
1) Pelepasan massa batuan atau tanah dari induknya sering disebut dengan pengikisan.
2) Proses pengangkutan massa batuan atau tanah hasil pengikisan di suatu tempat disebut
pengendapan atau sedimentasi.
Berdasarkan kecapatan proses erosi dibedakan atas erosi geologi dan erosi yang dipercepat
(erosi tanah). Erosi geologi adalah suatu bentuk erosi dimana proses penghancuran tanah relatif
seimbang dengan proses pembentukkannya. Berdasarkan zat pelarutnya, erosi dapat dibagi menjadi:
1) Erosi Air
Pelaku proses pengikisan dalam hal ini adalah air yang mengalir, baik di dalam tanah (ir
tanah), di sungai-sungai, ataupun air yang mengalir dipermukaan tanah setelah terjadi hujan. Erosi
air terbagi atas :

a) Erosi Percikan
Erosi percikan yaitu proses pengikisan tanah yang terjadi akibat percikan air hujan
yang membentuk tanah.
b) Erosi Lembar
Pada erosi ini lapisan tanah yang paling atas hilang terkikis, sehingga kesuburan tanah di
daerah ini sangat berkurang.
c) Erosi Alur

15
Ciri-ciri yang diamati sebagai tanda terjadinya proses erosi alur antara lain : pengikisan yang
membentuk alur-alur yang amat jelas serta bentuk alur relatif lurus di daerah-daerah
berlereng dan berkelok-kelok.
d) Erosi Parit
Tingkat erosi yang paling tinggi yang disebabkan oleh air adalah erosi parit. Ciri-cirinya
adalah pada lereng-lereng yang terkena proses ini akan terbentuk parit-parit yang cukup
dalam yang berbentuk seperti huruf U atau V.

2) Erosi angin
Proses pengikisan batuan atau tanah oleh angin disebut deflasi. Erosi angin terjadi di daerah-
daerah Gurun. Angin kencang yang banyak mengandung kerikil dan pasir, jika melintas
bongkahan-bongkahan batuan tersebut seolah-olah digosok dan dipoles oleh kerikil dan pasir yang
terkandung dalam angina, sehingga sedikit demi sedikit batuan tersebut terkikis.

3) Erosi Gletsyer
Erosi Gletser disebut erosi glacial. Gletsyer adalah massa es yang bergerak. Gletsyet terdapat
di daerah kutub-kutub dan pegunungan tinggi yang puncaknya selalu tertutup es seperti
pegunungan Himalaya dan Alpina.

4) Erosi Oleh Air Laut


Proses erosi terjadi karena gelombang dan arus laut dinamakan abrasi atau erosi air laut.
Energi gelombang laut yang bergerak kearah pantai, maupun mengikis bahkan memecahkan batu-
batu karang yang ada di pantai.

5) Masswasting
Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah berat. Proses terjadinya
masswastinghamper sama dengan proses erosi, yaitu melalui tahap pelepasan masa batuan atau
tanah dari batuan induknya, pemindahan batuan yang terkikis, dan pengendapan batuan tersebut di
suatu tempat (sedimentasi).

C. Fenomena manusia (lingkungan sosial)

1. Pengertian Fenomena Sosial


Fenomena sosial adalah semua perilaku yang dipengaruhi atau mempengaruhi dilakukan oleh
seseorang maupun kelompok tertentu dari/atau terhadap seseorang atau kelompok lain. Fenomena
sosial dapat diartikan sebagai peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan
16
bermasyarakat. Fenomena sosial terjadi ketika manusia menganggap segala sesuatu yang
dialaminya adalah sebuah kebenaran mutlak. Pada dasarnya, permasalahan yang terjadi di dalam
masyarakat terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang terjadi karena adanya proses interaksi
sosial. Munculnya fenomena sosial di masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Perubahan
sosial tidak dapat dihindari, namun dapat diantisipasi. Misalnya penyalahgunaan informasi atau
berita hoax di media sosial.
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi tidak hanya berdampak positif tetapi juga
berdampak buruk. Informasi yang dikeluarkan baik orang perorangan maupun badan usaha melalui
media sosial dan elektronik ketika dibaca oleh banyak orang dapat mempengaruhi emosi, perasaan,
pikiran, bahkan tindakan seseorang atau kelompok. Seharusnya masyarakat jeli dalam menerima
berita dari media sosial, dan tidak mudah menyebarluaskan berita yang belum pasti akan
kebenarannya. Pemerintah juga berperan dalam Fenomena Sosial | 2 menanggulangi berita hoax.
Sikap pemerintah dalam fenomena berita hoax dipaparkan dalam beberapa pasal yang siap
ditimpakan kepada penyebar hoax tersebut antara lain, KUHP, UU No 11 tahun 2008 tentang
informasi dan transaksi elektronik (ITE), Undang-undang No.40 tahun 2008 tentang penghapusan
diskriminasi ras dan etnis. Tidak hanya itu penyebar berita hoax juga dapat dikenakan pasal terkait
ujaran kebencian dan yang telah diatur dalam KUHP dan UU lain di luar KUHP.
Fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan masalah sosial.
Masalah fenomena sosial dalam perspektif sosiologis sering disebut sebagai problem sosial (social
problems). Masalah sosial merupakan suatu gejala fenomena sosial yang mempunyai dimensi atau
aspek kajian yang sangat luas atau kompleks, dan dapat ditinjau dari berbagai perspektif (sudut
pandang atau teori). Oleh karena itu banyak dijumpai beragam pengertian atau definisi tentang
masalah sosial (social problems) yang dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Soerjono Soekanto (1998), fenomena sosial merupakan masalah sosial yang berupa
ketidaksesuaian antara masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan yang membahayakan suatu
kehidupan kelompok sosial

2. Karakteristik Fenomena Sosial

Terdapat 4 karakteristik masalah sosial, yakni sebagai berikut :


1) Dirasakan oleh banyak orang

Suatu masalah dapat dikatakan sebagai masalah sosial apabila masalah itu dirasakan
efeknya oleh banyak orang. Namun, tidak ada batasan pasti mengenai jumlah orang yang harus

17
dipenuhi. Oleh karena itu, apabila efek masalah itu dirasakan oleh dua orang atau lebih (tidak oleh
satu orang saja), maka hal itu juga bisa dikatakan masalah sosial.
2) Kondisi tidak menyenangkan
Penilaian masyarakat terhadap suatu permasalahan sangat menentukan apakah masalah
itu merupakan masalah sosial atau tidak. Yang pasti, masalah sosial merupakan suatu kondisi yang
tidak diinginkan terjadi oleh sebagian besar masyarakat.
3) Kondisi yang perlu pemecahan
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan selalu membutuhkan penyelesaian oleh
masyarakat itu sendiri. Pada dasarnya, masyarakat akan memecahkan suatu fenomena jika
fenomena tersebut berubah menjadi masalah sehingga dirasa perlu untuk diselesaikan. Contoh
kondisi kemiskinan yang dahulu dianggap sebagai hal yang wajar, sehingga tidak memerlukan
pemecahan. Namun, sekarang kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial sehingga perlu
dipecahkan atau ditanggulangi.
4) Pemecahan masalah harus secara kolektif (keseluruhan)
Suatu masalah yang membutuhkan pemecahan secara menyeluruh dan melibatkan
banyak orang, maka masalah tersebut dapat dikatakan sebagai masalah sosial. Pemecahan itu dapat
berupa aksi sosial, perencanaan sosial, dan kebijakan sosial.

3. Faktor Pemicu Timbulnya Masalah Sosial

Adapun penyebab terjadinya fenomena sosial secara umum di antaranya sebagai berikut :
a) Faktor kultural
Faktor ini merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas atau
lingkungan masyarakat. Hal ini yang mengakibatkan perubahan sosial dapat timbul
karena terdapat perubahan-perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan demografi (pertumbuhan atau pengurangan jumlah
penduduk), perubahan ekologi (lingkungan), dan perubahan kultural (adat istiadat serta
budaya).
b) Faktor structural
Faktor ini merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur yang tersusun oleh
suatu pola tertentu. Faktor struktural bisa dilihat dari pola hubungan antar kelompok
dan individu yang terjalin dalam lingkungan masyarakat.

4. Faktor pembangunan sosial


18
Pembangunan sosial sebenarnya dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Namun, apabila pembangunan ini tidak sesuai dengan rencana matang yang telah tersusun, maka
akan menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat yang merupakan target dari pembangunan
tersebut.

D. Keadaan sosial ekonomi dan budaya serta gejala di Sumatera Barat

Sumatra Barat terletak di pesisir barat di bagian tengah pulau Sumatra yang terdiri dari dataran
rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Provinsi ini
memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setara dengan 2,17% luas Indonesia. Dari luas tersebut,
lebih dari 45,17% merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai provinsi ini
seluruhnya bersentuhan dengan Samudra Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan luas perairan laut
186.580 km².

Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudra Hindia termasuk dalam provinsi ini. Seperti daerah
lainnya di Indonesia, iklim Sumatra Barat secara umum bersifat tropis dengan suhu udara yang
cukup tinggi, yaitu antara 22,6 °C sampai 31,5 °C. Provinsi ini juga dilalui oleh Garis khatulistiwa,
tepatnya di Bonjol, Pasaman

Di provinsi ini berhulu sejumlah sungai besar yang bermuara ke pantai timur Sumatra seperti
Batang Hari, Siak, Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar.
Sementara sungai-sungai yang bermuara ke pesisir barat adalah Batang Anai, Batang Arau, dan
Batang Tarusan. Terdapat 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatra Barat,
dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan sebagai gunung tertinggi, yang mencapai
ketinggian 3.085 m. Selain Gunung Kerinci, Sumatra Barat juga memiliki gunung aktif lainnya,
seperti Gunung Marapi, Gunung Tandikat, dan Gunung Talang. Selain gunung, Sumatra Barat juga
memiliki banyak danau. Danau terluas adalah Singkarak di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah
Datar, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan luas mencapai 130,1 km², Singkarak juga
menjadi danau terluas kedua di Sumatra dan kesebelas di Indonesia. Danau lainnya terdapat di
kabupaten Solok yaitu Danau Talang dan Danau Kembar (julukan dari Danau Di atas dan Danau
Dibawah). Sumatra Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko, tepat di antara pertemuan
dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia. Oleh karenanya, wilayah ini sering

19
mengalami gempa bumi. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatra Barat di
antaranya adalah Gempa bumi 30 September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010

a. Pendidikan

Sumatra Barat pernah menjadi pusat pendidikan di pulau Sumatra, terutama pendidikan Islam
dengan surau sebagai basis utamanya. Pada masa kolonial Hindia Belanda, selain pendidikan Islam
berkembang pula pendidikan model Barat. Pada tahun 1856, pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Sekolah Raja di Bukittinggi. Selain sekolah yang dikelola oleh pemerintah, banyak pula
sekolah yang dikelola oleh swasta, seperti Sekolah Adabiah di Padang, INS Kayutanam, Sumatra
Thawalib, MTI Canduang di Kecamatan Canduang, dan Diniyyah Puteri di Padang Panjang.
Sehingga pada saat itu, Sumatra Barat merupakan salah satu wilayah Hindia Belanda yang memiliki
jumlah sekolah dan pelajar cukup besar.

Setelah masa kemerdekaan, di Sumatra Barat juga banyak didirikan universitas dan sekolah tinggi.
Bermula dari Universitas Andalas pada tahun 1955, selanjutnya juga berdiri UIN Imam Bonjol
Padang, Universitas Negeri Padang, dan IPDN Bukittinggi. Beberapa universitas swasta terkemuka
di provinsi ini antara lain Universitas Bung Hatta dan Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat.
Kini hampir disetiap kabupaten dan kota di Sumatra Barat telah memiliki perguruan tinggi, dengan
jumlah terbesar berada di Padang.

b. Suku bangsa

Mayoritas penduduk Sumatra Barat merupakan Suku Minangkabau. Di daerah Pasaman selain etnis
Minang, juga berdiam Suku Batak Mandailing. Kebanyakan dari mereka pindah dari Sumatera
Utara ke Sumatra Barat pada masa Perang Paderi. Di beberapa daerah hasil transmigrasi, seperti di
Sitiung, Lunang Silaut, dan Padang Gelugur, tinggal juga sekelompok suku Jawa, sebagian dari
mereka ialah keturunan imigran asal Suriname yang memilih kembali ke Indonesia pada akhir tahun
1950-an Oleh Presiden Soekarno saat itu, diputuskan untuk menempatkan mereka di sekitar daerah
Sitiung. Hal ini juga tidak terlepas dari situasi politik pasca pemberontakan PRRI.Di Kepulauan
Mentawai yang mayoritas penduduknya beretnis Mentawai, jarang dijumpai masyarakat
Minangkabau. Etnis Tionghoa hanya terdapat di kota-kota besar, seperti Padang, Bukittinggi, dan
Payakumbuh. Di Padang dan Pariaman, juga terdapat masyarakat Nias dan Tamil dalam jumlah
kecil. Di Sumatra Barat, khususnya Padang, terdapat himpunan kerukunan keluarga yang berbeda

20
asal suku bangsa seperti Kerukunan Keluarga Kerinci, Kerukunan Keluarga Cina (HBT dan HTT),
Perkumpulan Keluarga Jawa, dsb.

c. Bahasa

Di Provinsi Sumatra Barat pada umumnya terdapat 3 bahasa yang dipertuturkan yang tersebar di
kabupaten dan kota di Sumatera Barat. 3 bahasa tersebut yakni, bahasa Minangkabau, Batak, dan
Mentawai. Masyarakat yang tinggal di wilayah Sumatera Barat menggunakan bahasa Minangkabau
dalam berkomunikasi satu sama lain pada kesehariannya. Mayoritas atau hampir secara keseluruhan
bahasa yang digunakan dalam keseharian di Sumatra Barat ialah bahasa Minangkabau yang
memiliki lima dialek, seperti dialek Pasaman, dialek Agam-Tanah Datar, dialek Lima Puluh Kota,
dialek Koto Baru, dan dialek Pancung Soal. Dialek Pasaman dituturkan di Kabupaten Pasaman
Barat dan Pasaman. Dialek Agam-Tanah Datar dituturkan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota
Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Dialek
Lima Puluh Kota dituturkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota
Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Dharmasraya. Dialek Koto Baru dituturkan di Kabupaten
Dhamasraya. Dialek Pancung Soal dituturkan di Pesisir Selatan.

d. Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas penduduk Sumatra
Barat menganut agama Islam yakni, 97,48%. Sebagian lagi menganut agama Kristen sebanyak
2,29% dan terutama di kabupaten Kepulauan Mentawai yang mayoritas beragama Protestan dan
Katolik. Sebagian kecil beragama Budha, yakni 0,22%, merupakan keturunan Tionghoa yang
berada di kota, seperti kota Padang, Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Solok.
Sementara pemeluk agama Hindu dan kepercayaan, kurang dari 0,01%.

Berbagai tempat ibadah, yang didominasi oleh masjid dan musala, dapat dijumpai di setiap
kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Masjid terbesar adalah Masjid Raya Sumatra Barat di Padang.
Sedangkan masjid tertua diantaranya adalah Masjid Raya Ganting di Padang, Masjid Bingkudu di
Kabupaten Agam, dan Masjid Tuo Kayu Jao di kabupaten Solok. Arsitektur khas Minangkabau
mendominasi baik bentuk masjid maupun musala. Masjid Raya Sumatra Barat memiliki bangunan

21
berbentuk gonjong, dihiasi ukiran Minang sekaligus kaligrafi. Ada juga masjid dengan atap yang
terdiri dari beberapa tingkatan yang makin ke atas makin kecil dan sedikit cekung. Jumlah rumah
ibadah yang terdapat di Sumatra Barat berdasarkan data BPS 2021 yakni bagi umat Islam terdapat
5.218 masjid dan 9.661 musholah atau langgar. Bagi umat Kristen terdapat 267 gereja Protestan, 62
rumah kebaktian, dan 131 gereja Katolik. Kemudian terdapat 8 Vihara bagi umat Budha dan 1 Pura
bagi umat Hindu yang terletak di kota Padang.

e. Pemerintahan dan politik

Provinsi Sumatra Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara
langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai
pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di
wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan
Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010. Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan
pemerintah kabupaten dan kota bukanlah sub-ordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

f. Perekonomian

Pada triwulan II 2021 perbaikan pertumbuhan ekonomi Sumbar terus berlanjut, dimana ekonomi
Sumbar tumbuh 5,76 persen). Perekonomian Sumbar mengalami pertumbuhan yang signifikan jika
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,92
persen. Perbaikan tersebut terutama didorong oleh pemulihan ekonomi global yang semakin kuat
dan akselerasi stimulus fiskal yang berlanjut. Perbaikan ekonomi terjadi pada semua komponen
PDRB baik dari sisi pengeluaran maupun dari sisi lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, ekspor
menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi yakni 67,88 persen. Hal ini dikarenakan
membaiknya perekonomian dunia yang memicu meningkatnya permintaan ekspor luar negeri.
Sementara dari sisi penawaran, perbaikan ekonomi terjadi pada seluruh lapangan usaha, dimana
lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami pertumbuhan tertinggi
sebesar 29,07 persen.

1. Transportasi

22
Transportasi dari dan ke Sumatra Barat saat ini dihubungkan oleh Bandar Udara Internasional
Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur. Bandar Udara Minangkabau mulai aktif beroperasi pada
akhir tahun 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing. Bandar udara ini terhubung dengan berbagai
kota utama di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Batam, Bandung, serta Kuala Lumpur di Malaysia.
Untuk meningkatkan aksebilitas Bandar Udara Minangkabau, saat ini pemerintah sedang
menyiapkan kereta bandara dari dan menuju pusat kota Padang. Selain Teluk Bayur, transportasi
laut untuk jarak dekat berpusat di Pelabuhan Muara. Pelabuhan ini antara lain juga melayani
transportasi menuju Kepulauan Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau speed boat.
Pelabuhan Muara juga menjadi tempat bersandar kapal-kapal pesiar dan kapal-kapal nelayan. Untuk
transportasi antar kota, saat ini dilayani oleh bus-bus AKDP dan AKAP serta travel. Di Padang,
angkutan umum berpusat di Terminal Bingkuang Air Pacah. Di Bukittinggi berpusat di Terminal
Aua Kuniang, Payakumbuh berpusat di Terminal Koto Nan Ampek, dan Solok berpusat di Terminal
Bareh Solok. Transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan untuk jalur dari Padang ke
Sawahlunto, yang melalui Padang Panjang dan Solok. Pada jalur ini, kereta api hanya dipergunakan
sebagai sarana pengangkutan batubara. Sedangkan dari Padang menuju Pariaman, saat ini masih
digunakan untuk angkutan penumpang.

2. Pariwisata

Sumatra Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia. Fasilitas wisatanya yang
cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival dan even internasional, menjadi pendorong
datangnya wisatawan ke provinsi ini. Beberapa kegiatan internasional yang diselenggarakan untuk
menunjang pariwisata Sumatra Barat adalah lomba balap sepeda Tour de Singkarak, even
paralayang Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan selancar Mentawai International
Pro Surf Competition. Sumatra Barat memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut,
pantai, danau, gunung, dan ngarai. Selain itu pariwisata Sumatra Barat juga banyak menjual
budayanya yang khas, seperti Festival Tabuik, Festival Rendang, permainan kim, dan seni bertenun.

Disamping wisata alam dan budaya, Sumatra Barat juga terkenal dengan wisata kulinernya.
Sumatra Barat memiliki akomodasi wisata, seperti hotel dan agen perjalanan yang cukup baik. Pada
akhir tahun 2012, provinsi ini telah memiliki 221 hotel dengan jumlah kamar mencapai 5.835 unit.
Namun hotel-hotel berbintang lima dan empat, hanya terdapat di Padang dan Bukittinggi.
Sedangkan untuk agen perjalanan di bawah keanggotaan ASITA, Sumatra Barat sudah memiliki
lebih dari 100 agen. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga

23
menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada waktu tertentu. Untuk berbagai informasi serta
literatur sejarah dan kebudayaan Minangkabau, wisatawan dapat memperolehnya di Pusat
Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang terletak di Perkampungan
Minangkabau, Padang Panjang. Di PDIKM terdapat berbagai dokumentasi berupa foto mikrograf,
surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat
kepemerintahan, dan alur sejarah masyarakat Minangkabau sejak abad ke-18 hingga tahun 1980-an.

g. Seni dan budaya

1. Music

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat yang dicampur dengan jenis
musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini
karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan
bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik
tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik. Ada pula saluang
jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga
dengan nama sijobang. Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini
pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang
memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang
tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau. Industri musik di Sumatra Barat semakin
berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke
dalam musik tradisional Minangkabau.

Perkembangan musik Minang modern di Sumatra Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an,
ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly Kasim, Tiar Ramon dan Nurseha adalah penyanyi
Sumatra Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini. Saat ini para penyanyi, pencipta lagu,
dan penata musik di Sumatra Barat, bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis
Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang
Indonesia). Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatra Barat yang turut mendukung industri musik
Minang antara lain: Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record,
Caroline Record yang terletak di Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak di
Bukittinggi.

24
2. Tari tradisional

Secara garis besar seni tari dari Sumatra Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis
Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan
adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa
sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan
Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa
perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan tarian, nyanyian dan seni peran
(acting) yang dikenal dengan nama Randai. Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut
Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga
judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet,
tari ayam, tari ular dan sebagainya.

3. Rumah adat

Rumah adat Sumatra Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah
Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut
secara turun temurun.Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun
sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum
tersebut namun belum menikah. Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan
dibagi atas dua bahagian muka dan belakang, umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan
seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau,
masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti
dengan atap seng. Rumah Bagonjong ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang
mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat
ini adalah tidak memakai paku besi tetapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai
pengikat.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati,
dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbale balik baik itu positif maupun negatif. Lingkungan adalah suatu media di mana
makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas
yang mana terkait secara timbale balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Beberapa wilayah keadaannya tinggi, rendah, datar bergelombang, berbukit-bukit dan
bergungung-gunung. Perbedaan permukaan bumi ini dinamakan relief muka bumi. Di daratan relief
muka bumi yang kita kenal antara lain sebagai dataran rendah, dataran tinggi, lembah, lereng, bukit
dan pegunungan. Sementara di dasar samudera kita mengenal antara lain paparan benua,
paparan laut, pegunungan laut dan lubuk laut. Fenomena sosial adalah semua perilaku yang
dipengaruhi atau mempengaruhi dilakukan oleh seseorang maupun kelompok tertentu dari/atau
26
terhadap seseorang atau kelompok lain. Fenomena sosial dapat diartikan sebagai peristiwa yang
terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi tentang “Manusia
dan Lingkungan, Fenomena Fisik (Lingkungan Alam), Fenomena Manusia (Lingkungan Sosial).
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kesalahan dan sangat jauh
dari kata sempurna. Tentunya saya akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak manapun tentang pembahasan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berry, David. 1995. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Suharyono & Amien, M.1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Dirjen DIKTI-
DEPDIKBUD

Djoko Prakoso. 2010. Kejahatan-Kejahatan yang Merugikan dan Membahayakan Negara.


Jakarta: Bina Sanjaya

Sandy, I. Made. 1985. Geografi Regional Indonesia Jakarta: Puri Margasari


http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/lingkungan-hidupkerusakan-lingkungan-pengertian-
kerusakan-linkungan-danpelestarian-.htm
Kamil Pasya, G. 2002. Geografi: Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana
Nusantara
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
Dwi Susilo. (2008). Jakarta:PT. Rajagafindo Persada. Sosiologi Lingkungan.

Winarmo,S.Pd.,M.Si.(2008).Dasar.Jakarta:Bumi Aksara.Ilmu Sosial dan BU=udaya Dasar.

http://www.facebook.com/grup/smasyamtala/note/perananmanusia-dalam-lingkungan-hidup

Bintarto,R.1989.Interaksi Desa-Kota dan Pemasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia

27
Sumaatmadja, Nursid.1998.Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keuangan.Bandung:
Alumni
Malihah, E & Kolip, U. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Navis, A.A., Cerita Rakyat dari Sumatra Barat 3, Grasindo
PARTIWI, S., & Sos, S. RAGAM GEJALA SOSIAL SOSIOLOGI KELAS X.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=gejala+sosial+aspek+ekonomi&oq
https://sumbarsatu.com/berita/20367-emma-yohana-mari-kita-perjuangkan-hakhak-warga-eks-
suriname-yang-terampas

28
29

Anda mungkin juga menyukai