Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EKOLOGI DAN EKOSISTEM

Di ajukan untuk memenuhi tugas terstruktur

Mata Kuliah : Pembelajaran Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu : Septiani Resmalasari M.Pd

Di susun Oleh :

Yatsni Ibnu Shalahi 2008104018

Firli Imtiyaz 2008104026

Adzrin Subarna 2008104030

VI A

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

KEMENTERIAN AGAMA RI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan Rahmatnya. Tak lupa sholawat serta salam semoga tercurah dan limpahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para
pengikutyahingga akhir zaman. Karena berkat dan rahmatnya juga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekologi dan Ekosistem’’. Tak lupa pula kami
ucapkan terimakasih kepada Ibu Septiani Resmalasari M.Pd selaku dosen mata kuliah
‘Pembelajaran Lingkungan Hidup’’. Dalam penyususn makalah ini, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan, karena penulis masih dalam tahap belajar dan terbatasnya
ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh kaena itu penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan baik dalam penulisan, bahasa maupun susunan kalimatnya. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurna
nya makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
kepada para penulis dan para pembaca pada umumnya.

Cirebon, 8 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB 1....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5

C. Tujuan...........................................................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

A. EKOLOGI....................................................................................................................................6

B. EKOSISTEM................................................................................................................................8

C. Peran Manusia Dalam Ekosistem................................................................................................15

BAB III................................................................................................................................................17

PENUTUP...........................................................................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................................................17

B. EKOSISTEM..............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah perdesaan, tentunya Anda


sering melihat petani sedang mencangkul lahan, membajak, menanam, mengairi
sawah, memupuk, dan kegiatan lainnya. Kegiatan petani ini sebetulnya telah
dilakukan jauh beberapa abad yang lalu. Secara tidak langsung mereka sudah
mengetahui adanya hubungan antara tanaman dengan tanah, tanaman dengan air,
tanaman dengan unsur hara, dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan petani tersebut
sebenarnya sudah mengaplikasikan tentang ekologi. Jadi aplikasi ekologi sebenarnya
telah dilakukan oleh manusia jauh sebelum istilah ekologi itu sendiri diperkenalkan
oleh para pakar ekologi. Pada pertanian masa kini, manusia sudah banyak
menerapkan prinsip-prinsip alami untuk mendukung proses-proses ekologis yang
baik. Pada jaman nenek moyang bertani dengan cara masih sangat sederhana, tetapi
pada saat ini telah menerapkan prinsip-prinsip ekologi. Misalnya penggunaan pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk alam lainnya. Pada dasarnya masyarakat
petani sudah mengetahui bahwa dalam kotoran ternak, kompos, maupun daun-daunan
mengandung hara yang diperlukan tanaman, sehingga dengan apa yang dilakukan
oleh petani tersebut membantu proses-proses ekologis terutama dalam hubungannya
dengan pendauran/ siklus hara.

Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal


balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang
kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain
ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi
organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup). Sebagai
suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran energi,
rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ekologi dan Ekosistem?


2. Apa saja Komponen dan Hubungan Antar Komponen dalam Ekosistem?
3. Apa saja Jenis-jenis Ekosistem?
4. Bagaimana Peran Manusia Dalam Ekosistem?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pemgertian dari Ekologi dan Ekosistem


2. Untuk Mengetahui Komponen Pada Ekologi dan Ekosistem
3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Ekosistem
4. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Ekosistem
BAB II
PEMBAHASAN

A. EKOLOGI

1. Pengertian Ekologi

Pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan


timbal balik antara organisme dengan lingkungan hidupnya. Ada juga yang
menjelaskan pengertian ekologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang interaksi mahluk hidup atau kelompok mahluk hidup dengan
lingkungannya. Dengan kata lain, ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang ekosistem mahluk hidup. Ekologi dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya
dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau
tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula
ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”.
Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok organisme dengan
lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari
struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari rumah tangga makhluk hidup.

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli
biologi Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan
19 juga telah mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang
lingkup ekologi. Misalnya Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai
pioner penggunaan mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan
dan regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles, dan
para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang termasuk dalam
bidang ekologi.
2. Ruang Lingkup Ekologi

Secara umum, ekologi mempelajari mengenai interaksi organisme dengan


lingkungan hidupnya. Adapun batasan pokok bahasan atau ruang lingkup ekologi
adalah sebagai berikut:
 Individu adalah satuan organisme dari setiap jenis atau species tertentu.
Misalnya; seorang manusia, seekor gajah, seekor burung, seekor ikan, dan
sebagainya.
 Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang berada di suatu
tempat dan waktu tertentu. Misalnya populasi manusia, populasi burung,
populasi rumput, dan sebagainya.
 Komunitas adalah suatu kelompok mahluk hidup yang terdiri atas beberapa
populasi dan saling berinteraksi satu sama lainnya pada suatu tempat dan
waktu tertentu. Misalnya komunitas padang rumput yang di dalamnya
terdapat populasi rumput, populasi belalang, populasi burung, populasi ular,
dan lainnya.
 Ekosistem adalah suatu kondisi dimana terjadi hubungan timbal balik dan
saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya.
Misalnya ekosistem hutan, ekosistem air laut, dan lainnya.
 Biosfer adalah tingkatan organisasi biologi yang paling besar dimana di
dalam.nya terdapat semua kehidupan yang ada di bumi dan terdapat
interaksi antara lingkungan fisik secara keseluruhan.

Pemahaman yang benar tentang ekologi juga diperlukan untuk dapat


memahami mengapa pendidikan lingkungan perlu diberikan disekolah sedini mungkin
jika ingoin kehidupan anak-anak yang ada sekarang berkualitas baik. Ekologi
memberikan bekal pengetahuan dan contoh kasus yang bisa digunakan untuk hidup
selaras dengan alam. Hidup saling berinteraksi secara wajar dalam proporsi yang
seimbang sehingga kualitas kehidupan menjadi lebih baik, tanpa ingin mengambil
lebih banyak tetapi memberikan lebih sedikit.
B. EKOSISTEM

1. Pengertian Ekosistem

Konsep utama dari ekologi adalah ekosistem, yaitu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Riberu 2002). Ekosistem apabila ditinjau dari segi penyusunnya
terdiri atas empat komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik yang
mencakup produsen, konsumen, dan pengurai (Resosoederma et al. dalam
Indriyanto 2010). Ekosistem itu mempunyai keteraturan sebagai perwujudan dari
kemampuan ekosistem untuk memelihara diri sendiri, mengatur diri sendiri, dan
dengan sendirinya mengadakan keseimbangan kembali (Irwan dalam Indriyanto
2010). Ekosistem memiliki peranan yang sangat penting, menurut Miura et al.
(2015) proteksi atau perlindungan fungsi tanah dan air oleh hutan dan pepohonan
memberikan hal yang sangat signifikan maka pembayaran jasa ekosistem dan
skema ekosistem harus dilakukan.

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem sebagai suatu tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup dan saling mempengaruhi. Ekosistem sebagai
penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan interaksi timbal balik antara
organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya menuju pada suatu
struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam ekosistem,
organisme pada komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik
sebagai suatu sistem. Organisme kemudian beradaptasi lagi dengan lingkungan
fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
kelangsungan hidupnya.
2. Komponen Ekosistem
Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun
ekosistem ini sendiri sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Komponen dalam
ekosistem kemudian dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu komponen hidup dan
komponen tak hidup. Selain itu komponen hidup dapat disebut juga sebagai
komponen biotik, dan komponen tak hidup dapat disebut sebagai komponen
abiotik. Setiap komponen memiliki anggota yang berbeda-beda pula. Berikut
komponen dari ekosistem:
1) KOMPONEN BIOTIK
Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem
adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah
terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk
hidup kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Beberapa contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita,
antara lain:
 Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena
organisme ini mampu membuat makanannya sendiri, bahkan ia
membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal di ekosistem.
Produsen kemudian akan membuat makanan dengan menyerap
senyawa serta zat- zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa
organik melalui suatu proses yang dinamakan sebagai fotosistensis.
 Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda
dengan organisme pertama. Organisme heterotrof ini memperoleh
makanan dari organisme autotrof atau produsen dan akan memakan
sesama organisme heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa organisme heterotrof adalah organisme yang
menggunakan bahan-bahan organik dari organisme lain yang
digunakan sebagai sumber energi dan makanannya. Sebagai contoh
adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi berdasarkan
makanannya menjadi Herbivora, Karnivora serta Omnivora
 Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari
komponen biotik dalam sebuah ekosistem. Pengurai atau dekomposer
ini adalah organisme yang menguraikan sisa- sisa makhluk hidup
(heterotrof atau autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai
adalah organisme yang bekerja untuk merubah bahan bahan organik
dari organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik melalui
suatu proses yang dinamakan dekomposisi. Pengurai atau dekomposer
akan menduduki jabatan penting dalam suatu rantai makanan di bumi,
karena perannya paling akhir adalah kunci keberlangsungan rantai
makanan. Beberapa contoh pengurai atau dekomposer yang ada di
sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah ganggang, jamur,
bakteri, cacing, dan lain sebagainya.
2) KOMPONEN ABIOTIK
Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotic atau
komponen yang tak hidup. Dengan kata lain, komponen abiotik adalah
komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup tetapi ada
di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa
jenis komponen abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air, angin, udara,
kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut berperan dalam
ekosistem. Berikut beberapa diantaranya:
 Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada
suhu, contohnya mamalia & burung sebagai makhluk hidup yang dapat
mengatur sendiri suhu tubuhnya.
 Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu
organisme Contohnya Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup
dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.
 Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air
dalam organisme melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa
organisme Terestrial yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan
kandungan garamnya yang cukup tinggi.
 Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari
akan mempengaruhi proses fotosintesis, karena air mampu menyerap
cahaya sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan
matahari.
Hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik, Keberadaan
komponen abiotik dalam ekosistem sangat mempengaruhi komponen
biotik. Misal: tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan
unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, contohnya air, udara,
cahaya, dan garam–garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen
biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan yang ada
di hutan sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat
bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air
tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan
menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik
antara lain: gaya grafitasi, matahari, tekanan udara. Berikut ini adalah
beberapa komponen abiotik yang keberadaannya dipengaruhi oleh
komponen biotik :
 Siklus CO2 dan O2, Aliran karbon berjalan beriringan secara paralel
dengan aliran energi. Sumber pokok karbondioksida (CO2) ada di
atmosfer. Selain itu, juga tersedia dalam bahan bakar fosil (batu bara,
gas alam, dan minyak). CO2 disatukan ke dalam sistem biotik melalui
fotosintesis. Siklus ini secara esensial ialah siklus CO2. oksigen (O2)
digunakan selama pembakaran dan pemecahan energi, bersamaan
dengan dihasilkannya karbondioksida.
 Siklus Nitrogen, Nitrogen merupakan salah satu unsur untuk menyusun
protein. Konsumen mendapatkan unsur nitrogen memakan bagian
tumbuhan yang mengandung protein atau dapat pula dari hewan.
Sumber nitrogen terbesar adalah udara. Udara mengandung 80%
nitrogen. Nitrogen lepas ke udara oleh kegiatan bakteri denitrifying.
Nitrogen masuk ke daur oleh kegiatan bakteri pengikat nitrogen atau
algae dan melalui peristiwa elektrifikasi (halilintar).
 Siklus Air, Siklus air ialah pergerakan air melalui sistem biotik dan
abiotik. Di atmosfer air tersedia dalam bentuk uap air yang berasal dari
proses evaporasi (penguapan). Kelembapan udara menyebabkan suhu
menjadi lebih dingin. Uap air terkondensasi menjadi tetes-tetes air dan
jatuh sebagai air hujan atau salju. Sebagian dari air menjadi air tanah
dalam, membentuk aliran air membawa air ke lautan, ada yang diserap
oleh tumbuhan, digunakan untuk proses metabolisme dan
mengembalikannya ke udara melalui transpirasi.
3. Jenis Ekosistem
Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik
(makhluk hidup) dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan)
yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal
balik antara satu dengan yang lain. Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu
ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
a) AKUATIK (AIR)
Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya
sebagai besar terdiri atas air. Makhluk hidup (komponen biotik) dalam
ekosistem perairan dibagi lagi menjadi:
- Ekosistem air tawar: Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain Variasi suhu
tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan
cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
- Ekosistem Air Laut: Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut
sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga
terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
- Ekosistem Estuary: Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang
luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi
dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan
- Ekosistem Pantai: Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh
di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
- Ekosistem Sungai: Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu
arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen
pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-
kura, ular, dan buaya.
- Ekosistem terumbu karang: Terdiri dari coral yang berada dekat pantai.
Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat
pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
- Ekosistem laut dalam: Kedalamannya lebih dari 6.000m. Biasanya terdapat
lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen
terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
- Ekosistem lamun: Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok
tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-
tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya
rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-
tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-
tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan
menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Dalam ekosistem laut, terdapat berbagai makhluk hidup di
dalamnya. Seperti contohnya yang dapat kita lihat pada buku Jelajah
Terumbu Karang-Teluk Jailolo, Mulut Ekosistem Laut Pulau Halmahera.
b) TESETERIAL (DARAT)
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh
temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim
dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu
ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat
berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
Berikut beberapa diantaranya ekosistem darat:
- Tundra: Terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman
di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput
alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin.
- Karst (batu gamping / gua): Berawal dari nama kawasan batu gamping di
wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-
ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian,
sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori
aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh
pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
- Hutan hujan tropis: Terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif
banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi
suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam
hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi
hutan, harimau, burung hantu, dan banyak lagi yang dapat kamu pelajari di
Seri Mengenal Habitat Hewan: Hutan Hujan Tropis.
- Hutan gugur: Terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat
musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon
sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam
gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun
(sebangsa luwak).
- Taiga: Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah
tropik, ciri-cirinya adalah suhu yang rendah di musim dingin. Biasanya
taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan
hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
- Sabana: Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan
40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung
musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, Hewan yang hidup
di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena
- Padang rumput: Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan
drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya bergantung pada kelembapan.
Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular yang dapat Grameds pelajari
dalam Balita Ingin Tahu: Hewan Padang Rumput.
- Gurun: Terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lainnya yang dapat Grameds lihat melalui buku Seri Mengenal
Habitat Hewan: Gurun Pasir.
c) EKOSISTEM BUATAN
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan. Ekosistem
buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan subsidi energi
dari luar, tanaman atau hewan peliharaan yang didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan
diantaranya:
- Bendungan
- Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
- Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
- Sawah irigasi
- Perkebunan sawit
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi
yang cukup banyak serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi
dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem
tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung
input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada
bumi.

C. Peran Manusia Dalam Ekosistem


Jika berbicara tentang ekologi dalam kaitanya dengan kehidupan manusia,
maka fokus pembahasanya bukan hanya berkaitan dengan ekosistem saja tetapi juga
dengan aspek budaya. Jadi yang dibicarakan bukan hanya bagaimana iteraksi manusia
dengan mahluk lain, tetapi juga dengan faktor abiotik dan juga dengan bentuk
interaksi sesama manusia dengan teknologi.
Lingkungan bisa berubah kehidupan menusia, sebaliknya kehidupan manusia
juga dapat merubah lingkungan. Manusia memounyai sejumlah kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan hidupnya. Sejumlah kebutuhan manusia diambil dari
lingkungan di sekelilingnya. Hal ini merupakan fenomena yang alamiah terjadi, akan
tetapi karena manusia memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi maka
lingkungan seringkali tidak sanggup memberikan dukungan terhadap jumlah populasi
manusia yang terus bertambah. Sekarang ini pertambahan populasi manusia
bertambah pesat.
Pengaruh manusia terhadap lingkungan semakin lama semakin banyak dan
beraneka ragam, salah satunya manusia sebagai komponen lingkungan yang dominan
manusia harus dapat menjaga keserasian timbal balik dengan lingkungan agar
keseimbangan ekosistem tidak terganggu tapi manusia juga bisa sebagai perusak
lingkungan apabila manusia mengusahakan sumber daya alam hanya berlandaskan
pandangan untuk keperluan jangka pendek agar dapat memanfaatkan produksi
sebanyak mungkin dengan modal seminim mungkin dalam waktu singkat maka hal
itu akan memakmurkan generasinya tetapi akan menyengsarakan generasi
penerusnya. Manusia berperan juga sebagai pengambil manfaat dari ekosistem
sehingga manusia dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya secara berkelanjutan.
Pengambilan manfaat ini juga harus didasarkan pada kelangsungan hidup ekosistem
artinya manusia mengambil manfaat tanpa merusak ekosistem agar manusia dapat
memperoleh manfaat dari ekosidtem secara terus menerus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbal balik antara organisme dengan lingkungan hidupnya. Ada juga yang
menjelaskan pengertian ekologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang interaksi mahluk hidup atau kelompok mahluk hidup dengan
lingkungannya. Dengan kata lain, ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang ekosistem mahluk hidup. Ekologi dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya
dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua
kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat
tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya
“ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud
dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih
dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan
ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
Pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbal balik antara organisme dengan lingkungan hidupnya. Ada juga yang
menjelaskan pengertian ekologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang interaksi mahluk hidup atau kelompok mahluk hidup dengan
lingkungannya. Dengan kata lain, ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang ekosistem mahluk hidup. Ekologi dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya
dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua
kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat
tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya
“ilmu yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud
dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih
dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan
ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
Manusia berperan juga sebagai pengambil manfaat dari ekosistem sehingga
manusia dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya secara berkelanjutan.
Pengambilan manfaat ini juga harus didasarkan pada kelangsungan hidup ekosistem
artinya manusia mengambil manfaat tanpa merusak ekosistem agar manusia dapat
memperoleh manfaat dari ekosistem secara terus menerus.
B. Kritik dan Saran
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca dalam melakukan penelitian ataupun membuat karya
ilmiah. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kelompok kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehinga ke depannya dapat lebih baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk
kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, S. W., Sutriyono, I., & Rizal, R. (2012). Pengertian, ruang lingkup ekologi dan
ekosistem. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurjhani, M. Bahan Belajar Mandiri 1 Ekologi sebagai Dasar Ilmu Lingkungan.

https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/

https://foresteract.com/ekologi-prinsip-kerja-komponen-dan-fungsi-ekosistem/

https://mediaekosistem.blogspot.com/2012/01/hubungan-antar-komponen-ekosistem.html

Anda mungkin juga menyukai