Anda di halaman 1dari 5

Nama :Yatsni Ibnu Shalahi

NIM :2008104018
Kelas : 3A
UAS : Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu: Euis Puspitasari,S.E. M.P.d

Lembar Jawaban
1. Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Moneter Bank Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga
kestabilan nilai rupiah. Demi mewujudkan hal tersebut, banyak aspek yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia. Di
bawah ini berbagai tujuan kebijakan moneter adalah berikut ini.
1) Menjamin Stabilitas Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan terkontrol dan
berkelanjutan. 
2) Mengendalikan Inflasi
Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan kebijakan
bertujuan mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan menjaga
ketersediaan uang di bank.
3) Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu meningkatkan
lapangan pekerjaan.
4) Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar
Tujuan kebijakan moneter diharapkan mampu melindungi stabilitas harga
pasar.
5) Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dalam
negeri saja, namun juga luar negeri.
6) Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi.

Secara umum kebijakan moneter memiliki fungsi yakni sebagai berikut :

1) Menjaga iklim investasi dalam sebuah negara.


2) Meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
3) Menjaga stabilitas terhadap mata uang asing.
4) Menjaga keseimbangan antara ketersediaan barang dengan permintaan
masyarakat.
5) Mengendalikan laju inflasi dan mencegah aktivitas ekonomi yang berlebihan.
2. Jenis jenis kebijakan perdagangan internasional. Kebijakan-Kebijakan Perdagangan
Internasional, meliputi:
a. Tarif
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang
diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban
tetap atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel
minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang
dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang
yang diimpor (Misalnya, tariff 25 persen atas mobil yang diimpor).
Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya
pengiriman barang ke suatu negara.
b. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada
perusahaan atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri,
seperti tariff, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu
per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang
diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim
akan mengekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas
dimana selisih harga domestic dan harga luar negeri sama dengan
nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga
dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya turun.
c. Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung
atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya
diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok
individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat membatasi
impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang
diizinkan mengimpor keju, masing-masing yang diberikan jatah
untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi
jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap
perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun
sebelumnya.
d. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela
(Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan
pengendalian sukarela (Voluntary Restraint Agreement=ERA). VER
adalah suatu pembatasan (Kuota0 atas perdagangan yang dikenakan
oleh pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. 
e. Persyaratan Kandungan Lokal
Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan
pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari
unit-unit fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun 1960-an.
Tujuan Neraca Pembayaran adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui peran sektor eksternal dalam perekonomian suatu negara.
2) Mengetahui permasalahan disuatu negara.
3) Memahami struktur ekonomi dan perdagangan negara.
4) Mengetahui keberadaan aliran sumberdaya.
5) Sebagai sumberdata untuk penyusunan statistik pendapatan nasional.
3. Penyebab Kemiskinan
1) Laju Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi
Angka kelahiran yang tinggi di suatu daerah dapat mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi lebih besar.
2) Masyarakat Pengangguran Meningkat
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan lapangan kerja
yang ada di suatu negara menjadi terbatas. Sehingga, angka pengangguran di
daerah tersebut akan meningkat. Semakin banyak masyarakat yang
pengangguran, maka angka kemiskinan pun akan meningkat.
3) Pendidikan yang Rendah
Individu yang memiliki pendidikan yang rendah, cenderung tidak memiliki
keterampilan, wawasan maupun pengetahuan yang memadai untuk
mendapatkan pekerjaan.
4) Terjadi bencana alam
Bencana alam dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kemiskinan yang
tidak dapat dihindari. Bencana alam seperti banjir, tanah longsor maupun
tsunami dapat menimbulkan kerusakan pada infrastruktur serta kerusakan
psikologis masyarakat yang tertimpa bencana.
5) Distribusi pendapatan yang tidak merata
Distribusi pendapatan yang tidak merata dapat menyebabkan terjadinya
ketimpangan pada pola kepemilikan sumber daya. Umumnya, masyarakat
yang memiliki sumber daya terbatas serta rendah umumnya berada di bawah
garis kemiskinan.
Cara menanggulangi Kemiskinan penting bagi pemerintah untuk segera
menanggulangi permasalahan sosial kemiskinan ini. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh pemerintah agar dapat mengatasi kemiskinan. Berikut penjelasannya.

1) Melakukan Pembaharuan Pada Data Penduduk


Pemerintah dapat melakukan pembaharuan data penduduk, terutama melengkapi data
penduduk miskin serta rentan miskin yang kemudian dikategorikan untuk pantas
mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Sehingga, dana anggaran pemerintah yang telah dialokasikan untuk untuk bantuan
sosial dapat disalurkan kepada warga yang tepat dan benar membutuhkan dana
bantuan sosial tersebut. Selain itu usai melakukan pembaharuan data, pemerintah
dapat meningkatkan anggaran bantuan sosial serta memperluas jumlah penerima
bantuan kepada para warga yang telah jatuh miskin karena faktor-faktor yang
memengaruhi, contohnya seperti pandemi Covid-19.
2) Melakukan Integrasi Penyaluran Bansos
Di berbagai tempat, ada bermacam-macam bentuk bantuan sosial yang berbeda
dengan jenis serta jumlah yang telah diukur oleh pemerintah. Namun, perbedaan
tersebut, ternyata justru menimbulkan ketegangan sosial di beberapa daerah.
3) Mengurangi Beban Pengeluaran Masyarakat Miskin dan Hampir Miski
Salah satu cara untuk menangani kemiskinan adalah dengan mengurangi beban
pengeluaran kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin serta hampir miskin.
Terutama mengurangi biaya yang dikontrol oleh pemerintah atau administered prices.
4) Memberikan Insentif di Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan.
Pemerintah dapat menangani kemiskinan dengan cara meningkatkan insentif bagi
petani, peternak serta nelayan melalui skema pembelian produk yang dilakukan oleh
pemerintah. Selain itu, pemerintah juga dapat memperbaiki jalur logistic untuk hasil
pertanian, peternakan maupun perikanan. Sehingga para warga yang bekerja di bidang
tersebut, dapat meningkatkan produksinya dan menghadapi minimnya serapan pasar.

4. SUMBER-SUMBER PENERIMAAN DAERAH


1) Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Undang-
Undang yang terdiri dari :

 Pendapatan Pajak Daerah


 Pendapatan Retribusi Daerah

a. Retribusi jasa Umum


b. Retribusi Jasa Usaha
c. Retribusi Perizinan Tertentu

 Lain-Lain PAD yang Sah

a. Penerimaan Jasa Giro

 Pendapatan dari Pengembalian

2) Pendapatan Transfer merupakan pendapatan yang berasal dari entitas


pelaporan lain, seperti pemerintah pusat atau daerah otonom lain dalam rangka
perimbangan keuangan

 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan 

a) Bagi Hasil Pajak


b) Bagi Hasil Bukan Pajak

 Dana Alokasi Umum (DAU)


 Dana Alokasi Khusus (DAK)

3) Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi


 Dana Desa

5. Dampak positif dan negatif globalisasi

Dampak Positif Globalisasi


1) Kemudahan dalam membeli barang impor dari luar negeri dengan harga yang
relatif terjangkau.
2) Peluang bagi para pengusaha untuk mengekspor barang produksinya ke
kancah internasional. 
3) Terbukanya kesempatan bekerja di luar negeri. 

Dampak Negatif globalisasi

 perilaku hidup konsumtif


 persaingan bisnis

Perekonomian Indonesia diproyeksikan dapat tumbuh di kisaran 3,7%-4,5% di akhir 2021


dan 5,2% pada tahun 2022. Proyeksi ekonomi Indonesia ini sejalan dengan ekspektasi
pemulihan ekonomi global.
Menko Airlangga juga menerangkan bahwa pencapaian target pertumbuhan ekonomi akan
bergantung kepada peran serta masyarakat dalam meningkatkan efektivitas pengendalian
pandemi Covid-19. “Pemerintah terus memperkuat pengendalian pandemi dari sisi hulu
hingga hilir guna memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif,” lanjutnya.
Selain itu, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga terus ditingkatkan untuk
mendukung penanganan Covid-19. Komitmen Pemerintah ditunjukkan
melalui refocusing APBN dalam mendorong peningkatan anggaran PEN 2021 menjadi
sebesar Rp744,77 triliun.
“Refocusing ini akan mendukung optimalisasi pelaksanaan PPKM melalui peningkatan
anggaran untuk berbagai perlindungan sosial, seperti percepatan pencairan Bantuan Sosial
Tunai, peningkatan jumlah penerima manfaat Kartu Sembako, melanjutkan Program Diskon
Listrik, serta meningkatkan anggaran Kartu Prakerja dan Bantuan Subsidi Upah,” tutur
Menko Airlangga.
Keberlangsungan sektor usaha juga tetap menjadi fokus utama Pemerintah. Serangkaian
insentif fiskal telah diberikan untuk mendongkrak kinerja sektor usaha. Per 20 Agustus 2021,
program penempatan dana Pemerintah di perbankan telah mendorong total penyaluran kredit
sebesar Rp419,78 triliun yang berasal dari Bank Himbara, Bank Syariah, dan BPD.
Khusus untuk UMKM, telah disalurkan kredit sebesar Rp241,48 triliun atau 57,53% dari total
penyaluran kredit. Selain itu untuk pelaku UMKM, dukungan terus diberikan melalui
tambahan BPUM dan Bantuan PKL, perluasan program penjaminan kredit, tambahan subsidi
bunga baik KUR dan Non KUR, serta penambahan plafon KUR 2021 menjadi Rp285 triliun.
Terkini, Pemerintah juga meluncurkan Program Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan
Warung (BT-PKLW), menyasar pelaku UMKM informal yang selama ini belum tersentuh
oleh program-program lain.

Anda mungkin juga menyukai