Anda di halaman 1dari 54

Tugas :

EKOLOGI HUTAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK I (SATU)

NAMA KELOMPOK :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, September 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan nteraksi timbal balik antaraorganisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme.Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada. Istilah ekosistem pertamakali di kenalkan oleh Tansley
1935 yang mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan factor lingkungan alam, sebenarnya membentuk suatu system yang tidak
dapat di pisahkan.
Sedangkan ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah ekologi,
yang di kemukakan oleh seorang pakar biology jerman , yaitu Ernst Haekel
1866. Ekologi berasal dari bahasa yunani, yaitu okios = rumah dan logos = ilmu.

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan,


karena alam dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai
dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus.
Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam
dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari
alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya
sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga
mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang
hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya.
Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan
lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal
lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk
dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang
mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah
pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan
keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang
semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin
menonjol.
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari
bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh
karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993)
menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi
ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem
menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara),
energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan
sistem tersebut.

Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara


keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan
semua komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan


zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.

Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara


tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat
menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan
mengapa mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks
dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah
“Environmental Biology“.

B. RUMUSAN MASALAH

A. Batasan dan pengetahuan ekosistem

B. Komponen penyusan ekosistem

C. Satuan-satuan mahkluk hidup dalam ekosistem

MANFAAT

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan pengetahuan tentang ekologi

2. Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang pentingnya


menjaga semua jenis-jenis ekologi demi mencapai kehidupan yang lebih baik.
BAB II

PEMBAHAAN

A. Batasan dan pengetahuan ekosistem

Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah perdesaan, tentunya Anda


sering melihat petani sedang mencangkul lahan, membajak, menanam, mengairi
sawah, memupuk, dan kegiatan lainnya. Kegiatan petani ini sebetulnya telah
dilakukan jauh beberapa abad yang lalu. Secara tidak langsung mereka sudah
mengetahui adanya hubungan antara tanaman dengan tanah, tanaman dengan air,
tanaman dengan unsur hara, dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan petani
tersebut sebenarnya sudah mengaplikasikan tentang ekologi. Jadi aplikasi ekologi
sebenarnya telah dilakukan oleh manusia jauh sebelum istilah ekologi itu sendiri
diperkenalkan oleh para pakar ekologi. Pada pertanian masa kini, manusia sudah
banyak menerapkan prinsip-prinsip alami untuk mendukung proses-proses
ekologis yang baik. Pada jaman nenek moyang bertani dengan cara masih sangat
sederhana, tetapi pada saat ini telah menerapkan prinsip-prinsip ekologi. Misalnya
penggunaan pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk alam lainnya. Pada
dasarnya masyarakat petani sudah mengetahui bahwa dalam kotoran ternak,
kompos, maupun daun-daunan mengandung hara yang diperlukan tanaman,
sehingga dengan apa yang dilakukan oleh petani tersebut membantu proses-proses
ekologis terutama dalam hubungannya dengan pendauran/ siklus hara.

Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian
adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara,
dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos
artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu yang
mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud dengan
ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih dikenal
sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi
dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli
biologi Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan
19 juga telah mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang
lingkup ekologi. Misalnya Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai
pioner penggunaan mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan
dan regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles, dan para
filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang termasuk dalam
bidang ekologi.

Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi bahwa batas
wilayah kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih dengan batasbatas wilayah
kerja dari ilmu-ilmu lain. Sehubungan dengan itu maka sudah selayaknya kalau
kita ingin mengetahui juga batas wilayah kerja dari ilmu ekologi. Untuk
mempelajari gambaran yang cukup jelas tentang batas-batas wilayah kerja dari
ilmu ekologi dapat kiranya dipergunakan konsep model dari Miller. Konsep
tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu ekosistem
yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan. Dalam suatu ekosistem satu
atau sekelompok komponen tak dapat berdiri sendiri terlepas dari kelompok
kesatuan lain. Dalam hal ini kesatuan kelompok komponen pertama akan
merupakan satuan kelompok kedua, kesatuan kelompok komponen kedua akan
menyusun kesatuan kelompok ke tiga, demikian seterusnya. Atas dasar pemikiran
itu Miller menyusun konsep model atas ekosistem alam semesta. Konsep model
dimaksud dapat dituangkan dalam bentuk grafik. Menurut konsep tersebut bagian-
bagian atom akan membentuk satuan atom. Satuan atom akan membentuk satuan
molekul, dan satuan-satuan molekul seterusnya akan membentuk satuan
protoplasma, demikian proses pembentukan satuan lainnya.

Dalam konsep model tersebut ditetapkan selanjutnya batas-batas wilayah kerja


dari berbagai pengetahuan. Kita melihat batas-batas dari: (1) daerah mati atau
daerah tanpa adanya jasad-jasad hidup, (2) daerah hidup atau daerah yang dihuni
oleh jasad-jasad hidup dan (3) daerah yang masih merupakan tanda tanya.
Dipaparkan pula batas-batas yang dinamakan: (1) daerah dari benda-benda
submikroskopis, (2) daerah dengan benda dan jasad mikroskopis, (3) daerah
makroskopis, dan (4) daerah kosmis. Dalam model tersebut ditampilkan batas
wilayah kerja ilmu ekologi, yaitu batas terbawah adalah tingkat organisme atau
tingkat individu dan batas teratas adalah tingkat biosfer. Secara ringkas, ruang
lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi, yang
menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan sebagai berikut :

Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ


tubuh ——> sistem organ ——> organisme ——> populasi ——> komunitas
——> ekosistem ——> biosfer.

1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa
organik yang kompleks, seperti lemak, protein, dan karbohidrat.
2. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasma
dan inti yang terkandung dalam membran. Membran merupakan
komponen yang menjadi pemisah dari satuan dasar lainnya

3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama,
misalnya jaringan otot.

4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang
mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan
daun atau akar pada tumbuhan.

5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yang
harmonis, seperti kerja sama antara mata dan telinga, antara mata dan
tangan, dan antara hidung dengan tangan.

6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.

7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan


beranak pada suatu daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau
Jawa, populasi banteng di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung
Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa Barat.

8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang


menempati suatu daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi
berinteraksi satu dengan lainnya. Misalnya populasi rusa berinteraksi
dengan populasi harimau di Pulau Sumatra atau populasi ikan mas
berinteraksi dengan populasi ikan mujair.

9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara


segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem
merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk
hidup dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun tak hidup
(tanah, air, udara, atau kimia fisik) yang secara bersama-sama
membentuk suatu sistem ekologi.

10. . Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan


biosfer kira-kira 9000 m di atas permukaan bumi, beberapa meter di
bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu meter di bawah permukaan
laut

Batas-batas wilayah kerja dari ilmu ekologi dapat dilihat dari konsep model .
Karena luasnya wilayah kerja ada bagian-bagian dari ilmu ekologi yang
mengkhususkan penelitiannya pada bagian-bagian wilayah kerja tertentu. Pada
mulanya pakar-pakar ekologi tumbuhan menaruh perhatian terhadap hubungan
antartumbuhan. Misalnya bagaimana hubungan pertumbuhan padi dengan gulma
yang sama-sama tumbuh pada suatu petak sawah. Para pakar ekologi hewan
mempelajari dinamika populasi dan perilaku hewan, misalnya bagaimana populasi
badak bercula satu di Ujung Kulon, berikut penyebarannya sampai di mana,
jumlah hewan jantan dan betina, dan cara berkembang biaknya.

Pembagian Ekologi

a. Ekosfera

Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya
dukung tinggi untuk menjamin sistem kehidupan terselenggara secara langgeng,
fungsi-fungsi ekosfera :
a. Memperlunak iklim
b. Meresiklus bahan kimia yang diperlukan makhluk hidup
c. Menimbun bahan buangan atau limbah
d. Mengontrol lebih dari 95% dari semua hama tumbuhan, penyakit pada hewa dan
manusia
e. Mengelola plasma nutfah yang luar biasa jumlahnya.
Ekosfera dibagi menjadi 3 yaitu;
1. Atmosfera
Lapisan udara yang terdiri dari campuran berbagai gas yang menyelimuti
suatu planet baik planet bumi, merkurius, mars, jupiter, uranus, saturnus, venus,
neptunus dan lain-lain. Atmosfer ada di sekeliling kita mulai dari permukaan
tanah hingga jauh di angkasa sana.
Fungsi Lapisan Atmosfer (Atmosfir) Bumi
a) Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena
gaya gravitasi bumi
b) Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan
makhluk hidup dengan lapisan ozon
c) Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk
bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida,
dan lain sebagainya
d) Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan
lain-lain.

2. Hydrosfera
Pelapisan yang terbentuk air di muka bumi, lautan, air tanah, salju, dan es
yang menutupi kulit bumi. Wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer
meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang
berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air.
3. Litosfera
Lapisan tanah dan batuan dari kerak bumi yang membentuk lapisan-lpisaan
pembentuk mantel di bawah kerak bumi dan magma.

b. Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet bumi, mencakup udara, daratan, dan air,
yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian
luas menurut Geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang
menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk
interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara)
bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
mendukung kehidupan. Biosfer dianggap berlangsung selama sekitar 3,5 miliar
tahun dari 4,5 miliar tahun usia bumi.

c. Matahari adalah Sumber bagi Kehidupan


Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan seperti:
a. Panas matahari memberikan suhu yang pas untuk keberlangsungan hidup
organisme di bumi. Bumi juga menerima energi matahari dalam jumlah yang pas
untuk membuat air tetap berbentuk cair yang mana merupakan salah satu siklus
hujan, cuaca, dan iklim
b. Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil
untuk berlangsungnya proses fotosintesis
c. Makhluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak
bumi dan batu bara sebagai sumber energi
d. Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar matahari dan
mengubahnya menjadi energi listrik
e. Sel surya sudah banyak digunakan untuk kalkurator tenaga surya
f. Pergerakan rotasi bumi menyebabkan adanya siang dan malam
g. Karena gravitasi matahari sangat besar, matahari menjadi penyatu planet-planet
dan benda angkasa lain yang mengelilinginya.
Menurut (Soedjiran Resosoedarmo, 1984:5-6) kajian ekologi dibagi menjadi 3:
a. Autekologi
Ekologi yang mempelajari suatu jenis (species) organisme yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adaptasi
terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non-parasitis, dan lain-lain. Dengan kata
lain penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan, contohnya adalah mempelajari kemampuan adaptasi
pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
b. Sinekologi
Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan
yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar
istilah lain seperti: ekologi jenis (pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
keturunan yang berkaitan secara fisiologis), ekologi populasi (kumpulan makhluk
hidup sejenis atau satu spesies yang menempati kawasan tertentu), ekologi
komunitas (kumpulan populasi yang menempati suatu wilayah tertentu), dan
ekologi ekosistem (tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan
ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan
lingkungan hidupnya yang merupakan komponen abiotik). Namun sekarang
terdapat kecenderungan untuk meninggalkan pembagian seperti tersebut.
Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa,
hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di
hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain
sebagainya.
c. Pembagian ekologi menurut taksonomi
Yaitu sesuai dengan sistematika mahluk hidup, misalnya:
a) Ekologi tumbuhan
b) Ekologi hewan
c) Ekologi serangga
d) Ekologi burung
e) Ekologi mikroba atau Ekologi jasad renik
d. Pembagian ekologi menurut habitat (tempat suatu jenis atau kelompok jenis
tertentu):
a) Ekologi bahari atau Ekologi kelautan
b) Ekologi perairan tawar
c) Ekologi terestrial atau Ekologi darat
d) Ekologiestuaria atau Ekologi muara sungai
e) Ekologi padang rumput

C. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lainnya


Di atas telah disebutkan bahwa ekologi adalah bagian dari biologi, namun
menurut (Soedjiran Resosoedarmo, 1984:5-6) ekologi tidak dapat dipisahkan dari
ilmu-ilmu lainnya.
1. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam lainnya
a. Ilmu Fisika berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari,
perubahan suhu, daya serap tanah, hujan, dan lain-lain terlibat.
b. Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti pendaman
unsur-unsur C, N, CO2 dan sebagainya, merupakan bagian yang penting.
c. Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan
berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa siang malam, musim
kemarau dan musim hujan, gravitas, endapan aluvial, vulkanik, erosi, abrasi,
sedimentasi, dan lain-lain.

2. Hubungan Ekologi dengan Sosial.


Ilmu sosial sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan
ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem terhadap kehidupan
manusia.

Studi ekologi tumbuhan dan hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu


autekologi dan sinekologi. Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik
suatu jenis organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat
eksperimental dan induktif.
Konsep model tentang batas-batas kesatuan lingkungan yang terdapat di alam.

Sinekologi merupakan studi dari kelompok organisme sebagai suatu kesatuan


yang lebih bersifat filosofis, deduktif, dan umumnya deskriptif. Contoh studi
autekologi adalah ekologi tikus yang diberi perlakuan tertentu, misalnya sebagian
ruang geraknya terbatas, sebagian yang lain ruang geraknya bebas, lalu diukur
perkembangan otaknya setelah waktu tertentu dan dibandingkan satu sama lain.
Contoh studi sinekologi adalah ekologi hutan hujan tropis yang mengkaji berbagai
jenis tumbuhan yang ada, populasi masing-masing jenis, kerapatan persatuan luas,
fungsi berbagai tumbuhan yang ada, kondisi hutan atau tingkat kerusakan,
hubungannya dengan tanah, air, atau komponen fisik lainnya. Mengacu kedua
contoh tersebut, jelas kedua pendekatan sangat berbeda.

Pada perkembangannya autekologi telah mempelajari berbagai jenis hewan


maupun tumbuhan. Demikian pula sinekologi yang kemudian dapat dibedakan
lagi, antara lain menjadi ekologi perairan tawar, ekologi daratan (terestrial), dan
ekologi lautan. Sinekologi juga telah berkembang ke berbagai ekosistem yang ada
di permukaan bumi. Perkembangan ekologi jelas sangat diharapkan dalam dunia
ilmu pengetahuan terutama dalam menunjang pembangunan. Di samping
pengelompokan tersebut, ada pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi
menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena
itu ada istilah ekologi bahari atau kelautan, ekologi perairan tawar, ekologi darat
atau terestrial, ekologi estuaria (muara sungai ke laut), ekologi padang rumput,
dan lain-lain. Pengelompokan yang lain adalah menurut taksonomi, yaitu sesuai
dengan sistematika makhluk hidup, misalnya ekologi tumbuhan, ekologi hewan
(ekologi serangga, ekologi burung, ekologi kerbau, dan lain sebagainya), serta
ekologi mikroba atau jasad renik.

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena ekosistem


tersusun atas mahluk hidup dan lingkungan organisme (biotik) dan lingkungan
abiotik, masing-masing memengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk
memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian
di bumi ini.
Dalam hal ini, fungsi utama ekosistem di bumi adalah pada hubungan wajib
ketergantungan dan hubungan sebab akibat yang merupakan perangkaian
komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan fuungsional.
Sifat universal dari setiap ekosistem, apakah itu ekosistem alami atau
ekosistem buatan manusia yang meliputi ekosistem daratan, air tawar atau laut
maupun ekosistem lanskap, pertanian serta ekosistem lainnya adalah interaksi dari
komponen-komponen autotrof dan heterotrof. Karena itu ekosistem merupakan
konsep sentral dalam ekologi. Dengan konsep ekosistem, komponen-komponen
lingkungan hidup harus dilihat secara terpadu sebagai komponen yang berkaitan
dan tergantung satu sama lain dalam suatu sistem. Cara inilah yang dimaksudkan
dengan pendekatan ekosistem atau holistik.
Tanah Sebagai Ekosistem,
pic:https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/.
Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam berbagai ukuran apakah itu
sebuah kolam, danau atau sebidang kebun, hutan atau lanskap. Bahkan sebuah
laboratorium pun meurpakan satuan ekosistem yang dapat diamati. Selama
komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk sistemkerja sama
untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, walaupun hanyda dalam waktu
singkat, kesatuan itu dapat dianggap sebagai suatu ekosistem.

Perbedaan ekosistem yang satu dengan yang lainnya dapat ditentukan oleh:
1. Jumlah jenis organisme produsen.
2. Jumlah organisme konsumen.
3. Jumlah keanekaragaman mikroorganimse.
4. Jumlah dan macam komponen abiotik.
5. Kompleksitas interaksi antar komponen.
6. Berbagai proses yang berjalan dan ekosistem.
B. KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM

Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas,


atau merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya di mana
terjadi antar hubungan. Di sini tidak hanya mencakup serangkaian spesies
tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk materi yang
melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi sumber kekuatan.
Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya semua
komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme produsen
memerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam yang semuanya
diambil dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat pertama
diteruskan ke konsumen tingkat kedua dan seterusnya ke konsumen-konsumen
lainnya melalui jaringan-jaringan makanan. Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
hidupnya. Lingkungan hidup organisme ada 2 yaitu:
1. Lingkunganabiotik, terdiri dari : tanah, air, udara, cuaca, iklim, suhu,
cahaya dll.

a. Senyawa-senyawa inorganik ( C H, CO2 H2O dan lainnya) yang


terlibat dalam siklus bahan atau mineral.

b. Senyawa-senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak, dan


seterusnya) yang menghubungkan biotik dan abiotik.

c. Iklim (temperatur, faktor-faktor fisik lainnya).

d. Air

2. Lingkungan biotik: organisme lainnya (semua makhluk hidup yang


terdapat dalam suatu ekosistem) seperti produsen, konsumen, dan
pengurai/decomposer, yaitu :

a. Produsen: makhluk hidup yang yang menghasilkan makanan melalui


proses fotosintesis, dengan mengubah zat anorganik menjadi zat organik,
misalnya adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.

b. Konsumen: kelompok makhluk hidup yang makanannya tergantung


secara langsung maupun tidak langsung pada produsen, contoh hewan dan
manusia.

c. Pengurai: makhluk hidup yang menguraikan sisa makhluk hidup


yang sudah mati, dengan menguraikan zat organik dari tubuh yang mati menjadi
zat anorganik, sehingga dapat digunakan kembali oleh produsen. termasuk
kelompok ini adalah bakteri dan jamur.

Komponen-komponen ekosistem dapat dibagi berdasarkan :


Dari segi makanan (trophik). Memiliki dua komponen yang biasanya terpisah-
pisah dalam waktu dan ruang yaitu ;

1. Komponen autotrop (memberi makan sendiri), di sini terjadi pengikatan


energy sinar matahari.

2. Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya) di sini terjadi


pemakaian, pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang kompleks.

Dalam ekosistem ada 2, yaitu:

a. Rantai makanan (food chain): Perpindahan energi dari sinar


matahari yang dipakai oleh tumbuhan melalui serangkaian organisme dalam
peristiwa makan memakan dengan arah tertentu./ proses “saling makan” dalam
suatu ekosistem.

b. Jaring-jaring makanan: rantai makanan yang satu dengan yang


lainnya dalam suatu ekosistem akan “saling menjalin”, sehingga membentuk
jaring-jaring makanan.

Contoh Rantai makanan:

a. Di darat : ketimun kancil -> ular -> burung elang

b. Di laut : fitoplankton -> zooplankton -> ikan kecil -> ikan besar

Sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk


hidup disebut dengan komponen biotik. Faktor
lingkungan yang tak hidup dalam ekosistem disebut
dengan komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk
tinggal yang disebut dengan habitat. Misalnya semut,
mempunyai habitat di tanah. Namun, selain semut tanah
juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan makhluk
hidup lainnya.
Komponen biotik yang menyusun ekosistem mencakup
seluruh makhluk hidup, baik yang sejenis ataupun
berbeda jenis, yang hidup di tempat tertentu. Komponen
biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual,
tetapi dalam satuan populasi dan ekosistem.
a. Populasi
Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau
individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang
menempati suatu kawasan tertentu. Sekumpulan
makhluk hidup disebut makhluk hidup jika memiliki jenis
yang sama. Makhluk hidup disebut satu jenis atau
spesies jika mampu untuk berbiak silang dan
menurunkan anakan yang tertil.
b. Komunitas
Interaksi antarpopulasi pada suatu area akan
membentuk komunitas. Komunitas tidak harus meliputi
kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang
beragam. Misalnya tempurung kelapa yang sudah terisi
air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu
komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan
protozoa.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang
ada dalam ekosistem. Misalnya :
a. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka
bumi ini. Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat
diperlukan oleh makhluk hidup.
b. Udara
Udara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen,
oksigen, karbon dioksida, dan gas-gas lainnya. Oksigen
dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup untuk bernafas.
Karbon dioksida dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk melakukan proses fotosintesis. Angin dapat
membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.
c. Air
Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik
yang berhabitat di darat maupun perairan. Air dapat
berbentuk padat, cair, dan gas.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk
hidup mulai dari yang berukuran renik, seperti bakteri
dan protozoa, hingga yang berukuran besar, seperti
gajah.
e. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi
makhluk hidup. Suhu merupakan faktor penting dalam
proses metabolisme makhluk hidup, suhu tubuh optimal
untuk metabolisme tubuh adalah 37 oC. Untuk dapat
menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak bisa
berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau
panas tanpa perlindungan.
f. Topograf
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya
permukaan bumi pada suatu tempat. Semakin tinggi
suatu tempat, maka suhu lingkungannya akan semakin
rendah.

C. INTERAKSI DALAM EKOSISTEM


Adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem
menyebabkan sistem akan guncang apabila terjadi
kerusakan pada salah satu komponennya sekalipun.
Interaksi dalam ekosistem bisa terjadi antarkomponen
biotik dan juga antara komponen biotik dan abiotik.
1. Interaksi Antarkomponen Biotik
Interaksi antarkomponen biotik merupakan interaksi yang
terjadi antarpopulasi organisme yang menyusun
ekosistem. Interaksi yang terjadi sering saling
memengaruhi satu dengan lainnya. Beberapa tipe
interaksi antarkomponen biotik, yaitu :
a. Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi
antarorganisme dari dua spesies yang berbeda.
Hubungan mutualisme akan saling menguntungkan bagi
kedua organisme yang terlibat didalamnya. Hubungan
yang dapat hidup tanpa organisme partner
mutualismenya disebut mutualisme fakultatif. Hubungan
yang terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya
dapat hidup dengan bermutualisme disebut mutualisme
obligatif. Contoh : bakteri yang hidup di dalam sistem
pencernaan hewan herbivora.

b. Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau
interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda,
yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh
keuntungan sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh.
Contoh : ikan remora dengan ikan hiu.
c. Alelopati
Alelopati adalah hubungan atau interaksi
antarorganisme, yang mana keberadaan satu organisme
dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan
organisme lainnya melalui pelepasan toksin atau racun.
Beberapa jenis fungi dapat menghasilkan toksin berupa
antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri.
d. Predasi
Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu
organisme memakan organisme lainnya disebut predasi.
Organisme yang memakan disebut predator. Organisme
yang dimakan disebut mangsa. Hewan yang memangsa
sesama jenisnya disebut kanibalisme. Contoh : singa
dengan zebra, kuda dengan rumput, dan ular dengan
tikus.
e. Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang
terbatas menyebabkan terjadinya hubungan atau
interaksi dalam bentuk kompetisi. Kompetisi yang terjadi
antaraindividu dari spesies yang sama disebut kompetisi
intraspesifik. Kompetisi yang terjadi antarindividu dari
dua spesies yang berbeda disebut kompetisi interspesifik.
f. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme berbeda
spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup
bersama atau menumpang dengan organisme lainnya
(inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang
ditumpanginya. Organisme parasit yang menyebabkan
sakit pada inangnya disebut patogen.

2. Interaksi antara Komponen Biotik dengan


Komponen Abiotik
Kehidupan organisme yang berada di darat dan perairan
tidak lepas dari pengaruh komponen-komponen abiotik
yang menyusun ekosistem. Kemampuan hidup organisme
pada kondisi lingkungan tertentu disebut rentang
toleransi. Setiap spesies dalam ekosistem mempunyai
batas toleransi.
Ada kalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat
dipengaruhi oleh satu jenis komponen abiotik atau faktor
pembatas. Contoh : kandungan fosfor pada tanah bagi
pertumbuhan jagung. Jika tanah terlalu banyak
mengandung fosfor, maka pertumbuhan tanaman jagung
akan terhambat.
Organisme pada ekosistem akuatik juga mempunyai
faktor pembatas, yaitu : suhu, cahaya matahari, oksigen
terlarut, dan nutrisi. Faktor pembatas lainnya adalah
salinitas (jumlah mineral anorganik atau garam yang
terlarut pada air.

C. MACAM-MACAM EKOSISTEM
Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Ekosistem secara garis besar dapat
dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik.
Selain itu, juga terdapat ekosistem buatan yang
diciptakan manu

1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat dalam skala luas yang memilki tipe
vegetasi dominan disebut bioma. Bioma adalah
ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan
dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan pada wilayah
tersebut.
a. Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari
permukaan laut. Ciri lingkungannya, yaitu : intensitas
cahaya matahari tinggi, lama waktu siang kurang lebih
sama dengan malam, dan intensitas curah hujan tinggi
(220-225 cm/tahun). Memiliki ukuran dan bentuk
tumbuhan yang beragam, hewan yang beragam (gagak,
kelelawar, ular, katak, dan monyet), komposisi serangga
yang paling beragam.

b. Padang rumput
Padang rumput (stepa/prairie). Intensitas curah hujan
sedang (50-76 cm/tahun. Vegetasi padang rumput antara
lain rumput-rumputan dan semak. Hewan yang hidup
(bison, antelop, serigala, elang, burung hantu, gajah dan
badak). Tanah padang rumput umumnya sangat subur
sesuai untuk dijadikan lahan pertanian berbagai produk
pangan, seperti gandum dan jagung.
c. Gurun
Merupakan bioma yang kering dan memiliki intensitas
curah hujan yang sangat rendah (15 cm/tahun). Ciri
vegetasi gurun, yaitu tumbuh dan berkembang dengan
pesat ketika air tersedia. Contoh : kaktus, merupakan
tumbuhan xerofit dan juga tumbuhan sekulen (tumbuhan
yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air).

d. Hutan gugur temperata


Intensitas curah hujan (75-150 cm/tahun). Mengalami 4
musim, yaitu : musim dingin, musim semi, musim panas,
dan musim gugur. Memiliki spesies yang kurang
beragam. Tumbuhan yang ada memiliki ciri, yaitu
berdaun lebar. Hewan yang hidup antara lain : rusa,
beruang, tupai, serigala, kucing hutan, dan berbagai jenis
burung.
Tumbuhan di hutan gugur mengalami periode dormansi
di kala musim dingin. Adaptasi juga dilakukan beberapa
jenis hewan ketika musim dingin. Misalnya tupai, akan
mengalami hibernasi (periode dormansi pada hewan).
Ketika hibernasi hewan seakan-akan sedang tidur.
e. Taiga
Taiga (hutan konifer) mempunyai ciri : mengalami musim
dingin yang sangat dingin dan musim panas yang singkat
dan dingin. Intensitas curah hujan 25-100 cm/tahun.
Taiga di dominasi oleh tumbuhan konifer yang mampu
bertahan terhadap suhu yang demikian dingin, ciri
daunnya berbentuk jarum dan bersemi sepanjang tahun
(spruce, pinus, fir, dan alder). Hewan-hewan yang ada
antara lain : moose,beruang hitam, dan ayam hutan.

f. Tundra
Memiliki suhu rata-rata di bawah titik beku dengan
intensitas curah hujan yang rendah. Tundra berarti
daratan tanpa pohon. Disebut juga padang lumut karena
vegetasi utamanya lumut, lumut kerak (Lichensp) dan
rumput-rumputan.
Tundra dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tundra artik (terletak
di kutub utara dengan kondisi lingkungan menyerupai
gurun, hewan yang ada : serigala, rubah, beruang kutub,
tupai, berbagai burung dan serangga) tundra alpine
(terletak di ketinggian gunung, hewan yang ada :
marmut, kambing gunung, domba, dan berbagai jenis
burung)

2. Ekosistem Akuatik
Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik
memberikan peran penting dalam keberagaman
ekosistem akuatik. Organisme akuatik yang hidup di
perairan deras tentu akan berbeda dengan di perairan air
tenang.
Secara garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan
menjadi :
a. Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi :
- Danau
Struktur danau umumnya mirip dengan struktur laut.
Bagian dasar danau yang dangkal disebut zona litoral,
sedangkan bagian danau yang terbuka disebut zona
limnetik. Selain dibagi secara horizontal, sturuktur danau
juga di bagi secara vertikal menjadi zona fotik (cahaya
matahari masih bisa berpenetrasi) dan zona amfotik
(cahaya matahari sudah tidak bisa berpenetrasi).
Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan
ganggang sebagai organisme fotosintesis, dan juga
zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang serangga, dan
ikan.
- Lahan basah
Lahan basah disebut juga wet land, adalah suatu yang
digenangi oleh air sehingga kondisinya menyokong untuk
kehidupan berbagai jenis organisme akuatik. Lahan
basah bisa dibedakan menjadi rawa (marsh), rawa
lumpur (swamp), dan tanah gambut (bog). Rawa memiliki
ciri : tidak terdapat banyak pohon, airnya mengalir
dengan kecepatan sedang, dan terhubung dengan danau
atau aliran sungai. Rawa lumpur memiliki ciri : didominasi
oleh pohon dan semak-semak. Lahan gambut memiliki
ciri : airnya hampir tidak mengalir sama sekali, pH air
asam, dan miskin O2 dan N2.
- Sungai
Sungai adalah badan air yang bergerak terus-menerus
menuju satu arah. Air sungai di bagian hilir terasa lebih
hangat dibandingkan bagian hulu sungai. Organisme
fotosintetik jarang ditemukan pada sungai di bagian hulu.
Walaupun kandungan materi organiknya rendah, kadar
oksigen di hulu sungai tinggi.
Semakin menuju ke hilir, sungai akan semakin lebar dan
arusnya semakin tenang. Kondisi air yang tenang lebih
sesuai untuk pertumbuhan ganggang dan tumbuhan air.
Namun, arus sungai yang tenang membuat kadar
oksigen menjadi rendah. Ketika sungai bertemu lautan,
maka akan terbentuk estuari. Pada estuari, air tawar
akan bercampur dengan air asin.
b. Ekosistem laut
Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona,
yaitu zona intertidal (zona pasang surut), zona neritik
(zona laut dangkal), dan zona pelagik (zona laut terbuka).
Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya
dapat di bagi menjadi zona fotik (area permukaan laut
yang masih menerima cahaya matahari), zona bentik
(area dasar laut), dan zona afotik (area pertengahan
antara permukaan dengan dasar laut yang tidak
menerima masukan cahaya matahari)
- Zona intertidal
Area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai
disebut zona intertidal. Pada saat pasang, zona intertidal
akan tertutupi air laut. Sedangkan pada saat surut, zona
ini akan kering dan terpapar oleh udara terbuka.
Kandungan nutrisi di zona intertidal cenderung tinggi
karena masukan nutrisi dari estuari dan sungai.
Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir, berbatu
atau berlumpur. Organisme yang hidup di zona intertidal
harus mampu bertahan dari arus laut ketika periode
pasang dan kekeringan ketika periode surut. Organisme
yang ada di zona intertidal antara lain : rumput laut,
abalon, anemon, kepiting, ganggang hijau, kerang , timun
laut, dan bintang laut.
- Zona neritik
Zona neritik berada diantara zona intertidal dan zona
pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut dangkal adalah
sekitar 200 m. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut
di zona neritik relatif stabil. Proses fotosintesis
berlangsung di zona neritik karena cahaya matahari bisa
menembus hingga ke dasar laut.
Di wilayah tropis, zona neritik biasanya di huni oleh
terumbu karang. Suhu air yang hangat serta adanya
cahaya matahari menjadikan wilayah tropis sebagai
habitat yang baik untuk terumbu karang. Keragaman
organisme di terumbu karang demikian tinggi. Terumbu
karang menjadi rumah bagi berbagai ikan tropis dan ikan
karang seperti : parrotfish, angelfish, dan butterflyfish.
Selain ikan, organisme yang menghuni terumbu karang
antara lain : spons, cnidaria, cacing, udang-udangan,
moluska, bintang laut, bulu babi, dan ular laut.
- Zona pelagik
Kedalaman rata-rata zona pelagik adalah 4.000 m.
Sekitar 75 % air laut berada pada zona ini. Zona pelagik
merupakan zona yang paling tidak produktif. Kandungan
nutrisi di zona pelagik juga rendah. Ketiadaan cahaya
matahari berarti tidak ada proses fotosintesis yang
menyediakan energi bagi banyak organisme. Terumbu
karang di zona pelagik di ibaratkan bioma gurun. Ikan
yang hidup di laut yang lebih dalam beradaptasi dengan
baik akan ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan.
Ikan di laut dalam akan makan sebanyak mungkin ketika
makanan tersedia.

3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem ini
tidak terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia
untuk diambil manfaatnya. Contoh : sawah, waduk,
tambak, perkebunan kopi, dan hutan tanaman produksi
(jati dan karet).
GAMBAR KOMPONEN BIOTIK :
GAMBAR KOMPONEN ABIOTIK :
D. SATUAN MAHKLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM

Ekosistem adalah kesatuan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.


Dengan demikian, sebuah ekosistem terdiri atas beberapa komponen. Komponen-
komponen dalam ekosistem terdiri atas beberapa komponen. Komponen-
komponen dalam ekosistem saling berhubungan atau berinteraksi sehingga
membentuk suatu satuan fungsional. Dalam sebuah ekosistem terdapat satuan-
satuan makhluk hidup. Satuan makhluk hidup yang terdapat dalam ekosistem
adalah individu, populasi, lingkungan hidup, dan lingkungan dunia (biosfer).
Berikut ini akan kami jelaskan Satuan Makhluk Hidup dalam Eksistem:

a. IndividuApa itu individu? Individu adalah satu makhluk hidup yang tinggal
di dalam suatu lingkungan. Satu makhluk hidup yang dapat kita temukan dapat
disebut individu, misalnya satu batang pohon mangga, seekor ayam, atau seekor
burung.

b. Populasi
Apa itu populasi? Populasi adalah kumpulan individu sejenis pada suatu
tempat dan pada waktu tertentu. Contoh populasi antara lain; kumpulan siswa di
dalam kelas, populasi padi di sawah, dan populasi ikan di kolam. Kami yakin,
anda dapat memberikan banyak contoh populasi lainnya. Jumlah individu sejenis
dalam suatu satuan luas daerah tertentu disebut kepadatan populasi (densitas).
Populasi suatu jenis makhu hidup pada tiap-tiap habitat mempunyai kepadatan
yang tidak sama.Untuk mengetahui tingkat kepadatan suatu populasi, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Kepadatan populasi = Jumlah populasi / luas area


Misalnya; dalam sebuah hutan yang luasnya 10 km2, terdapat 1000 ekor
burung. Berapakah kepadatan populasi burung di hutan tersebut?
Jawab: 1000 ekor / 10 km2, = 100 ekor tiap 1 km2,
c. Komunitas
Komunitas populasi adalah kumpulan populasi yang berbeda-beda pada suatu
tempat tertentu akan membentuk komunitas. Untuk lebih memahami konsep
tentang komunitas, anda bisa memperhatikan komunitas disekitar anda. Dalam
suatu komunitas terdapat bermacam-macam populasi, misalnya populasi manusia,
populasi tumbuhan, populasi hewan, dan populasi mikroorganisme.

d.LingkunganHidup

Makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri. Satu makhluk hidup selalu berada di
antara makhluk hidup yang lain. Semua makhluk hidup yang hidup dilingkungan
tertentu disebut lingkungan hidup. Jadi lingkungan hidup terdiri dari makhluk
hidup disebut lingkungan hidup atau lingkungan biotik. Selain komponen-
komponen hidup, makhluk hidup juga membutuhkan komponen tak hidup.
Komponen tak hidup antaralain tanah, air, dan udara. Komponen-komponen tidak
hidup yang menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup disebut lingkungan
tidak hidup atau lingkungan abiotik. Lingkungan abiotik dan biotik membentuk
suatukesatuanyangdisebutekosistem.

e.LingkunganDunia
Kumpulan dari berbagai ekosistem di bumi membentuk satu kesatuan yang
dinamakan ekosistem dunia (biosfer). Berdasarkan proses terbentuknya,
ekosistem dibagi menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem
buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah,
misalnya danau, sungai, laut, hutan, padang rumput, dan rawa. Ekosistem buatan
adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya kolam ikan,
waduk, perkebunan, dan akuarium. Ekosistem alami dapat dibedakan lagi menjadi
beberapa jenis, yaitu ekosistem darat, ekosistem air tawar, ekosistem laut, dan
ekosistem pantai. Ekosistem darat dibedakan atas beberapa daerah habitat
(bioma), seperti gurun, padang rumput, hutan tropis, hutan gugur, taiga, dan
tundra.
Setiap organisme di dunia terhubung dengan organisme lain. Selain itu,
masing-masing organisme juga berhubungan dengan lingkungan yang terdiri dari
benda mati. Struktur hubungan ini dikenal sebagai ekosistem, yang merupakan
saling keterkaitan antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Di ekosistem ada komponen makhluk hidup dan makhluk mati. Komponen


makhluk hidup terdiri dari unit ekologis, termasuk manusia, populasi, masyarakat,
ekosistem dan biosfer.
1. Individu
Individu berasal dari bahasa latin inberarti “tidak” dividuus berarti “dapat
dibagi”.
Dalam ekologi individu adalah makhluk hidup tunggal (yang tidak dapat dibagi-
bagi). Seorang manusia, sebatang pohon kelapa, seekor kucing, dan seekor
belalang merupakan individu.

Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup. Misalnya, tapia, anoa, burung,


tikus, pohon singkong, pohon bunga matahari, dan banyak lagi. Jadi dengan
orang. Seseorang disebut seseorang.
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan orang sejenis yang menempati area tertentu. Misalnya,
di kebun ada sekelompok rumput, beberapa ayam dan beberapa bebek.
a. Kepadatan populasi
Kepadatan populasi adalah jumlah orang yang sama di daerah tertentu. Untuk
menghitung kepadatan populasi, gunakan rumus berikut.

E.

Rumus kepadatan penduduk

Informasi:
D = kepadatan penduduk.
n = jumlah orang tersebut.
A = luas

Contoh masalah:
Di atas lahan seluas 200 m2 ada 12.000 siput. Berapakah kepadatan penduduk
siput di lokasi?
Resolusi:

Dikenal:
n = 12.000 tujuan
A = 200 m2

Untuk pertanyaan:
D = kepadatan penduduk

Jawaban:

F.
G.
b.Perubahanpopulasi
Kepadatan populasi di ekosistem bisa berubah. Perubahan sifat penurunan
populasi dapat disebabkan oleh kematian (kematian) dan migrasi (emigrasi) ke
tempat lain. Perubahan populasi tambahan dapat dikaitkan dengan kelahiran
(natalites) dan kedatangan (imigrasi) dari tempat lain. Jika anggota populasi
meningkat, dan populasi yang dipekerjakan tetap, kepadatan penduduk akan
meningkat. Sebaliknya, jika populasi di tempat tertentu menurun, sementara
populasi yang dipekerjakan tetap ada, kepadatan penduduk akan menurun.

3.Komunitas

Komunitas adalah seluruh populasi makhluk hidup yang tinggal di daerah


tertentu. Misalnya, di laut ada terumbu karang. Ada populasi ikan, populasi
alga dan populasi hewan sejenis lainnya yang membentuk komunitas terumbu
karang.Komunitasadalahkomponenbiotikekosistem.
4.Ekosistem

Di habitatnya, selain berbagai jenis makhluk hidup (masyarakat), ada pula unsur
seperti air, tanah, pasir, cahaya, matahari dan udara. Di antara anggota masyarakat
dan di antara anggota masyarakat dengan unsur-unsur ini saling terkait hubungan
yang saling mempengaruhi. Kesatuan ini membentuk sistem
ekologi,yangdisebutekosistem.

5.Biosfer

Biosfer adalah seluruh permukaan bumi, yang merupakan habitat makhluk hidup.
Cagar biosfer terdiri dari berbagai ekosistem yang ada di Bumi.

6. Habitat
Habitat adalah lingkungan tertentu tempat suatu makhluk hidup tumbuh dan
hidup secara alami. Contoh habitat cacing pita pada usus hewan mamalia,
habitat belut pada tanah persawahan dan habitat pohon bakau pada daerah
pasang surut tropis.

7. Nisia (Relung)

a. Nisia adalah dua spesies yang memiliki habitat yang sama namun
mereka memiliki fungsi ekologi yang berbeda.

b. Nisia merupakan bagian dari habitat yang disebut dengan mikrohabitat.

c. Nisia berkaitan dengan jenis makanannya, cara mencari makanan dan


waktu mencari makanan.

d. Nisia terbentuk untuk menghindari persaingan (kompetisi) antar species.

Contoh :

Dipucuk tanaman hidup kutu daun dan ulat, kutu daun menghisap cairan
tumbuhan sedangkan ulat memakan daunnya. Pada habitat yang sama kedua
hewan tersebut dapat hidup berdampingan, karena masing-masing memiliki
nisia yang berbeda.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pencarian materi ekosistem yang telah dilaksanakan. Penyusun


dapat menyimpulkan, bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi. Dan setiap makhluk hidup pasti ada dalam suatu
bentuk ekosistem.

Ekologi adalah “Ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara mahluk


hidup dengan lingkungannya”. Yang dimaksud dengan mahluk hidup di sini
adalah “kelompok”. Dengan demikian ekologi merupakan disiplin baru dari
biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk
yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial. Ekologi juga merupakan
cabang ilmu yang mendasari ilmu-ilmu yang berkembang dan selalu berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari terutama dengan lingkungan. Maka jelaslah ekologi
dijadikan sebagai dasar pengetahuan lingkungan.

Sehingga kajian ekologi dibagi menjadi 3 yaitu: Ekosfera, Biosfer, Matahari


adalah Sumber bagi Kehidupan. Menurut (Soedjiran Resosoedarmo, 1984:5-6)
kajian ekologi dibagi menjadi 3 yaitu:autekologi, sinekologi, pembagian menurut
habitat, menurut taksonomi. Pembagian tersebut didasarkan pada bidang
kajiannya karena cakupanya sangat luas.

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Anggota-
anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan
bereproduksi di antara sesamanya.

Komunitas adalah kumpulan populasi berbagai jenis makhluk hidup yang


saling berinteraksi. Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen: berdasarkan
lokasi atau tempat wilayah, berdasarkan minat, berdasarkan komunitas.

Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas dengan lingkungan hidupnya.


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup organisme ada 2 yaitu,
lingkungan abiotik dan lingkungan. Komponen-komponen ekosistem dapat dibagi
berdasarkan :

Dari segi makanan (trophik). Memiliki dua komponen yang biasanya terpisah-
pisah dalam waktu dan ruang yaitu : komponen autotrop (member makan sendiri)
dan komponen heterotrophik (memakan yang lainnya).

Siklus materi : materi dari tanah dan air serta udara, masuk ke produsen dan
konsumen kemudian oleh pengurai dikembalikan lagi kedalam air, tanah maupun
udara dalam bentuk mineral-mineral dan gas yang diambil lagi oleh produsen.
Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen, dan fosfor di alam berupa
siklus yang abadi.

Aliran energi : makhluk hidup memperoleh energi dari sinar matahari, energi
ini kemudian pindah ke produsen, konsumen dan akhirnya ke pengurai, sedangkan
sebagian lain tersebar ke lingkungan, artinya energi yang sudah terlepas ke
lingkungan tidak dapat kembali lagi masuk ke dalam sistem kehidupan. Aliran
energi berupa makanan dan jaring makanan dari komponen-komponen produsen,
konsumen dan pengurai, aliran energi ini dapat berupa simbiosis antar organisme
yang saling membutuhkan.

Pola kehidupan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : pola kehidupan
didarat, pola kehidupan di air, dan pola kehidupan yang khas.

Jadi hubungan Ekosistem dengan penyebaran makhluk hidup di berbagai


wilayah ini saling ketergantungan. Saling membutuhkan satu sama lain. Dengan
adanya faktor-faktor abiotic dan biotik yang sangat berpengaruh dan sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Mereka juga saling berinteraksi satu sama lain
dari hal yang kecil sampai hal yang besar.

Dapat dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi


dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Oleh karena itu semua orang harus
memahami ekologi dan dapat dikatakan bahwa ekologi merupakan ilmu dasar dari
semua cabang ilmu yang ada dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

B. SARAN

Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
lingkungan yang kompleks. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai
akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini merasa mahluk yang paling
berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan
untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bumerang terhadap hidupnya bila
prinsip-prinsip ekologi di abaikan. Dengan demikian untuk hidup dan hidup
berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan
pandai mengatur pemakaian sumber-sember daya alam dengan cara-cara yang
dapat dipertanggungjawabkan demi keamanan dan pelestarian tentunya
dengan memperhatikan asas-asas atau prinsip-prinsip ekologi dan
mempertimbangkan kemungkinan adanya ancaman masalah lingkungan.
Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.

Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk


hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup
sendiri.

Semoga makalah ini dapat menjadi panduan ataupun penunjang bagi pemahaman
tentang materi makhluk hidup dalam ekosistem alami dalam proses pembelajaran
baik di luar maupun di dalam lingkup pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend. (1986). Ecology. Individuals,
Populations and Communities. Blackwell Sci. Pub. Oxford.

Dian Ari Wicaksono,


https://dianariwicaksono.wordpress.com/2013/11/11/makalah-makhluk-hidup-
dalam-ekosistem-alami-slide-paling-bawah/, 11 November 2013.

Hamilton, L.S. and P.N. King. (1992). Daerah aliran sungai hutan tropika.
Penerjemah: Krisnawati Suryanata. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

http://www.slideshare.net/agus_43/ekologi-sebagai-dasar-ilmu-pengetahuan-
lingkungan-9883688

http://sabenggo1.blogspot.com/2016/01/satuan-makhluk-hidup-dalam-
ekosistem.html
Kormondy, E.J. (1969). Concepts of Ecology. Prentice-Hall Inc., New Jersey

Odum, E.P. (1971). Fundamentals of Ecology. 3rd. ed. W.B. Saunders Co.
Philadelphia

Otto Soemarwoto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Jakarta:Imagraph.

Prof. Dr. Ir. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si., Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem,
Lingkungan, dan Pelestariannya, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Maret 2010.

Resosudarmo, R.S.; K. Kartawinata; A. Soegiarto. (1992). Pengantar ekologi.


Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Smith, R.L. (1974). Ecology and Field Biology. 2nd. ed. Harper & Row, Pub.
New York.

Soemarwoto, O. (1991). Ekologi dalam pembangunan berwawasan lingkungan.


Panitia Penghormatan Purnabakti Profesor Otto Sumarwoto. Bandung.

Sambas Wirakusumah, Dasar-Dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu


Lingkungan, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta, 2003.

Soemarwoto, O. (1991). Indonesia dalam kancah isu lingkungan global. Penerbit


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Thohir, K.A. (1985). Butir-butir tata lingkungan. Bina Aksara. Jakarta.

Yuni Firwinda, http://yunifirwinda.blogspot.co.id/2014/11/makhluk-hidup-dalam-


ekosistem-alami.html, Dipos16:56, 09 November 2014.

Zoer’aini Djamal Irwan. 2007. Prinsip-prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan,


dan Pelestariannya. Jakarta:Bumi Aksara.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. MANFAAT

BAB II PEMABAHASAN

A. BATASAN DAN PENGETAHUAN EKOSISTEM


B. KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM
C. SATUAN MAHKLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai