Anda di halaman 1dari 6

[09.

13, 23/8/2021] Undana Prof Gaol: Materi Pertemuan 1

BAB 1

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN EKOLOGI

stilah ekologi (oekologie) baru pertama kali dikemukakan oleh ahli biologi Jerman Ernst Haeckel
pada tahun 1866 pada tulisannya Generalle Morphologie. Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu oikos (household, rumah atau place to live) dan logos (studi). Jadi, ekologi artinya study of the
household of nature. Rumah maksudnya adalah bumi. Istilah ini diambil dari akar kata yang sama
seperti economics (management of the household). Oleh sebab itu, ekologi kadang dinyatakan
sebagai ekonomi alam seperti yang diekspresikan oleh Ernst Haeckel the body of knowledge
concerning the economy of nature (Smith 1996). Secara harafiah ekologi dapat didefenisikan sebagai
kajian mengenai hubungan antara tumbuhan dan hewan dengan lingkungannya atau ilmu yang
mempelajari interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya.

Pengertian Ekologi

Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau
alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem
ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa,
penyebaran materi (unsur-unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
menciptakan keadaan sistem tersebut. Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang
terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.

Ekologi juga dapat didefinisikan sebagai pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok
organisme terhadap lingkungannya atau ilmu hubungan timbal balik antara organisme-organisme
hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dalam kajian ini meliputi lingkungan
inorganik (abiotik) dan organik (biotik). Lingkungan abiotik terdiri dari atmosfer, cahaya, air, ragam
garam, tanah dan seterusnya, oleh karenanya ekologi turut mengkaji arus energi dan daur materi.
Lingkungan biotik meliputi makhluk hidup di dalamnya yang saling terkait satu sama lain, sehingga
populasi beserta fungsi dan peranannya dalam suatu lingkungan dikaji dalam ekologi. Keterkaitan
dan ketergantungan komponen biotik (manusia, tumbuhan, dan hewan) dan komponen abiotik
(tanah, air, dan udara), harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Perubahan
salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya.

Catatan Hipocrates, Aristoteles dan filsuf lainnya merupakan naskah-naskah kuno yang berisi rujukan
tentang masalah-masalah ekologi. Walaupun pada waktu itu belum diberi nama ekologi. Dimulai
pada abad ke 16 dan 17 yang timbul dari natural history dan kemudian berkembang menjadi satu
ilmu yang sistematik, analitik dan objektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu
ekologi. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman Ernest Haeckel (1834-
1919) pada tahun 1866. Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang dengan
cepat. Apalagi disaat dunia sangat peka dengan masalah-masalah lingkungan. Ekologi merupakan
cabang ilmu yang selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tidak ada satupun cabang ilmu
yang dapat mengabaikan ekologi. Apalagi sejak timbulnya gerakan kesadaran akan lingkungan di
seluruh dunia yang di mulai pada tahun 1968, dimana setiap orang dituntut kesadarannya akan
lingkungan seperti tentang penghematan sumberdaya, penghematan energi, masalah pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan lain sebagainya. Jelasnya adanya masalah globalisasi
lingkungan mengakibatkan perhatian kepada ekologi makin mendalam.

Krebs (1978) menyatakan ekologi sebagai suatu kaji…

[09.14, 23/8/2021] Undana Prof Gaol: Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai suatu
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Lingkungan adalah semua faktor eksternal pada
organisma yang mempengaruhi hidup, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisma atau
semua faktor biotik dan abiotik yang mengelilingi dan potensial mempengaruhi organisme. Ekologi
ingin mengetahui dimana (where) organisma ditemukan, berapa banyak (haw many) mereka dan
mengapa (why). Ekologi berupaya untuk menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kisaran
lingkungan yang ditempati atau duduki organisma dan menentukan seberapa melimpah organisma
dalam kisaran tersebut.

Pada ekologi, pusat studi adalah organisma bukan lingkungan. Materi pada studi ekologi adalah
organisma dan lingkungan dimana organisma hidup. Fokus kajian ekologi adalah hubungan antara
satu organisme dengan organisme lain dan hubungan antara organisme dengan lingkungan fisik di
sekitarnya sehingga ekologi dapat didefenisikan sebagai studi tentang bagaimana organisme
berinteraksi dengan organisme lain dan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungan fisik
di sekitarnya atau bagaimana organisme dipengaruhi dan mempengaruhi organisme lain dan
bagaimana organisme dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan abiotik di sekitarnya. Seorang
yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang bagaimana alam bekerja; bagaimana suatu
spesies beradaptasi pada habitatnya; apa yang diperlukan spesies dari habitatnya untuk
kelangsungan hidupnya; bagaimana spesies mencukupi kebutuhan unsur-unsur hara (materi dan
energi); bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain; bagaimana individu-individu spesies
diatur dan berfungsi sebagai suatu populasi dan lain-lain. Jelasnya, ekologi adalah ilmu yang
mempelajari makluk hidup dalam rumah tangganya.

Menurut Charles Elton (1927), ekologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah alam semesta secara
ilmiah. Krebs (1978) mendefenisikan ekologi sebagai kajian ilmiah tentang interaksi yang
menentukan agihan dan kemelimpahan makluk. Kendeigh (1980) mendefenisikan ekologi sebagai
kajian tentang hewan dan tumbuhan dalam hubungannya satu sama lain dan hubungannya dengan
lingkungannya. Lingkungan adalah semua faktor biotik dan abiotik yang mengelilingi dan potensial
mempengaruhi organisme dan merupakan habitat organisme. Faktor biotik termasuk kompetisi,
mutualisme, allelopati dan jenis interaksi lainnya di antara organisma. Faktor abiotik termasuk
semua aspek fisik dan kimia lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi makluk
hidup. Di alam ini, organisme tidak tinggal sendiri melainkan berinteraksi satu-sama lain dan juga
berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya. Misalnya, tumbuhan menyediakan makanan dan oksigen
pada hewan dan hewan menyediakan karbon dioksida pada tumbuhan.

Pemahaman mengenai prinsip-prinsip ekologi dapat memberi jalan bagi manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik. Misalnya, sejak timbulnya masalah-masalah lingkungan di dunia, dituntut
kesadaran setiap orang untuk ikut berpartisipasi menangani masalah-masalah lingkungan, misalnya
mengenai penghematan sumberdaya dan energi; pencemaran udara, air, tanah dan lain sebagainya.
Timbulnya masalah-masalah lingkungan global saat ini mengakibatkan perhatian terhadap ekologi
semakin besar.

Penggolongan Ekologi

Ekologi berusaha menerangkan rahasia kehidupan pada tahapan individu, populasi dan komunitas.
Masing-masing tingkatan bersifat nyata, tidak bersifat hipotetik seperti spesies, jadi dapat diukur
dan diobservasi struktur dan operasionalnya. Beberapa ahli menggolongkan ekologi sebagai ilmu
multidisiplin sebab ekologi memerlukan banyak informasi dari cabang ilmu lain. Untuk mempelajari
lingkungan dan perubahan yang terjadi pada tiap komponen lingkungan misalnya diperlukan studi
klimatologi, geografi, pedologi, geologi dan fisika. Untuk mengetahui distribusi, adaptasi dan aspek
fungsional organisma dan komunitas diperlukan studi biogeografi, sistematik, morfologi, sitologi,
genetik dan fisiologi. Oleh sebab itu, ahli ekologi perlu mempunyai pengetahuan berbagai disiplin
sains fisik dan biologi untuk dapat memperoleh gambaran yang lengkap dan terintegrasi mengenai
lingkungan komplek. Berhubung luasnya skop ekologi, ekologi kadang disebut sains holistik. Ekologi
juga digolongkan sebagai ilmu terapan sebab ilmu ekologi banyak diterapkan pada kajian yang
berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam, konservasi makluk hidup, management habitat,
mitigasi dampak ekologi dari polusi lingkungan, restorasi ekosistem dan lain-lain. Issu tentang
pembangunan perkotaan, pertanian, perikanan, kehutanan dan kesehatan masyarakat juga sering
dikaji dari persfektif ekologi.

Ekologi dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang menurut dasar tertentu. Berdasarkan tingkat
integrasinya secara ilmu kaijan ekologi dapat dibagi dalam dua pendekatan yaitu autekologi dan
sinekologi. Autekologi kadang disebut ekologi populasi yang mempelajari dinamika populasi dari
satu spesies dan interaksi populasi tersebut dengan faktor lingkungan. Sinekologi kadang disebut
ekologi komunitas yang mempelajari interaksi antara spesies dalam komunitas ekologi. Perbedaan
kedua bidang kajian tersebut adalah sinekologi bersifat filosofi, deduktif, deskriptif (umumnya) dan
sulit dianalisis dengan menggunakan pendekatan rancangan percobaan sedangkan autekologi adalah
bersifat eksperimental, induktif, kuantitatif dan dapat dikaji dengan menggunakan rancangan
percobaan.

Autekologi membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies dimana penekanannya
adalah pada sejarah hidup dan kelakuan organisma dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Autoekologi mengkaji individu organisme atau spesies terutama sejarah hidup dan perilaku dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bila diadakan studi mengenai hubungan antara jenis suatu
pohon terhadap lingkungannya maka pengkajian tersebut bersifat autekologi. Apabila studi tersebut
mengenai hutan dimana jenis pohon itu tumbuh pendektanya adalah bersifat sinekologi. Falsafah
yang mendasari kajian autekologi adalah memandang tumbuhan sebagai ukuran yang dapat
menggambarkan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan lingkungan
adalah iklim dan tanah.

Kajian sinekologi didasarkan pada falsafah bahwa tumbuhan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang dinamik. Masyarakat tumbuhan dipengaruhi oleh keluar masuknya unsur-unsur
tumbuhan dan turun naiknya berbagai variabel lingkungan. Dalam kajian sinekologi, komunitas
tumbuhan atau vegetasi dianggap mempunyai perilaku seperti suatu organisme yang untuh.
Vegetasi bisa lahir, tumbuh, dewasa dan akhirnya mati. Dengan kata lain, sinekologi membahas
pengkajian kelompok organisma yang berassosiasi bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Dua
bidang kajian utama dalam sinekologi adalah bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan
dan bidang kajian tentang analisis ekosistem. Sinekologi mengkaji hubungan antar kumpulan
organisme sebagai satu satuan. Misalnya, kajian mengenai distribusi bakau menurut karakteristik
abiotik dan pertumbuhan bakau termasuk ke dalam autoekologi, namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk mengkaji komponen lingkungan lainnya yang berkaitan dengan bakau. Kajian
sinekologi mengkaji keseluruhan ekologi tempat hidup bakau, misalnya effektivitas bakau dalam
memecah gelombang.

Ekologi adalah ilmu yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain,
seperti: kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang
pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian
populasi hama guna meningkatkan produktivitas. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki
interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-
prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Keterkaitan antara organisme dan
lingkungan diawali dengan pemahaman tentang organisme itu sendiri. Organisme terdiri dari sistem-
sistem biologik yang berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing. Sistem-sistem ini berjenjang
mulai dari molekul biologi hingga organ, sistem organ, dan selanjutnya populasi, komunitas hingga
ekosistem. Studi interaksi pada jenjang yang lebih sederhana menjadi penting karena hasil interaksi
ini berpengaruh pada proses interaksi jenjang di atasnya, misalnya hasil interaksi populasi akan
mempengaruhi proses interaksi komunitas.

Ekologi menggunakan metode pendekatan secara menyeluruh pada komponen-komponen


yang berkaitan dalam suatu sistem dan berkisar pada ruang lingkup ekologi, yakni pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem. Ekologi, menurut E.H. Haeckel (1869), adalah studi tentang
berbagai keterkaitan organisme-organisme sesamanya serta dengan segala aspek lingkungannya
baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Definisi ini sekaligus memberikan batasan pada ruang
lingkup ekologi yang memiliki persamaan sekaligus perbedaan dengan ilmu-ilmu lingkungan.
Persamaan keduanya terletak pada aspek-aspek lingkungan yang dipelajari, sedangkan
perbedaannya terletak pada pendekatan yang digunakan. Ilmu lingkungan mempelajari aspek-aspek
lingkungan secara terpisah, sedangkan ekologi mempelajarinya sebagai satu sistem dinamik
sekaligus mencermati faktor-faktor lingkungan kehidupan manusia lainnya, seperti lingkungan sosial,
budaya, ekonomi, dan politik. Ilmu-ilmu lingkungan dapat dipandang sebagai autoekologi,
sedangkan ekologi meliputi autoekologi dan sinekologi. Interaksi ekologi yang dinamis di antara
komponen-komponen lingkungan di dalamnya mengubah jumlah dan mutu lingkungan. Proses
ekologi ini mengakibatkan upaya kelestarian lingkungan berpusat pada keseimbangan lingkungan,
yakni adanya keberlanjutan interaksi antar komponen walaupun mengalami perubahan struktur dan
fungsi. Ini menunjukkan bahwa ekologi tidak hanya membahas interaksi semata, tetapi juga
dinamika komponen-komponen yang berinteraksi.

Ekologi dapat juga dibagi berdasarkan kelompok target atau spesies yang ingin dikaji
misalnya ekologi hewan, ekologi tumbuhan, ekologi insekta, ekologi manusia dan lain-lain. Selain itu,
ekologi dapat dibagi berdasarkan bioma yang diteliti yaitu ekologi daerah kutup, ekologi daerah
tropis, ekologi gurun, ekologi perairan, ekologi daratan, ekologi lahan basah, ekologi zona temperate
dan lain-lain.

Ekologi mempunyai banyak aplikasi praktis dibidang konservasi, pengelolaan sumberdaya alam
(pertanian, kehutanan, perikanan), perencanaan kota, kesehatan masyarakat dan lain-lain. Ekologi
menyediakan kerangka konseptual untuk dapat memahami dan mengkaji interaksi sosial manusia.
Ekologi dalam penggunanaan sehari-hari berkaitan dengan lingkungan dan sebagian besar pemikiran
ekologi adalah untuk melindungi proses ekologi, habitat dan spesies. Oleh sebab itu, pemahaman
mengenai prinsip-prinsip ekologi dapat memberi jalan bagi manusia untuk mencapai kehidupan
lebih baik. Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada
hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun
akibatnya dapat kita rasakan pada lingkungan disekitar kita.

Ekologi merupakan salah satu dari tiga bagian utama dalam biologi, dua lainnya adalah morfologi
dan fisiologi. Morfologi memberi tekanan pada bagaimana bentuk makluk hidup sedang fisiologi
memberi tekanan pada bagaimana berfungsinya alat-alat (organ) dalam tubuh makluk hidup dan
ekologi memberi tekanan pada bagaimana makluk itu hidup. Untuk memahami struktur alat, harus
diketahui bagaimana fungsi alat tersebut dan cara berfungsi alat tersebut berhubungan dengan
kondisi lingkungan. Empat bidang dalam biologi yang erat hubungannya dengan ekologi adalah
genetika, evolusi, fisiologi dan ilmu tentang kelakuan (hewan).

Sejak tahun 1900an, ekologi telah diakui sebagai ilmu dan berkembang dengan pesat, terutama
sejak saat dunia ini banyak mengalami masalah-masalah lingkungan. Ekologi sekarang ini merupakan
salah satu cabang ilmu biologi dan mempunyai hubungan dengan hampir semua cabang ilmu
lainnya. Ekologi merupakan salah satu cabang biologi yang mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Fokus kajiannya dalam spektrum biologi dimulai dari level populasi, komunitas dan ekosistem.
Ruang lingkup ekologi secara ringkas dapat dilihat dalam spektrum biologi berikut:

Gen → Sel → Organ → Organisma → Populasi → Komunitas→ Ekosistem → Biosfer

Dimana, ekologi lebih memperhatikan bagian di sebelah kanan dari spektrum biologi tersebut.

Ekologi berkembang melalui dua jalur yaitu jalur tumbuhan dan jalur hewan. Jalur ekologi tumbuhan
berkembang dari geografi tumbuhan dan saat ini ekologi tumbuhan sudah diakui sebagai disiplin
ilmu tersendiri. Para ahli ekologi tumbuhan memusatkan perhatian pada hubungan antara
tumbuhan dengan lingkungannya. Ahli ekologi tumbuhan berusaha untuk menerangkan rahasia-
rahasia kehidupan tumbuhan pada tahap individu, populasi dan komunitas. Ketiga tingkat organisasi
pokok ini membentuk sistim ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan.

Ada banyak pendekatan pada kajian ekologi tumbuhan namun semuanya berupaya untuk menjawab
pertanyaan pokok yang sama yaitu bangaimana tumbuhan berkaitan dengan lingkungannya? Ahli
ekologi tumbuhan berupaya untuk menemukan dasar yang menentukan pengaturan tumbuhan
dalam suatu vegetasi. Ahli ekologi tumbuhan ingin mengetahui sejarah yang lengkap, untuk
menjelaskan masa lalu dan untuk memprediksi masa yang akan datang bagaimana rangkaian
hubungan tumbuhan satu sama lain dan rangkaian hubungan tumbuhan dengan lingkungannya?
Seberapa fleksibelkah rangkaian tersebut dan sejauh mana saling berkaitan? Bagaimana tumbuhan
mengatasi masalah yang berkaitan dengan penyebaran, pekecambahan, kompetisi dan memperoleh
energi dan nutrisi? Bagaimana tumbuhan dapat bertahan pada kondisi yang tidak menguntungkan
misalnya akibat terjadinya kebakaran, banjir, kekeringan dan gangguan lainnya? Apa yang dapat
diberitahu tumbuhan kepada kita dengan kehadirannya, pertumbuhannya atau kemelimpahannya,
mengenai masa lalu, sekarang dan masa mendatang tentang habitatnya? Dapatkah tumbuhan
digunakan alat untuk menganalisis rumitnya lingkungan atau untuk menguji hipotesis mengenai
evolusi? Apa yang dapat diberikan tumbuhan kepada kita mengenai harapan kita dalam pengelolaan
lahan? Jika hutan ditebang, tanaman apa yang akan menggantikannya, berapa lama akan
berlangsung dan bagaimana kita memanipulasi proses tersebut lebih efisient. Jika permukaan tanah
mengalami pengikisan akibat usaha tambang tanaman apa yang dapat digunakan untuk
menstabilisasi lahan tersebut. Jika suatu lahan terbakar apa yang akan terjadi pada kualitas aliran air,
kandungan nutrisi tanah, laju erosi dan sedimentasi pada perairan terdekat. Berapa lama herbisida
bertahan dalam tanah dan apa efek sampingnya pada organisma nontarget. Semua pertanyaan
tersebut dan banyak lagi lainnya dikaji oleh ahli ekologi tumbuhan.

Kajian ekologi tumbuhan bukan hal yang baru. Pada Tahun 1305 Petrus de Crescentius sudah
menulis satu karangan mengenai adanya sifat persaingan hidup pada tumbuhan. King (1685)
merupakan orang pertama yang menguraikan konsep tentang suksesi dalam komunitas tumbuhan.
Salah satu pakar ekologi tumbuhan yang patut dicatat sebagai pelopor dalam mengembangkan
kajian ekologi tumbuhan adalah Clements. Pada tahun 1905 Clements sudah menulis buku teks
ekologi yang menerangkan tentang metoda pengukuran dan pemasangan kuadrat pada kajian
ekologi di lapangan. Buku ini sampai dengan sekarang dihargai oleh para ilmuan sebagai dasar dalam
perkembangan baru ekologi tumbuhan.

Individu dan populasi tidak terpisah-pisah, mereka membentuk assosiasi dan terorganisasi dalam
memanfaatkan energi dan materi dari lingkungannya membentuk suatu masyarakat atau komunitas
dan berintegrasi dengan faktor lingkungan di sekitarnya membentuk ekosistem. Unit dasar dalam
kajian ekologi adalah ekosistem. Sekelompok organisme yang saling berinteraksi satu sama lain dan
juga dengan lingkungan abiotik di sekitarnya pada suatu area akan membentuk suatu ekosistem.
Ekosistem yang dibentuk dapat berbeda-beda ukuran dan kompleksitasnya. Ekosistem dapat berupa
suatu samudra yang luas, hamparan terumbu karang, hutan, akuarium atau hanya kultur mikroba
dalam petridis. Kumpulan organisme yang saling berinteraksi dalam ekosistem tersebut disebut
dengan komunitas. Dalam ekologi, istilah komunitas tidak mengacu pada satu spesies, namun
mengacu pada semua tumbuhan dan hewan yang berinteraksi satu sama lain pada suatu area.
Secara ringkas, ruang lingkup kajian ekologi mencakup agihan dan kemelimpahan makluk hidup;
perubahan sesuai dengan waktu (temporal) dan aktivitas makluk hidup; interaksi antara makluk
hidup; adaptasi struktural dan funsional makluk hidup, tingkah laku dan perkembangan evolusioner
makluk hidup dan lain-lain.

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara makluk hidup dan
lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan
hewan yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri.
Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing
tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilingnya. Mempelajari ekologi
sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia.
Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada
lingkungan di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai