Anda di halaman 1dari 18

Mengenal Ekologi Tumbuhan

Secara harfiah, ekologi berasal dari dua kata yakni Oikos dan Logos. Oikos sendiri berarti rumah
sedangkan logos berarti ilmu. Dengan demikian, ekologi bisa diaertikan sebagai sebuah ilmu
yang mempelajari mahluk hidup dengan lingkungannya. Bagaimana dengan ekologi tumbuhan?
Secara sederhana, ekologi tumbuhan diartikan sebagai sebuah ilmu yang fokus pada
pembelajaran mengenai hubungan timbal dan balik antara tumbuhan dengan habitat tumbuhnya.
Kajian pokok ekologi tumbuhan ini adalah melihat pengaruh tumbuhan terhadap lingkungan dan
juga
pengaruh
lingkungan
terhadap
perkembangan
tumbuhan
tersebut.
Mempelajari ekologi tumbuhan sangat penting sebab kita bisa memperoleh hasi yang maksimal
terutama dalam hal teknik budidaya. Dengan mencocokkan karakteristik lingkungan dengan
tumbuhan yang ditanam, maka kita akan memperbesar potensi suksesnya panen kelak. Selain itu,
kerusakan terhadap lingkungan juga bisa dicegah. Mempelajari ekologi tumbuhan akan membuat
kita paham teknik juga cara yang tepat dan cermat untuk mengambil manfaat terbaik dari
tumbuhan
tanpa
harus
merusak.
Perkembangan

Ekologi

Tumbuhan

Para ahli ekologi tumbuhan telah jauh-jauh hari mencoba untuk mengidentifikasi apa saja faktor
yang bisa mengoptimalkan peranan tumbuhan dalam kehidupan manusia dan lingkungan
tentunya. Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha diungkapkan dalam ilmu ekologi tumbuhan
antara lain bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan lingkungannya, bagaimana ia mengatasi
persoalan dispersal, bagaimana ia mengatasi kompetisi dan masih banyak lagi pertanyaan
lainnya. Kajian yang penting disadari dalam mempelajari ekologi tumbuhan adalah bahwa

tumbuhan terhitung sebagau individu atau kelompok individu yang tak dapat hidup secara
terisolasi. Semua jenis tumbuhan di dunia ini melakukan interaksi dengan tumbuhan lainnya dan
juga lingkungan sekitarnya. Di dalam proses berinteraksi tersebut, tumbuhan melakukan
perubahan energi kimia menjadi energi potensial serta mengubah bahan-bahan anorganik
menjadi
bahan
yang
organik.
Pendekatan Mempelajari Ekologi Tumbuhan

Secara umum, ada dua sudut pandang dalam mempelajari ekologi tumbuhan yakni sinekologi
atau
ekologi
komunitas
dan
juga
Autekologi
atau
ekologi
spesies.
Sinekologi
Disebut juga dengan ekologi komunitas dimana pokok kajian para ilmuan berada pada tingkat
komunitas. Sinekologi tumbuhan ini juga bersinonim dengan Geobotani, Ilmu Ekologi Vegetasi,
Fisiologi dan masih banyak lagi lainnya. Dengan sudut pandang sinekologi ini, seseorang
berusaha mengkaji komunitas tumbuhan yakni:
1. Sosiologi tumbuhan, yaitu penggambaran juga pemetaan tipe vegetasi dan juga jenis
vegetasi tumbuhan.
2. Komposisi penyusun juga struktur komunitas tumbuhan.
3. Mengamati dinamika komunitas yang mencakup banyak proses seperti transver nutrient
juga energi di antara anggota, interaksi di antara anggota, simbiosis, suksesi, proses dan
masih banyak lagi lainnya. Contoh sinekologi adalah mempelajari hutan gambut, suaka
margasatwa, hutan rawa, hutan alam, hutan payau dan masih banyak lagi lainnya

Autekologi
Merupakan sudut pandang ekologi tumbuhan dimana yang menjadi kajian utama adalah pola
adaptasi dari spesies atau populasi tumbuhan dengan lingkungan sekitarnya. Adapun sub-divisi
autekologi antara lain demakologi, ekologi populasi, demografi, ekologi fisiologi, ekofisiologi,
juga genekologi. Contoh autekologi adalah studi mengenai jenis mikroza dan pengaruhnya
terhadap perkembangan pinus dan masih banyak lagi lainnya. Selain mempelajari pengaruh,
autekologi ini juga membaca pola-pola adaptasi pohon pinus dengan habitat atau lingkungan
sekitarnya.

Selasa, 26 Februari 2013


PENGERTIAN EKOLOGI TUMBUHAN

TUGAS MANDIDRI
M.K EKOLOGI TUMBUHAN

MAYCEL MONIUNG
10 310 051
KELAS : D
SEMESTER : VI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
2013

Definisi Ekologi Tumbuhan


Ekologi tumbuhan mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu
dan tumbuhan sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos =
ilmu. Ekologi tumbuhan yaitu ilmu yang membicarakan tentang spektrum hubungan
timbal balik yang terdapat antara tumbuhan dengan lingkungannya serta antara
kelompok-kelompok tumbuhan.
Dalam hal ini penting disadari bahwa tumbuhan tidak terdapat sebagai
individu atau kelompok individu yang terisolasi. Semua tumbuhan berinteraksi satu
sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tumbuhan lain dan dengan
lingkungan fisik tempat hidupnya. Dalam proses interaksi ini, tumbuhan saling
mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula
berbagai faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan hidupnya. Ciri khas ekologi
tumbuhan (plant ecology), adalah tumbuhan dapat mengubah energi kimia menjadi
energi

potensial

dan

mengubah

bahan

anorganik

menjadi

bahan

organik

(Tambunan,tanpa tahun).
Menurut Ernest Haeckel (1869). Ekologi berasal dari bahasa Yunani Oikos
(rumah tangga) dan logos (ilmu). Secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang
rumah tangga makhluk hidup. Berikut ini ada beberapa definisi mengenai konsep
ekologi diantaranya :

Ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau ilmu tentang rumah
tangga makhluk hidup.

Ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungan.

Ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang dan


manusia denganlingkungan dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya
dan mengapa mereka ada di situ.

Secara harfiah, ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme


atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.

Menurut Odum dan Cox (1971), ekologi adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam dimana manusia adalah bagian dari
alam. Struktur mencirikan keadaan sistem tersebut. Fungsi menggambarkan
hubungan sebab akibatnya. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari
pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
o

Pada dasarnya, ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan


sesuatunya

tempat

mempertanyakan

dan

menyelidik,

berkaitan

dengan berbagaiilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan


(peradaban) manusia.
o

Seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai


hal, sbb. :

Bagaimana alam bekerja

Bagaimana suatu species beradaptasi dalam habitatnya

Apa yang mereka perlukan dari habitatnya itu untuk dapat di


manfaatkan guna kelangsungan hidupnya

Bagaimana

mereka

mencukupi

kebutuhannya

akan

hara(materi) dan energi

Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya

unsur

Bagaimana individu-individu dalam spesies itu diatur dan


berfungsi sebagai populasi

Ekologi merupakan disiplin ilmu baru dari biologi yang merupakan matarantai
fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu
alam dan ilmu sosial (Odum, 1983).

Sejarah Ekologi Tumbuhan


Sesungguhnya sangatlah sulit untuk menelusuri kapan kajian ekologi dimulai,
meskipun bila ditinjau dari peristilahannya, telah diperkenalkan oleh seorang
ekologiwan Jerman yang bernama Ernest Haeckle (1866). Ekologi berasal dari kata
Latin oekologie yang berasal dari kata oikos yang berarti rumah dan logos yang
berarti kajian atau ilmu. Jadi ekologi berarti kajian organisme di habitatnya atau di
tempat hidupnya.
Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan organik di
sekitarnya. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji sejarah alam
atau perkehidupan alam (natural history) secara ilmiah, dan menurut Andrewartha
(1961)

ekologi

adalah

ilmu

yang

membahas

penyebaran

(distribusi)

dan

kemelimpahan organisme. Sedangkan Eugene P. Odum (1983) menyatakan bahwa


ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles J. Krebs
(1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji interaksiinteraksi

yang

menentukan

penyebaran

dan

kemelimpahan

organisme

(Marlina,2010).Sekarang definisi ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi


makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun lingkungan
abiotik. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

abiotiknya, bagaimana

lingkungan mempengaruhinya, dan bagaimana makhluk hidup merespon pengaruh


tersebut. Sedangkan interaksinya dengan sesama biotik menyebabkan terjadinya
simbiotik dari berbagai makhluk hidup.
Kajian ekologi komunitas berkembang ke dalam dua kutub, yaitu di Eropa
yang dipelopori oleh Braun-Blaunquet (1932) yang kemudian dikembangkan oleh
para ahli lainnya. Mereka tertarik untuk mempelajari komposisi, struktur, dan
distribusi dari komunitas. Kutub lainnya di Amerika, seperti Cowles (1899), Clements

(1916), dan Gleason (1926) yang mempelajari perkembangan dan dinamika


komunitas tumbuhan. Sedangkan Shelford (1913,1937), Adams (1909), dan Dice
(1943) di Amerika dan Elton di Inggris mengungkapkan hubungan timbal balik
antara tumbuhan dan hewan.Pada saat yang bersamaan perhatian terhadap
dinamika populasi juga banyak dikembangkan para ahli. Pendekatan secara teoritis
dikembangkan oleh Lotka (1925), dan Voltera (1926) menstimuli pendekatan secara
eksperimen.

Pada

tahun

1940-an

dan

1950-an

Lorenz

dan

Tinbergen

mengembangkan konsep-konsep tingkah laku yang bersifat instink dan agresif.


Sedangkan tingkah laku sosial dalam regulasi populasi dikembangkan oleh Wynne
dan Edward (1960) secara mendalam di Inggris.Berdasarkan penemuan-penemuan
dari Darwin (1859) dan Wight (1931) ekologi berkembang kearah kajian genetika
populasi, kajian evolusi, dan adaptasi. Leibig (1840) mengkaji pengaruh lingkungan
nonbiotik terhadap organisme, sehingga ekologi berkembang ke arah ekoklimatologi dan ekofisiologi.
Perkembangan Ekologi Tumbuhan
Ahli-ahli

ekologi

tumbuhan

mencoba

menemukan

faktor-faktor

yang

mendukung dan berperanan dalam kehidupan vegetasi. Mereka terus menerus


mencoba melakukan penelitian ke arah yang lebih baik, sebagaimana ahli biologi
lainnya dengan mengikuti perkembangan kemajuan bidang kimia dan fisika, seperti
ditemukannya DNA, ikatan hidrogen dan partikel sub atom dan lain-lain. Manusia
selalu berusaha untuk mengetahui hasil penemuan yang sudah ada, dan dalam
rangka untuk menggali penemuan yang akan datang. Ahli ekologi tumbuhan sangat
berkeinginan untuk mengetahui hubungan yang lengkap antara tumbuhan yang
satu dengan yang lainnya dan dengan lingkungannya.
Secara lebih mendasar, ekologiwan tumbuhan ingin menjawab beberapa
perta-nyaan seperti; Bagaimana tumbuhan mengatasi masalah dispersal, perkecambahan pada tempat yang cocok, kompetisi, nutrien dan pembebasan energi?
Bagaimana tumbuhan dapat bertahan terhadap keadaan yang kurang baik atau
yang

membahayakan,

seperti

api,

banjir,

kemarau

panjang

dan

lain-lain?

Bagaimana tumbuhan dapat menjelaskan keberadaannya, kekuatan tumbuh dan


jumlahnya pada masa yang lalu, sekarang dan masa yang akan datang pada
habitat mereka?. Dengan mengembangkan pertanyaan tersebut di atas, maka

banyak sekali informasi yang bisa digali dari hubungan sesama tumbuhan dan
dengan lingkungannnya. Ada ekologiwan yang tertarik kepada masalah-masalah
yang bersifat mendasar dalam melakukan deskripsi vegetasi, tetapi ada juga
ekologiwan yang yang tertarik pada masalah penerapan informasi dasar tersebut,
sehingga memunculkan ekologi terapan.
Ekologiwan

tumbuhan

terapan

banyak

dikenal

sebagai

manajer

penggembalaan ternak, rimbawan atau agronomiwan. Mereka berusaha untuk


mengetahui bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan lingkungannya, Sehingga
tumbuhan tersebut dapat tetap berada pada habitatnya.
Peletak dasar ekologi tumbuhan adalah Friedrich Heinrich Alexander von
Humbolt (1769-1859) ahli botani. Ia banyak meneliti tentang botani, dan
memperkenalkan term assosiasi, fisiognomi, hubungan antara distribusi tipe
vegetasi

dengan

faktor-faktor

lingkungan

seperti

elevasi,

ketinggian,

dan

temperatur. Humbolt juga dikenal sebagai tokoh geografi tumbuhan. Anton Kerner
von Marilaun (1831-1898) dikenal setelah dia menerbitkan hasil penelitiannya yang
berjudul Plant Life of the Danube Basin (1863), dengan tuntas ia menjelaskan
pengertian dari suksesi. August Grisebach (1814-1879) telah melakukan perjalanan
yang luas dan telah mendeskripsikan lebih dari 50 tipe-tipe vegetasi utama dalam
term fisiognomi modern. Ia menjelaskan hubungan distribusi tumbuhan dengan
faktor-faktor lingkungan. Tokoh biologi lain yang mempunyai kontribusi dalam
perkembangan ekologi tumbuhan adalah Oscar Drude (1890 dan 1896), Adolf
Engler (1903), George Marsh (1864), Asa Gray (1889) dan Charles Darwin yang
terkenal dengan bukunya Origin of Species.
Ekologi tumbuhan berkembang dengan cepat setelah beberapa ahli botani
juga tertarik meneliti ekologi tumbuhan. Johannes Warming (1841-1924) berhasil
mengidentikasi 2600 spesimen tumbuhan dan menulis sebuah buku tentang
vegetasi (1982), dimana di dalamnya diuraikan tentang geologi, tanah dan iklim,
tipe-tipe vegetasi dan komunitas, dominan dan subdominan, nilai adaptasi
bermacam-macam life form, pengaruh api terhadap komposisi komunitas dari
suksesi serta fenologi dari komunitas dan taxa. Andreas Franz Wilhelm Shimper
(1856-1901) ahli botani Jerman, ia menerbitkan buku yang berjudul Plant
Geography on a Physiological Basis (1898 dan 1903), sebagai pemula ekofisiologi.

Selanjutnya Jozep Paczoski (1864-1941) dan Leonid Ramensky (1884-1953) telah


menulis hal-hal yang berkenaan dengan fito-sosiologi dan fitocoenocis. Clinton Hart
Merriam (1855-1942) dari Universitas Columbia, juga telah melakukan ekspedisi
yang panjang dalam melakukan penelitian vegetasi dalam hubungannya dengan
zona elepasi. Ahli ekologiwan yang sangat terkenal Frederick Edward Clements
(1874-1945) besar sekali sumbangannya terhadap kemajuan Ekologi Tumbuhan.
Pada tahun 1898 ia telah menerbitkan

sebuah

karya yang

berjudul

The

Phytogeography of Nebraska. Ia juga banyak menulis keadaan vegetasi di Amerika


Utara, tentang formasi dan suksesi, varian lokal dan lain-lain. Sejak tahun 1925,
ekologi tumbuhan terus berkembang dengan pesat, hal ini ter-jadi karena
sumbangan yang sangat besar dari para ekologiwan dari Eropa dan Amerika. Di
antara ekologiwan tersebut adalah Henry Gleason yang tahun 1926 dengan panjang
lebar menulis tentang asosiasi dan komunitas tumbuhan. Ekofisiologi telah
dikembangkan sekitar tahun 1940 dan 1950 an. Dari tahun 1940 an sampai 1970
an telah pula mengembangkan sinekologi. Di Eropa, Christen Raunkier telah
mengembangkan klasifikasi life form dan metode sampling vegetasi. Tokoh yang
juga besar andilnya dalam pengembangan ekologi tumbuhan adalah Josias BraunnBlanquet (1884-1980) yang mengembangkan metode sampling komunitas, reduksi
data, dan nomenklatur asosiasi

PENGERTIAN, SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EKOLOGI TUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi, dulu, kini, dan hari esok telah
menuntut ditingkatkannya persediaan bahan pangan dan bahan baku energy.
Kenyataannya sekarang daya dukung sumber daya alam semakin labil akibat
pemanfaatan yang semakin eksplosit tanpa mengindahkan kaidah-kaidah ekologis.
Kegagalan pertanian akibat kekeringan dan kendala lingkungan lainnya serta
penerapa suatu system teknologi, sudah merupakan bayangan suram yang tak
dapat lagi dipungkiri. Kegagalan demi kegagalan pertanian telah mengajarkan pada
kita, bahwa alam merupakan sesuatu yang liar, yang perlu dijinakkan dengan suatu
teknologi tertentu dan profesionalisme,
Namun pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan tanpa diikuti oleh usahausaha yang menganut prinsip-prinsip ekologi akan menambah rumitnya masalah
lingkunagn pertanian. Kemelut dan kegagalan pertanian pada akhirnya adalah
akibat keterbatasan pengetahuan tentang lingkungan pertanian itu sendiri. Oleh
karena itu, pengkajian masalah lingkungan pertanian dan dampaknya terhadap
aspek fisiologi tanaman, untuk memperoleh hasil yang maksimum merupakan suatu
hal yang tak dapat dipisahkan dari ilmu tanaman. Analisa dampak lingkungan
pertanian memberikan gambaran bahwa, factor lingkungan mempengaruhi fungsi
fisiologis yang pada gilirinnya akan memepengaruhi produksi yang diperoleh.
Pada tahun 1230 sampai 1307 terbit buku yang berjudul OPUSRURALIUM
COMMODORUM oleh Pietro De Crecenzi, yang berisi tentang masalah-masalah
lingkungan pertanian. Terbitnya buku tersebut membuka sejarah baru di bidang
pertanian, terutama yang bersangkutan dengan masalah lingkungan tanaman,
hingga menjelma menjadi ilmu lingkungan tanaman yang lazim disebut dengan
ekologi tanaman.
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi
pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di
dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain. Dimana lingkungan yang
ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut saling mempengaruhi dan
dipengaruhi.
Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan makhluk
hidup lain, contohnya makhluk hidup membutuhkan pelepas dahaga yaitu air,
manusia membutuhkan energy yaitu makanan baik sumber makanannya dari
tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dan sebagainya.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya disebut
ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan ilmu murni
dan ilmu terapan. Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang
mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan
berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut
pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya
dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu

spesies organism hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau
anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi
penghalang antar individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon
cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat
kami susun adalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian ekologi tumbuhan?
2.Apa aspek ekologi tumbuhan?
3.Bagaimana sejarah dan perkembangan ekologi tumbuhan?
4.Apa saja spesialisasi ekologi tumbuhan?
1.3 Tujuan Masalah
Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat
diantaranya:
1.Memahami pengertian Ekologi Tumbuhan.
2.Mengetahui aspek pokok Ekologi Tumbuhan
3.Menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan.
4.Mengetahui apa saja spesialisasi Ekologi Tumbuhan.
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan permasalahan adalah hanya membahas Motivasi Belajar dengan
pokok bahasan sebagai berikut :
1.Menjelaskan pengertian Ekologi Tumbuhan.
2.Menjelaskan aspek pokok Ekologi Tumbuhan
3.Menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan.
4.Menjelaskan apa saja spesialisasi Ekologi Tumbuhan.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah ini, penulis
melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur dari hasil data-data yang
diperoleh dari buku-buku, internet, koran, maupun majalah sehingga metode ini
sangat menuntut ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekologi Tumbuhan
2.1.1 Pengertian Ekologi secara Umum
Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869.
Berasal dari bahasa Yunani Oikos (rumah tangga) dan logos (ilmu), secara
harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Yang merupakan
makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Miller dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya
Odum dalam Darsono (1995: 16) Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam,
tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya dan
ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna,
mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama
lain
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Subagja dkk, (2001:1.3). Ekologi merupakan bagian ilmu dasar
Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari
kepentingan manusia, tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang
paling besar terhadap lingkungannya dimana tanggung jawab ini tidk mungkin
diserahkan kepada makhluk hidup lain.
Manusia memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik.
Manusia menganggap alam diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implisit
bahwa sudah sejak lama telah dibutuhkan bangun alam agar tercipta lingkungan
yang sesuai dengan kehidupan manusia. Ilmu dan tekhnologi diciptakan untuk
menguasai alam.
Dengan pandangan antroposentrik yang disertai dengan keinginan taraf hidup yang
makin tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat pesat, eksploitasi
lingkungan semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan itu ditambah pula oleh
anggapan adanya sumber daya umum yang dimiliki bersama atau boleh dikatakan
tidak ada yang memiliki.
Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup agar dapat
menempatkan diri sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita
jaga.

2.1.2 Pengertian Ekologi Tumbuhan


Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan
tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos = ilmu.
Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud
tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang
memiliki nilai ekonomi Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang
tanaman di rumah (lingkungan) sendiri.
Ekologi Tanaman yaitu ilmu yang membicarakan tentang spektrum hubungan timbal
balik yang terdapat antara tanaman dan lingkungannya serta antara kelompokkelompok tanaman.
Dalam hal ini penting disadari bahwa tanaman tidak terdapat sebagai individu atau
kelompok individu yang terisolasi. Semua tanaman berinteraksi satu sama lain
dengan lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain dan dengan lingkungan fisik
tempat hidupnya.
Dalam proses interaksi ini, tanaman saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan
dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan
mempengaruhi kegiatan hidup tanaman.
Ciri khas ekologi tanaman (plant ecology), adalah tanaman dapat mengubah energi
kimia menjadi energi potensial dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan
organik.
2.2Aspek Ekologi Tumbuhan
Ekologi tanaman meliputi tiga aspek pokok, yaitu:
Agronomi;
Fisiologi Tanaman;
Klimatologi Pertanian.
Ketiga aspek ekologi Tumbuhan itu merupakan suatu kelompok ilmu pertanian, yang
satu sama lainnya mempunyai hubungan timbal balik. Factor fisik seperti sinar
matahari, perubahan suhu, ketersediaan air, dan factor metereologi lainnya
merupakan kajian klimatologi yang langsung berpengaruh terhadap aspek fisiologis
tanaman. Aspek-aspek fisiologis tanaman sebagai pengaruh factor lingkungan akan
merupakan suatu pertimbangan untuk mengelola tanaman, agar diperoleh produksi
yang maksimum. Oleh sebab itu, ketiga ilmu ini merupakan suatu rangkaian yang
tidak dapat dipisahkan dan dikaji tersendiri dan harus merupakan suatu kesatuan.
2.3Sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan
2.3.1Sejarah Ekologi Tumbuhan
Sesungguhnya sangatlah sulit untuk menelusuri kapan kajian ekologi dimulai,
meskipun bila ditinjau dari peristilahannya, telah diperkenalkan oleh seorang
ekologiwan Jerman yang bernama Ernest Haeckle (1866). Ekologi berasal dari kata
Latin oekologie yang berasal dari kata oikos yang berarti rumah dan logos yang
berarti kajian atau ilmu. Jadi ekologi berarti kajian organisme di habitatnya atau di
tempat hidupnya. Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah ilmu yang mempelajari

seluk beluk ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan
organik di sekitarnya. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji
sejarah alam atau perkehidupan alam (natural history) secara ilmiah, dan menurut
Andrewartha (1961) ekologi adalah ilmu yang membahas penyebaran (distribusi)
dan kemelimpahan organisme. Sedangkan Eugene P. Odum (1963) menyatakan
bahwa ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles
J. Krebs (1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan kemelimpahan organisme.
Sekarang definisi ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. Interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya, bagaimana lingkungan
mempengaruhinya, dan bagaimana makhluk hidup merespon pengaruh tersebut.
Sedangkan interaksinya dengan sesama biotik menyebabkan terjadinya simbiotik
dari berbagai makhluk hidup.
Kajian ekologi komunitas berkembang ke dalam dua kutub, yaitu di Eropa yang
dipelopori oleh Braun-Blaunquet (1932) yang kemudian dikembangkan oleh para
ahli lainnya. Mereka tertarik untuk mempelajari komposisi, struktur, dan distribusi
dari komunitas. Kutub lainnya di Amerika, seperti Cowles (1899), Clements (1916),
dan Gleason (1926) yang mempelajari perkembangan dan dinamika komunitas
tumbuhan. Sedangkan Shelford (1913,1937), Adams (1909), dan Dice (1943) di
Amerika dan Elton di Inggris mengungkapkan hubungan timbal balik antara
tumbuhan dan hewan.
Pada saat yang bersamaan perhatian terhadap dinamika populasi juga banyak
dikembangkan para ahli. Pendekatan secara teoritis dikembangkan oleh Lotka
(1925), dan Voltera (1926) menstimuli pendekatan secara eksperimen. Pada tahun
1940-an dan 1950-an Lorenz dan Tinbergen mengembangkan konsep-konsep
tingkah laku yang bersifat instink dan agresif. Sedangkan tingkah laku sosial dalam
regulasi populasi dikembangkan oleh Wynne dan Edward (1960) secara mendalam
di Inggris.
Berdasarkan penemuan-penemuan dari Darwin (1859) dan Wight (1931) ekologi
berkembang kearah kajian genetika populasi, kajian evolusi, dan adaptasi. Leibig
(1840) mengkaji pengaruh lingkungan nonbiotik terhadap organisme, sehingga
ekologi berkembang ke arah eko-klimatologi dan ekofisiologi.
2.3.2Perkembangan Ekologi Tumbuhan
Ahli-ahli ekologi tumbuhan mencoba menemukan faktor-faktor yang men-dukung
dan berperanan dalam kehidupan vegetasi. Mereka terus menerus mencoba
melakukan penelitian ke arah yang lebih baik, sebagaimana ahli biologi lainnya
dengan mengikuti perkembangan kemajuan bidang kimia dan fisika, seperti
ditemukannya DNA, ikatan hidrogen dan partikel sub atom dan lain-lain. Manusia
selalu berusaha untuk mengetahui hasil penemuan yang sudah ada, dan dalam
rangka untuk menggali penemuan yang akan datang. Ahli ekologi tumbuhan sangat
berkeinginan untuk mengetahui hubungan yang lengkap antara tumbuhan yang
satu dengan yang lainnya dan dengan lingkungannya.

Secara lebih mendasar, ekologiwan tumbuhan ingin menjawab beberapa pertanyaan seperti; Bagaimana tumbuhan mengatasi masalah dispersal, perkecambahan pada tempat yang cocok, kompetisi, nutrien dan pembebasan energi?
Bagaimana tumbuhan dapat bertahan terhadap keadaan yang kurang baik atau
yang membahayakan, seperti api, banjir, kemarau panjang dan lain-lain?
Bagaimana tumbuhan dapat menjelaskan keberadaannya, kekuatan tumbuh dan
jumlahnya pada masa yang lalu, sekarang dan masa yang akan datang pada
habitat mereka?
Dengan mengembangkan pertanyaan tersebut di atas, maka banyak sekali
informasi yang bisa digali dari hubungan sesama tumbuhan dan dengan
lingkungannnya. Ada ekologiwan yang tertarik kepada masalah-masalah yang
bersifat mendasar dalam melakukan deskripsi vegetasi, tetapi ada juga ekologiwan
yang yang tertarik pada masalah penerapan informasi dasar tersebut, sehingga
memunculkan ekologi terapan.
Ekologiwan tumbuhan terapan banyak dikenal sebagai manajer penggembalaan
ternak, rimbawan atau agronomiwan. Mereka berusaha untuk mengetahui
bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga tumbuhan
tersebut dapat tetap berada pada habitatnya.
Peletak dasar ekologi tumbuhan adalah Friedrich Heinrich Alexander von Humbolt
(1769-1859) ahli botani. Ia banyak meneliti tentang botani, dan memperkenalkan
term assosiasi, fisiognomi, hubungan antara distribusi tipe vegetasi dengan faktorfaktor lingkungan seperti elevasi, ketinggian, dan temperatur. Humbolt juga
dikenal sebagai tokoh geografi tumbuhan. Anton Kerner von Marilaun (1831-1898)
dikenal setelah dia menerbitkan hasil penelitiannya yang berjudul Plant Life of the
Danube Basin (1863), dengan tuntas ia menjelaskan pengertian dari suksesi. August
Grisebach (1814-1879) telah melakukan perjalanan yang luas dan telah
mendeskripsikan lebih dari 50 tipe-tipe vegetasi utama dalam term fisiognomi
modern. Ia menjelaskan hubungan distribusi tumbuhan dengan faktor-faktor
lingkungan. Tokoh biologi lain yang mempunyai kontribusi dalam perkembangan
ekologi tumbuhan adalah Oscar Drude (1890 dan 1896), Adolf Engler (1903),
George Marsh (1864), Asa Gray (1889) dan Charles Darwin yang terkenal dengan
bukunya Origin of Species.
Ekologi tumbuhan berkembang dengan cepat setelah beberapa ahli botani juga
tertarik meneliti ekologi tumbuhan. Johannes Warming (1841-1924) berhasil
mengidentikasi 2600 spesimen tumbuhan dan menulis sebuah buku tentang
vegetasi ( 1982), dimana di dalamnya diuraikan tentang geologi, tanah dan iklim,
tipe-tipe vegetasi dan komunitas, dominan dan subdominan, nilai adaptasi
bermacam-macam life form, pengaruh api terhadap komposisi komunitas dari
suksesi serta fenologi dari komunitas dan taxa. Andreas Franz Wilhelm Shimper
(1856-1901) ahli botani Jerman, ia menerbitkan buku yang berjudul Plant
Geography on a Physiological Basis (1898 dan 1903), sebagai pemula ekofisiologi.
Selanjutnya Jozep Paczoski (1864-1941) dan Leonid Ramensky (1884-1953) telah
menulis hal-hal yang berkenaan dengan fito-sosiologi dan fitocoenocis. Clinton Hart
Merriam (1855-1942) dari Universitas Columbia, juga telah melakukan ekspedisi

yang panjang dalam melakukan penelitian vegetasi dalam hubungannya dengan


zona elepasi. Ahli ekologiwan yang sangat terkenal Frederick Edward Clements
(1874-1945) besar sekali sumbangannya terhadap kemajuan Ekologi Tumbuhan.
Pada tahun 1898 ia telah menerbitkan sebuah karya yang berjudul The
Phytogeography of Nebraska. Ia juga banyak menulis keadaan vegetasi di Amerika
Utara, tentang formasi dan suksesi, varian lokal dan lain-lain.
Sejak tahun 1925, ekologi tumbuhan terus berkembang dengan pesat, hal ini terjadi karena sumbangan yang sangat besar dari para ekologiwan dari Eropa dan
Amerika. Di antara ekologiwan tersebut adalah Henry Gleason yang tahun 1926
dengan panjang lebar menulis tentang asosiasi dan komunitas tumbuhan.
Ekofisiologi telah dikembangkan sekitar tahun 1940 dan 1950 an.
dari tahun 1940 an sampai 1970 an telah pula mengembangkan sinekologi. Di
Eropa, Christen Raunkier telah mengembangkan klasifikasi life form dan metode
sampling vegetasi. Tokoh yang juga besar andilnya dalam pengembangan ekologi
tumbuhan adalah Josias Braunn-Blanquet (1884-1980) yang mengembangkan
metode sampling komunitas, reduksi data, dan nomenklatur asosiasi.
2.4Spesialisasi Ekologi Tumbuhan
Ekologi tumbuhan dapat dianggap sebagai suatu spesialisasi dalam ekologi.
Beberapa ilmuwan dan pendidik mengeritik pembagian ekologi ke dalam ekologi
tumbuhan dan hewan, alasannya pembagian tersebut artitisial dan merusak
pengertian ekosistem itu sendiri (suatu ekosistem adalah keseluruhan komunitas
tumbuhan, komunitas hewan dan lingkungan dalam wilayah khusus atau habitat).
Kita semua pada hakekatnya adalah spesialis, dengan cara ini terjadi kemajuan
yang lebih pesat. Seseorang tidak dapat menguasai semua bidang ekologi, dengan
demikian biarlah terbagi menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Pembagian
ini juga dilihat dari perbedaan struktur, tingkah laku dan fungsi antara hewan dan
tumbuhan yang sangat berbeda, sehingga banyak prinsip ekologi tumbuhan tak
dapat diterapkan begitu saja ke dalam prinsip ekologi hewan, begitu juga
sebaliknya.
Pembagian ekologi menjadi ekologi hewan dan tumbuhan secara artifisial ini bukan
berarti kita harus mengurangi spesialisasi, tetapi mendorong kita untuk selalu
mengadakan komunikasi satu sama lain sehingga mengurangi kesenjangan antara
ekologi tumbuhan dan ekologi hewan.
2.4.1 Sinekologi (Ekologi komunitas)
Sinekologi berkembangan dari Geografi Tumbuhan, yang mengkaji pada tingkat
komunitas. Sinonim dari Sinekologi adalah Ekologi komunitas, Filososiologi,
Geobotani, Ilmu Vegetasi dan Ekologi Vegetasi. Sinekologi mengkaji komunitas
tumbuhan dalam hal:
1. Sosiologi Tumbuhan, yaitu deskripsi dan pemetaan tipe vegetasi dan komunitas.
2. Komposisi dan struktur komunitas
3. Pengamatan dinamika komunitas, yang mencakup proses seperti transfer nutrien
dan energi antar anggota, hubungan antagonistis dan simbiotis antara anggota, dan
proses, dan suksesi (perubahan komunitas menurut waktu).

4. Mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan bentuk


komunitas secara evolusioner.
2.4.2 Autekologi (Ekologi Spesies)
Bagian dari ekologi tumbuhan yang mengkaji masalah adaptasi dan tingkah laku
spesies atau populasi dalam kaitannya dengan lingkungannya. Sub divisi dari
autekolgi meliputi demekologi (spesiasi), ekologi populasi dan demografi
(pengaturan ukuran populasi), ekologi fisiologi atau ekofisiologi, dan genekologi
(genetika).
Autekologi mencoba untuk menjelaskan mengapa suatu spesies dapat terdistribusi.
Bagaimana sifat fenologi, fisiologi, morfologi dan tingkah laku atau genetik dari
suatu spesies yang sukses terus pada suatu habitat. Mereka mencoba
menggambarkan bagaimana pengaruh lingkungan pada tingkat populasi,
organismik dan sub organismik. Autekologi dapat bergerak ke dalam spesialisasi
lain di luar ekologi, seperti fisiologi, genetika, evolusi dan biosistematik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi
pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di
dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain. Dimana lingkungan yang
ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut saling mempengaruhi dan
dipengaruhi.
Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan

tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos = ilmu.
Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud
tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang
memiliki nilai ekonomi Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang
tanaman di rumah (lingkungan) sendiri.
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat
tentang pentingnya mempelajari sejarah dan perkembangan ekologi tumbuhan.
Sehingga, Para pendidik dan peserta didik mampu mengetahui tentang hakekat
ekologi tumbuhan secara diskriptif, prospektif, dan berwawasan global.

DAFTAR PUSTAKA
Hardi. 2009. Ekologi Tumbuhan. http://hardibio.blogspot.com/. [22 september
2010]
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Fakultas Biologi UGM.
Marlina, ani. 2010. Ekologi Lingkungan Hidup.
http://www.gudangmateri.com/2010/06/ekologi-lingkungan-hidup.html. [22
September 2010]
Rasidi, Suswanto. 2004. Ekologi Tumbuhan. Jakarta ; Universitas Terbuka
Resosoedarmo, Soedjiran. 1989. Pengantar Ekologi.Jakarta : Remadja Karya
Riyadi, Slamet. 1981. Ecology : Ilmu Lingkungan Dasar dan Pengertiannya.
Surabaya : Usaha Nasional
Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung:
Dzs UPI

Anda mungkin juga menyukai