Anda di halaman 1dari 36

INTERAKSI POPULASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Masalah

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya. Berasal dari kata oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antara antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest
Haeckel. Dalam ekologi dan makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Lingkungan bagi hewan adalah semmua factor biotic dan abiotik yang ada
disekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Dalam konsep rantai makanan, hewan
ditempatkan sebagai konsumen dan tumbuhan sebagai produsen. Hewan disebut sebagai
makhluk hidup yang heterotrof. Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya
masing-masing. Dalam satu habitat terdapat lebih dari satu jenis hewan dan semuanya berada
dalam suatu komunitas. Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan membentuk
suatu ekosistem.
Apabila .ditinjau dari segi proses alam, sesungguhnya ekologi telah dikenal oleh manusia
sejak lama sesuai dengan sejarah peradaban manusia. Manusia, seperti halnya makhluk-
makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi antara manusia
dengan lingkungannya, demikian juga interaksi antara setiap organisme dengan
lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses yang
kompleks, karena di dalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang disebut
komponen lingkungan hidup. Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi, komponen
lingkungan yang dimaksud tersebut juga disebut komponen ekologi karena setiap komponen
lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling mempengaruhi
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-
menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam
1
dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam
hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup,
berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam
adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada
di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik
dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.

2
2.Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan interaksi populasi ?


2. Bagaimana interaksi antar populasi ?
3. Bagaimana interaksi negatif lainnya dalam interaksi populasi ?
4. Bagaimana interkasi positif dalam interaksi populasi ?
5. Bagaimana kompetisi dalam interaksi ?
6. Bagaimana cara menghitung kompetisi dengan model matematika ?
7. Bagaiman cara hewan hidup bersama dan pembagian sumber dayanya ?

3.Tujuan

1. Mengetahui pengertian interaksi populasi.


2. Mengetahui interaksi antar populasi.
3. Mengetahui adanya interaksi negatif lainnya.
4. Mengetahui interaksi positif dalam interaksi populasi.
5. Mengetahui kompetisi hewan dan model matematika perhitungan kompetisi.
6. Mengetahui bagaimana hewan hidup bersama dan pembagian sumber daya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Ekologi Hewanmerupakan ilmu pengetahuan interdisipliner karena untuk mengetahui dan


memahami interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya,memerlukan pemahaman dari
berbagai ilmu pengetahuan yang terkait, seperti fisiologi, genetika, evolusi atau perilaku
hewan. Selain itu salah satu hal yang penting yang membedakan Ekologi atau Ekologi
Hewan dengan berbagai cabang Ilmu Biologi lainnya adalah penelaahannya yang
memerlukan bekerja sama dengan para ahli dari disiplin ilmu pengetahuan lainnya,seperti
ilmu-ilmu fisika,geografi,teknik,matematika dan statistik,dan sebagainya selain daricabang
disiplin ilmu biologi yang lain, seperti taksonomi(Kumar, 1996).

Pendekatan studi dan kajian Ekologi Hewanpada dasarnya mencakup kajian tentang
makhlukhidup dengan hewan sebagai subjek (komponen biotik),dan benda-benda tak hidup
sebagai komponen abiotik yang terdapat dalam suatu sistem biologi yang paling besar di
permukaan bumi,yang dapat mengatur dan hamper dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri,yaitubiosfer atau ekosfer.

Sistem biologi tersebut terdiri dari berbagai komponen fisik dan kimiawi yang akan
membentuk komponen biotik dan komponen biotik. Mulai dari atom sebagai
penyusunmateri yang terkecil, bermacam-macam molekul, berbagai unsur dan senyawa
kimia materi kehidupan (materi biotik) seperti DNA dan lingkungan (materi abiotik), yang
kemudian dengan persenyawaan yang lebih kompleksmembentuk gen, organel sel dan
bagian-bagian sel lain,menjadi suatu kesatuan yang dinamakan sel. Sel adalah unitatau satuan
dasar struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Bermacam-macam sel sejenis
kemudian membentuk jaringan, beberapa macam jaringan akan membentuk organ,
dan kumpulan organ dengan fungsi tertentu akan membangun individu yang
dinamakanmakhluk hidup(spesies). Kumpulan berbagai individu sejenisnamanya populasi,
yang bersama-sama populasi lainnya membentuk suatu komunitas.Bermacam-macam
komunitas makhluk hidup (komunitas biotik) yang terdapat dan hidup bersama pada suatu
habitat disebut ekosistem. Menurut Brum (1997),Berbagai komunitas biotik yang terdapat
4
dalam suatu wilayah kehidupan di bumi dinamakan biosfer. Unit-unit kehidupan yang
terdapat di berbagai wilayah tersebut semuanya merupakan suatu rangkaian sistem
biologiyangkompleksyangdinamakanspectrumbiologi(https://aepmsnet.wordpress.com/kuli
ah-biologi/).

A. EKOLOGI HEWAN SEBAGAI SUATU SISTEM

Menurut Ewuise(1990)Dalam konsep ekosistem,pendekatan studi Ekologi Hewan mencakup


semua unsur penyusun sistem biologi untuk mengetahui dan memahami serta sertamengkaji
berbagai fenomena ekologi, baik di laboratorium atau di lapangan.Ekologi Hewan sebagai
suatu sistem kajian atau penelaahannya dapat dilakukan berdasarkan tiga pendekatan yaitu
pada tingkat spesies(individu), tingkat populasiatau tingkat
komunitas.(https://www.scribd.com/doc/179298273/MAKALAH-EKOLOGI-HEWAN)

Pada tingkat spesies, spesiesadalah makhluk hidup satupersatu sebagai individu


(tumbuhan, hewan maupun mikrobiota) yang secara genetis merupakan perwujudan
organisme yang seragam, yang bersama-sama telah beradaptasi dengan lingkungannya
yang terbatas. Bersama-sama, individu-individu tersebut akan membentuk satuan
ekologi sebagai unit populasi dan komunitas.

Dalam lingkungannya, kajian yang mempelajari bagaimana cara individu-individu


tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya sebagai faktor biotik dan abiotik,
merupakan hal yang sangat penting karena dapat memberikan berbagai informasi
tentang karakteristik spesies dari individu-individu yang sama dalam suatu populasi.Pada
tingkat populasi, ”populasi” terbentuk dari kelompok individu dari spesies yang sama atau
dari kelompok individu yang berkembang biak dari spesies yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan yang dekat dengan gen sama yang secara relatifterpisah dan berasal
dari populasi setempat yang masing-masing telah menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkungannya. Dalam proses evolusi, perbedaan-perbedaan kecil yang mungkin timbul
dalam penyesuaian diri populasi tersebut pada lingkungan setempat merupakan dasar
seleksi alam.

5
Menurut Soetjipta (1992),dalam suatu ekosistem yang kompleks, seperti ekosistem danau;
suatu pendekatan studi yang akan mengkaji berbagai berbagamasalah biologi pada
umumnya dan ekologi hewan secara khusus; dapat dilakukan menurut dua cara, yaitu
secara holologikdan secara merologik. Pendekatan secara holologik (”holos” artinyasecara
keseluruhan), merupakan pendekatan dengan mengkaji masukan (input) dan keluaran
(output) suatu permasalahan ekologi yang diukur secara kolektif dan kemudian
bersama-sama dengan hal-hal lain yang muncul ditelaah, setelah itu bagian-bagian
komponen penyusunnya diteliti dan dikaji sesuai dengan keperluannya.Pendekatan
secara merologik (merosartinyabagian) adalah suatu pendekatan studi apabila dalam
kajian tersebut bagian-bagian utama masalahnya ditelaah lebih dahulu, kemudian baru
hasilnya diwujudkan dalam komponen yang terpadu sebagai suatu sistem yang
utuh(http://usmyatun.blogspot.co.id/2015/11/populasi-hewan-dan-interaksi
hewan.html).

A.1. EKOSISTEM DALAM KONSEP EKOLOGI HEWAN

Dalam spektrum biologi, kajian Ekologi Hewan terutama ditujukan pada penelaahan
karakteristik dan perilaku hewan dalam suatu sistem biologi yang dinamakan ekosistem.
Konsep ekosistem pada dasarnya mengandung pemahaman tentang interaksi atau
hubungan timbal balik antara makhluk hidup (biosenosa), baik populasi atau komunitas
hewan dengan biotop-nya,yaitu habitat yang mempunyai karakteristik kondisi lingkungan
dan biotanya yang khas.Dengan kata lain, komunitas biotik dalam sistem itu tidak saja
tergantung pada karakteristik habitatnya tetapi juga pada perubahan-perubahan yang telah
terjadi yang dilakukan oleh biotanya.Sehingga terdapat dua komponen yaitu
komponen habitat (abiotik) dan komponen makhluk hidup (biotik) yang terlibat dalam
interaksi tersebut yang kemudian secara keseluruhan membentuk suatu sistem ekologi.Sistem
ekologi tersebut oleh Tansley dinamakan ”ekosistem”(MacNaughton danWolf, 1998).

Menurut Kendeigh(1970),Dalam sistem biologi interaksi antara biota dengan lingkungan


hidupnya pada setiap tingkatan baik individu, populasi atau komunitas akan

6
menghasilkan sistem fungsional yang berlangsung pada sistem biologi yang terkecil
sampai sistem biologi yang terbesar atau pada satu sistem atau beberapa sistem
sekaligus.Dalam suatu sistem biologi atau ekosistem, pada umumnya terdapat beberapa
karakteristik yang penting yang menjadi entitasatau sifat dari suatu ekosistem, yaitu:
”mempunyai organisasi, hierarki dan umpan balik, terdapat masukan, keluaran, dan dapat
dilakukan simulasi serta dapat dibuat model”. Dan komponen masukan atau keluaran
yang terdapat dalam suatu ekosistem, biasanya adalah materi, energi dan biota yang
bermigrasi(https://www.scribd.com/doc/179298273/MAKALAH-EKOLOGI-HEWAN).

Suatu ekosistem atau sistem biologi dapat merupakan suatu sistem terbukadan sistem
tertutup.Suatu ekosistem terbukaadalah suatu ekosistem yang memiliki satu atau lebih
masukan atau keluaran, misalnya biosfer suatu ekosistem terbesar di bumi yang merupakan
ekosistem alami atau kolamyang merupakan ekosistem buatan

Suatu ekosistem tertutup adalah suatu ekosistem yang dianggap tertutup dari semua
masukankarenasistem tersebut terisolasi secara lengkap. Di alam pada dasarnya jarang sekali
terdapat suatu sistem tertutupkarena isolasi selengkapnya biasanya hanya berlangsung
sementara saja.Sistem ekologi alami cenderung sangat kompleks dan kadang-kadang sulit
untuk dipertelakan atau diuraikan satu persatu karena pengaruh berbagai faktor yang saling
berkaitan. Misalnya hewan yang terdapat dalam suatu ekosistem ada yang mudah
ditangkap dan diamati, tetapi terdapat pula hewan beracun yang berbahaya dan sulit
ditangkap, dan terdapat pula ekosistem yang unik dan bersifat khas; sehingga untuk itu
pertelaan secara umum untuk spesies tidak mudah dilakukan.Sistem ekologi tidaklah seperti
sistem fisik atau sistem kimia yang dapat diketahui atau ditentukan pada suatu saat saja.
Karena suatu sistem ekologi dengan kondisinya pada saat ini atau pada saat yang akan
datang kadang-kadang tidak dapat diprakirakan atau ditentukan atas dasar pada keadaan
saatsekarang saja. Kondisi habitat dan lingkungannya pada dasarnya akan ditentukan
dan tergantung pada hal-hal yang lalu, masa kini dan masa yang akan datang, serta
pada sejarah dan proses suksesi dari populasi atau komunitas biotanya. Selain itu,
hal-hal yang berlangsung pada suatu komunitas biotik di habitatnya tidak saja dapat
berbeda menurut skala ruang (spasial) tetapi juga tergantung pada skala waktu (temporal).

Dalam masalah perusakan lingkungan yang dapat mengganggu suatu ekosistem,


pendekatan analisis sistem yang menggunakan komponen ekosistem sebagai
komponen analisis, diharapkan dapat memecahkan dan menjawab berbagai masalah
7
tersebut baik dalam tingkat populasi dan komunitas biotiknya atau pada sifat-sifat
khusus ekosistemnya. Contohnya adalah adanya ledakan populasi serangga tertentu yang
dapat menjadi hama atau adanya pencemaran lingkungan perairan oleh merkuri
yang dapat menimbulkan penyakit minamata.

A.2. INTERAKSI DALAM EKOSISTEM

Pada dasarnya seluruh lingkungan biosfera adalah penunjang kehidupan di bumi, dari
mulai laut dalam, daratan dan perairannya serta lingkungan udara di atmosfer. Semua
makhluk hidup akan tergantung pada lingkungan kehidupannya di dalam
biosfersehinggasalah satu yang menjadi dasar pengetahuan ekologi adalah adanya
keterkaitan organisme denganlingkungan hidup di habitatnya.

Menurut Krebs (1985),dalam ekologi dipelajari berbagai interaksi yang menentukan


distribusi dan kelimpahan makhluk hidup. Interaksi tersebut sangat menentukan jumlah
dan distribusi atau keberadaan makhluk hidup di dalam sistem ekologinya. Ekologi
Hewan mempelajari keterkaitan antara hewan dengan makhluk hidup lainnya dan
lingkungan fisik di sekitarnya.Dalam arti yang sebenarnya, interaksi utama yang
berlangsung antara makhlukhidup (animate) dan benda tak hidup (inanimate) di dalam
suatu ekosistem (misalnya ekosistem terestris) adalah hubungan saling berhadapan (interaksi)
secara langsung atau tidak langsung antara komponen biotik dan abiotik, misalnya
antara sistem akar tumbuhan dengan air dan nutrien di dalam tanah atau antara sistem
pencernaan cacing dengan serasah di tanah(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi_komunitas)

8
F.E Clements dalamBrewer, 1994menyebutkan 3 macam interaksi dalam suatu ekosistem,
yaituberikut ini.

1. Interaksi lingkungan fisiknya dengan organisme yang akan menentukan hidupmatinya


suatu organisme,interaksinya dinamakan aksi, misalnya cahaya matahari yang diperlukan
oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis,

2.Hubungantimbal balik antara organisme dengan lingkungan,interaksinya dinamakan


reaksi,misalnya reaksi antara naungan pohon dengan terbentuknya humus atau reaksi struktur
tanah dengan tinja yang dihasilkan hewan herbivora;

3.Interaksi timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya,interaksinya dinamakan


koaksi, misalnya rumput yang dimakan hewan herbivora(interaksi herbivori) atau tikus
yang dimangsa elang (interaksi predasi)

B. PENGERTIAN INTERAKSI POPULASI

Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka boleh jadi
keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali. Interaksi biasa terjadi
diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi
intraspesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan sumberdaya sejenis yang
keberadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat dikareanakan kebutuhan sumberdaya yang
diperebutkan diantara individu tersebut sama, dan tidak dapat digantikan dengan yang
lainnya. Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai interaksi
interspesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi dua spesies dapat berinteraksi
yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+), merugikan (-) atau populasi tersebut tidak
berpengaruh (0). Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi
secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi
adalah sebagai berikut.Amansalisme/ Alelopatimerupakan interaksi antarpopulasi, bila
populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati
dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang

9
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.Amensalisme suatu interaksi dengan
pengaruh negatif paa satu populasi dan tidak berpengaruh pada populasi yang lain,keduanya
sama samma berjuang keras sehingga satu populasi akan mengharapkan hasil pengaruh
negatif dari ppulasi yang membutuhkan sumber penghasilan1.Kompetisi merupakan interaksi
antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing
dengan populasi sapi di padang rumput.Kompetisi adalah proses aktif yang mempunyai
pengaruh besar terhadap kemampuan bersaing individu-individu untuk hidup dan
bereproduksi.Tipe-tipe pengaruh dapat bervariasi dari 1 campur tangan langsung dengan
mendatanngi sumber (kompetisi interferensi) sampai 2 menunkan persedian sumber dan
efisiensi eksploitasi sumber (kompetisi ekspoitasi)2.
Kompenen mahluk hidup yang satu dengan yang lainya terjadi karena hubungan yang
saling mempengaruhi secara dinamis, mahluk hidup selalu memiliki hubuangan atau interaksi
terhadap semuah mahluk hidup satu dengan yang lain. Hal ini merupakan hubungan antara
komponen-komponen satu dengan yang lain tidaklah sederhana dan statis, tetapi mengalami
perubahan yang sangat variatif. Komunitas sendiri merupakan suatu populasi setiap
organisme yang menempati daerah tertentu dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya,
Interaksi antar populasi dapat dikategorikan dalam parasitisme, parasitoidisme, dalam
pengendalian biologis.

Parasitisme merupakan bentuk pemangsaan yang dilakukan oleh sekelompok hewan


parasit terhadap bentuk pemangsaan yang dilakukan oleh hewan parasit terhadap tubuh
inangnya. Beberapa ciri khas parasitisme adalah tubuh parasit pada umunya jauh lebih kecil
dibandingkan tubuh inangnnya, dalam jangka waktu pendek parasit tidak membunuh
inangnya tetapi dalam jangka waktu panjang parasit dapat membunuh inangnya, satu ekor
parasit pada umumnya hanya menyerang satu ekor inang selam hidupnya, parasit dapat
menyerang inangnya dari dalam (endoparasit) dan dapat juga menyerang dari luar
(ektoparasit). Dalam interaksi parasitisme dilakukan oleh tumbuhan atau hewan tingkat
rendah yang bersifat menumpang dan menghisap sari makanan dari hewan atau tumbuhan,
contoh dari parasitisme adalah plasmodium dengan manusia, dan benalu dengan pohon
inangnya.

1
S. J. Mc Naughton,Larry L. Wolf,Ekologi Umum,(Yogyakarta:Gadjah Mada University,1992),hlm.373.
2
Ibid, 374
10
Parasitoidisme adalah bentuk pemangsaan yang sangat khas yang dilakukan oleh
sejenis serangga terhadap jenis serangga yang lain. Dalam hal ini, serangga parasitoid
meletakkan telurnya pada atau dekat dengan serangga inangnya. Ketika nanti telur itu
menetas, maka larva yang terbentuk akan memakan tubuh serangga inangnya sambil
menjalani pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Dengan demikian biasanya serangga
inangnya sudah terbunuh sebelum atau selama parasitoid menjalani stadium kepompong,
contohnya Hymenoptera dan diptera yang termasuk insecta, mereka mampu hidup secara
bebas diwaktu dewasa.
Interaksi antar populasi banyak di temukan di alam, misalnya interaksi populasi
burung jalak dan populasi kerbau di padang rumput, interaksi populasi cacing tanah dan
populasi ayam di kebun, dan interaksi antara ppulasi ganggang dan populasi ikan di sungai.Di
dalam organisme tidak hidup sendirian , melainkan berdampingan dengan organism lainnya.
Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka boleh jadi keduanya
saling mempengaruhi atau bisa jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama
sekali.
Interaksi biasa terjadi diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal
dengan istilah interaksi intra spesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan
sumberdaya sejenis yang keberadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat dikareanakan
kebutuhan sumberdaya yang diperebutkan diantara individu tersebut sama, dan tidak dapat
digantikan dengan yang lainnya.
Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai interaksi intra
spesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi dua spesies dapat berinteraksi yang
pengaruhnya dapat menguntungkan (+), merugikan (-) atau populasi tersebut tidak
berpengaruh (0). Ketiga efek interaksi tersebut dapat saling berkombinasi satu sama lain,
sehingga efek dari interaksi tersebut dapat menimbulkan berabagai tipe interaksi. Dengan
berpedoman pada efek yang muncul, maka tipe interaksi dialam dapat dikenali, bahkan dalam
suatu komunitas yang majemuk (kompleks). Berbagai tipe interaksi dialam tersebut adalah :

11
Tabel 1.1. Tipe-tipe Interaksi Interpopulasi

No Tipe Spesies Sifat umum


1 2
1 Neutralisme 0 0 Keduanya saling tidak mempengaruhi

2 Kompetisi – – Hambatan yang saling merugikan

3 Parasitisme – + Populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung

4 Predasi – + Populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung

5 Komensalisme 0 + Populasi 1 tidak terpengaruh, populasi 2 untung

6 Amensalisme 0 – Populasi 1 tidak terpengaruh populasi 2

7 Protokoperasi + + Populasi 1 dan 2 untung, tetapi tidak obligat

8 Mutualisme + + Populasi 2 dan 2 untung, tetapi obligat

Sumber : S.J.Mc Naughton(1992:371)

B.2. TIPE-TIPE INTERAKSI

1.NEUTRALISME :

Kedua populasi tidak saling mempengaruhi.Netralisme terjadi antara spesies yang memiliki
kebutuhan yang berbeda,misalnya kambing dan kucing.Kambing mencari rumput
makanannya, sedangkan kucing berburu tikus sebagai makananya.

12
2. KOMPETISI TIPE INTERFERENSI LANGSUNG

Hambatan langsung tiap-tiap spesies oleh spesies lainnya. Berdasarkan sifatnya kompetisi dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu kompetisi secara langsung (interferensi), dan kompetisi
secara tidak langsung (eksploatasi). Kompetisi secara langsung adalah bentuk kompetisi bila
kompetitor-kompetitor melakukan aksinya ditempat yang sama dan pada waktu yang sama
pula sehingga sering menimbulkan kontak fisik langsung berupa aktifitas perkelahian.
Kompetisi secara tidak langsung merupakan bentuk kompetisi bila kompetitor-kompetitor
melakukan aksinya pada saat yang berlainan sehingga tidak memungkinkan terjadinya kontak
fisik yang bersifat penyerangan (agresi). Sebagai contoh disuatu hutan ular yang memangsa
tikus di siang hari dapat berkompetisi secara tidak langsung dengan burung hantu yang
memangsa tikus dimalam hari.

3. KOMPETISI TIPE PEMANFAATAN SUMBERDAYA


Hambatan tidak langsung bila sumber daya yang digunakan bersama tersedia tidak banyak
4. AMENSALISME :
Populasi yang satu dihambat, dan populasi kedua tidak terpengaruh.Jamur penicillum sp
adalah jamur yang dimanfaatkan dalamteknik bioteknologi sebagai antibiotik bagi manusia.
Jamur ini mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif penyebab beragam penyakit mematikan. Pola interaksi jamur Penicullum dengan
bakteri gram positif juga dapat menjadi salah satu contoh simbiosis amensalisme

5. PARASITISME :
Populasi yang satu sebagai parasit biasanya lebih kecil daripada populasi kedua yang adalah
hospernya.Contoh: Contoh simbiosis parasitisme yang pertama dapat kita temukan pada pola
interaksi antara cacing pita dan manusia. Cacing pita yang hidup di usus manusia mendapat
keuntungan karena ia mendapatkan makanan secara gratis, sedangkan manusia justru
mendapatkan kerugian karena hal ini. Sari-sari makanan yang seharusnya digunakan untuk
metabolisme manusia jadi berkurang karena keberadaan cacing pita.
6. PEMANGSAAN/PEMANGSAAN :
Populasi yang satu sebagai pemangsa umumnya lebih besar daripada mangsanya.Contoh:
harimau memangsa kerbau.
7. KOMENSALISME :
Populasi yang satu sebagai komensal memperoleh keuntungan, sedangkan populasi yang
kedua hospes tidak terpengaruh oleh populasi yang satu. Contoh: ikan hiu dan ikan remora
13
8. PROTOKOPERASI :
Interaksi menguntungkan kedua belah pihak tetapi tidak merupakan keharusan
(Obligatory).Contoh: Contoh, hubungan kerbau dengan burung bangau. Burung bangau
bertengger di atas punggung kerbau dan mematuk kutu yang ada. Dari interaksi tersebut,
bangau memperoleh makanan dan kutu yang menjadi hama pada kerbau berkurang, sehingga
kerbau dapat hidup lebih sejahtera. Interaksi ini bukan suatu keharusan, artinya tanpa
interaksi tersebut kerbau dan bangau tetap mampu mempertahankan hidupnya.
9. MUTUALISME :
Interaksi menguntungkan kedua belah pihak dan merupakan keharusan.Contoh: ikan badut
dan anemone laut.

B.3. PEMANGSAAN
Pemangsaaan (Predation) dapat ditafsirkan secara sederhana, yaitu konsumsi suatu
mahluk (sebagai mangsa) oleh mahluk lain (pemangsa = predator) dan mangsa tersebut masih
dalam keadaan hidup ketika pemangsa menyerang pertama kali. Lin dengan detrifori yaitu
konsumsi bahan organic yang telah mati.

Penggolongan pemangsa dapat disebutkan sebagai berikut :


1) Karnivor, ialah golongan hewan yang mengkonsumsi hewan.

Gambar 1.1.gambar hewan karnivora

Sumber gambar: (http://www.ebiologi.com/2016/04/9-contoh-hewan-omnivora-gambar-


dan.html)

14
2) Herbivor ialah golongan hewan yang mengkonsumsi tumbuhan.

Gambar 1.2.gambar hewan herbivore

Sumber gambar:( http://www.ebiologi.com/2016/04/9-contoh-hewan-omnivora-gambar-


dan.html)

3. Omnivor ialah golongan hewan yang mengkonsumsi baik hewan maupun tumbuhan

Gambar 1.3. gambar hewan omnivore

Sumber gambar: (http://www.ebiologi.com/2016/04/9-contoh-hewan-omnivora-gambar-


dan.html)

15
Fungsional pemangsa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu : pemangsa sejati,
“Grazers”, parasitoid, dan parasit.

1) Pemangsa sejati, mengkonsumsi mangsanya segera sesudah serangannya berhasil,


dan selama hidupnya pemangsa sejati membunuh beberapa atau banyak individu
mangsa yang berlainan. Sering kali pemangsa sejati memakan seluruh tubuh
mangsanya, tetapi ada juga yang hanya memangsa sebagian tubuh mangsanya saja.
Pemangsa sejati tersebut misalnya,harimau, burung garuda, tumbuhan karnovor,
rodentia pemakan biji-bijian, semut juga ikan paus pemakan plankton.

Gambar 1.4. contoh gambar pemangsa sejati

Sumber gambar: (https://salapan.com/contoh-perbedaan-hewan-karnivora-herbivora-dan-


omnivora.html)

2) “Grazers juga membunuh sejumlah besar mangsa dalam hidupnya, tetapi mereka
hanya mengambil bagian dari tiap individu mangsanya, tidak seluruh tubuhnya.
Pengaruhnya terhadap individu mangsa, tidak seluruh tubuhnya.Pengaruhnya
terhadap individu mangsa berbeda-beda, tetapi bersifat merugikan.Dalam jangka
pendek serangannya tidak letal.Contoh “Grazers” adalah vertebrata besar seperti
domba dan sapi, demikian pula lalat yang mengisap darah manusia, dan juga lintah.

16
Gambar 1.5.gambar domba
Sumber gambar: http://beritahewanunik.blogspot.co.id/2016/01/hewan-herbivora-berkaki-
empat-ciri-ciri.html
Herbivore dapat bertindak sebagai pemangsa sejati, atau sebagai “Grazers” atau sebagai
konsumen parasitic, di samping itu bahan yang di konsumsikanpun dapat berupa individu
berujud seluruh tumbuhan, atau module tumbuhan secara keseluruhan atau hanya bagian-
bagian module. Pengaruh herbivore pada tumbuhan tergantung pada permasalahan pada
bagian tumbuhan yang mana dipengaruhi, dan waktu penyerangan terhadap tumbuhan
tersebut. Pengunyahan daun, pengisapan getah, konsumsi meristem, perusakan bunga dan
buah, dan pemutusan akar, semuanya akan berpengaruh berbeda-beda terhadap tumbuhan.
Biasanya tumbuhan hidup dalam jangka pendek, sehingga rawannya pengaruh Herbivora
tergantung pada tanggapan tumbuhan itu sendiri. Mineral atau zat hara , mungkin dialihkan
dari suatu bagian ke bagian yang lainnya. Atau metabolisme secara keseluruhan dapat
berubah atau laju nisbi pertumbuhan akar, pertumbuhan tunas dan reproduksi berubah, atau
bahan kimiawi atai jaringan protektif khusus dapat pula diproduksi. Secara keseluruhan
pengaruh suatu herbivor dapat lebih drastic dari pada yang tampak, atau kurang drastic.Jadi
tidak hanya yang tampak saja yang perlu mendapatkan perhatian.

3) Parasitoid adalah sekelompok insect yang dikelompokkan dengan dasar perilaku bertelur
betina dewasa dan pola perkembangan larva selanjutnya. Terutama untuk insect dari ordo
Hymenoptera, dan juga meliputi banyak Diptera. Mereka hidup bebas pada waktu dewasa,
tetapi betinanya bertelur di dalam, pada atau dekat insect lain. Larva parasitoid berkembang
di dalam (atau jarang pada) individu inang yang masih tingkat pre-dewasa. Pada awalnya
hanya sedikit kerusakan yang tampak ditimbulkan terhadap inangnya, tetapi akhirnya hampir
17
dapat mengkonsumsi seluruh inangnya dan dengan demikian makan dapat membunuh inang
tersebut sebelum atau sesudah stadium kepompong (pupa). Jadi parasitoid dewasa, bukan
inang dewasa yang akan muncul dari kepompong. Sering hanya satu parasitoid yang
berkembang dari tiap inang, tetapi pada beberapa kejadian beberapa individu hidup bersama
dalam satu inang. Jelasnya parasitoid hidup bersama akrab dengan individu inang tunggal
(seperti pada parasit), mereka tidak menyebabkan kematian segera atas inang (seperti pada
parasit), mereka tidak menyebabkan kematian segera atas inang (Sepertiparasit dan juga
“Grazers”), tetapi juga dapat menyebabkan kematian (seperti pemangsa).

Gambar 1.6.gambar kumbang

Sumber gambar: http://kom-ed.blogspot.co.id/

4) Parasit bersifat seperti “grazers” yaitu mengkonsumsi hanya bagian dari mangsa (inang =
hospes) bukannya keseluruhan dari tubuh. Dan seperti juga “grazers” dalam jangka pendek
tidak menyebabkan letal, tetapi bersifat merugikan. Berbeda dengan “grazers” serangan
parasit memusat pada satu hanya beberapa individu selama hidupnya. Dari hal tersebut
menggambarkan adanya semacam keakraban antara parasit dengan inangnya, dan hal yang
semacam itu tidak ditemukan pada mangsa dengan pemangsa sejati dan “Grazers”.
Contohnya adalah cacing pita, cacing hati, virus cacar dan Hycobacterium tuberculosis.

18
Gambar 1.7.contoh hewan parasite

Sumber gambar: https://www.google.com/search?q=gambar+cacing+pita

B.4. PERSAINGAN
Mahluk tidak exis dalam ruang dan waktu secara sendirian, tetapi salam suatu matrik
dengan mahluk lain yang tergolong dalam berbagai spesies. Banyaknya spesies dalam suatu
daerah tidak akan terpengaruh oleh adanya mahluk lain, tetapi dalam beberapa kasus satu
atau beberapa spesies akan berinteraksi. Jadi dapat dikatakan bahwa populasi suatu spesies
akan berbeda dengan adannya atau dengan tidak adanya spesies kedua.
Akibat positif maupun negative dapat terjadi karena adanya interaksi tersebut. Interaksi
positif. Misalnya yang disebut mutualisme, merupakan kehidupan bersama antara dua spesies
yang saling menguntungkan, contohnya adalah antara bakteri dan rumen sari.Dengan adanya
bakteri dalam rumen, memungkinkan sapi dapat mencerna cellulose, sedangkan bakteri
sendiri mendapat keuntungan karena dapat hidup dalam lingkungan yang hangat dan sesuai
untuknya. Contoh interaksi positif lainnya adalah komensalisme, merupakan kehidupan
bersama antara dua spesies tetapi hanya satu spesies yang mendapat keuntungan, sedangkan
spesies yang lain tidak terpengaruh oleh adanya interaksi tersebut, misalnya algae tumbuh
pada carapax kuratura. Sedangkan yang tergolong dalam interaksi negative misalnya
persaingan antara dua spesies yang menimbulkan kerugian atau penderitaan pada kedua
spesies yang hidup bersama tersebut.Dan contoh lainnya adalah pemangsaaan seperti yang
telah diterangkan di muka.
Ada dua bentuk persaingan yang ditakrifkan menurut Birch (1957) yaitu :
1. Persaingan sumber daya (resource competition) terjadi bila sejumlah mahluk ( yang sama
atau berbeda spesies) menggunakan sumber daya bersama yang ketersediaanya sedikit.
19
2. Persaingan saling merugikan (interference competition) terjadi bilamana mahluk dalam
mencari sumber daya akan saling merugikan walaupun sumber daya tersebut ketersediaanya
tidak sedikit. Perlu diingat bahwa persaingan tersebut dapat interspesifik (antara dua atau
lebih spesies) atau intraspesifik (antara anggota spesies yang sama).
Persaingan dapat mengenai sumber daya dan bermacam-macam sumber daya merupakan
pusat interaksi kompetitif.Untuk tumbuhan, cahaya, zat hara dan air adalah sumber daya yang
penting.Tetapi tumbuhan juga dapat bersaing mengenai penyerbuk atau mengenai tempat
melekat.Untuk hewan, air, makanan dan lawan jenis berkembangbiak adalah contoh sumber
persaingan.Persaingan untuk ruang juga terjadi pada beberapa jenis hewan dan mungkin
meliputi beberapa keperluan khusus misalnya tempat bersarang dan tempat yang aman dari
gangguan pemangsa.
Beberapa konsekuensi persaingan perlu diperhatikan antara lain :
1. Hewan tidak perlu melihat atau mendengar atau berjumpa dengan kompetitornya. Suatu
spesies yang makan suatu jenis tumbuhan pada siang hari mungkin bersaing dengan spesies
yang makan tumbuhan yang sama pada malam hari, karena ketersediaan tumbuhan tersebut
terbatas.
2. Kebanyakan mahluk yang dapat dilihat atau dapat didengar oleh seekor hewan tidak menjadi
competitor. Hal tersebut akan lebih tampak jika ada sumnerdaya yang dipergunakan bersama.
Oksigen misalnya adalah contoh sumber daya yang digunakan oleh kebanyakan hewan
terrestrial, tetapi persaingan untuk mendapatkan oksigen tidak terjadi, sebab oksiigen tersedia
melimpah.
3. Persaingan antara tumbuhan biasa terjadi antara individu yang berakar di tempat yang sama,
jadi berbeda dengan persaingan antara hewan yang bergerak. Penjarakan merupakan hal yang
penting dalam persaingan tumbuhan tersebut.

B.5. INTERAKSI ANTARPOPULASI


Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah
sebagai berikut.Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar
pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan

20
zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp.dapat menghasilkan antibiotika yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan
yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.di dalam suatu
ekosistem, antara komponen yang satu dengan yang lainnya terjadi hubungan saling
mempengaruhi yang sangat dinamis. Artinya hubungan antara komponen antara komponen
satu dengan yang lain tidaklah sederhana dan statis, tetapi mengalami perubahan dan sangat
variatif. Populasi setiap organisme yang menempati daerah tertentu dan berinteraksi satu
dengan yang lainnya di sebut dengan komunitas. Dalam suatu komunitas terdapat berbagai
macam makhluk hidup yang menempati tempat tersebut dan membentuk hubungan interaksi
saling bergantung antara organisme yang satu dengan yang lain. Dengan demikian makhluk
hidup maupun biotik dan abiotiknya saling ketergantungan satu sama lannya, seperti sebatang
tumbuhan dan seekor hewan akan terjadi interaksi serta bergantung antara satu sama
lainnya.di dalam berinteraksi, kita mengenal adanya hubungan makan dan di makan yang
terjadi pada organisme. Hubungan tersebut dikenal dengan istilah predasi. Selain hubungan
predasi, terdapat hubungan yang bukan merupakan hubungan makan memakan, yaitu
persaingan atau kompetensi dan hidup bersama atau Simbiosis. Pada simbiosis ada hubungan
yang sangat menguntungkan dan ada hubungan yang sangat merugikan.
Dengan demikian bentuk interaksi di antara individu lain jenis dapat berupa
simbiosis, predasi, kompetisi.

A. Simbiosis
Simbiosis adalah interasksi yang sangat erat antarindividu dan lain Jenis. Simbiosis dapat
di bedakan menjadi beberapa macam, di antaranya adalah Simbiosis Mutualisme, yaitu
Interaksi antara dua organisme atau lebihyang menguntungkan kedua belah pihak dan tidak
ada pihak yang dirugikan.
1.Hubungan ikan badut dengan anemon laut
Anemon Laut akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-kupu
(ButterflyFish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan invertebrata
kecil yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon (parasit) dan membantu

21
membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dan sebagainya. Di sisi lain kotoran dari
ikan badut memberikan nutrisi untuk anemon.

Gambar 1.8.gambar simbiosis mutualisme


Sumber gambar: https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/13-contoh-simbiosis-
mutualisme-beserta.html
2.Hubungan Burung Plover dan buaya
Burung plover membersihkan gigi-gigi buaya dan mencegahnya terkena infeksi, di lain pihak
burung-burung lapar itu memperoleh makanannya.

Gambar 1.9.gambar simbiosis mutualisme


Sumber gambar: : https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/13-contoh-simbiosis-
mutualisme-beserta.html
Simbiosis Parasitisme yaitu interaksi dua individu/populasi dimana salah satu individu
diuntungkan dan yang satunya lagi di rugikan.Organisme yang di untungkan disebut parasit
sedangkan organisme yang di rugikan di sebut dengan Inang. Contonya antara lain Benalu
yang tumbuh pada ranting pohon mangga,cacing perut, dan cacing tambang yang hidup di
usus manusia, antara tali putri dan pohothe,kutu dan hewan piaraan.

22
1. Benalu dan Tumbuhan Inangnya
Benalu punya klorofil sehingga ia bisa melakukan proses fotosintesis. Oleh karena itu ia
mengambil air dan mineral dari inangnya. Sedangkan tumbuhan inangnya mengalami
kerugian karena air dan mineralnya diambil oleh tumbuhan benalu. Tapi parasit seperti ini
yang memiliki klorofil disebut semiparasit.

Gambar 2.1.simbiosis parasitisme


Sumber gambar:https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/10-contoh-simbiosis-parasitisme_

2. Cacing Pita dan Manusia


Dari hubungan dua makhluk hidup ini cacing pita yang dihidup dalam usus manusia
memperoleh keuntungan karena memperoleh makanan. Sedangkan manusia memperoleh
kerugian karena makanannya di makan oleh cacing pita.

Gambar 2.2.simbiosis parasitisme


Sumber gambar: Sumber gambar:https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/10-contoh-
simbiosis-parasitisme_

23
SimbiosisKomensalismeyaitu interaksi antara individu/populasi yang satu untung
sedangkan individu/populasi lainya tidak rugi dan tidaklah untung. Contohnya ikan Remora
dan akan Hiu, serta tanaman anggrek dan batangpohon.Ikan remora (Echeneida sp) dengan
ikan hiu (Carcharhinus longimanus)
Ikan remora selalu menempel pada ikan hiu agar tetap aman karena ikan-ikan pemangsa
takut pada ikan hiu, selain itu ikan remora juga akan lebih mudah mendapatkan makanan dari
sisa makanan ikan hiu, sedangkan ikan hiu sendiri tidak diutungkan ataupun dirugikan
dengan keberadaan ikan remora.

Gambar 2.3. simbiosis komensalisme


Sumber gambar: http://www.ebiologi.com/2015/12/contoh-simbiosis-komensalisme.html

B. Predasi
Predasi adalah interaksi antarindividu/popuasi dimanapopulasi yang satu memangsa
populasi yang lain. Pemangsa di sebut predator, sedangkan yang dimakan disebut mangsa.
Interaksi predasi antarpopilasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi populasi predator dan
mangsa. Misalnya populasi kelinci hutan dengan pemangsanya yaitu kucing hutan.Pada
predasi, umumnya satu spesies memakan spesies lainnya. Ada juga beberapa hewan
memangsa sesama jenisnya (sifat kanibalisme). Predasi tidak terbatas antar hewan, tetap juga
dapat terjadi pada herbivora dan tumbuhan.Pada predasi antar hewan, predator kebanyakan
berukuran lebih besar daripada mangsanya. Ekologi dan saling ketergantungan Di dalam
ekosistem, diantara komponen pembentuknya terdapat hubungan saling ketergantungan,
sehingga perubahan pada komponen yang satu akan menyebabkan perubahan pada komponen
yang lain. Contoh: Kepadatan suatu tanaman tergantung pada jenis dan kesuburan tanah,
sebaliknya keadaan dan kesuburan tanah tergantung juga pada tanaman dan hewan yang
24
hidup di kawasan itu. Salah satu hubungan saling ketergantungan yang jelas antara komponen
pembentuk ekosistem adalah peristiwa makan dan dimakan melukiskan suatu rantai makanan
atau jaring-jaring makanan.Adanya rantai makanan menyebabkan terjadinya piramida energi,
piramida jumlah, piramida biomassa dan aliran materi yang berupa siklus atau daur.

C. Kompetisi
Kompetisi atau persaingan terjadi apabila dua populasi menempati habitat dan nisia yang
sama.Bila dalam kompetisi tersabut ada salah satu yang kalah maka yang kalah akan mati
atau menyingkir dari areal tempat tinggalnya.Beberapa spesies dapat hidup berdampingan di
dalam sebuah komunitas sepanjang mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam suatu
relung ekologi, meskipun relung mereka saling tumpang tindih. Kehidupan demikian dapat
terpenuhi selama kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang
berlebihan. Akan tetapi jika sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan antarspesies akan
berubah menjadi suatu bentuk persaingan atau kompetisi. Kompetisi adalah interaksi antara
dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian.
Adapun kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain, adalah makanan, tempat
berlindung, tempat bersarang, sumber air, danpasangan untuk kawin. Semakin besar tumpang
tindih relung ekologi, semakin sering terjadi kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa
kompetisi intraspesifik (kompetisi antar anggota satu spesies), contohnya jenis burung di
hutan yang memakan serangga yang sama.

B.6.INTERAKSI NEGATIF

Parasitisme adalah hubungan antara dua individu, yaitu antara parasit yang
memperoleh keuntungan dan hospes yang dirugikan.Parasitisme tersebut terutama adalah
mengenai koaxi dalam makanan, dan juga perlindungan parasit oleh inangnya. Suatu parasit
tidak akan membunuh inangnya dengan segera, sebelum dapat menyelesaikan daur
reproduksinya. Bila parasit segera membunuh inangnya segera setelah infeksi, maka parasit
tidak bisa bereproduksi dan akan punah. Keseimbangan antara hospes dan parasit akan
terganggu jika hospes tersebut menghasilkan antibody atau bahan lain yang dapat
mengganggu pertumbuhan parasit terganggu jika hospes tersebut menghasilkan antibody atau

25
bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan parasit.Menurut tempat hidupnya parasit
dapat dibedakan menjadi :
1. Ektoparasityang hidupnya di luar tubuh hospes, misalnya kutu pada kepala manusia.
2. Endoparasit, yang hidupnya di dalam tubuh hospes, missalnya dalam tractus digestivus,
alat tubuh, jaringan darah, rongga tubuh dan lainnya.
Hewan dapat merupakan parasit pada tumbuhan, misalnya wareng, cacing pada akar
tumbuhan dan sebagainya.Tumbuhan dapat merupakan parasit pada hewan atau tumbuhan,
misalnya bakteri dan fungsi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan
maupun hewan dan bahkan pada manusia.Parasitisme social adalah exploitasi suatu spesies
oleh spesies lainnya.
Ektoparasit berkembang dari bentuk yang hidup bebas.Kebanyakan insect ektoparasit
merupakan derivate dari karnivora, saprovora (penghisap cairan tumbuhan).
Sedangkan endoprasit mungkin berkembang langsung dari ektopaasit atau komensial.Parasit
yang hidup dalam oxygen yang rendah, membuat perlawanan terhadap getah pencernaan
hospes, dan berusaha agar tidak keluar bersama faeces.Karena keberhasilan parasit dalam
menyesuaikamn diri dalam hospes, maka kebanyakan parasit kehilangan kemampuannya
untuk hidup bebas.Spesialisasi bagi parasit internal adalah hilangnya lokomotor, indera dan
alat pencernaan, karena semua itu sudah tidak diperlukan lagi.Tetapi diganti dengan
berkembangnya alat pelekat, bertambahnya kemampuan berkembangbiak, dan dalam
beberapa hal mungkin ada polyembrioni, hospes antara, dan daur hidup majemuk.Banyak
parasit yang dalam keberadaannya hanya dalam hospes tunggal, sedangkan parasit yang lain
memerlukan haspes-antara satu, dua, bahkan ada yang tidak Secara skologik dapat dipercaya
bahwa hospes primer dan hospes antara suatu parasit berada dalam habitat atau komunitas
yang sama.
Parasit dipindahkan diari suatu hospes ke hospes lainnya oleh gerakan aktif parasit
sendiri atau tertelan oleh hospes yanq makan telur perasit, spora, cyste, yang ada dalam
makanan atau air minuinm dapat juga karena sentuhan tubuh (body contact) antara hospes,
atau transportasi dari satu hospes ke hospes yang lain oleh vector.
Tiap-tiap parasit mempunyai hospes yanp khusus.Kopepoda adalah parasit yang agiannya
luas di perbagai jenis komunitas dengan hospes yang berupa avertebrata sampai
ikan.Acanthocephala ada yang terdapat dalam perut bssar jenis ikan tertentu saja. Tiap-tiap
burung tersedia jenis cacing pita tersendiri, walaupun berbagai jenis burung hidup pada
habitat yang sama.

26
Segregasi parasit ke dalam relung khusus ditunjukkan dengan spesies kutu penggigit
yang terbatas hanya hidup di kepala atau daerah tertentu pada tubuh burung Nematoda
tertentu ada yang hidup pada jaringan pengikat tetapi tidak terdapat pada tractus digestivus.
Sebaliknya ada yang terdapat dalam tractus digestivus dan organ pencernaan lain, tetapi tidak
terdapat pada jaringan manapun.Parasit tidak dapat menyebabkan kematian dengan segera,
tetapi mungkin menyebabkan kerusakan struktur tubuh jika terjadinya secara berlebihan, dan
dapat menyebabkan kematian.Untukmemperlihatkan perananparasit dalam menimbulkan
penyakit. Berikut ini dicantumkan beberapa contoh,
1. Parasit cacing, seperti cacing pipih, nematoda, dan acanthocephala, dapat berkelana dalam
tubuh hospes serta menyebabkan luka-Iuka mekanik sekaligus dapat merusak dan
mengkonsumsi jaringan. Hospes mungkin dapat memberi reaksi dengan menimbulkan
jaringan fibrosa sebagai kapsula atau kista di sekeliling parasit yang terbalut didalamnya.
2. Parasit protozoa dalam saluran pencernaan maupun dalam darah, misalnya eimeria adalah
spesies sprosoa yang merusak dinding intestinura pada unggas sehingga menyebabkan
coccidiosis, sedang Taxoplasma dapat raenjadi cysta pada otak rodentia.
3. Bacteria penyebab berbagai jenis penyakit. misalnye TBC, paratypoid pada unggas maupun
mamalia, bahkan pada hewan tingkat rendah.
4. Virus yang berukuran submikroskoilk, biasanya penyebab penyakit mulut dan kuku pada
sapi kuda, kijang dan sebagainya, juga encephalitis pada anjing.
5. Spora fungus Apergillus dapat menimbulkan Apergillus pada burung yang saat mengamibil
makanan dari tanah, kemungkinan terhisap fungus yang terdapat di dalam seresah pinus
tersebut ke dalam paru-parunya. Fungus tersebut dapat berkembangbiak dipermukaan
eksternal tubuh.
6. parasit eksternal seperti catak, pinjal, kutu kepala <tuma>, tungau dan lalat umumnnya tidak
menimbulkan kematian, tetapi sering merupakan vektor penyebar protozoa, bakteria, dan
virus dari suatu mahluk ke mahluk lain. Tetapi serbuan besar-besaran parasit external dapat
menurunkan vitalitas atau kekuatan seekor hewan dapat menyebabkan penyakit pada bulu.
7. Defisiensi zat hara dalam vitamin dan mineral, atau tidak seimbang antara hidrat arang ,
protein,danlemakdapat menimbulkan cacat (malformasi) kekurangan kekuatan, bahkan
dapat mati, perbedaan dalam jumlah, komposisi dan intensitas radiasi matahari dapat
mempengaruhi kandungan vitamin makanan yang dikonsumsi oleh hewan.
8. keracunan makanan, botullisme,terjadi bilamana makanan tertentu terkontaminasi
dengan toxin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botolunium dapat terjadi pada unggas

27
rawa yang menelan obat mesiu yang mungkin tertumpah di perairan rawa pada musim
berburu.
9. beban fisiologik, adalah istilah yang digunakah untuk perubahan yang dalam timbul tubuh
gecara non-spesifik oleh baanyak hal yang berheda-beda yang dapat menyertai penyakit-
penyakit. Pengaruh "stress" dapat berapa hilangnya nafsu makan dan kekuatan, timbui rasa
nyeri dan ngilu, dan turunnya berat tubuh. Secara internal, sindrom "stress" mempunyai
karakteristik mengecilnya secara akut alat-alat limfatik dan mengecilnya sel darah eosinofi,
membesar dan bertambahnya aktivitas sekretorik bagian kortex adrenalis, dan berbagai
perubahan susunan kimiawi darah dan jaringan.

B.7. INTERAKSI POSITIF

Kehidupan bersama antara dua populasi spesies yang berakibat pengaruh positif
adalah tersebar sangat luas dan barang kali sama pentingnya dengan pesaingan,
parasitisme,dan lainnya. Dalam menentukan keadaan populasi dan komunitas. Interaksi
positif dapat ditinjau dalam deretan evolusioner sebagai berikut.
Komensalisme adalah satu tipe sederhana interaksi positif dan merupakan langkah pertama
yang menuju ke arah perkembangan hubungan yang menguntungkan yang paling umum
sebagai contoh adalah komensalisme antara tumbuhan ( yang selil ) dan hewan sesil dengan
mahluk lain yang bergerak dan contoh komensesil banyak terdapat di lautan di tempurung
karangt, sebangsa kepiting dalam cangkang karang. Banyak komensal yang tidak terhospes
khusus tetapi ada beberapa yang hidup bersama dengan hanya satu spesies hospes.

W.C. ALLEE ( 1938 dan 1951 dalam ODUM ( 1971 ) mengkaji dan menulis tentang
protoperasi secara extensif antara lain menyebutkan bahwa antara sejenis kepiting dan
coeleterata yang tumbuh di atas carapaknya atau malahan sengaja di tanam oleh kepiting itu.
Kepiting mendapat kamuflase dan proteksi ( sebab coelleterata memiliki semacam sel
penyengat ), sedang coeleterata mendapat transportasi berkeliling dan memperoleh partikel
makanan bilamana kepiting menangkap dan makan makananya. Dalam contoh ini kepiting
tidak tergantung pada coelenterata dan sebagainya.Pada simbiosis mutualisme atau simbiosis
obligat maka mahluk hidup bersama saling menguntungkan adalah merupakan keharusan,
misalnyaantara mahluk autotrof dan mahluk heterotof. Contoh lain mutualisme adalah antara
flagellata yang hidup di dalam usus rayap.

28
C.Kompetisi dalam Ekologi Hewan
Kompetisi adalah suatu persaingan atau-pun usaha yang dilakukan suatu individu atau-pun
makhluk hidup untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dari individu lainnya. Di dalam
ekologi hewan pada umumnya setiap individu sering sekali bersaing untuk sumber daya alam
maupun daya yang memiliki keterbatasan seperti yang paling utama yaitu; makanan, teritorial
atau lawan jenis untuk dijadikan pasangan.

Jenis kompetisi ekologi hewan

Persaingan atau kompetisi pada dunia hewan pada umumnya ada dua jenis, yaitu :

1. Kompetisi interferensi

Kompetisi Interferensi adalah suatu kompetisi atau persaingan yang mengedepankan


konfrontasi atau suatu permasalahan untuk memenangkan suatu persaingan yang dilakukan.

2. Kompetisi eksploitasi sumber daya

Kompetisi eksploitasi sumber daya yaitu kompetisi yang menonjolkan suatu penekanan pada
eksploitasi sumber daya, tanpa ada mengedepankan suatu konfrontasi yang menyebabkan
suatu masalah.Dalam kompetisi eksploitasi satu individu menyerap sumber taannp
menggunakan kemungkinan bahwa individu lain masih dapat menggunakan sumber yang
tesisa.Sumber itu berkurang dengan adanya individu yang berkompetisi,tetapi sebaliknya taka
da interaksi yang membatasi penggunaan sumber oleh indiividu lain. Satu satunya factor
penentu penggunaan sumber oleh individu adalah adaa tidaknya sumber itu.3

Dari banyaknya suatu persaingan pada hewan, pasti ada saja yang cenderung menghadapi
dengan adanya konfrontasi secara langsung dalam berbagai bentuk salah satunya pasti
dengan bentuk pertarungan. Walau pertarungan yang kadang dapat membahayakan hewan
yang terlibat dalam pertarungan, namun secara umum akan berhenti sebelum terjadinya suatu
luka serius pada hewan tersebut. Hal tersebut berguna untuk menjaga kesintasan populasi
hewan tersebut atau dalam arti kelangsungan hidup suatu populasi hewan tersebut apakah
bias bertahan atau akan punah akibat tidak mampu bersaing atau ber-kompetisi dengan hewan
lain.Dari sebab itu, banyak spesies hewan akan melakukan suatu display untuk memenangkan
kompetisi sebelum diakhiri dengan konflik, apabila display tidak memberikan suatu jalan
keluar antara kedua hewan tersebut atau lebih dari itu.

3
S. J. Mc Naughton,Larry L. Wolf,Ekologi Umum,(Yogyakarta:Gadjah Mada University,1992),hlm.394.
29
Dalam penggunaan display, dilakukan untuk memenangkan kompetisi bertujuan untuk
mengecilkan atau meminimalisir resiko yang dihadapi atau diterima ketika melakukan suatu
pertarungan yang dapat dialami oleh kompetitor. Jadi dari itu banyak hewan yang masih
menggunakan display daripada langsung mengadakan pertarungan yang membahayakan.

C.1. Strategi kompetisi hewan

Dari sumber yang diketahui bahwa ada 3 strategi yang ditunjukkan oleh hewan ketika terlibat
dalam suatu persaingan, yaitu:

1. Strategi Doves

Strategi ini merupakan suatu strategi yang hanya menggunakan display dan tidak pernah
terlibat dalam suatu pertarungan.

2. Strategi Hawks

Strategi ini merupakan suatu strategi yang menggunakan pertarungan untuk melukai dan
membunuh hewan lain sebagai lawannya dalam pertarungan.

3. Strategi Bourgeois

Strategi ini merupakan suatu strategi yang berperan sebagai hawks jika sebagai pemilik
sumber daya dan berperan sebagai Dove jika dalam posisi yang akan merebut sumber daya
hewan lain tersebut.

Salah satu contoh hewan yang mengadakan kompetisi itu seperti singa jantan yang ingin
merebut singa betina dari singa jantan yang terlebih dahulu bersamanya atau biasa juga dalam
merebut suatu wilayah yang menjadi sumber atau wilayah yang banyak terdapat sumber
makanan bagi hewan tersebut.

30
Gambar 2.4.singa yang berkompetisi

Sumber gambar:
https://www.google.com/search?q=gambar+singa+jantan+dan+betina+sedang+berkompetisi

Gambar 2.5.kompetisi hewan


Sumber gambar: https://www.google.com/search?q=gambar+interaksi+interspesifik

31
D. Hidup Bersama dan pembagian sumber daya

Bila dua spesies bergantung pada sumber tertentu dalam lingkungannya, maka mereka saling
bersaing untuk mendapatkan sumber tersebut. Yang paling sering terjadi, sumber yang
diperebutkan tersebut adalah makanan, tetapi dapat pula hal-hal seperti tempat berlindung,
tempat bersarang, sumber air, dan tempat yang disinari matahari (untuk tumbuhan). Semua
persyaratan ekologis suatu spesies merupakan relung ekologis spesies tersebut.

Habitat dan relung. Tempat hidup seekor hewan disebut habitatnya, sejumlah habitat umum ,
antara lain: tanah berlumpur, bendungan, kuala, gurun, dan sebagainya. Dalam golongan-
golongan besar ini terdapat pembagian-pembagian lagi. Jadi beberapa hewan di daerah tepi
danau meliang di dalam lumpur sedangkan yang lain hidup di antara tumbuhan ini. Subdivisi
habitat demikian itu disebut mikrohabitat.

Relung ekologis suatu organisme harus tersedia di dalam habitatnya. Akan tetapi, konsep
relung menyangkut pertimbangan yang tidak hanya sekedar tempat tinggal organisme.
Kedudukan yang ditempati oleh suatu spesies di dalam jaring-jaring makanan merupakan
faktor utama dalam menentukan relung ekologisnya. Tetapi faktor lain juga ikut terlibat.
Sebagai contoh kisaran suhu, kelembaban, salinitas dan sebagainya, yang dapat diterima oleh
setiap dua spesies dalam suatu habitat untuk ikut menentukan relung ekologisnya. Dengan
mengetahui alamat (habitat) seseorang, maka kita tahu ke mana kita cari orang tersebut, tetapi
jika kita mengetahui pekerjaan, hobi, dan cara-cara bagaimana orang itu bergaul dengan
orang lain dalam masyarakat, kita akan mengetahui lebih banyak lagi mengenai orang
tersebut. Demikian pula, relung ekologis seekor hewan meliputi semua aspek dari kedudukan
yang ditempati oleh hewan tersebut di dalam ekosistem tempat ia hidup.

Tiap faktor yang merupakan bagian dari relung suatu spesies biasanya berkisar sekitar suatu
kisaran nilai. Jadi tiap organisme dapat menahan suatu kisaran tertentu dari suhu,
kelembaban, PH (misalnya tumbuhan atau organisme air) salinitas (misalnya hewan-hewan di
kuala), dan sebagainya. Pada umumnya organisme dengan kisaran toleransi yang luas lebih
tersebar dibandingkan organisme dengan kisaran yang sempit.

Apakah suatu populasi benar-benar hidup dalam seluruh kisaran toleransinya juga bergantung
pada jumlah persaingan antarspesies yang harus dihadapi. Sering terjadi bahwa persaingan
antarspesies memaksa suatu spesies untuk hidup lebih dekat dengan batas toleransinya dari
32
yang biasa yang dilakukannya. Jika gulma itu tumbuh sendiri-sendiri, masing-masing tumbuh
paling baik di tanah dengan PH antara 5 dan 7. Jika ditanam bersama, persaingan yang hebat
antara kedua tumbuhan menyebabkan kedua spesies itu tidak ada yang tumbuh subur di
kisaran ini. Tetapi pada PH 4, lobak liar (Raphanus raphanistrum) tumbuh dengan merugikan
mustard liar (Sinapsis arvensis), pada PH 8 keadaan terbalik. Kisaran toleransi organisme
biasanya tidak tetap seluruh hidupnya. Sebagai contoh, tanaman yang tumbuh dengan baik
sering dapat berhasil dipindahkan dan tumbuh dengan memuaskan di tempat benihnya tidak
dapat tumbuh atau kecambahnya tidak dapat bertunas. Banyak dari aspek toleransi ini yang
telah di analisis pada permulaan abad ini oleh V.E.Shelford, ahli ekologi yang mempelajari
jaring-jaring makanan kompleks.

Relung ekologis beberapa organisme itu relatif luas. Burung elang dapat mengubah dietnya
sesuai dengan banyaknya beberapa jenis hewan yang dapat dijadikan mangsanya. Sebaliknya
relung kumbang buah kapas terlalu sempit makan tanaman kapas. Jika tidak ada tanaman
kapas, maka tidak terdapat pula kumbang kapas. Adanya beberapa relung yang sama
diberbagai tempat di dunia membantu menjelaskan fenomena evolusi konvergen. Kuskus
terbang dan wombat di Australia menghuni suatu relung yang di Amerika Utara dihuni oleh
bajing terbang dan sejenis marmot (woodchuck). Sementara relung-relung banyak spesies
hewan di suatu komunitas tumpang tindih, mungkin saja tidak akan ada dua spesies yang
menempati relung yang benar-benar sama di tempat yang sama pula. jika ini terjadi, maka
dapat diduga bahwa satu spesies akan lebih efisien dalam memanfaatkan relung tersebut dari
spesies yang lain dan akhirnya akan menggantikan spesies yang kurang efisien tadi.

Azas penyisihan bersaing ini tidak selamanya berlaku. Sebagai contoh, dua spesies insekta
menghuni relung yang sama tetapi faktor lain (cuaca, parisitisme, pemangsaan) dapat begitu
buruk, sehingga kedua populasi tersebut tidak ada yang dapat menjadi besar untuk
mengurangi persediaan makanan. Akan tetapi, pada umumnya, penelitian yang seksama
mengenai kebiasaan makan dua spesies yang menempati relung yang sama mengungkapkan
adanya perbedaan-perbedaan. Sementara dari tiga burung finch Darwins, Geospiza
magnirotris, G. Fortis dan G. Fuliginosa makan makanan yang sama dalam jumlah tertentu,
masing-masing juga biji-bijian dengan ukuran yang bisanya tidak dimakan oleh yang lain.

Kapasitas lingkungan yang terbatas untuk menyediakan energi memberi batasan yang absolut
terhadap ukuran populasi. Akan tetapi, batasan ini dalam keadaan alamiah tidak pernah dapat

33
dicapai. Tiap sumber makanan dimanfaatkan oleh lebih dari satu spesies. Belalang, kelinci,
dan sapi, semuanya bersaing untuk mendapatkan rumput yang ada. Dengan kata lain,
kehadiran kelinci mengurangi daya dukung lingkungan, yaitu kelinci, untuk sapi, belalang.
Kedua hewan ini pada gilirannya, untuk kelinci dan untuk diri masing-masing. Jadi populasi
mereka terkendali oleh persaingan di antara mereka. Dalam keadaan demikian, kita dapat
menghargai bahwa tiap sifat yang diturunkan yang mengurangi kekerasan persaingan
antarspesies akan melalui seleksi alamiah, cenderung untuk menetap di dalam populasi. Yang
biasanya dihasilkan adalah evolusi adaptasi yang meningkatkan efisiensi makan pada spesies
itu. Persaingan yang sengit antara dua dari burung finch Darwin, Camarhynchus pauper dan
C. Psittacula demi biji dengan ukuran tertentu untuk dimakan, berakibat evolusi bersifat
mengarah yang kuat. Hasilnya adalah pergantian ciri dan dengan demikian pengurangan
dalam derajat ketumpang tindihan kedua relung mereka sehingga kedua spesies itu sekarang
dapat hidup berdampingan.

Akan tetapi, peningkatan efisiensi makan disertai dengan peningkatan spesialisasi dan
hasilnya adalah hewan relung tiap spesies menjadi semakin sempit. Kumbang buah kapas dan
ngengat dengan belalai panjangnya 25 cm, masing-masing merupakan contoh dari
spesialisasi makan yang ekstrim. Relung mereka sempit, tetapi mereka dapat memanfaatkan
lebih efisien dari saingannya.

34
KESIMPULAN

1. Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka boleh jadi
keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali. Interaksi biasa terjadi
diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi
intraspesifik.

2.Tipe-tipe interaksi
1.NEUTRALISME
2. KOMPETISI TIPE INTERFERENSI LANGSUNG
3. KOMPETISI TIPE PEMANFAATAN SUMBERDAYA
4. AMENSALISME :
5. PARASITISME :
6. PEMANGSAAN/PEMANGSAAN :
7. KOMENSALISME :
8.PROTOKOPERASI :
9.MUTUALISME :

3.Fungsional pemangsa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu : pemangsa sejati,


“Grazers”, parasitoid, dan parasite.

4.. Simbiosis
a.simbiosis mutualisme
b.simbiosis parasitisme
c.simbiosis komensalisme

5. . INTERAKSI NEGATIF
Parasitisme adalah hubungan antara dua individu, yaitu antara parasit yang memperoleh
keuntungan dan hospes yang dirugikan.
INTERAKSI POSITIF
Komensalisme adalah satu tipe sederhana interaksi positif dan merupakan langkah pertama
yang menuju ke arah perkembangan hubungan yang menguntungkan yang paling umum.

35
DAFTAR PUSTAKA

https://aepmsnet.wordpress.com/kuliah-biologi/. Diakses pada tanggal 5 november 2016


https://www.Scribd.com/doc/17928273/MAKALAH-EKOLOGI-HEWAN/ Diakses pada
tanggal 5 November 2016
http://usmyatun.blogspot.co.id/2015/11/populasi-hewan-dan-interaksi hewan.html). Diakses
pada tanggal 5 November 2016
https://www.scribd.com/doc/179298273/MAKALAH-EKOLOGI-HEWAN.Diakses pada
tanggal 6 November 2016
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi_komunitas .Diakses pada tanggal 6 November 2016
http://www.ebiologi.com/2016/04/9-contoh-hewan-omnivora-gambar-dan.html.Diakses
pada tanggal 6 November 2016

https://salapan.com/contoh-perbedaan-hewan-karnivora-herbivora-dan-
omnivora.html.Diakses pada tanggal 6 November 2016

http://beritahewanunik.blogspot.co.id/2016/01/hewan-herbivora-berkaki-empat-ciri-
ciri.html.Diakses pada tanggal 6 November 2016
http://kom-ed.blogspot.co.id/Diakses pada tanggal 6 November 2016

https://www.google.com/search?q=gambar+cacing+pita/Diakses pada tanggal 6 November


2016
https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/13-contoh-simbiosis-mutualisme-
beserta.html.Diakses pada tanggal 7 November 2016
https://www.google.com/search?q=gambar+interaksi+interspesifik.Diakses pada tanggal 7
November 2016
https://koreshinfo.blogspot.co.id/2015/10/13-contoh-simbiosis-mutualisme-
beserta.html.Diakses pada tanggal 7 November 2016
Kumar.1996.Prinsip-prinsip Dasar Ekologi.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Naughton.1973.Ekologi Umum edisi Ke 2, Yogyakarta : UGM Press

Naughton.1998.Ekologi Umum Edisi Ke 3,Yogyakarta : UGM Press

Odum,E.P.1971.Dasar-dasar Ekologi,Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada

36

Anda mungkin juga menyukai