PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan
lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung
pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan
hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai
makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat
mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan
laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya,
apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu pula
berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan
munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang
mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang
semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekologi?
2. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lain?
3. Apa saja ruang lingkup ekologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ekologi
2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof lainnya,
merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi, meskipun tidak
menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari natural history
yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan obyektif mengenai
hubungan organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh
seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang
kepada pokok persoalannya walaupun etiket ekologi tidak digunakan. Misalnya: Anton van
Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga
mempelopori pengkajian rantai-rantai makanan dan pengaturan populasi, dua bidang penting
dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus
dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam mengadakan
dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
B. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani Oikos yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
logos yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang
mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan
manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa
berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan
apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok
organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-
organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi golongan-
golongan organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap
berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut
Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu
keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan,
biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat
yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana
fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah
tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga
menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan
kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972,
di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek
yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang
merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara
ilmu alam dan ilmu sosial.
C. Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu
semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup
dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan
penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah
kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh
dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang
ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap
spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki
daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem
ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas
ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-
sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut mempunyai tujuan dan merupakan
gabungan dari berbagai komponen yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling
ketergantungan serta membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.
Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang
dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran,
adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan
erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi, fisiologi,
genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan informasi
mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat diperlukan bagi seorang ahli
ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan.
D. Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup dan
prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya mendapatkan
penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan
lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu.
Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon terhadap lingkungan, pengkajian
itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis
pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang akan
melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-
lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan
yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
E. Ruang Lingkup Ekologi
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
1. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada
bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita bicara
populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama,yang satu
sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi
adalah sebagai berikut.
a. Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
2. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu
tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat menggunakan
komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita
dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau komunitas tanaman dan
sebagainya.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat
yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas
dapat berdasarkan :
a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti
hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat
tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai
pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah
tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis
besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit
atau di kolam.
b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di
padang rumput, di padang pasir, dll.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas
awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi
yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
b. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya
adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
a. Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan
selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu
populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang
erat. Interaksi antarorganismedapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya :antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,
rusa, dan burung hantu dengantikus.
3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme
hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan
benalu dengan pohon inang.
4) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam
bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan. Contohn yang grek dengan pohon yang ditumpanginya.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
b. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut. Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi
merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
c. Interaksi AntarKomunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer.
Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air
sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi
dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
d. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain
aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman
biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas
suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya
dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang
membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai
produsen, konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks
dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistemberdasarkan susunan dan fungsinya
tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :
1) Komponen autotrof
Autotrof berasaldari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti menyediakan
makan pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-
tumbuhan hijau.
2) Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata Heteros yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti
makanan).Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong
heterotrof adalahmanusia, hewan, jamur, dan mikroba.
3) Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
ataulingkungan tempat hidup.
4) Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
a. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1) Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma,
yaitu sebagaiberikut.
Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan
padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam
hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki
akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara
lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah
curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan
air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs)
dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikusdanular.
Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon
utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung
(kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan
tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain,
kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata
sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan
gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa,
beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsaluwak).
Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas
satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.
Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh
tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim
panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk danlalat hitam.
2) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air
tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa
alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar
sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya
ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme
dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
3) Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai
55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan
air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerahtermoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan
laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkankedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari
sampai bagiandasar dalamnya 300 meter.
Batialmerupakandaerah yang dalamnyaberkisarantara 200-2500 m.
Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ketengah,
laut dibedakan sebagai berikut.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m.
Hewannya misalnya ikan hiu.
Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang
hidup di daerah ini misalnya gurita.
Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan
tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian
ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen
di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum
air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam
yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
4) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup
di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.
4. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk hidup
dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi. Biosfer
meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke dan
termasuk bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah,
danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan factor abiotik lainnya.
Faktor abiotik utama :
a. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya
pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu
tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu di
bawah 0o C, dan protein pada sebagian besar organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di
atas 45o C. Selain itu jumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup
aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.
b. Air
Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting
bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat. Organisme
air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi organisme
tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak
sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya. Organisme di lingkungan darat mengahdapi
ancaman kekeringan yang hampir konstan dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk
mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi.
c. Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun hanya
tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara langsung.
Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organisme
fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang
menembus air yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di
bawahnya.
d. Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara meningkatkan
hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan
hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju
transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat mendasar
pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat pertumbuhan anggota
tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin, anggota tubuh pohon yang berada pada
arah yang berlawanan dengan arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang
menghasilkan suatu penampakan lambaian bendera.
e. Batudan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada ekosistem terrestrial
adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah yang akan membatasi
persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai, komposisi substrat
dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan
dan hewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona
pasang-surut dan dasar laut menentukan jenis organisme yang dapat
menempel atau meliang dalam habitat seperti itu.
f. Gangguan Periodik
Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung merapi
dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak, daerah akan
dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan tetapi struktur komunitas
akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti
letusan gunung berapi merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi
menurut dan ruang, sehingga organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk
menghadapinya. Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak
dapat diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak
tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini. Pada kenyataannya beberapa
komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara periodikuntuk mempertahankan hidupnya.
g. Iklim
Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme. 4
faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate) yaitu
kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim pada
persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah
hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng ditemukan
di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk membedakan
antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu hubungan sebab akibat.
F. Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang
kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan jalan-jalan
dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara,
perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat mempercepat proses perubahan
lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran
dalam kemajuan teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-
penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang
terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami
lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat
melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan
pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis
lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan,
penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-
buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu
timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-
prinsip ekologi.
Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang
lain. Yaitu:
1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
2. Semua proses pengubahan energy tidak cermat.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.
4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang penggunaan sumber
alam tersebut.
6. Keturunan (genotif) dengandaya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada generasi
berikutnya.
7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan kecepatan yang
ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas.
10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya dalam
suatu lingkungan tertentu.
13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam ekosistem
mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi.
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi itu
sebelumnya.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbalbalik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu pembagian
berdasarkan lapisanvertikal dan pembagian berdasarkan taksonomi
3. Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling
sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi
adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas,
dan ekosistem.
4. Ekologi masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya,
dan berdasarkan taksonomi.
5. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan
sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di
sekitarnya.
6. Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu dengan asas yang
lain.
7.
B. Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan
hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme lain
dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
DjamalIrwa, Zoeraini. 2003. Prinsip-
Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitasdan Lingkungan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
University.
Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan
id.wikipedia.org
id.scribd.com
http://achieve-ourdreams.blogspot.com/2012/06/makalah-ekologi.html
PENDAHULUAN
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan
berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri di
alam kehidupan ini, tetapi selalu terjadi saling ketergantungan di antara makhluk hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energy surya, mineral, serta flora fauna yang tumbuh di atas tanag maupun di dalam lautan,
dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut.
Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk menjalani hidup dan semua
kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk hidup bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan, minum, dan melakukan kegiatannya semuanya memerlukan
lingkungan.
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya,
agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan.
Sementara itu hewan peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Individu
populasi komunitas ekosistem biosfer
1. Individu
Individu adalah setiap anggota populasi. Dalam kehidupan sehari-hari, akan ditemukan berbagai mahluk
hidup. Terkadang juga akan sulit dalam untuk menentukan individu dalam kelompok organism, misalnya
memisahkan individu rumput dari lapangan rumput atau individu bamboo dari serumpun bamboo. Namun
harus diingat bahwa individu selalu bersifat tunggal.
Contoh : seorang manusia, seekor tikus, seekor harimau, seekor burung dan lain-lain.
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat. Yang dimaksud sejenis
yaitu mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisiologi dan dapat mengadakan perkawinan secara
alamiah menghasilkan keturunan.
Ekosistem adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem ditempati oleh banyak
jenis makhluk hidup yang disebut komponen biotik, contohnya yaitu manusia, hewan, dan
tumbuhan. Ekosistem juga ditempati oleh benda mati yang disebut komponen abiotik, contohnya yaitu
suhu, kelembaban, sinar matahari, dan mineral.
Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat. Contoh : sawah, ladang, kolam, dan akuarium.
5. Biosfer
Kesatuan berbagai ekosistem, yang meliputi semua organism dan lingkungan yang berinteraksi untuk
berlangsungnya kehidupan disebut biosfer. Dapat disimpulkan biosfer adalah permukaan bumi dimana
semua mahluk hidup dapat melangsungkan semua kehidupannya.
Hubungan khusus antar makhluk disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
1. Simbiosis Mutualisme
Bila dua spesie mahluk hidup, hidup bersama maing-masing mendapat keuntungan dan kedua polpulasi
dapat berkembang dengan baik tetapi jika keduanya terpisahkan masing-masing tidak dapat
menjalankan hidup dengan baik. Dalam mutualisme hubungan tersebut mutlak diperlukan bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup kedua populasi.
Contoh :
1.
Simbiosis antara kerbau dengan burung jalak. Burung jalak memperoleh makanan berupa serangga-
serangga kecil yang menempel pada tubuh kerbau, sedangkan kerbau diuntungkan dengan hilangnya
serangga-serangga kecil yang mengganggu tubuhnya.
2. Simbiosis antara lebah dengan bunga. Lebah mengambil nektar dari bunga sebagai makanan, sedangkan
bunga diuntungkan karena lebah membantu terjadinya penyerbukan.
2. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang hanya menguntungkan salah satu
pihak dan merugikan pihak lain.
Contoh :
1.
Tanaman benalu yang menempel pada pohon lain. Benalu yang menempel pada tanaman inang akan
menyerap makanan yang dihasilkan tanaman inang, akibatnya tanaman inang akan mati karena
makanannya diserap oleh benalu.
2. Kutu yang hidup pada tubuh hewan. Kutu yang hidup di tubuh hewan mendapatkan makanan dengan
menyedot darah hewan, akibatnya hewn akan kehilangan darah dan merasa gatal karena ada kutu di
tubuhnya.
3. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak
sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contoh :
1.
Simbiosis antara tanaman anggrek dengan pohon inangnya. Anggrek membutuhkan pohon yang tinggi
sebagai tempat menempel agar memperoleh sinar matahari, sedangkan pohon tidak diuntungkan dan tidak
dirugikan karena anggrek hanya menempel dan dapat membuat makanannya sendiri.
2. Simbiosis antara ikan remora dengan ikan paus. Ikan remora berada dekat tubuh ikan paus agar
memperoleh makanan yang berupa ikan-ikan kecil, sedangkan ikan paus tidak merasa dirugikan karena
ikan remora yang ukuran tubuhnya kecil tidak mengambil semua makanannya.
4. Simbiosis Netralisme
Bila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak terjadi saling
merugikan atau saling menguntungkan.
Interaksi dari dua individu dalam populasi berbeda spesies berupa makan dan dimakan atau satu spesies
memakan spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator dan yang dimakan disebut mangsa.
Perbedaan simbiosis predasi dengan simbiosis parasitisme yaitu pada simbiosis parasitisme, parasit
biasanya tidak membunuh induk iangnya karena jika induk inang mati, maka parasit juga akan ikut mati.
Contoh : harimau memakan kelinci. Harimau sebagai predator dan kelinci sebagai mangsa
6. Kompetisi
Hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling mempengaruhi, akibat adanya kebutuhan-
kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan tersebut terbatas.
Contoh : beberapa ekor kambing dan sapi yang bersama-sama makan rumput di padang rumput.
7. Antagonisme
Hubungan antara dua populasi yang bermusuhan. Kedua populasi bias hidup sendiri-sendiri tetapi jika
hidup bersama maka salah satu akan mati.
Contoh : hubungan anjing dengan kucing, jamur penghasil antibiotic dengan bakteri.
C. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah hubungan yang menggambarkan peristiwa makan memakan antara makhluk
hidup.
Produsen adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan tumbuhan atau herbivora.Produsen
Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati menjadi
unsur-unsur pembentuknya.
Contoh : bakteri dan jamur
Contoh Rantai Makanan :
Pada gambar di atas Padi dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh ular, dan ular dimakan oleh burung
elang.
Padi sebagai Produsen, Tikus sebagai Konsumen I, Ular sebagai Konsumen II, dan burung elang
sebagai konsumen III.
Ruang lingkup ekologi meliputi beberapa unit dalam spektrum biologi. Unit-unit
lingkup ekologi tersebut berturut-turut dari kecil ke besar adalah individu, populasi,
komunitas, ekosistem dan biosfer.
Individu
Individu adalah satuan makhluk hidup dari satu jenis (spesies) tertentu. Misalnya satu
tumbuhan rumput, seekor belalang, seekor burung puyuh, atau seekor ular.
Populasi
Populasi adalah sekelompok individu sejenis pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Misalnya populasi rumput, populasi belalang, populasi puyuh atau populasi ular.
Komunitas
Komunitas adalah sekelompok makhluk hidup yang terdiri atas berbagai populasi yang
saling berinteraksi sesamanya pada suatu tempat dan waktu tertentu. Misalnya:
Ekosistem adalah suatu kondisi hubungan interaksi (timbal balik) atau interdepensi
(saling ketergantungan) baik di dalam lingkungan biotik (komunitas) maupun antara
komunitas dan lingkungan abiotiknya (fisik dan kimiawi) pada suatu tempat dan waktu
tertentu. Misalnya ekosistem kolam, ekosistem pantai, ekosistem hutan rawa gambut.
Posisi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang
merupakan akibat adaptasi morfologi, fisiologi serta perilaku spesifik dari organisme itu
disebut relung (niche). Secara biologis dapat dikatakan bahwa relung adalah profesi
organisme dalam lingkungan hidupnya.
ata populasi berasal dan bahasa Latin, yaitu populus yang berarti rakyat atau
penduduk (Irwan, 1992). Dalam ilmu ekologi, yang dimaksud dengan
populasi adalah sekelompok individu yang sejenis atau sama spesiesnya
(Irwan, 1992; Heddy, Soemitro, dan Soekartomo, 1986; Odum, 1993).
A. Ciri Populasi
Pada setiap populasi memilik ciri khas yang berbeda-beda. Menurut Gopal
dan Bhardwaj (1979), karakteristik yang dimiliki populasi antara lain
densitas (kepadatan atau kerapatan), natalitas (angka kelahiran), mortalitas
(angka kematian), laju kenaikan populasi, umur dan sex ratio, serta agregasi.
Odum (1993) dan Irwan (1992) menyebutkan tentang karakteristik yang
dimiliki suatu populasi mencakup kepadatan, natalitas, mortalitas,
penyebaran umur, potensi biotik, dispersi (penyebaran), dan bentuk
pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga mempunyai karakteristik
genetik yang secara langsung berhubungan dengan ekologinya, misalnya
sifat adaptif, keserasian reproduktif, dan ketahanan. Selain karakteristik
populasi seperti yang telah dikemukakan tersebut, masih ada karakteristik
yang sangat penting untuk menyatakan kondisi suatu populasi, yaitu
distribusi atau penyebaran intern (Heddy dkk., 1986). Masing-masing
karakteristik populasi tersebut diuraikan sebagai berikut.
C. Densitas Populasi
Densitas populasi adalah besarnya populasi dalam suatu unit ruang, yang
pada umumnya dinyatakan sebagai jumlah individui-individu dalam setiap
unit luas atau volume (Gopal dan Bhardwaj, 1979). Densitas populasi itu
disebut juga kerapatan atau kepadatan populasi (Irwan, 1992). Istilah
kerapatan lazim digunakan untuk densitas tumbuhan dan binatang,
sedangkan istilah kepadatan lazim digunakan untuk densitas manusia.
Perubahan yang dimaksud adalah berkurang atau bertambahnya jumlah
individu dalam setiap unit luas atau volume.
Densitas populasi dapat dibedakan atas densitas kasar dan densitas spesifik
(Gopal dan Bhardwaj, 1979).
1. Densitas kasar diukur pada suatu tempat dan waktu tertentu sehingga
dinyatakan sebagai jumlah individu organisme per seluruh luas daerah yang
dikaji.
2. Densitas spesifik, yaitu jumlah individu organisme per luas habitat atau
jumlah individu organisme per satuan ruang atau tempat yang tersedia dan
benar-benar diduduki oleh individu-individu anggota populasi tersebut. Jadi,
individu-individu organisme anggota populasi bisa saja menempati hanya
pada bagian tertentu yang baik dan total daerah. Densitas spesifik juga
disebut densitas ekologi.
D. Natalitas Populasi
Natalitas, yaitu reproduksi individu baru dan suatu populasi (Gopal dan
Bhardwaj, 1979). Menurut Odum (1993), natalitas atau angka kelahiran,
yaitu kemampuan populasi untuk bertambah. Natalitas ekuivalen dengan
angka kelahiran dalam terminologi (peristilahan) pengkajian populasi
manusia (demografi). Pada kenyataannya, istilah natalitas memiliki arti yang
luas meliputi produksi individu-individu baru organisme yang terjadi baik
karena dilahirkan, ditetaskan, ditumbuhkan, ataupun karena pembelahan
sel.
Pengertian Komunitas Menurut Biologi Dalam suatu tatanan hidup, diseluruh alam semesta akan
tersusun dari individu yang membentuk populasi, populasi yang membentuk komunitas dan komunitas
yang membentuk ekosistem. Seperti yang kita ketahui, individu adalah makhluk satuan misalnya
sebatang pohon kelapa, seekor kucing, seekor tikus, dan sebagainya. Sedangkan populasi adalah
sekumpula dari individu yang smaa seperti populsi kucing, populasi ular dan populasi pohon rambutan.
Dari berbagai populasi tersebut kemudian muncullah komunitas. Apa itu komunitas? Pengertian
komunitas menurut biologi yakni komunitas adalah system yang terbentuk dari sekumpulan populasi
yang ada dis ebuah ekosistem pada suatu tempat. Komunitas dalam isinya tentu lebih beragam dari pada
populasi yang mana populasi hanya diisi oleh makhluk hidup dengan spesies yang sama. Komunitas
spenuhnya berisi komponen biotik. Berbeda dengan ekosistem yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotic.
Sebuah komunitas sendiri dapat terbentuk secara alami dan tidak alami. Hal ini bergantung pada alami
atau tidaknya ekosistem yang ada. Misalnya, jika kita ingin melihat ebuah komunitas yang alami, kita
dapat melihat komunitas yang ada pada hutan hujan tropis. Komunitas yang terbentuk disana adalah
komunitas alami. Untuk itu, komunitas di hutan hujan tropis lebih beragam dan beraneka macam.
Sedangkan, ada pula komunitas buatan yang terbentuk dalam ekosistem buatan. Misalnya, pada senuah
akuarium, di masukkan beberapa populasi ikan a dan ikan b, ditambahkan tanaman air a dan b da nada
juga beberapa hewan air lain yang sengaja ditambahkan. Hal ini tentu menciptakan komunitas yang
dibuat dan tidak muncul sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang
lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
B. Nama Komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara
yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan
bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang
jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat
berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan
pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan
dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai
pasir, komunitas lautan,dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan
yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
C. Macam-macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian
yaitu:
1. Komunitas akuatik
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam
2. Komunitas terestrial
Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
D. Struktur Komunitas
Karakter kominitas
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu
habitat.
Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan
luas/volume, atau persatuan penangkapan
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang
berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai
akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir
dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah
mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh
jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal
(yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal
dan akhirnya terjadilah habitat baru.
Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya adalah
pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami
gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.
E. Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan
interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara
capung dan sapi.
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab
tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi
mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup
pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan
inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon
inang.
Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya
tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah
alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi.
Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-
macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan,
ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari
kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran
energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme
dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di
dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya.
Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila
keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan isi makalah di atas, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Cara penamaan suatu komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas
tersebut seperti bentuk atau struktur utama (jenis yang didominan), berdasarkan habitat fisik dari
komunitas, atau pun berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsionalnya.
Macam-macam dari komunitas yaitu komunitas akuantik dan komunitas terestrial.
Yang menyusun dari suatu komunitas yaitu karakter komunitas seperti kualitatif, kuantitatif, dan
sintesis,
Dan interaksi pada ekosistem dibagi menjadi empet, yaitu interaksi antar organisme, interaksi antar
populasi, interaksi antar komunitas, dan interaksi antar komponen biotik dengan abiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan, Djamal Zoeraini, 2003, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekologi Komunitas dan
Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi
http://rantanie.blogspot.com/2009/04/ekologi-hubungan-dengan-ilmu-lain.html
POSTING KOMENTAR
PENGIKUT
ARSIP BLOG
2009 (16)
o Juli (1)
o Juni (13)
KEHIDUPAN SEL
o Mei (2)
MENGENAI SAYA
a. Lingkungan Biotik
b. Lingkungan Abiotik
1). Produser
2). Konsumer
3). Dekomposer
4). Detrivor
Ekosistem air dapat berupa ekosistem air tawar atau laut. Ekosistem
air tawar antara lain sungai, kolam, danau, rawa air tawar, dan rawa
gambut. Eksosisetm laut antara lain hutan bakau, rawa payau, estuari,
pantai, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkan dan laut dalam.
Ekosistem darat dalam skala yang luas memiliki tipe struktur vegetasi
(tumbuhan) dominan disebut bioma. Vegetasi suatu jenis bioma
memiliki penampakanyang saman dimanapun bioma tersebut
ditemukan.
B. RANTAI MAKANAN
Jaring-jaring Makanan
a. Aliran Energi
b. Piramida Energi
C. DAUR BIOGEOKIMIA
Daur biogeokimia adalah daur unsur atau zat misalnya
karbondioksida, oksigen, air, nitrogen, fosfor dan mineral yang lain.
Jika daur biogeokimia itu terhenti, ekosistem akan mengalami
kerusakan. Proses makan-dimakan di dalam ekosistem menimbulkan
perputaran unsur yang dikenal sebagai daur unsur. Karena daur itu
berjalan melalui tubuh makhluk hidup, tanah dan persenyawaan kimia,
maka disebut sebagai daur biogeokimia. Unsur-unsur yang
mengalami daur biogeokimia itu misalnya oksigen, karbon, nitrogen,
fosfor, kalium dan unsur lainnya.
a. Daur Air
c. Daur Nitrogen
d. Daur Fosfor
Fosfor terdapat dialam dalam bentuk ion fosfat (PO34-). Ion fosfat
terdapat dalam bebatuan. Tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut
dalam air tanah. Herbifora mendapat fosfat dari tumbuhan yang
dimakannya dan karnifora mendapat fosfat dari herbifora yang
dimakannya. Bakteri dan jamur menguraikan bahan organik ditanah
lalu melepas fosfat yang kemudian diambil oleh tumbuhan.
e. Daur Sulfur
D. SUKSESI
a. Suksesi Primer
b. Suksesi Sekunder
B. EKOLOGI
Banyak cara pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari makhluk hidup. Salah satu
cara pendekatan dalam mempelajari makhluk hidup adalah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya,
baik biotik maupun abiotik. Ernest Haeckel (1834 1914) adalah orang yang pertama kali
mengemukakan definisi ekologi tersebut. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi
organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip prinsip
yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan metode
pendekatan secara menyeluruh pada komponen komponen yang berkaitan dalam suatu sistem.
Maka ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan
maupun hewan. Dalam ekologi, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai
konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi
tingkatan tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan
biosfer. Tingkatan tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling
berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Secara
lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut. Perhatikan Gambar
Tingkatan organisasi makhluk hidup
1. Individu
Untuk lebih jelasnya, marilah kita bahas individu dalam keseharian. Anda tentu pernah melihat
seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian atau sebatang pohon rambutan
tumbuh di pekarangan. Apa yang Anda lihat tersebut adalah satu makhluk hidup. Satu makhluk
hidup yang Anda lihat itudisebut individu. Jadi Anda menyebut Anda sendiri sebagai individu,
demikian juga tiap sebatang pohon pisang dalam rumpunnya. Tentu Anda dapat mengamati
dengan jelas setiap jenis individu, Anda dapat menghitung banyaknya individu dalam
kelompoknya. Kita kadang kadang agak sukar untuk menentukan individu dari satu kelompok
organisme. Misalnya memisahkan individu rumput pada lapangan rumput, individu binatang
pada binatang karang, begitu pula dengan memisahkan sebatang pohon kunyit dari rumpunnya.
Pernahkah Anda menanam ubi kayu dengan steknya? Potongan ubi kayu itu akan tumbuh
menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk burung betina dapat menetas dan
menghasilkan individu burung. Oleh sebab itu berprinsip bahwa individu selalu bersifat tunggal.
Ada bermacam macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh
adaptasi morfologi, antara sebagai berikut.
b) Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan
Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini
mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk
celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan
bergetah yang dapat dijulurkan keluar mulut untuk menangkap serangga.
c) Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
d) Daun
Tumbuhan insektivor (tumbuhan pemakan serangga). Misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan
serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivor, serangga tersebut
akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e) Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di
dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a) Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang
dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b) Kantong tinta
Cumi cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi
cumi dan gurita.
b) Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai
tujuh tahun berkumpul di teluk di sepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke
sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur telur ikan
betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara
tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke
laut.
2. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi.
Misalnya populasi yang ada di sawah antara lain sekelompok tanaman padi, sekelompok
belalang, sekelompok, siput, sekelompok semanggi, sekelempok tikus. Contoh lain yang dapat
kita sebut misalnya populasi yang ada di kolam seperti kumpulan ikan mas, ikan lele, ikan
mujaer, belut, cacing, ganggang hijau, teratai dan sebagainya. Coba Anda cari contoh lain
tentang populasi. Populasi berhubungan dengan individu, waktu dan tempat. Suatu populasi
dapat bertambah karena terjadinya kelahiran (natalitas) atau adanya pendatang masuk (imigrasi)
dan dapat berkurang karena terjadinya kematian (mortalitas) atau adanya perpindahan keluar
(emigrasi). Penurunan jumlah populasi akan terjadi secara mencolok bila terjadi gangguan yang
drastis terhadap lingkungannya, seperti karena wabah hama dan penyakit atau bencana alam.
Dengan adanya yang lahir, datang meninggal, atau pergi maka populasi itu sifatnya dinamis.
Seperti telah dijelaskan di depan populasi mengalami pertambahan, karena kelahiran atau adanya
pendatang yang menetap serta pengurangan karena kematian dan migrasi atau perpindahan
keluar. Populasi juga memiliki sifat penyebaran umur, sifat adaptasi, sifat ketahanan yaitu
peluang meninggalkan keturunannya dalam waktu yang panjang dan sifat kepadatan. Tahukah
Anda apakah yang dimaksud dengan kepadatan populasi? Kepadatan populasi adalah besarnya
populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Umumnya dinyatakan dalam jumlah
individu, atau biomassa perencanaan satuan luas atau volume.
Agar bagi Anda lebih jelas, maka akan diberikan beberapa contoh tentang konsep kepadatan
populasi, misalnya 40 siswa SMP per kelas yang luasnya 56 meter persegi, 100 pohon mangga
per hektar, 50 ekor ikan mas per meter persegi kolam, dan atau 200 kambing per hektar. Kadang
kadang bagi kita lebih penting untuk mengetahui apakah suatu populasi sedang berkurang atau
bertambah (sedang mengalami perubahan atau tidak), misalnya jumlah ayam yang ada di
pekarangan per jam. Kepadatan populasi juga mempengaruhi komunitas atau ekosistem, di
samping jenis organismenya.
3. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berada di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya sawah disusun oleh bermacam macam organisme,
misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi
dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari
kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya
melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita
amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya
laut dan darat.
4. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan
ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan
hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau pengurai
(mikroorganisme). Coba carilah oleh Anda, contoh contoh ekosistem yang terdapat di alam ini.
Konsep mengenai ekosistem akan dibahas secara khusus dibagian ekosistem.
5. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati
lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk
kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk
makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, dengan istilah substrat. Dua spesies makhluk
hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia
adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam niche (nisia) nya organisme
tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat
berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat gambaran antara habitat dan niche (nisia)
sebagai berikut : Tiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang tertentu, dengan
keadaan keadaan tertentu. Misalnya kecebong, hidup di air yang tergenang, tidak terlalu keruh
dan terdapat tumbuh tumbuhan air. Sehingga kalau kita ingin mencari kecebong kita harus
mencarinya pada tempat seperti itu. Tempat hidup dengan keadaan keadaan tertentu itulah
yang disebut habitat. Kalau boleh kita katakan habitat adalah alamat dari suatu makhluk
hidup. Sedangkan niche pengertiannya lebih luas lagi, selain habitatnya menyangkut juga hal
tingkah lakunya, kebiasaan makannya dan menduduki tingkat trofik yang mana dalam
ekosistemnya. Jadi niche dari kecobong adalah : air yang agak jernih, tergenang, dengan
tumbuhan air, dapat berenang, meskipun lebih senang tinggal di dasar genangan atau menempel
pada benda benda seperti batu atau yang lainnya, dan menempati tingkatan trofik sebagai
konsumen primer. Kalau boleh kita katakan niche adalah status fungsionil atau jabatan dari suatu
makhluk hidup dalam ekosistem. Dalam suatu ekosistem biasanya tiap jenis makhluk hidup
mempunyai niche tersendiri. Dua jenis makhluk hidup mungkin mempunyai habitat yang sama,
tapi niche yang berbeda. Misalnya siput air dan kecebong menempati habitat yang sama, ialah
genangan air jernih dengan tumbuhan air. Sedangkan nichenya berbeda sebab meskipun dua
duanya sebagai konsumen primer, tetapi siput tidak berenang.
Bila dalam suatu ekosistem terdapat dua jenis makhluk hidup yang menempati niche yang sama,
akan terjadilah persaingan persaingan yang hebat, biasanya salah satu jenis akan kalah. Yang
kalah akan hilang dari ekosistem. Jadi secara umum dapat dikatakan dua spesies tidak mungkin
menempati niche yang sama dalam waktu yang lama dalam suatu ekosistem.
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama
yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin dan
garis lintang. Faktor faktor fisik tersebut akan dibahas lebih rinci pada bagian ekosistem.
Siklus Energi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara komponen
ekosistem. Siklus energi ini diawali dari energi matahari yang ditangkap oleh produsen,
kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua komponen ekosistem yang. hal
ini karena menurut hukum termodinamika bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak dapat
dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan bentuk energi inn dikenal dengan istilah transformasi
energi.
Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut.
Dengan proses fotosintesis energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah
menjadi energi kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
Proses aliran energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh
herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh herbivora.
Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari herbivora masuk ke tubuh
karnivora.
Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling
terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme
yang memperoleh energi makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama
dimasukkan ke dalam aras trofik yang sama. Makin tinggi aras trofiknya, makin tinggi pula
efisiensi ekologinya.
Siklus Materi
Pada siklus ini lebih ditekankan pada perputaran materi yang terjadi diantara komponen
ekosistem. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur
unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup.
Materi itu antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur
Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian yang mengalami
pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau
pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau
mengalami pertukaran. siklus materi dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter.
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe gas. Bagian cadangannya terdapat di
dalam atmosfer. sedangkan siklus fosfor merupakan contoh siklus materi tipe sedimenter. Bagian
cadangan siklus fosfor terdapat di dalam tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut, sehingga
siklus ini mudah terganggu.
Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat organisme-organisme yang mempunyai
peranan penting untuk berlangsungnya siklus tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen
bebas. Pengetahuan mengenai peranan organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan
manusia, misalnya dalam bidang pertanian.
Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling terkait atau mempengaruhi. Hal ini
dapat dilihat misalnya pada siklus belerang. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus
materi. Sebagai contohnya adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat
meningkatkan kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida nitrogen di udara
C. EKOSISTEM
Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk hidup dengan
lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem itulah makhluk makhluk
hidup saling berinteraksi baik di antara makhluk makhluk hidup itu satu sama lain maupun
dengan lingkungannya. Pengaruh lingkungan terhadap makhluk makhluk yang hidup di sana
disebut sebagai aksi, sebaliknya makhluk makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap
pengaruh tadi. Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai
koakasi. Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium yang
baik dan sebagainya. Dalam mempelajari ekosistem ini kita harus melihatnya sebagai suatu
kesatuan, suatu sistem yang meliputi faktor faktor lingkungan dan makhluk makhluk yang
hidup di dalamnya. Jadi suatu ekosistem secara fungsionil mempunyai dua komponen. Yang
pertama adalah komponen abiotik, yaitu bagian bagian yang tak hidup. Yang kedua adalah
komponen biotik yaitu seluruh makhluk makhluk hidup yang hidup di sana.
1. Komponen abiotik
Komponen abiotik yang umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk
makhluk hidup di antaranya :
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme
untuk hidup. Ada jenis jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar
matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi
hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain. Misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah
dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur unsur penting
bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian
yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang
secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada
organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2. Komponen biotik
Menurut fungsinya maka komponen biotik yang merupakan semua makhluk hidup yang terdapat
dalam suatu ekosistem dapat dibedakan dalam tiga kelompok utama :
Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan
makanan dari zat zat anorganik. Umumnya merupakan makhluk makhluk hidup yang dapat
melakukan proses fotosintesa. Termasuk kelompok ini terutama tumbuh tumbuhan yang
mempunyai hijau daun.
Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat zat
organik atau makanan yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam organik atau makanan
yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam kelompok ini yaitu hewan hewan dan manusia.
Pengurai, adalah makhluk makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa sisa
makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat zat organik yang terdapat
dalam sisa sisa atau makhluk makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat
zat anorganik. Dengan demikian zat zat anorganik ini dapat dipergunakan kembali oleh
produsen untuk membentuk zat zat organik atau makanan. Termasuk kelompok berarti
kelompok pengurai ini misalnya kebanyakan bakteri dan jamur jamur.
1. Klasifikasi hewan menurut jenis makanannya
Dilihat dari jenis makanannya hewan dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan :
1. Hewan herbivora, adalah hewan pemakan tumbuhan. Contohnya : kambing, kelinci, sapi dan
sebagainya.
2. Hewan predator, adalah hewan pemakan hewan lain. Hewan predator terbagi atas:
3. Karnivor yaitu binatang buas pemakan hewan berdaging. Contohnya : harimau, singa dan
sebagainya.
4. Insectivor yaitu binatang pemakan serangga. Contohnya : cecak, katak dan sebagainya.
5. Hewan omnivor adalah binatang pemakan segala (tumbuhan dan daging). Contohnya ayam,
tikus dan sebagainya.
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu. Pada
peristiwa tersebut terjadi perpindahan energi dari produsen ke konsumen, dan selanjutnya ke
pengurai. Konsumen tingkat pertama juga disebut konsumen primer, dan konsumen tingkat
ketiga disebut konsumen tersier. Tingkatan-tingkatan ini disebut trofik. Konsumen puncak
merupakan konsume terakhir dan bila mati akan diuraikan oleh dekomposer. Contoh rantai
makanan adalah sebagai berikut: marilah kita menuju ke dalam ekosistem sawah. Di sawah
terdapat tanaman padi, tanaman padi dimakan oleh belalang, belalang dimakan oleh katak, katak
dimakan ular, setelah ular mati, bangkainya akan dimakan dan diuraikan oleh dekomposer,
dekomposer akan menyuburkan tanah dan memberikan makanan bagi tumbuhtumbuhan. Begitu
seterusnya hingga siklus berulang kembali.
1. Jaring-jaring makanan
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan saja, dan juga dapat
dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu terjadi beberapa rantai makanan yang
saling berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini disebut dengan
jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan adalah sebagai berikut: Pada gilirannya,
herbivora akan menyediakan makanan untuk karnivora. Belalang tadi dapat dimakan oleh katak.
Proses pemindahan energi dari makhluk ke makhluk dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh
ular, yang pada gilirannya ular dimakan oleh burung elang. Proses makan dan dimakan pada
serangkaian organisme disebut sebagai disebut Rantai Makanan,atau food chains. Semua
rantai makanan berasal dari organisme autotrofik. Lihat bagan di bawah ini. Organisme yang
langsung memakan tumbuhan disebut herbivor (konsumen primer), yang memakan herbivor
disebut karnivor (konsumen sekunder), dan yang memakan konsumen sekunder disebut
konsumen tersier. Setiap tingkatan organisme dalam satu rantai makanan disebut tingkatan
tropik. Dalam ekosistem rantai makanan-rantai makanan itu saling bertalian. Kebanyakan sejenis
hewan memakan yang beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan
makanan berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring-jaring
makanan ( food web), dengan kata lain Proses rantai makanan yang saling menjalin dan
kompleks tersebut dinamakan jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan yang terjadi dalam
suatu ekosistem
KETERANGAN :
1. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan
disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2. Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan}
memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi
untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3. Ular sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus
merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4. Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh
elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5. Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan sebagai
dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
tumbuh dan berkembang.
latihan soal dapat diakses di https://www.proprofs.com/quiz-
school/story.php?title=mte0nta1mwj8jj&id=1144785&ew=430<div style=font-size:10px; font-
family:Arial, Helvetica, sans-serif; text-align:center;><a href=https://www.proprofs.com/quiz-
school/story.php?title=mte0nta1mwj8jj’ target=_blank title=ProProfs Quiz- quiz
1>ProProfs Quiz- quiz 1</a> <a href=https://www.proprofs.com/quiz-school/online-test-
maker/’ title=Create online test target=_blank rel=nofollow>Create online
test</a></div> target=_blank>sini
1. Komensalisme : Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang keduanya tidak
diuntungkan juga tidak dirugikan. Contohnya anggrek menepel pada tanaman lain
2. Mutualisme : Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Contohnya kerbau dan jalak
3. Parasitisme: Hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang satu diuntungkan dan
yang lain dirugikan. Contohnya benalu yang menempel pada tanaman lain