Ekologi mulai berkembang pesat sekitar tahun 1900 dan berkembang terus
dengan cepat sampai saat ini, apalagi disaat dunia sangat peka dengan masalah
lingkungan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasar dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Pada awalnya, ekologi dibedakan dengan jelas ke dalam
ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Namun dengan adanya faham komunitas biotik
yang dikemukakan oleh F.E Clements dan V.E.Shelford, faham rantai makanan dan
siklus materi oleh Raymond Lindeman dan G.E. Hutchinson serta pengkajian sistem
danau secara keseluruhan oleh E.A. Birge dan Chauncy Juday, maka semua konsep
tersebut telah meletakkan dasar-dasar teori untuk perkembangan ekologi secara
umum.
Saat ini tampaknya semua orang wajib mengetahui ekologi, sehingga ilmu ini
menjadi bintang diantara cabang ilmu, dimana selama ini hanya menjadi penunjang.
Prinsip- prinsip dalam ekologi dapat menerangkan dan memberikan pemahaman
dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak. Timbulnya gerakan
kesadaran lingkungan terutama pada tahun 1968 dan 1970, semua orang ikut
memikirkan masalah polusi, pelestarian alam, kependudukan dan konsumsi pangan
dan energi. Peningkatan perhatian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan
hidup memberi pengaruh yang kuat terhadap perkembangan ekologi dan ilmu
pengetahuan.
Ilmu lingkungan, sebagaimana umumnya ilmu pengetahuan yang lahir dari pemikiran para
ilmuwan, pemerhati masalah lingkungan berlangsung sesuai dengan dinamikanya ilmu
pengetahuan. Sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan berupa karya akademik
(tertulis, terucapkan maupun tertayangkan) sebagai hasil studi/penelitian mendalam.
Ilmu lingkungan terkait erat dengan pengelolaan sumberdaya termasuk materi,
manusia dan kompetensinya akan teknologi, seni dan budaya. Karena itu penelitian ilmu
lingkungan mencakup metodologi baik kuantitatif maupun kualitatif. Metodologi kuantitatif
berlandaskan pemikiran positivisme, terhadap fakta kehidupan dengan realitas objektif,
disamping asumsi teoritik lainnya. Sedangkan metodologi kualitatif berdasarkan paradigma
fenomenologi dengan objektivitas situasi atau keadaan tertentu yang dialami dalam kehifupan.
Karena itu penelitian ilmu lingkungan menggunakan kedua metodologi baik kuantitatif maupun
kualitatif secara berimbang. Pada umumnya kesimpulan penelitiannya lebih diarahkan pada
perumusan kualitatif yang operasional atas dasar perumusan kuantitatif (Moleong 2004).
Ilmu lingkungan mengajarkan pada manusia sebagai pengelola lingkungan hidup dengan
sebaik dan searif mungkin agar mendasarkannya pada berbagai ciri pokok ilmu lingkungan
yang perlu mendasari penelitian guna mengungkapkan penelusuran yang linear (garis
lurus) dari masalah yang dihadapi sampai kebijakan yang perlu dirumuskan dan dipatuhi
Masalah lingkungan harus dirumuskan secara jelas apa yang
dipersoalkan (what), mengapa sesuatu yang dipersoalkan terjadi
(why) dan bagaimana mengatasinya (how).
Dalam mengatasi suatu masalah lingkungan perlu dicermati sebab takibatnya,
sehingga pengelolaan lingkungan perlu didasarkan dengan tindakan preventif
sebelum menggapai tindakan represif atau kuratif, walaupun kegagalan tindakan
preventif akhirnya memerlukan tindakan kuratif. Makna hidup adalah kesehatan,
jadi mengupayakan kesehatan adalah tindakan preventif, kalau terpaksa tidak sehat
perlu diatasi secara represif atau kuratif (pengobatan)
Pengelolaan lingkungan ditujukan kepada prilaku dan pembuatan yang ramah
lingkungan dalam semua sektor tindakan; jadi istilah lingkungan tidak boleh
diobral sehingga maknanya menjadi kabur atau bahkan hilang artinya. Teknologi
harus ramah lingkungan jadi tidak perlu ada teknologi lingkungan atau teknik
lingkunga, karena teknologi atau teknik itu sudah harus ramah lingkungan, jadi
tidak ada teknologi tidak lingkungan. Demikian pula dengan kesehatan lingkungan,
cukup kesehtan saja tanpa tambahan lingkungan. Perilaku ekonomi itu juga ramah
lingkungan, artinya hemat sumberdaya (tenaga, pikiran, materi dan waktu dengan
makna atau hasil kegitan yang optimal) jadi sebenarnya tidak perlu menggunakan
istilah ekonomi lingkungan karena ekonomi sendiri sudah harus ramah lingkungan.
Ekonomi juga berarti hemat harus menyimpan atau menabung dan berbagi adil bagi
siapapun yang juga memerlukannya.
Lingkungan di mana manusia melangsungkan kehidupan itu sudah diciptakan
sangat baik, indah dan bermakna, jadi yang perlu diatur adalah paham, sikap dan
perilaku hidup kita sesuai dengan Amanat Tuhan yang menciptakan semuanya di
Alam Semesta ini.
Akhirnya dipertegas ketegaran dalam menggunakan istilah lingkungan hidup dan ilmu
lingkungan agar dijaga untuk tidak rancu dengan pengertian tentang ekologi atau ekologi
manusia agar pengertian masing-masing tidak menjadi kabur karena
oversold(Soerianegara 1979)
A. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lain
Lansekap merupakan wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka
bumi dengan segala kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada
didalamnya, baik bersifat alami, non alami atau kedua-duanya yang
merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta makhluk-
makhluk lainnya, sejauh mata memandang, sejauh segenap indera kita dapat
menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat membayangkannya.
Gambar 3.2. Lansekap Kota Jakarta, 2008
2. Arsitektur Lansekap
Hasil yang diperoleh dapat berupa suatu rancangan tata guna tanah
dan kebijakan yang menyangkut distribusi jenis-jenis pengembangan tata
guna tanah, jaringan jalan raya, lokasi dari proyek industri, perlindungan air,
perlindungan tanah dan nilai-nilai kenikmatan, serta pemakaian daerah luar
kota untuk rekreasi. Ruang cakup studinya biasanya bertepatan dengan
daerah fisiografik alami seperti daerah aliran sungai besar atau satuan logis
unit tanah dan lain sebagainya. Jika ditelaah ruang lingkup pemikiran dan
tanggung jawab aktivitas arsitektur lansekap luas sekali, dari taman-taman
kecil apakah dipekarangan, halaman kantor, halaman sekolah, halaman
pabrik atau halaman bangunan lainnya, taman- taman lingkungan, taman-
taman kota, pedesaan, regional sampai ke pegunungan. Begitu luas
cakupannya yang meliputi antara lain:
Dari ruang lingkup dan pemikiran serta tanggung jawab aktivitas arsitektur lansekap
terlihat bahwa selamanya tidak akan dapat lepas dari ekologi. Seorang ahli arsitektur
lansekap tidak hanya sekedar pengisian ruang terbuka akan tetapi berkaitan erat dengan
keselarasan, keseimbangan dan keserasian ekosistem, oleh karena itu harus mempunyai
dasar ekologi yang kuat. Kemampuan yang perlu dimiliki oleh para ahli arsitektur
lansekap antara lain: