Dongeng yang menarik biasanya akan dikenal banyak orang. Dongeng yang kita
kenal ada yang berasal dari Nusantara, seperti Si Kancil, dan ada pula yang
diterjemahkan dari bahasa asing. Dengan membaca dongeng, kamu juga dapat
mengetahui kebudayaan yang terdapat dalam dongeng tersebut, misalnya tentang
kebiasaan hidup sehari-hari yang diceritakan dalam kisah dongeng itu.
Tugas
Perhatikanlah hal-hal yang ada dalam cerita dongeng, kemudian isilah tabel
berikut!
No. Pokok Cerita/Unsur Dongeng
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Benar Salah
Membaca Dongeng
yang menarik atau tidak menarik dalam suatu cerita? Ketika seseorang
membacakan sebuah cerita dongeng, selain untuk diri sendiri juga untuk orang
lain. Pembaca dan pendengar bersama-sama menikmati cerita dongeng tersebut.
Bacalah cerita di bawah ini, kemudian ceritakanlah secara urut!
300 Tael perak
Oleh Rina Ruslaini
Dahulu kala, di daratan Cina tinggalah Kakek dan Nenek Chen. Mereka tidak
mempunyai anak. Hidup mereka sehari-hari hanya mencari kayu bakar di hutan.
Kayu itu nantinya dijual Kakek Chen ke kota. Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek
Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk
makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat anak
burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari
pohon. Aduh, kasihan sekali anak burung ini, kata Nenek sambil mengangkat
merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati.
Kita rawat saja ya Kek, ujar nenek, Kakek Chen mengangguk setuju.
Sore harinya setiba di rumah, Nenek Chen merawat anak burung itu dengan hatihati. Nenek memberinya makanan dan meletakkannya di atas kain perca di dalam
kardus. Setelah beberapa minggu, akhirnya burung itu sembuh dan mulai terbang
di sekeliling rumah. Nenek amat gembira. Lihat Kek, anak burungnya sudah
sehat! Dia pasti mampu terbang kembali ke hutan!
Kakek Chen melihat sambil tersenyum. Lalu melanjutkan pekerjaannya membelah
kayu.
Setelah melihat anak burung itu terbang pergi, Nenek Chen kembali ke kamar dan
mulai merapikan kamar. Tiba-tiba ia melihat benda berkilauan di balik seprai.
Alangkah terkejutnya Nenek Chen saat melihat tumpukan uang perak di atas
kasur. Kek, Kakek, kemari Kek! seru Nenek Chen. Tergopoh-gopoh Kakek
Chen masuk ke kamar. Ia sama terkejutnya dengan Nenek saat melihat tumpukan
uang itu. Mari kita hitung jumlahnya, Nek, kata Kakek. Ternyata jumlah uang
itu banyak juga, tiga ratus tael. Aduh Kek, uang ini dari mana ya? Kita apakan,
ya? Nenek takut kalau dicuri bagaimana? Ujar nenek bingung. Kakek Chen
berpikir keras. Ah, kita taruh di guci kecil, lalu kita kubur di halaman saja ya
Nek, usul Kakek gembira. Nenek pun setuju.
Di saat hari mulai gelap, Kakek menggali di halaman. Ia mengubur 300 tael itu di
sana. Dua hari kemudian, Nenek masih merasa gelisah. Ia berkata, Kek
bagaimana kalau kita lupa dengan tempat penyimpanan uang itu? Halaman kita
begitu luas. Sekarang saja aku sudah bingung.
Apalagi bulan depan! Iya, ya Nek. Apalagi kita sudah mulai pikun. Ah!
Bagaimana kalau
tempat penyimpanan uang kita beri tanda agar kita tidak lupa? Nenek Chen
setuju. Malam harinya, Kakek langsung melaksanakan idenya itu. Keesokan
paginya, Nenek terbangun karena suara-suara ribut di luar. Tanpa membangunkan
Kakek, ia segera beranjak ke luar. Betapa
terkejutnya Nenek saat melihat para tetangga sedang berkerumun di halaman
rumahnya. Mereka menunjuk-nunjuk palang yang ditancapkan Kakek tadi malam.
Di palang itu tertulis : TIDAK ADA UANG 300 TAEL DI SINI. Nek, Nenek
menyimpan uang di sini ya? tanya seorang tetangga begitu melihat Nenek.
Setelah membaca cerita berjudul 300 Tael Perak tersebut, dapatkah kamu
menemukan hal yang menarik? Adakah hal yang tidak menarik?
Perhatikan contoh di bawah ini!
1. Hal yang menarik: Anak burung merpati dapat berubah menjadi seorang
peri.
2. Hal yang tidak menarik: Kakek dan Nenek yang kebingungan menyimpan
uangnya.