NIM : 22031076
Mengacu kepada pendapat Ernst Haeckel (1866) seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, dimana ekologi sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara
organisme dan lingkungannya, maka ekologi tidak akan pernah lepas dari lingkungan.
Dalam definisi kerja, para pakar menggunakan istilah lingkungan adalah ekosistem
dan sebaliknya ekosistem adalah lingkungan. Berdasarkan definisi kerja tersebut
maka pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Dengan demikian pengertian ekosistem adalah suatu sistem yang
terdiri atas komponen-komponen biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup) dan saling
berhubungan timbal balik atau saling berinteraksi. Mengacu kepada pengertian yang
telah dijelaskan tersebut, maka perlu dilakukan batas kerja dari ilmu ekologi. Miller
(1964), menggunakan konsep bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu
ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan. Atas dasar pemikiran
tersebut, maka Miller menyusun konsep model ekosistem alam semesta seperti yang
tertuang dalam dua bagan pada Gambar 1.1. (Odum, 1973) dan Gambar 1.2. (Miller
1964).
Ekologi mulai berkembang pesat sekitar tahun 1900 dan berkembang terus
dengan cepat sampai saat ini, apalagi disaat dunia sangat peka dengan masalah
lingkungan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasar dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Pada awalnya, ekologi dibedakan dengan jelas ke dalam
ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Namun dengan adanya faham komunitas biotik
yang dikemukakan oleh F.E Clements dan V.E.Shelford, faham rantai makanan dan
siklus materi oleh Raymond Lindeman dan G.E. Hutchinson serta pengkajian sistem
danau secara keseluruhan oleh E.A. Birge dan Chauncy Juday, maka semua konsep
tersebut telah meletakkan dasar-dasar teori untuk perkembangan ekologi secara
umum.
Ekologi merupakan cabang atau bagian kecil dari Biologi. Secara mudahnya
seolah-olah kita mempunyai kue lapis yang dapat dipotong dalam dua cara yang
berbeda. Yang pertama dipotong secara mendatar disebut sebagai pembagian dasar
karma disini akan terdapat ilmu-ilmu dasar seperti morfologi, fisiologi, genetika,
ekologi, evolusi, biologi molekuler, dan biologi perkembangan (Odum,1983 cit.
Samingan,T.1993). Yang kedua dipotong secara tegak disebut sebagai pembagian
taksonomi yaitu ada zoology, botani, bakteriologi dan lain lain.
C. STRUKTUR EKOSISTEM
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan, akan
dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik
ekosistem. Kedua macam komponen biotik tersebut adalah (a) autotrofik dan (b)
heterotrofik.
a. autotrofik, terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi) makanan
dari bahan-bahan anorganik dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis.
Organisme ini tergolong mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
Organisme ini sering disebut produsen.
b. heterotrofik, terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau
memecah bahan organik kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh
komponen autotrofik. Organisme ini termasuk golongan konsumen, baik
makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2 , H2O, dan lain-lain. Bahanbahan
ini akan mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan
lain-lain. Bahan-bahan organik ini merupakan penghubung antara komponen
biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan,
dan suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau
daun (berklorofil). Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan
bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi makanan sendiri,
misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil, juga ada bakteri
kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi kimia.
Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan
dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti
kambing, ular, serangga, dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada
organisme lain, dan hidup dengan memakan materi organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan
osmotrof, terutama bakteri dan fungi. Mereka inilah yang memecah materi
organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya sehingga terurai
menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini juga disebut sebagai
organisme pengurai atau dekomposer.
Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/ nonbiotik, atau
komponen yang tidak hidup, sedangkan komponenkomponen 4, 5, 6, merupakan
komponen yang hidup atau komponen biotik.
Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses yang
berlangsung di dalamnya, yaitu:
1. Lintasan atau aliran energi.
2. Rantai makanan.
3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.
4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
5. Perkembangan dan evolusi.
6. Pengendalian atau sibernetika.
Setiap ekosistem di dunia ini mempunyai struktur umum yang sama, yaitu adanya
enam komponen seperti tersebut di atas, dan adanya interaksi antarkomponen-
komponen tersebut. Jadi baik itu ekosistem alami (daratan, perairan) maupun
ekosistem buatan (pertanian, perkebunan), semuanya mempunyai kesamaan. Sering
terjadi bahwa proses autotrofik dan heterotrofik, serta organisme yang bertanggung
jawab atas berbagai proses tersebut terpisah (secara tidak sempurna), baik menurut
ruang maupun waktu. Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa di hutan, proses
autotrofik, yaitu fotosintesis, lebih banyak terjadi di bagian kanopi; sedangkan proses
heterotrofik lebih banyak terjadi di permukaan lantai hutan (hal ini terpisah berdasar
ruang). Proses autotrofik juga terjadi pada waktu siang hari, dan proses heterotrofik
dapat terjadi baik di siang hari maupun malam hari (terpisah berdasar waktu).
Adanya pemisahan tersebut juga dapat dilihat pada ekosistem perairan. Pada
ekosistem perairan, lapisan permukaan yang dapat ditembus oleh sinar matahari
merupakan lapisan autotrofik. Dalam lapisan ini proses autotrofik adalah dominan.
Lapisan perairan di bawahnya yang tak tertembus sinar matahari merupakan lapisan
heterotrofik. Di dalam lapisan ini berlangsung proses heterotrofik.
Dengan adanya pemisahan berdasarkan ruang dan waktu tersebut, lintasan energi
juga dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lintasan merumput (grazing circuit), meliputi proses yang melalui konsumsi
langsung terhadap tumbuhan hidup atau bagian tumbuhan hidup, ataupun
organisme hidup yang lain.
2. Lintasan detritus organik (organic detritus circuit), meliputi akumulasi dan
penguraian sampah serta bangkai.
1. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu ”populus” yang artinya rakyat, berarti
penduduk. Populasi dari suatu negara dimaksudkan adalah penduduk dari negara
tersebut. Sedangkan populasi yang dimaksudkan dalam ekologi adalah populasi
dari spesies-spesies atau jenis-jenis organisme. Populasi meliputi kumpulan
individu-individu organisme di suatu tempat yang memiliki sifat-sifat serupa,
mempunyai asal-usul yang sama, dan tidak ada yang menghalangi anggota-
anggota individunya untuk berhubungan satu sama lain mengembangkan
keturunan secara bebas. Individu-individu itu merupakan kumpulankumpulan
yang heteroseksual. Diperkirakan di atas planet Bumi saat ini ditemui kurang lebih
5 juta spesies tumbuhan, 10 juta spesies hewan dan lebih kurang 2-3 juta spesies
mikroorganisme, dan lebih kurang 10% dan semua organisme itu yang berhasil
diidentifikasi dan diberi nama.
a. Pertumbuhan populasi
Sifat dinamis populasi yang mendasar adalah tumbuh, yaitu kemampuan untuk
menambah jumlah individu. Tumbuh dirumuskan sebagai sifat esensial yang
membedakan populasi mahluk hidup dengan materi mati. Laju pertumbuhan
populasi yang dinyatakan dalam jumlah individu, yang dalam pertambahan
populasi dibagi jangka waktu terjadinya penambahan ini, yang dapat
dirumuskan dengan;
N
t
b. Kerapatan populas
Ukuran populasi tumbuhan dan hewan di suatu tempat tertentu
(kerapatan populasi) biasanya tergantung dari migrasi. Karena pengaruh pakan
atau lingkungan fisik populasi maka ukuran populasi suatu spesies akan tidak
sama dengan ukuran spesies lain. Misalnya gajah yang bertubuh besar yang
rendah potensi biologiknya, akan dengan cepat merusak lingkungan hidupnya
hingga persediaan pakannya juga cepat habis, dan akan segera diikuti dengan
angka kematian tinggi, tetapi angka kelahirannya rendah dan akhirnya angka
kematian pun akan turun kembali diikuti meningkatnya angka kelahiran.
c. Struktur populasi
Sifat demografi yang penting bagi setiap anggota populasi adalah kenyataan
pada saat keseimbangn populasi itu dalam keadaan reproduktif. Karena itu
maka pada umumnya populasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu pre-
reproduktif, reproduktif dan post-reproduktif.
2. Komunitas
a) Macam komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dibagi
menjadi:
a. Komunitas Akuatik; komunitas ini misalnya terdapat di laut, danau, sungai,
parit dan kolam.
b. Komunitas Terestrial; sekelompok organisme yang terdapat di pekarangan,
padang rumput, padang pasir, halaman kantor, halaman sekolah, kebun
raya dan sebagainya.
b) Nama komunitas
3. Ekosistem
Istilah Ekosistem pertama kali diusulkan pada tahun 1935 oleh A.G. Tansley,
seorang ahli ekologi bangsa Inggris, tetapi konsep ini bukanlah merupkan hal
yang baru. Berbagai pendapat tentang kesatuan organisme dan lingkungannya
demikian juga tentang kesatuan manusia dan alam sudah sejak lama ada. Pada
akhir abad ke-19 dalam penerbitan ekologik baik di Amerika, Rusia, dan Eropa
telah mulai bermunculan pernyataan-pernyataan tentang konsep ekosistem.
Ekosistem atau sistem ekologi (Anderson,1981) merupakan kesatuan
komunitas biotik dengan lingkungan abiotiknya. Pada dasarnya, ekosistem dapat
meliputi seluruh biosfer dimana terdapat kehidupan, atau hanya bagian-bagian
kecil saja seperti sebuah danau atau kolam. Dalam jangkauan yang lebih luas,
dalam kehidupan diperlukan energi yang berasal dari matahari. Dalam suatu
ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang disebut homeostatis, yaitu adanya
proses dalam ekosistem untuk mengatur kembali berbagai perubahan dalam
sistem secara keseluruhan, atau dalam pendekatan yang holistik. Dalam
mekanisme keseimbangan itu, termasuk mekanisme pengaturan, pengadaan dan
penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan organisme dan
populasi serta daur bahan organik untuk kembali terurai menjadi materi atau
bahan anorganik.
a. Kaidah-kaidah ekosistem
2. Faktor Iklim
Rezim energi, suhu, kelembapan, angin, kandungan gas/partikel.
C. Faktor Manusia; ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam Tanah sebagai
ekosistem, terdiri atas komponen;
1. Komponen Abiotik; fraksi mineral yaitu sifat fisik dan sifat kimia, kandungan
bahan organik, air tanah, dan atmosfer tanah
2. Komponen Biotik; mikrobiota seperti Algae, Protozoa, Fungi. Mesobiota
seperti Nematoda dan Artipro. Makrobiota seperti cacing, Moluska, Artropoda
Jaring makanan merupakan satuan dasar ekosistem, karena energi dan nutrisi
beredar ke dalamnya dan di sekitarnya, termasuk pertukaran energi dan materi yang
juga terjadi pada lingkungan abiotiknya. Siklus materi dan aliran energi
menggambarkan bagaimana pola energi dan materi (nutrisi) itu secara mendasar
beredar dalam ekosistem. Herbivora dan carnivora bersama-sama merupakan
konsumen-konsumen (biophages) yang memangsa organisme-organisme hidup,
berbeda dengan dekomposer (saprophages) yang memakan bahan-bahan organik mati.
Habitat (bahasa Latin untuk "it inhabits") atau tempat tinggal makhluk hidup
merupakan unit geografi yang secara efektif mendukung keberlangsungan hidup dan
reproduksi suatu spesies atau individu suatu spesies. Di dalam habitat tersebut,
makhluk hidup lainnya serta faktorfaktor abiotik yang satu dengan lainnya saling
berinteraksi secara kompleks membentuk satu kesatuan yang disebut habitat di atas.
Organisme lainnya antara lain individu lain dari spesies yang sama, atau populasi
lainnya yang bisa terdiri dari virus, bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan, dan hewan
lain. Faktor abiotik suatu habitat meliputi makhluk/benda mati seperti air, tanah,
udara, maupun faktor kimia fisik
Habitat dalam arti yang sederhana adalah tempat organisme menetap (Odum,
1971). Habitat adalah area yang memiliki sumber daya dan kondisi bagi organisme
untuk bertahan hidup dan bereproduksi (Krausman, 1999). Thomas (1979),
menyatakan bahwa habitat bukan hanya sekedar vegetasi atau struktur vegetasi tapi
merupakan jumlah sumber daya spesifik yang dibutuhkan organisme. Sumber daya ini
termasuk makanan, perlindungan, air, dan faktor khusus lainnya yang dibutuhkan oleh
suatu spesies untuk bertahan hidup dan bereproduksi (Leopold 1933). Jadi dapat
dikatakan bahwa tempat yang menyediakan sumber daya bagi organisme untuk
bertahan hidup disebut habitat. Bahkan daerah migrasi dan koridor penyebaran serta
wilayah yang dikuasai organisme saat musim kawin juga dikatakan sebagai habitat.
Habitat dapat dikatakan sebagai gambaran lingkungan fisik dalam ruang dan
waktu yang ditempati atau berpotensi sebagai tempat tinggal organisme. Kawasan
fisik (abiotik) dan karakteristik biologi (biotik) yang berada di sekitar organisme dan
memiliki potensi berinteraksi dengan organisme dikenal dengan sebutan lingkungan
(environment). Habitat inilah yang menghubungkan kehadiran spesies, populasi, atau
individu (hewan atau tumbuhan) dengan lingkungannya. Mitchell (2005) menyatakan
bahwa habitat bukan hanya sekedar lingkungan abiotik organisme tetapi termasuk di
dalamnya ada interaksi antar komponen biotik itu sendiri. Oleh karena itu habitat
menunjukan totalitas lingkungan yang ditempati populasi dimana di dalamnya
tercakup faktor abiotik berupa ruang, media yang ditempati, cuaca, iklim, serta
vegetasinya.
2. Konsep Relung
Beberapa pakar mempunyai konsep akan relung ekologi, marilah kita simak satu
persatu
Relung fundamental memiliki ukuran yang sama atau lebih besar dari relung
yang terealisasikan. Relung fundamental dan relung terealisasi bisa lebar atau
sempit, karena itu pula terdapat istilah bagi spesies yang menempatinya. Spesies
spesialis adalah istilah untuk organisme yang hidup di relung yang sempit karena
mereka hanya berkembang dalam kondisi lingkungan tertentu atau makan
makanan tertentu. Sebaliknya, spesies generalis menempati relung yang lebih luas
dan memanfaatkan berbagai sumber daya dan dapat hidup di banyak kondisi
lingkungan yang berbeda.