Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli

biologi Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan

19 juga telah mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang

lingkup ekologi. Misalnya Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai

pioner penggunaan mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan

dan regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles, dan

para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang termasuk dalam

bidang ekologi.

Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan

tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu tentang hubungan timbal

balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Oleh

karena itu Permasalahan lingkungan merupakan permasalahan Ekologi.

Komponen utama dalam ekologi adalah ekosistem, ekosistem merupakan satuan

fungsional dasar dalam ekologi, karena ekosistem meliputi makhluk hidup dengan

lingkungan organisme (komunitas biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing

akan mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara

kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian alam di

bumi ini.

Dalam hal ini fungsi utama ekosistem di bumi penekanannya adalah pada

hubungan ketergantungan dan hubungan sebab akibat, yang merupakan

serangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan fungsional.

1
Kesatuan komponen tersebut memicu kepada kualitas lingkungan yang seimbang

dan selaras pada kesehatan lingkungan.

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang

ketentuan umum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 1 no

13 menyatakan bahwa Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau

kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada

dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber

daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Berdasarkan undang-undang

tersebut lingkungan hidup menjadi suatu tatanan yang sangat penting dalam

menjaga keseimbangan pola kehidupan antar makhluk hidup, baik manusia,

tumbuhan, hewan dan organisme yang menjadi kebutuhan potensial manusia.

Di dalam suatu lingkungan hidup tertentu kondisi lingkungan dan

sumberdaya berada dalam suatu kombinasi tertentu yang sesuai dengan jenis-jenis

yang tinggal di lingkungan tersebut. Kombinasi faktor-faktor lingkungan itu

terbentuk karena faktor yang saling mempengaruhi antar satu dengan yang

lainnya. Faktor pendukung dalam keseimbangan ekosistem yang mempengaruhi

kondisi makhluk hidup sekitar adalah faktor abiotik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah makalah dengan judul

Ekosistem sebagai Unit Ekologi Dasar, Biogeokimia Faktor Pembatas dan

Regulasi yang didalamnya berisi materi tentang konsep ekosistem sebagai unit

ekologi dasar,konsep ekologi, daur biogeokimia dan lain sebagainya.

2
1.2.Rumusan masalah

a. Bagaimana konsep Ekosistem sebagai unit ekologi dasar?

b. Apa faktor pembatas dalam ekosistem?

c. Bagaimana daur biogeokimia ekosistem?

d. Bagaimana regulasi dalam eksistem?

1.3.Tujuan

a. Untuk mengetahui konsep Ekosistem sebagai unit ekologi dasar

b. Untuk mengetahui faktor pembatas dalam ekosistem

c. Untuk mengetahui daur biogeokimia ekosistem.

d. Untuk mengetahui regulasi dalam ekosistem.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli

biologi Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan

19 juga telah mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang

lingkup ekologi. Misalnya Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai

pioner penggunaan mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan

dan regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles, dan

para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang termasuk dalam

bidang ekologi ( Utomo,2001 ).

Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos yang berarti rumah dan logos

yang berarti ilmu atau studi tentang sesuatu. Dengan demikian ekologi

didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang hubungan makhluk hidup (organisme)

dengan lingkungannya. Ekosistem sebagaimana disebutkan di depan, merupakan

suatu jejaring komunitas atau hubungan jejaring antarindividu yang menyusun

satu kesatuan yang terorganisasi secara mandiri dan terdapat pola-pola dan proses-

proses yang berjenjang secara kompleks. Ekosistem tersusun atas dua macam

komponen, yaitu komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen makhluk tak

hidup (abiotik).

Komponen abiotik terdiri dari komponen benda mati seperti batu, udara,

sinar matahari, dan air; serta komponen kimia-fisik seperti gravitasi, suhu, curah

hujan, dan salinitas. Ekosistem menyediakan berbagai sumber daya untuk

kelangsungan hidup organisme di dalamnya yang biasanya dikenal juga sebagai

biodiversitas (keragaman hayati). Biodiversitas yaitu konsep tentang variabilitas

4
makhluk hidup dari berbagai sumber (ekosistem darat, laut, danau, sungai, dan

sebagainya) dengan tingkatan dari gen, spesies, dan ekosistem. Secara praktis,

biodiversitas biasanya hanya diperuntukkan untuk keragaman spesies, suatu

konsep yang dikenal juga sebagai kekayaan spesies (Sumarto dan Roni,2016).

Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal

balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem

yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain

ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses

interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud

dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk

hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses

interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa

adanya aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan

pengendalian (Odum,1971).

Ekosistem tidaklah statis, dapat mengalami perubahan keseimbangannya

(dinamis).Artinya komponen penyusun ekosistem dapat mengalami kenaikan

maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang proporsional.

Ekologi telah memberikan bukti peningkatan peran manusia secara dramatis

mengubah ekosistem bumi melalui peningkatan heterogenitas lanskap, perubahan

siklus energi dan materi bumi (Vitousek et al. 1997). Tindakan manusia telah

merubah 30% hingga 50% permukaan tanah dan telah menggunakan setengah dari

akses air tawar. Sekarang lebih banyak fiksasi nitrogen secara sintetis

dibandingkan alami dalam ekosistem darat ( Pratiwi,2016 ).

5
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain ( PERDA No.8 Tahun 2018 tentang

Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup ).

6
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Ekosistem sebagai Unit Ekologi Dasar

Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus

pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah,

unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa

Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,

sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu

yang mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud

dengan ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”.

Ekologi ialah subdisiplin dari biologi atau ilmu yang mempelajari tentang

makhluk hidup. Kata ekologi ("oekologie") diciptakan pada tahun 1866 oleh

ilmuwan Jerman Ernst Haeckel (1834–1919). Haeckel merupakan seorang ahli

hewan (zoolog), seniman, penulis, dan terakhir sebagai profesor anatomi

komparatif. Para ahli filsafat Yunani sebelumnya seperti Hippocrates dan

Aristoteles, merupakan para ahli yang bekerja dengan mengamati sejarah alam

hewan dan tumbuhan, yang pada perkembangannya dikenal sebagai ekologi.

Ekologi moderen pada umumnya merupakan percabangan dari sejarah alam, ilmu

yang muncul pada akhir abad ke-10. Charles Darwin dengan teori evolusinya

mengembangkan konsep adaptasi yang diperkenalkan pada tahun 1859

merupakan batu pertama yang sangat penting dalam teori ekologi moderen.

7
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-

jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks

hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun

demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-

masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di

sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu

untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang

tersebut harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa

hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai

nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.

Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat

tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi

di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di

sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli

ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer.

Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi,

meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan hubungannya

antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi

untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk

hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan atau meramalkan

dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca.

8
Ahli ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan:

1. Populasi,

2. Komunitas,

3. Ekosistem

Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di

dalam dan diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di

lapangan, mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang

terisolasi seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan

binatang mungkinlebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya ekologi

dari Isle Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari secara luas.

Banyak ilmuwan yang mengfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah,

seperti bagaimana cara mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang

berpengaruh terhadap mahkluk hidup.

EKOSISTEM

Terdapat banyak definisi tentang ekosistem. Salah satu definisi, ekosistem

adalah sistem alami yang terdiri dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme

(faktor biotik) pada suatu area yang bersama-sama dengan faktor kimia-fisik.

9
Istilah ekosistem pertama dikenalkan pada tahun 1930 oleh Roy Clapham, untuk

menjelaskan komponen fisik dan biologis suatu lingkungan yang saling

berhubungan satu sama lain. Ahli ekologi Inggris Arthur Tansley berikutnya

memperbaiki definisi ekosistem sebagai sistem interaktif di antara “biocoenosis”

(kumpulan makhluk hidup) dan biotipe (lingkungan dimana mereka hidup).

Konsep sentral ekosistem ialah ide bahwa organisme hidup menggunakan secara

terus menerus segala elemen lain di dalam lingkungannya tempat mereka hidup.

Ekosistem dapat dikaji melalui berbagai sudut, dan mendeskripsikan setiap

situasi yang meliputi hubungan antara organisme dan lingkungannya. Istilah

ekosistem (singkatan dari sistem ekologis) pada umumnya difahami sebagai

kumpulan keseluruhan organisme (tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya)

yang hidup bersama-sama dalam satu lokasi tertentu dengan lingkungannya (atau

biotipe), berfungsi sebagai suatu unit yang longgar. Secara bersama-sama,

komponen-komponen ini dan interaksinya satu sama lain membentuk satu

kesatuan baru yang dinamis dan kompleks, berfungsi sebagai suatu unit ekologis.

Tidak ada batasan konseptual seberapa besar atau kecil area dalam definisi

ekosistem, serta seberapa jumlah individu organisme yang harus ada dalam

ekosistem. Pada awalnya, konsep ekosistem sebagai unit struktural dan fungsional

dalam keseimbangan energi dan aliran materi elemen penyusunnya. Beberapa ahli

menyatakan bahwa konsep seperti itu sangat terbatas untuk kemajuan atau

perkembangan teknologi pada saat ini sehingga pandangan terkini juga

menyangkut istilah “cybernetics”, sistem yang diatur perpaduan antara sains dan

“cybernetics”, yang secara khusus diaplikasikan untuk kumpulan organisme dan

10
komponen-komponen abiotik yang relevan. Cabang ekologi yang berkenaan

dengan hal tersebut dikenal sebagai ekologi sistem.

Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal

balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem

yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain

ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses

interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud

dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk

hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses

interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa

adanya aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan

pengendalian.

Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi

alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya

seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah

mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas

fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali

terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam

sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk

membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan

dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi.

Setiap ekosistem memiliki enam komponen, yaitu produsen, makro-

konsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim.

Perbedaan antarekosistem hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing

11
komponen tersebut. Masing-masing komponen ekosistem mempunyai peranan

dan mereka saling terkait dalam melaksanakan proses-proses dalam ekosistem.

Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai makanan,

keanekaragaman, siklus materi, perkembangan, dan pengendalian.

Makhluk hidup dalam ekosistem membentuk hierarki dari yangterkecil,

yaitu individu, populasi, sampai dengan komunitas. Individu ialah satu kesatuan

makhluk hidup yang terdiri dari satu organisme, misalnya seekor gajah, seekor

nyamuk, sebatang pohon kelapa, dan sebagainya. Individu-individu yang sejenis

menyusun satu kesatuan yang disebut populasi. Beberapa populasi membentuk

satu kesatuan yang disebut komunitas.

Aliran Energi dalam Ekosistem

Ekosistem mempertahankan keseimbangannya melalui siklus energi dan

nutrien (materi) yang didapatkan dari sumber daya eksternal.

Pada tingkatan trofik primer (tumbuhan, algae, beberapa bakteri), mereka

menggunakan energi matahari dan menghasilkan material organik melalui

fotosintesis. Herbivora atau hewan pemakan tumbuhan, menyusun tingkatan trofik

kedua. Predator yang memakan herbivora menempati tingkatan trofik ketiga. Jika

oranisme pemakan predator tersebut ada, mereka mewakili tingkatan trofik yang

12
lebih tinggi. Organisme yang memakan beberapa tingkatan trofik (misalnya

beruang yang memakan buah beri dan ikan salmon) diklasifikasikan pada

tingkatan yang lebih tinggi.

Dekomposer yang meliputi bakteri, fungi, cacing, insekta memecah

sampah dan organisme mati serta mengembalikan nutrien ke tanah. Sekitar 10

persen produksi energi bersih pada satu tingkatan trofik berpindah ke trofik

berikutnya. Proses yang menurunkan energi yang dipindahkan ke tingkatan trofik

berikutnya meliputi respirasi, pertumbuhan, reproduksi, defekasi, kematian non

predatori (organisme yang mati bukan karena dimakan organisme lain). Kualitas

nutrisi material yang dikonsumsi juga dipengaruhi bagaimana energi secara

efisien dipindahkan, karena konsumer dapat mengonversi sumber makanan

berkualitas tinggi ke jaringan makhluk hidup baru secara lebih efisien daripada

sumber makanan berkualitas rendah.

Laju perpindahan energi secara rendah di antara tingkatan trofik membuat

dekomposer secara umum lebih penting daripada produser dalam aliran energi.

Dekomposer memroses sejumlah besar materi organik dan mengembalikan

nutrien ke ekosistem dalam bentuk inorganik, yang kemudian diambil lagi oleh

produser primer. Energi tidak mengalami siklus selama dekomposisi, tetapi

dilepaskan sebagai panas.

13
Produktivitas primer kasar suatu ekosistem (gross primary productivity)

adalah jumlah total material organik yang diproduksi melalui fotosintesis.

Produktivitas primer bersih (net primary productivity) menunjukkan jumlah

energi yang tetap tersedia untuk pertumbuhan tumbuhan setelah dikurangi fraksi

yang digunakan tumbuhan untuk respirasi.

Produktivitas ekosistem darat pada umumnya naik sampai temperatur

sekitar 30°C sesudah menurun, dan secara positif berkorelasi dengan kelembaban.

Produktivitas primer darat yang paling tinggi berada pada zona hangat lembab

14
tropis, terutama pada hutan hujan tropis. Sebaliknya, ekosistem semak gurun

memiliki produktivitas paling rendah disebabkan iklimnya yang sangat ekstrim

panas dan kering.

Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau

yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan

para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:

1. Matahari
2. Bahan-bahan anorganik
3. Produsen
4. Konsumen Pertama
5. Konsumen Kedua
6. Pengurai

Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut.

Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk

membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput

dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga

membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang

termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang

pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang

biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur

dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi

15
nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan

digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.

Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung

dalam bentuk makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai

makanan yang sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti

kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua

misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang

mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti

menghancurkan kotoran binatang.

Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan

pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih

yang dinamakan jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali

terdapat di ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.

Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang

membutuhkan makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda

terutama makan satu jenis tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus dan

makanan utama panda adalah bambu. Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua

binatang tersebut juga ikut mati.

Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah

urutan transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi

kimia yang disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman.

Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi

bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi

ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.

16
Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini

berarti mereka hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi

mereka untuk disimpan menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau

hanya dapat merubah sekitar 0,1 hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya

ke dalam protoplasma. Sebagian besar energi yang tertangkap di bakar untuk

pertumbuhan tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai panas. Begitu juga

herbivora atau binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan

daging merubah energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari

energi yang dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.

Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap

langkah dari rantai makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida

energi. Tanaman sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora

(konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen

kedua) membentuk puncak piramida. Piramid tersebut mencerminkan kenyataan

bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora,

dan lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.

Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut

menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari

17
tanaman-tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total herbivora

yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan biomasa (berat)

tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.

Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa

pada Isle Royale. Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan

serigala. Dalam sebuah penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman

seberat 346 kg untuk makanan rusa seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang

diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.

Perputaran material-material

Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-

senyawa kimia. Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen,

fospor dan sulfur. Semua material-material ini berputar melalui ekosistem secara

terus menerus. Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan

fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan binatang

memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai

mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.

Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah

tetap, tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia,

fospor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem

18
untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia

merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang

melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau

danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor

terjebak di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan

fospor maka petani harus membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan

unsur fospor tersebut kedalam tanah

Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika

terjadi suksesi (peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi

secara berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran

hutan atau ombak tsunami yang menyapu pantai. Perubahan yang paling terjadi

dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak kelihatan sekali,

ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata

diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.

Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat

tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi

di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di

sekitar kita.

III.2. Faktor Pembatas Dalam Ekosistem

Satu pertanyaan kunci untuk ahli ekologi yang mempelajari pertumbuhan

dan produktivitas ekosistem ialah faktor-faktor apa saja yang membatasi aktivitas

ekosistem. Ketersediaan sumber daya seperti cahaya, air, dan nutrien, merupakan

kunci pengontrolan pertumbuhan dan reproduksi. Beberapa nutrien digunakan

19
dalam rasio yang tertentu. Sebagai contoh, rasio nitrogen terhadap fosfor dalam

jaringan organik algae sekitar 16 : 1, sehingga jika konsentrasi nitrogen yang

tersedia lebih besar daripada 16 kali konsentrasi fosfor, kemudian fosfor akan

menjadi faktor yang membatasi pertumbuhan. Sebaliknya jika lebih rendah maka

nitrogen akan menjadi pembatasnya.

Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan

perkembangan suatuekosistem.Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem.

Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu

faktor lingkungan tidak seimbangdengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat

menekan atau kadang-kadang menghentikanpertumbuhan organisme. Faktor

lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan tingkatproduktivitas

organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas. Justus Von

Liebigadalah salah seorang pioner dalam hal mempelajari pengaruh macam-

macam faktor terhadappertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah tanaman.

Liebig menemukan pada tanaman percobaannya bahwa pertumbuhan

tanaman akan terbataskarena terbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam

jumlah kecil dan ketersediaan di alam hanyasedikit. Oleh karena itu, Liebig

menyatakan di dalam Hukum Minimum Liebig yaitu: “Pertumbuhan tanaman

tergantung pada unsur atau senyawa yang berada dalam keadaan minimum”.

Organismemempunyai batas maksimum dan minimum ekologi, yaitu

kisaran toleransi dan ini merupakankonsep hukum toleransi Shelford.Di dalam

hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan penyebaran suatu

Jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas

20
toleransi maksimum atauminimum dan mendekati batas toleransi maka populasi

atau makhluk hidup itu akan berada dalamkeadaan tertekan (stress), sehingga

apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batastoleransi minimum atau

lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akanmati dan

populasinya akan punah dari sistem tersebut.

Untuk menyatakan derajat toleransi seringdipakai istilah steno untuk

sempit dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologismerupakan

faktor lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan

kadargaram merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua

faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang

merugikan akan tetapi juga merupakan faktorpengatur dalam arti yang

menguntungkan sehingga komunitas selalu dalam keadaan keseimbanganatau

homeostatis.

Jenis-Jenis Faktor Pembatas Ekosistem

 Faktor Pembatas Ekosistem Teresterial

1. Cahaya Matahari

Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting,

karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur

dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahari

yang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam

jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi

organisme tertentu.

2. Suhu Udara

21
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung

maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan

dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta

berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air.

3. Air

Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semu

organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya

terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air

dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap

ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman

organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.

4. Ketinggian tempat

Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut.

Semakin tinggi suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin

rendah sehingga suhu-suhu udara semakin rendah.

5. Nutrien

Tumbuhan membutuhkan berbagai ragam nutrient anorganik, beberapa

dalam jumlah yang relatif besar dan yang lainnya dalam jumlah

sedikit, akan tetapi semuanya penting. Pada beberapa ekosistem

terrestrial, nutrient organic merupakan faktor pembatas yang penting

bagi produktivitas. Produktivitas dapat menurun bahkan berhenti jika

suatu nutrient spesifik atau nutrient tunggal tidak lagi terdapat dalam

jumlah yang mencukupi. Nutrient spesifik yang demikian disebut

nutrient pembatas (limiting nutrient). Pada banyak ekosistem nitrogen

22
dan fosfor merupakan nutrient pembatas utama, beberapa bukti juga

menyatakan bahwa CO2 kadang-kadang membatasi produktivitas.

Produktivitas di laut umumnya terdapat paling besar diperairan

dangkal dekat benua dan disepanjang terumbu karang, di mana cahaya

dan nutrient melimpah.

6. Tanah

Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah tropis

disebabkan oleh diproduksinya asam organik secara kontinu melalui

respirasi yang dilangsungkan oleh mikroorganisme tanah dan akar

(respirasi tanah). Jika tanah dalam keadaan basah, maka karbon

dioksida (CO2) dari respirasi tanah beserta air (H2O) akan membentuk

asam karbonat (H2CO3 ) yang kemudian akan mengalami disosiasi

menjadi bikarbonat (HCO3-) dan sebuah ion hidrogen bermuatan

positif (H+). Ion hidrogen selanjutnya dapat menggantikan kation hara

yang ada pada koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan

kation yang dilepaskan oleh koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci

ke bawah melalui profil tanah.

7. Keasaman tanah (pH) dan kejenuhan aluminium

Derajat keasaman tanah merupakan salah satu unsur penilaian

kesuburan tanah, dan merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi

penyerapan unsur hara. Pada pH tanah asam (<4,0) secara tidak

langsung unsur-unsur hara seperti fosfat menjadi tidak tersedia bagi

tanaman. Derajat keasaman tanah-tanah di wilayah penelitian

tergolong agak asam sampai agak alkalis (5,2 – 7,3)Kejenuhan

23
Aluminium, sangat rendah sekali (0,0 – 0,8 %) Konsentrasi Al3+ yang

tinggi ini akan menjadi racun bagi tanaman.

 Faktor Pembatas Ekosistem Aquatik

1).Cahaya matahari

Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting,

karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur

dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahari

yang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam

jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi

organisme tertentu.

2).Air.

Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua

organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya

terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air

dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap

ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman

organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.

3).Suhu.

Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas

yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai

tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan

perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada di udara. Sifat yang

terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan panas evaporasi.

4).Kejernihan

24
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,

membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh

kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan

partikel yang dapat mengendap, sering kali penting sebagai faktor

pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme,

ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas.

5).Arus

Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor

pembatasan, terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali

amat menentukan distribusi gas yang fital, garam dan organisme yang

kecil. Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan

kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan

organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut.

Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam

mempertahankan posisinya.

6).Zona air deras

Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk

menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang

lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos

yang telah beradapatasi khusus misalnya derter.

7).Zona air tenang

Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus suda berkurang, maka

lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga

25
dasarnya lunak tidak sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali

nekton dan plankton.

8).Konsentrasi gas dan garam terlarut.

Konsentrasi gas dan garam terlarut, Konsentrasi CO2 dan O2 di

perairan tawar sangat terbatas. Nitrat dan fosfat sampai batas tertentu

tampaknya terbatas jumlahnya. Garam biogenik adalah garam-garam

yang terlarut dalam air, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),

nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan

magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi

keberlanjutan organisme tertentu.

9).Konsentrasi gas pernapasan

Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon

dioksida sering kali terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman

polusi” ini konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis

sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling intensif

dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong oksigen” yang

disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya

berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin

memperhatikan penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang

membatasi dari karbon dioksida dalam air tawar.

Masalah Faktor Pembatas Ekosistem

1. Tanah Yang Menjadi Faktor Pembatas Ekosistem

Kini sudah banyak tanah di permukaan bumi yang sudah rusak akibat

kegiatan-kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan unsur hara yang

26
bagus untuk tanah itu sendiri,sehingga dalam kondisi ini tanah menjadi faktor

pembatas bagi ekosistem. Kagiatan yang menguntungkan manusia sendiri yang

justru merugi kan mereka juga di waktu yang akan datang. Manusia menggunakan

bahan-bahan kimia untuk memperelok tumbuhannya,sementara memperburuk

nutrien atau unsur hara didalam tanah. Dikondisi yang lain,manusia dengan

merasa tidak bersalah membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah yang

tidak diketahui bersifat organik maupun anorganik. Untuk sampah yang bersifat

organik memang bagus untuk tanah dan tumbuhan yang tumbuh diatas tanah

tersebut. Tetapi bagaimana dengan sampah anorganik seperti plastik,logam,dan

lain-lain yang susah untuk terurai,dan butuh ratusan tahun bagi makhluk

mikroorgnisme untuk mengurainya.

Penebangan pohon liar juga dapat menjadikan tanah sebagai faktor

pembatas ekosistem. Akibat dari penebangan pohon,kandungan air dan oksigen

berkurang didalam tanah,dan mengakibatkan kekeringan. Akibatnya tumbuhan

lain susah untuk tumbuh. Selain itu kegiatan ini justru mengakibatkan hal yang

buruk dapat menimpa manusia. Seperti Banjir dan longsor.

2. Air sebagai Faktor Pembatas Ekosistem

Sudah terlihat jelas air yang ada dibumi ini sudah banyak yang tercemar

akibat kegiatan manusia yang merusak. Akibatnya banyak flora dan fauna yang

hidup diair mati. Dengan sengaja manusia membuang limbah industri mereka ke

lautan dan sungai,merupakan akibat vatal kematian makhluk hidup didalam air

tersebut. Sampah yang terapung di permukaan air,penggunaan detergen saat

mencuci disungai,dan banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan

alam.

27
Strategi Manusia Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem

1. Sebaiknya manusia menggunakan pupuk alami untuk bercocok

tanam,sudah banyak metode pengadaan kompos sehat dan praktr,yang

tidak menggunakan bahan kimia berbahaya bagi tanah.

2. Seharusnya manusia menyadari bahwa membuang sampah sembarangan

itu justru bertimbal balik yang buruk bagi manusia. Penulis Menyarankan

untuk selalu meningkatkan kepedulian terhadap sampah.Buanglah sampah

pada tempatnya.

3. Untuk mngatasi masalah tentang penebangan pohon liar terkhusus

hutan,telah dilakukan pembenahan terhadap sistem hukum yang mengatur

tentang pengelolaan hutan.Bimbingan dan penyuluhan kepada penduduk

setempat tentang betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan

semu umat.Dalam hal penebangan hutan secara konservatif, dengan cara

menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi.Melakukan program

reboisasi secara rutin.Selain itu, perlu adanya inovasi pelatihan

keterampilan kerja di masyarakat secara gratis dan rutin dari pihak-pihak

yang terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja,dll, sehingga masyarakat tidak

hanya bergantung pada hasil hutan saja, tetapi dapat mengembangkan

keterampilan-keterampilan dimilkinya.

4. Adanya pengolahan kembali limbah industri. Yaitu dengan banyak

cara,antara lain.

 Diolah menjadi barang yang layak dijual kembali.

 Diolah menjadi layak konsumsi

28
Ini berlaku bagi limbah industri cair. Pemerintah telah menerapkan

prosedur pengolaan limbah cair supaya tidak mencemari sumur warga. Bahkan di

beberapa perusahaan besar telah mmenerapkkan sistem pengelolaan limbah cair

yang dihasilkan menjadi air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.

 Didaur ulang

Beberapa jenis limbah industri yang non organik (yang tidak bisa terurai

olah alam) perlu dilakukan proses daur - ulang. Limbah industri seperti plastik

dan kertas adalah contoh jenis limbah industri yang bisa didaur-ulang untuk

dijadikan sebuah produk baru atau bahkan menjadi materal / bahan industri yang

lain.

 Menggunakan bakteri pengolah limbah

Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bakteri – bakteri

aerob yang banyak terdapat di udara. Dengan membiarkan bak – bak

penampungaan imbah di udaraterbuka sehingga bakteri - bakteri aerob bisa

mengoksiddasi limbah. Contoh jenis bakteri yang digunakan untuk proses ini

adalah bakteri hydrogenomonas flava.

III.3. Daur Biogeokimia dalam Ekosistem

Ditinjau dari unsur kimia, maka makhluk hidup tersusun terutama oleh 6

(enam) unsur kimia yang merupakan 95% dari massa organisme, yaitu Carbon C,

Oksigen (0), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Belerang (S). Tetapi

masih ada 40 unsur kimia lain penyusun kehidupan antara lain Kalsium (Ca),

Magnesium (Mg) dan Kalium (K). Aliran unsur-unsur kimia tersebut dalam

bentuk daur sehingga disebut daur biogeokimia.

29
Karena rantai makanan merupakan saluran dari aliran energi, maka daur

biogeokimia dan aliran energi merupakan dua proses utama yang terjadi dalam

ekosistem.

Istilah Bio adalah organisme hidup dan geo berarti batu, udara, dan air dari

bumi. Sedangkan geokimia adalah ilmu pengetahuan alam penting yang

membahas komposisi kimia bumi dengan pertukaran unsur antara berbagai bagian

dari kulit bumi dan lautannya, sungai dan perairan lainnya.

Hutchinson (1944), biogeokimia ialah pengkajian pertukaran atau

perubahan yang terus menerus dari bahan-bahan antara komponen biosfer yang

hidup dan yang tidak hidup.

Air dan bahan-bahan kimia lainnya berpindah dari satu tempat ke tempat

lain, dari satu organisme ke organisme lain, dan dari satu bentuk ke bentuk

lainnya membentuk suatu siklus yang kadang-kadang tidak sederhana bersama-

sama dengan energi yang menyertainya dalam suatu ekosistem. Sekitar sepuluh

jenis nutrien utama dan enam nutrien “trace” dibutuhkan oleh seluruh hewan dan

tumbuhan, sementara lainnya memainkan peranan penting untuk spesies-spesies

tertentu. Siklus bahan kimia yang melibatkan organisme dan geologi disebut

siklus biogeokimia. Siklus biogeokimia yang paling penting yang mempengaruhi

kesehatan ekosistem adalah air, karbon, nitrogen, dan fosfor.

30
 Air

Sebagian besar permukaan Bumi ditutup oleh air, terutama lautan. Hampir

seluruh air di Bumi ini tertampung di lautan (sekitar 97 persen) atau dalam bentuk

es dan glasier (sekitar 2 persen), dan lainnya berada sebagai air tanah, danau,

sungai, rawa, tanah, dan atmosfer. Sebagai tambahan, air berpindah sangat cepat

pada ekosistem darat. Waktu tinggal (keberadaan) air pada ekosistem darat

sangatlah singkat, rata-rata satu atau dua bulan sebagai air pada tanah, minggu

atau bulan dalam air dalam tanah (sungai di tanah), enam bulanan sebagai lapisan

salju. Ekosistem darat memroses air: hampir dua pertiga air yang jatuh di tanah

sebagai hujan tahunan dikembalikan ke atmosfer oleh tumbuhan dalam proses

transpirasi, sisanya dilepaskan ke sungai dan akhirnya sampai di laut. Karena

siklus air tersebut merupakan proses yang sangat penting dalam fungsi suatu

ekosistem darat, maka perubahan yang mempengaruhi siklus hidrologi akan

memiliki pengaruh yang signifikan pada ekosistem darat.

 Karbon

31
Kedua ekosistem, darat dan lautan, penting sebagai tempat penimbunan

karbon yang digunakan oleh tumbuhan dan algae selama proses fotosintesis dan

disimpan sebagai jaringan tubuh. Tabel di bawah menunjukkan perbandingan

kuantitas karbon yang disimpan dalam tempat-tempat penyimpanan utama di

Bumi.

Siklus karbon relatif cepat melalui ekosistem darat dan lautan, tetapi dapat

tersimpan lama di dalam kedalaman lautan atau dalam sedimen selama ribuan

tahun. Rata-rata umur simpan suatu molekul karbon dalam ekosistem darat sekitar

17,5 tahun, walaupun variasinya sangat lebar bergantung pada tipe ekosistemnya.

Karbon dapat tersimpan dalam hutan dewasa sampai ratusan tahun, tetapi waktu

penyimpanan dapat singkat pada ekosistem jika tanah dan tumbuhannya cepat

berganti-ganti dalam beberapa bulan saja.

32
Aktivitas manusia, terutama penggunaan bahan bakar fosil,

melepaskannya (emisi) karbon per tahun dengan jumlah yang signifikan. Pada

saat ini, aktivitas manusia dapat menghasilkan 7 miliar ton karbon per tahun, 3

ton-nya tetap tersimpan dalam atmosfer. Keseimbangan secara kasar tercapai

dengan proporsi yang sama antara ekosistem lautan dan darat. Sampai sekarang

masih belum difahami sepenuhnya mekanisme apa yang bertanggung jawab untuk

absorpsi karbon secara besar oleh ekosistem darat.

 Nitrogen

Unsur nitrogen sangat penting dalam kehidupan manusia karena nitrogen

merupakan indicator yang sensitive. Sebagian besar fungsi utama dalam tubuh

memerlukan molekul yang bernitrogen seperti misalnya protein, asam nukleat,

vitamin, ensim, dan hormon. Kekurangan protein (terutama tersusun oleh

nitrogen) akan menyebabkan gangguan terhadap kesehatan.

Di atmosfer mengandung sekitar 80% gas nitrogen (N2) merupakan

jumlah yang cukup tinggi, tetapi kebanyakan hewan dan tumbuhan tidak dapat

rnengkonsumsi N2 dalam bentuk gas. Dalam hal ini bacteria dan ganggang hijau

33
tertentu dapat menggunakan N2 untuk membentuk substansi organic. Substansi

organic dalam bentuk nitrat (NO3) diserap oleh tumbuhan untuk dijadikan asam

nuldeat dan protein. Pada saatnya nanti hewan dapat menggunakan protein nabati

dalam bentuk asam amino (gugus —NH2).

Hewan dalam aktifitas metabolismenya mengeluarkan ammonia (NH3)

dan ammonium (NH4+) yang dapat mengalami perubahan menjadi gas N2 di

atmosfer, sebagian menjadi nitrit (NO2) di dalam air tanah, dan sebagian yang

lain dapat digunakan oleh tumbuhan tertentu. NO2- oleh baktri akan diubah

menjadi NO3- yang siap dipakai oleh tumbuhan. Dalam perjalanan hidupnya

tumbuhan dan hewan yang mati akan diurai oleh organisme decomposer dan

hasilnya adalah NH3 dan NH4+ Yang selanjutnya akan mengalami daur kembali.

 Fosfor

Fosfor merupakan bagian penting sebagai unsure penyusun tubuh flora

dan fauna. Gangguan terhadap daur P yaitu bila pemakaian pupuk buatan yang

berlebihan, dan hal ini akan menyebabkan pencemaran perairan.

34
Fosfor, nutrien tumbuhan utama lainnya, tidak mengalami fase gas seperti

karbon atau nitrogen. Sebagai akibatnya, fosfor mengalami siklus secara perlahan

melalui biosfer. Sebagian besar fosfor di tanah berada dalam bentuk yang tidak

dapat digunakan secara langsung oleh organisme, sebagaimana kalsium dan besi

fosfat. Bentuk yang tidak bisa langsung digunakan (terutama ortofosfat, atau PO4)

dihasilkan melalui dekomposisi bahan organik, dengan sedikit manfaat atau

peranan dari pelapukan batuan.

Jumlah fosfat yang tersedia untuk tumbuhan bergantung pada pH tanah.

Pada pH randah, fosfor berikatan secara kuat dengan partikel lempung dan diubah

menjadi bentuk yang relatif terlarut yang mengandung besi dan aluminum. Pada

pH tinggi, fosfor hilang menjadi bentuk yang tidak terjangkau. Sebagai hasilnya,

konsentrasi fosfat tersedia jika pH tanah di antara 6 dan 7. Oleh karena itu, pH

tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesuburan tanah. Fosfor

yang berlebihan dapat juga berperan untuk overfertilisasi dan eutrofikasi sungai

dan danau. Aktivitas manusia telah meningkatkan konsentrasi fosfor pada

ekosistem alami seperti penggunaan pupuk, membuangnya dari tempat

pengolahan limbah, dan penggunaan fosfor dalam deterjen.

III.4. Regulasi dalam Ekosistem

Adapun peraturan yang terkait dengan ekosistem ialah :

 UU no 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup seperti pada pasal 1 ayat 2 bahwa Perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan

untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya

35
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan

penegakan hukum.

 Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 bahwa Setiap Orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang

Izin Lingkungan,seperti pada pasal 1 ayat 3 bahwa Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang

selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan

terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap

lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan

tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

 Dan regulasi-regulasi lain tentag lingkungan hidup.

36
BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu

oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos

artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu yang

mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud dengan

ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme

atau kelompok organisme dengan lingkungannya”.

Sekian banyak faktor pembatas yang telah diuraikan didalam pembahasan

tetapi hanya satu faktor pembatas ekosistem yang paling utama,yaitu manusia.

Manusialah yang berbuat tetapi semua yang ada dibumi dapat merasakan

akibatnya.

Daur biogeokimia dalam ekosistem terdiri dari daur air, karbon, nitrogen,

dan fosfor. Adapun faktor-faktor yang membatasi aktivitas ekosistem,yaitu

ketersediaan sumber daya seperti cahaya, air, dan nutrien, merupakan kunci

pengontrolan pertumbuhan dan reproduksi.

IV.2. Saran

Setiap orang harus belajar tentang ekologi dan lingkungan sehingga

manusia dapat hidup secara harmonis dengan penghuni alam yang lain. Mari kita

merawat dan melestarikan semua yang ada dibumi ini. Diharapkan pihak

pemerintah juga semakin mempertegas hukum dan peraturan tentang lingkungan.

Dengan kesadaran diri,semoga bumi kembali sehat dan asri. Aamiin.

37
DAFTAR PUSTAKA

McPherson, G.R. & S. DeStefano. 2003. Applied Ecology and Natural Resource

Management. Cambridge University Press. New York.

Odum, E.P. (1971). Fundamentals of Ecology. 3rd. ed. W.B. Saunders Co.

Philadelphia.

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Pratiwi,Y.S. 2016. Ekologi Daerah Urban (Perkotaan) Dan Gangguan Kesehatan

Jiwa. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes.Vol.7(1)

Sumarto, S. dan Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : Cv. Patra Media

Grafindo

UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

Utomo,S.W. Sutriyono dan Reda Rizal. 2001. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi

dan Ekosistem. Biol4215/Modul 1

38

Anda mungkin juga menyukai