Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ekologi mempelajari rumah tangga mahluk hidup (oikos), istilah yang
digunakan oleh Ernts Haeckel sejah tanhun 1869 (Odum 1983 : 2). Dan
menurut Ernest Haeckle ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan organik di
sekitarnya. Subagja dkk, (2001:1.3). Ekologi merupakan bagian ilmu dasar.
Sedangkan Resosoedarmo
mempelajari

hubungan

dkk, (1985:1)ekologi

timbal

balik

antara

adalah

makhluk

ilmu
hidup

yang
dengan

lingkungannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekologi adalah ilmu dasar yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Fungsi ekosistem menunjukan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan
semua komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi. Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukan kesatuan.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik atau interaksi antara
tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat
mengetahui habitat mereka serta bagaimana mereka hidup dan bagaimana habitat
merekaHubungan- hubungan tersebut sedemikian kompleks dan erat sehingga
Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah Environmental Biology.

Salah satu hal yang dibahas dalam ekologi adalah ekosfera.Ekosfera


merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi
untuk memahami sistem kehidupan terselenggara secara langgeng dimana
ekosfera adalah lapisan bumi yang didalamnya terdapat interaksi antara komponen
biotik dan abiotik.Komponen biotik dan komponen abiotik termasuk spektrum
sistem kehidupan yang dikenal sebagai biosistem.
Komponen

abiotik

yang

sangat

penting

dalam

ekosfer

adalah

matahari.Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan

seperti

panas

matahari

memberikan

suhu yang

pas

untuk

keberlangsungan hidup organisme di bumi.


1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ekologi?
2. Apa pengertian ekosfera?
3.

Bagaimanakah peran matahari sebagai sumber energi untuk kehidupan di muka


bumi?

4. Apa itu biosistem?


5.

Bagaimana aplikasi ekologi dalam kehidupan?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1.

Mengetahui pengertian ekologi.

2.

Menjelaskan pengertian ekosfera.

3.

Menjelaskan perananmatahari sebagai sumber energi untuk kehidupan di muka


bumi.

4.

Menjelaskan tentang biosistem.

5.

Mengetahui aplikasi ekologi dalam kehidupan.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu: BAB I Pendahuluan, BAB II
Pembahasan dan Bab III Penutup.
1.5. METODE PENULISAN

Makalah ini disusun dengan menggunakan sistem kepustakaan.Cara-cara


yang digunakan yaitu studi pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan
dengan penulisan makalah ini dan website-website di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. EKOLOGI
Dalam membahas suatu disiplin ilmu tertentu perlu diungkapkan segala
hal yang berhubungan dengan keilmuan tersebut, baik itu mengenai ruang
lingkup, sejarah perkembangannya maupun keterkaitannya dengan bidang ilmu
lain. Ekologi merupakan bagian dari ilmu biologi, yang dalam perkembangannya
dimulai pada abad XIX.Kajian ilmu ini didasari untuk memberi jawaban
mengenai hubungan timbal balik yang erat antara manusia, hewan, tumbuhan dan
lingkungannya.
2.1.1

Pengertian Ekologi
Istilah Ekologi dikenalkan oleh ahli Biologi dari Jerman yang bernama
Earns Haeckel pada tahun 1866. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos
(rumah) dan logos (ilmu). Jadi bila diartikan menurut istilah ekologi merupakan
kajian organisme hidup dalam rumahnya.Tetapi bila diartikan secara keseluruhan,
ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan total antara
organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan berkembang terus
dengan cepat, apalagi saat dunia sangat peka dengan masalah lingkungan dalam
mengadakan dan memelihara mutu peradaban dunia. Ekologi merupakan cabang
ilmu yang mendasari dan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut dikarenakan prinsip-prinsip ekologi dapat menerangkan dan memberikan
ilham dalam mencari jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak. Tidak ada
satu cabang ilmu pun yang dapat mengabaikan ekologi. Sebagai contohnya adalah
masalah globalisasi lingkungan, pastinya tidak akan pernah luput dengan yang
namanya ekologi.

2.1.2 Ruang Lingkup Ekologi


Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
a.

Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan
genetik,dan berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara
umum, apabila kita bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggotaanggota dari spesies yang sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara populasi
yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam komunitasnya.

b.

Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam
tempat dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita
tetapkan. Kita dapat menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda
yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita
hanya pada komunitas burung,atau komunitas tanaman dan sebagainya.

c.

Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan
yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen
tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme
mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen
ataupun dekomposer. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam. Secara garis besar ekosistem dibedakan
menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air
Laut.

Ekosistem darat. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya


berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut,
Bioma gurun, Bioma padang rumput, Bioma Hutan Basah, Bioma hutan
gugur, Bioma taiga dan Bioma tundra.

Ekosistem Air Tawar. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu
tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan
cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.

Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.


Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari,
dan terumbu karang.

d.

Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau
seluruh makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang
paling kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian
beberapa kilometer, daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung
air yang berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai,
gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan
faktor abiotik lainnya. Faktor abiotik utama adalah suhu, air, cahaya matahari,
angin, batu dan tanah. Faktor abiotik yang dijelaskan memiliki pengaruh langsung
pada biologi organisme. 4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan
komponen utama iklim (climate) yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu
lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim pada persebaran organisme dengan
cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu
daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma
yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu
berhati-hati untuk membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan
kausal, yaitu suatu hubungan sebab akibat.

2.1.3

Macam macam Ekologi


Macam macam ekologi dibedakan antara lain:

2.1.3.1 Ekologi Hutan

Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk


hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga
menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (Eviromental biology).
Hutan adalah tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan
mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan.
Hubungan antara masyarakat, tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam
lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem
ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari
masyarakat atau ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajari dari segi autekologi dan
sinekologi.Autekologi mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh
sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau tumbuhnya satu atau lebih jenisjenis

pohon.

Sifat

penyelidikanya

mendekati

fisiologi

tumbuh-

tumbuhan.Sinekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem


misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap komposisi
dan produksi hutan.
2.1.3.2 Ekologi Laut
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan
padang lamun. Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengan ion
Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Pada daerah tropik, suhu laut sekitar 25oC.Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi.Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan bagian air yang dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.
Pada daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,
maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan
air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaan secara horizontal.

2.1.3.3 Ekologi Tanaman


Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara tanaman dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya
kehidupan dari lingkungannya, danmempengaruhi lingkungan. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan
abiotik. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara
mineral, dan sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan
menyebabkan terjadinya cekaman (stress) pada tanaman.
Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan
organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang
lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang
dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum. Dalam agro-ekosistem
lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun
aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya tanaman
juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis
tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik
budidaya yang digunakan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang lingkungan
sangat penting bagi sektor pertanian. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu
Sinekologi dan Autekologi. Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk
hidup, tujuan dan perkembangan ekologi tanaman, pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua
bagian besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung
kepada faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan kata lain, tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini
yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar
yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.
Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalahmasalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan
ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat
bertahan hidup memerlukan pengetahuan terhadap alam lingkungannya. Alam
lingkungan

(environment)

ialah

alam

diluar

organisme

yang

efektif

mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri


dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan
hidupnya.

2.1.3.4 Ekologi Serangga


Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi
dan kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama
pascapanen merupakan dasar penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Saat
ini, pemodelan dengan komputer untuk pengendalian hama pascapanen telah
banyak dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada pengetahuan ekologi serangga.
Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil
dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah.
Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya
terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama
hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan
penyimpanan dengan baik.
2.2. EKOSFERA
2.2.1

Pengertian Ekosfera
Ekosfera merupakan sistem alam yang sangat efektif dan mempunyai daya
dukung tinggi untuk memahami sistem kehidupan terselenggara secara langgeng
dimana ekosfera adalah lapisan bumi yang didalamnya terdapat interaksi antara
komponen biotik dan abiotik.

2.2.2

Ekosfera Sebagai Sistem Penunjang Kehidupan


Bumi dimana kita berada dapat dibedakan dalam tiga bagian lapisan, yaitu:

a.

Atmosfera (Udara)
Lapisan udara yang terdiri dari campuran berbagai gas yang menyelimuti
suatu planet baik planet bumi, merkurius, mars, jupiter, uranus, saturnus, venus,

neptunus dan lain-lain. Atmosfera ada di sekeliling kita mulai dari permukaan
tanah hingga jauh di angkasa sana.
Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfera (Atmosfir) Bumi, antara lain:
1)

Melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena
gaya gravitasi bumi.

2)

Melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan


makhluk hidup dengan lapisan ozon.

3)

Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk


bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida,
dan lain sebagainya.

4)

Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan, badai, topan, dan
lain-lain.

b.

Hidrosfera (Air)
Pelapisan yang terbentuk air di muka bumi, lautan, air tanah, salju, dan es
yang menutupi kulit bumi.Wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfera
meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang
berada di atmosfera.Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air.

c.

Litosfera (Tanah)
Lapisan tanah dan batuan dari kerak bumi yang membentuk lapisanlapisan pembentuk mantel di bawah kerak bumi dan magma.

2.2.3

Fungsi fungsi Ekosfera


Ekosfera mempunyai fungsi, sebagai berikut:

1)

Memperlunak iklim.

2)

Meresiklus bahan kimia yang diperlukan makhluk hidup.

3)

Menimbun bahan buangan/ limbah.

4)

Mengontrol lebih dari 95% dari semua hama tumbuhan, penyakit padahewan
dan manusia.

5)

Mengelola plasma nutfah yang luar biasa jumlahnya.

2.3.

MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK KEHIDUPAN DI


MUKA BUMI
Matahari merupakan sumber panas bumi dan menyediakan energi untuk
fotosintesis tumbuhan hijau. Energi matahari juga merupakan tenaga penggerak
dalam siklus air, pemurnian air dan penggerak garam-garam di air laut untuk
menghasilkan air tawar yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan. Energi matahari
yang sampai ke bumi berupa energi radiasi yang memiliki kecepatan 30.000
km/detik.Energi matahari yang terpancar dalam berbagai panjang gelombang
elektromagnetik, dari yang berenergi tinggi (sinar kosmis) sampai yang berenergi
rendah (gelombang radio). Diantara gelombang-gelombang yang terpancar
tersebut banyak yang berbahaya bagi kehidupan, tetapi karena adanya lapisan
ozon dan uap air maka gelombang tersebut dapat tersaring sehingga sistem
kehidupan dapat terbentuk sampai sekarang.

2.3.1

Manfaat Matahari bagi Kehidupan


Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan
seperti:

1) Panas matahari memberikan suhu yang pas untuk keberlangsungan hidup


organisme di bumi. Bumi juga menerima energi matahari dalam jumlah yang pas
untuk membuat air tetap berbentuk cair yang mana merupakan salah satu siklus
hujan, cuaca, dan iklim.
2) Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofiluntuk
berlangsungnya proses fotosintesis.
3) Makhluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak
bumi dan batu bara sebagai sumber energi.
4) Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar matahari dan
mengubahnya menjadi energi listrik.
5)

Sel surya sudah banyak digunakan untuk kalkurator tenaga surya.

6)

Pergerakan rotasi bumi menyebabkan adanya siang dan malam.

7) Karena gravitasi matahari sangat besar, matahari menjadi penyatu planet planet
dan benda angkasa lain yang mengelilinginya.

2.3.2

Upaya Pemanfaatan Energi Surya


Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan energi yang luar
biasa besarnya ke permukaan bumi.Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi
menerima sekitar 1000 watt energi matahari per-meter persegi. Kurang dari 30%
energi tersebut dipantulkan kembali ke angkasa, 47% dikonversikan menjadi
panas, 23% digunakan untuk seluruh sirkulasi kerja yang terdapat di atas
permukaan bumi, sebagaian kecil 0,25% ditampung angin, gelombang dan arus
dan masih ada bagian yang sangat kecil 0,025% disimpan melalui proses
fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan yang akhirnya digunakan dalam proses
pembentukan batu bara dan minyak bumi (bahan bakar fosil, proses fotosintesis
yang memakan jutaan tahun) yang saat ini digunakan secara ekstensif dan
eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi juga untuk bahan pembuat
plastik, formika, bahan sintesis lainnya.Sehingga bisa dikatakan bahwa sumber
segala energi adalah energi matahari. Energi matahari dapat dimanfaatkan dengan
berbagai cara yang berlainan bahan bakar minyak adalah hasil fotosintesis, tenaga
hidro elektrik adalah hasil sirkulasi hujan tenaga angin adalah hasil perbedaan
suhu antar daerah dan sel surya (sel fotovoltaik) yang menjanjikan masa depan
yang cerah sebagai sumber energi listrik.
Sel surya sanggup menyediakan energi listrik bersih tanpa polusi, mudah
dipindah, dekat dengan pusat beban sehingga penyaluran energi sangat sederhana
serta sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai karakteristik cahaya matahari
yang baik (intensitas cahaya tidak fluktuatif) dibanding tenaga angin seperti di
negara-negara 4 musim, utamanya lagi sel surya relatif efisien, tidak ada
pemeliharaan yang spesifik dan bisa mencapai umur yang panjang serta
mempunyai keandalan yang tinggi.
Dalam keadaan cuaca yang cerah, sebuah sel surya akan menghasilkan
tegangan konstan sebesar 0.5 V sampai 0.7 V dengan arus sekitar 20 mA dan
jumlah energi yang diterima akan mencapai optimal jika posisi sel surya (tegak
lurus) terhadap sinar matahari selain itu juga tergantung dari konstruksi sel surya
itu sendiri. Ini berarti bahwa sebuah sel surya akan menghasilkan daya 0.6 V x 20
mA = 12 mW. Jika matahari memancarkan energinya ke permukaan bumi sebesar

atau , maka bisa dibayangkan energi yang dihasilkan sel surya yang rata-rata
mempunyai luas bandingkan dengan bahan bakar fosil (BBM) dengan proses
fotosintesis yang memakan waktu jutaan tahun.

2.3.3

Pemanfaatan Energi Matahari di Indonesia


Bagi Indonesia upaya pemanfaatan energi surya mempunyai berbagai
keuntungan yang antara lain adalah :

Energi ini tersedia dengan jumlah yang besar di Indonesia.


Sangat mendukung kebijakan energi nasional tentang penghematan, diversifikasi
dan pemerataan energi.
Memungkinkan dibangun di daerah terpencil karena tidak memerlukan transmisi
energi maupun transportasi sumber energi.
Teknologi ini masih relatif baru di Indonesia, hal ini dimungkinkan
karena ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia masih sangat terpengaruh oleh
teknologi dari negara-negara Barat yang pada umumnya negara-negara tersebut
mempunyai 4 musim, sehingga kurang mendapatkan sinar matahari kalaupun
mendapat sinar matahari, namun dengan jumlah yang tidak terlalu besar. Sedang
di Indonesia seharusnya sel surya ini mendapatkan perhatian khusus, sebab
Indonesia yang merupakan daerah tropis dan di daerah khatulistiwa maka
Indonesia mempunyai karakteristik angin yang kurang baik (sangat fluktuatif)
dibanding dengan karakteristik angin di negara negara Barat namun sangat
menguntungkan untuk energi matahari yang rata-rata mendapat sinar matahari 6
jam dalam sehari dengan cuaca yang sangat mendukung.
2.4. BIOSISTEM
Sistem kehidupan dimuka bumi ini tersusun dari suatu sistem kehidupan
terbesar (ekosfera) sampai sistem kehidupan terkecil (gen).Spektrum sistem
kehidupan ini dikenal sebagai biosistem, yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik.
Tabel Komponen Biotik dan Abiotik di dalam Biosistem
Komponen biotik

Komponen Abiotik

Biosistem

Gen

Materi

Sistem Gen

Sel

Energi

Sistem Sel

Organ

Ruang

Sistem Organ

Individu

Waktu

Organisme

Populasi

Keanekaan

Sistem Populasi

Komunitas

Ekosistem
Ekosfera

Sifat sifat biosistem, antara lain:


1)

Merupakan sistem terbuka.

2)

Membutuhkan makanan dan bahan bakar untuk memperbarui energi dan materi
yang habis dipakai.

3)

Mengandung sejumlah subsistem.

4)

Mempunyai hubungan simbiotik, parasitik, atau komensalistik.

5)

Terdapat dalam lingkungan tertentu.


Ekologi mempelajari biosistem diatas tingkat organisme.Individu dari
suatu spesies tertentu membentuk populasi dan populasi merupakan suatu unit
yang terkecil dalam studi ekologi bila ditinjau dari komponen biotiknya.Makin
tinggi tingkat organisasi biosistem makin kompleks strukturnya, tetapi makin
sederhana fungsi atau pembagian tugasnya.Hal itu karena koordinasinya juga
makin maju dibandingkan dengan tingakat biosistem yang lebih rendah.
Saat ini telah muncul rekayasa biosistem untuk menanggapi kekhawatiran
seperti integritas, keamanan lingkungan dan kualitas pangan, keamanan air, dan
ketersediaan sumber daya alam. Rekayasa biosistem didefinisikan sebagai
analisis, desain, dan kontrol berbasis biologis sistem untuk produksi berkelanjutan
dan pengolahan makanan dan bahan biologis dan efisiensi pemanfaatan alam dan
sumber daya terbarukan dalam rangka meningkatkan kesehatan manusia selaras
dengan lingkungan.
Rekayasa Biosistem diperkenalkan untuk mengatasi masalah besar,
kompleks, dan tergantung waktu sifat sistem biofisik.Namun, prinsip dan contoh

dapat diterapkan dan diekstrapolasi untuk struktur-tingkat yang lebih rendah,


seperti sel, organel, organ, dan organisme.
Ada kekhawatiran di seluruh dunia untuk menyelamatkan lingkungan dari
pelanggaran manusia dan tindakan berbahaya. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi
eksploitasi yang tidak bertanggung jawab sumber daya alam, penggundulan hutan,
polusi udara dan air, pembuangan nonbiodegradable produk dalam tanah, tidak
terkontrolnya produksi ozon bahan kimia, efek hujan asam di hutan dan danau,
dan degradasi keseluruhan lingkungan. Pelanggaran Manusia telah perlahan-lahan
menghancurkan sistem pendukung kehidupan kita.Akibatnya, pasokan makanan
yang aman dan air semakin terganggu.Hal itu penyebab utamanya antara lain
adalah kurangnya pemahaman tentang mengerikannyakonsekuensi pembangunan
ekonomi tidak terkendali, tidak diatur teknologi kemajuan, dan salah kelola
sumber daya alam.
2.5 Aplikasi ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk,
industri pembangunan jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan
unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya
merupakan contoh yang dapat mempercepat proses perubahan lingkungan dari
bumi ini. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam
kemajuan teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini.
Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia
dapat menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi
diabaikan.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami
lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara
yang dapat dipertanggungjawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang
ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang
lebih bersifat pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik
dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Penerapan Ekologi dalam Bidang Pertanian


Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini
menunjukkan adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut
dalam sektor pertanian akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan
lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi bukti
bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian
organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya.
Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan
dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik
harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh tanaman/binatang
terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber
daya pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.
Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya
saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di
dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian organik didasarkan pada
hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme
itu sendiri secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya
dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus
sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk
pertanian.
Dalam

pelaksanaannya,

sistem

pertanian

organik

sangat

memperhatikan kondisi lingkungan dengan mengembangkan metode budi


daya dan pengolahan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sistem
pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman,
hewan, manusia, mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan dengan
memperhatikan keseimbangan dan keanekaragaman hayati. Sistem ini
secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur ulang
alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem).
Pertanian

organik

banyak

memberikan

kontribusi

pada

perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia. Pertanian


organik juga menjamin keberlanjutan bagi agroekosistem dan kehidupan
petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan

sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa ditekan
serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran.
Pemanfaatan bahan-bahan alami lokal di sekitar lokasi pertanian
seperti limbah produk pertanian sebagai bahan baku pembuatan pupuk
organik seperti kompos sangat efektif mereduksi penggunaan pupuk kimia
sintetis yang jelas-jelas tidak ramah lingkungan. Demikian juga dengan
pemanfaatan bahan alami seperti tanaman obat yang ada untuk dibuat
racun hama akan mengurangi penggunaan bahan pencemar bahaya yang
diakibatkan pestisida, fungisida, dan insektisida kimia.
Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organik,
selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, juga akan mengurangi
dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat
pemakaian

pupuk

kimia

berlebihan.

Di

samping

itu,

banyak

mikroorganisme di alam yang memiliki kemampuan mereduksi dan


mendegradasi bahan-bahan kimia berbahaya yang diakibatkan pencemaran
dari bahan racun yang digunakan dalam aktivitas pertanian konvensional
seperti

racun

serangga

dan

hama.

Dengan kemajuan teknologi, pertanian organik adalah pertanian ramah


lingkungan yang murah dan berteknologi sederhana (tepat guna) dan dapat
dijangkau semua petani di Indonesia. Serangga hama dan musuh alami
merupakan bagian keanekaragaman hayati. Serangga hama memiliki
kemampuan berbiak yang tinggi untuk mengimbangi tingkat kematian
yang tinggi di alam. Keseimbangan alami antara serangga hama dan
musuh alami sering dikacaukan penggunaan insektisida kimia yang hanya
satu macam.
Pertanian organik bukan hanya baik bagi kesehatan, tetapi juga
bagi lingkungan bumi. Beberapa ahli pertanian Amerika Serikat yakin
pertanian organik merupakan cara baru mengurangi gas-gas rumah kaca
yang menyumbang pemanasan global. Laurie Drinkwater, ahli manajemen
tanah dan ekologi Rodale Institute di Kutztown, Pennsylvania, AS
bersama koleganya membandingkan pertanian organik dengan metode
sebelumnya yang menggunakan pupuk kimia selama 15 tahun. Hasilnya

dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature (Desember 1998) jika pupuk


organik digunakan dalam kawasan pertanian kedelai utama di AS, setiap
tahun, karbon dioksida di atmosfer

dapat berkurang

1-2%.

Drinkwater mengatakan, pengurangan ini merupakan kontribusi yang


sangat berarti. Selain itu negara-negara industri sepakat dalam pertemuan
Bumi di Kyoto Jepang untuk mengurangi emisi karbondioksida sampai
5,2% dari tahun 1990 hingga tahun 2008-2012. Dalam penelitian ini juga
ditemukan, pertanian organik menggunakan energi 50% lebih kecil
dibandingkan dengan metode pertanian konvensional.
Demikianlah, fakta mengungkapkan bahwa sistem pertanian
organik adalah pertanian yang ramah lingkungan. Artinya, pelaku sistem
pertanian organik telah berusaha tidak merusak dan menganggu
keberlanjutan komponen-komponen lingkungan yang terdiri atas tanah,
air, udara, tanaman, binatang, mikroorganisme, dan tentunya manusia.
Penerapan Ekologi dalam Bidang Kehutanan
Hutan merupakan salah satu sumberdaya yang bersifat dapat
dipulihkan (renewable atau funding resource).

Oleh karena itu

pengelolaannya harus berdasarkan pada prinsip-prinsip sustainable


(sustainable based principle) dari semua manfaat yang bisa diperoleh
dari hutan sebagai sumberdaya sekaligus sebagai ekosistem.
Berhubung di alam ini antara ekosistem yang satu berinteraksi
dengan ekosistem yang lain, maka konteks pengelolaan hutan harus
berdasarkan pada anggapan bahwa hutan merupakan salah satu bagian
integral dari ekosistem yang lebih besar dimana hutan tersebut berada,
yaitu suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai satu kesatuan bentang
darat.
Dalam rangka mencapai azas kelestarian (sustainable), laju ekstraksi
sumbedaya hutan tidak boleh melebihi laju daya pemulihan dari ekosistem
hutan tersebut. Dalam konteks penebangan kayu, besar volume kayu yang
ditebang tidak boleh melebihi riap volume tegakan hutan, sedangkan
dalam konteks pemanfaatan secara umum, pemanfaatan hutan sebagai

ekosistem tidak boleh melebihi daya dukung maksimum dari ekosistem


tersebut.
Secara ideal, derajat pemanfaatan hutan harus diupayakan pada tingkat
daya dukung optimalnya atau paling tinggi berada pada kisaran nilai antara
daya dukung optimal dengan daya dukung maksimumnya. Hal ini
dimaksudkan agar pemanfaatan hutan tidak menimbulkan derajat
gangguan lingkungan yang melebihi daya asimilatif dari ekosistem hutan
tersebut.
Hutan dapat menghasilkan berbagai macam barang (kayu dan hasil hutan
bukan kayu) dan jasa lingkungan (air, oksigen, keindahan alam, penyerap
berbagai polutan, dan lain-lain), sehingga hutan bersifat multimanfaat.
Sehubungan dengan ini pengelolaan hutan seyogyanya tidak boleh
memaksimumkan perolehan dari satu macam manfaat saja (misal kayu)
dengan mengorbankan manfaat-manfaat lainnya, karena berbagai macam
manfaat hutan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Hutan dapat
secara berkelanjutan memberikan manfaatnya bila proses ekologis internal
dalam ekosistem hutan tersebut tidak terganggu atau terganggu tetapi tidak
menimbulkan stress ekologis yang bersifat irreversible. Oleh karenanya,
ekosistem hutan harus dibuat tahan terhadap gangguan dengan cara
mempertahankan keanekaragaman hayati (biodiversity) hutan yang tetap
tinggi. Dengan demikian, pengelolaan hutan harus dilakukan secara tepat
agar ragam dan derajat pemanfaatan hutan, yang tidak lain adalah berupa
tindakan gangguan terhadap hutan, harus dilakukan sedemikian rupa
agar tidak melampaui daya recovery dari ekosistem hutan yang
bersangkutan sebagai respons terhadap gangguan tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ekologi merupakan kajian organisme hidup dalam rumahnya.Tetapi bila
diartikan secara keseluruhan, ekologi merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat
organik maupun anorganik sedangkan ekosfera merupakan sistem alam yang
sangat efektif dan mempunyai daya dukung tinggi untuk memahami sistem
kehidupan terselenggara secara langgeng.
Dalam ekosfera segala sesuatu yang ada selalu saling terkait, misalnya
udara berperan dalam menawarkan air dan menjaga tumbuhan dan hewan untuk
hidup, air menjaga kehidupan tumbuhan dan hewan, tumbuhan menjaga kehadiran
hewan serta mensiklus air dan tanah, tanah menjaga tumbuhan dan hewan hidup
serta mentawarkan air. Semua hal itu tidak terlepas dari peran matahari sebagai
sumber energi untuk kehidupan di muka bumi.Sedangkan biosistem merupakan
keseluruhan dari suatu sistem kehidupan yang terdiri dari komponen biotik
(tumbuhan, hewan, mikroba, manusia) dan komponen abiotik.
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk,
industri pembangunan jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan
unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya
merupakan contoh yang dapat mempercepat proses perubahan lingkungan dari
bumi ini. Oleh karean itu, Ekologi sebagai dasar ilmu kehidupann sangat penting
sebagai dasar kehidupan manusia.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana
peran ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan.Selain itu, para
pembaca juga diharapkan mampu memahami ekologi, ekosfera, matahari sebagai
sumber energi untuk kehidupan di muka bumi, dan biosistem.

Akan tetapi makalah kami masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik
dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna pembuatan makalah yang
lebih baik lagi berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Heinz

Frick,

Bambang

Suskiyanto.2006.

Dasar-Dasar

Ekologi

Arsitektur.Yogyakarta:Kanisius.
Jumin, Hasan Basri.1992. Ekologi Tanaman.Rajawali Press:Jakarta

Soerjani, Mohamad, dkk. 2007. Lingkungan Hidup (The Living Environment)


Pendidikan,

Pengelolaan

Lingkungan

dan

Kelangsungan

Pembangunan

(Education, Envorinmental management and Sustainable Development) Edisi


Kedua. Jakarta : Yayasan Institut Pendididikan dan Pengembangan Lingkungan
(IPPL).
http://www.averroes.or.id/research/ekologi-manusia-dan-kesadaran-individudalam-pengelolaan-lingkungan.html
http://al-poenya.blogspot.com/2012/04/resume-ekologi-manusia-filsafat.html

EKOLOGI DAN APLIKASI ILMU EKOLOGI


MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan


yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S

Disusun oleh :
Offering G
Kelompok 9
M. Sholeh Al Qoyyim H

(130342603485)

Rizki Amalia Nurul Khaq

(130342615332)

Yheni Sapitri

(130342603478)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 BIOLOGI
SEPTEMBER 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayat-Nya, tim penulis
dapat menyelesaikan makalah Pengetahuan Lingkungan dengan judul Ekologi
dan Aplikasi Ilmu Ekologi tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dengan
tujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian wawasan lingkungan
dan masalah lingkungan lokal. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyusun makalah
Wawasan dan Masalah Lingkungan yaitu kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S
2. Anggota kelompok pengetahuan lingkungan yang telah berusaha
menyelesaikan makalah ini
3. Semua pihak yang telah membantu Tim penulis
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, untuk kesempurnaan makalah ini. Tim penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, September 2014

Penulis

Anda mungkin juga menyukai