Anda di halaman 1dari 58

LOGO

EKOLOGI HEWAN
PERTEMUAN VIII

POPULATION ECOLOGY: METODE


SAMPLING POPULASI HEWAN

Oleh:
ALANINDRA SAPUTRA, S.Pd., M.Sc.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SEPTEMBER 2014

Mengapa perlu
sampling
populasi?

Apa yang perlu


di pelajari?

Pengukuran Tingkat Kelimpahan Populasi


Cara mengukur kelimpahan populasi suatu spesies hewan banyak
macamnya
Suatu metoda dan teknik yang cocok bagi suatu
spesies, belum tentu cocok digunakan pada
spesies lain.
Faktor penentu penting dipilihnya suau cara
yang cocok, adalah tujuan dan keperluan
pengukuran, ukuran tubuh hewan, mobilitas
serta perilaku umum spesies tersebu
Juga ketersediaan waktu dan tenaga serta
keterampilan pelaksana pengukuran pun
turut menentukan.

Pengukuran Tingkat Kelimpahan Populasi


1. Pengukuran Kelimpahan Absolut (Pencacahan Total)

suatu cara menghitung secara langsung


semua individu di suatu tempat yang
dihuni spesies yang diselidiki.
Metode ini biasanya digunakan pada
berbagai spesies mamalia berukuran
tubuh besar dan mudah tampak dalam
habitatnya
misal gajah di semak belukar

Pengukuran Tingkat Kelimpahan Populasi


2. Penentuan Kelimpahan Relatif
Kelimpahan relatif adalah hasil pengukuran
yang tidak menghasilkan suatu angka taksiran
mengenai besar populasi atau kerapatan
populasi, melainkan hanya suatu indeks
mengenai kelimpahan populasi.
Indeks kelimpahan ialah bahwa angka indeks
tersebut berkorelasi secara relatif konstan
dengan angka besar populasi yang sebenarnya
atau dengan angka kerapatan populasinya.
Informasi mengenai kelimpahan relatif berguna
untuk mendeteksi terjadinya perubahan besar,
mengenai naik turunnya kelimpahan populasi
suatu spesies hewan di suatu tempat.

Metoda-Metoda Pencuplikan
Metode pencuplikan (sampling
method) merupakan metode yang
menggunakan pencacahan
namun dilakukan terhadap individuindividu dari cuplikan-cuplikan
(sample) yang masing-masing
merupakan suatu proporsi kecil dari
populasi yang diperiksa.

Metoda-Metoda Pencuplikan
1. Metoda Linceln-Peterson
menangkap sejumlah individu dari suatu
populasi hewan yang akan dipelajari
Individu yang ditangkap kemudian diberi
tanda yang mudah di baca, kemudian
dilepaskan kembali dalam periode waktu yang
pendek
Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan
dihitung yang bertanda yang tertangkap
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga
ukuran atau besarnya populasi

Metoda-Metoda Pencuplikan
2. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode
Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil),
dapat digunakan schanabel
Metode ini selain membutuhkan asumsi yang
sama dengan metode lincon-peterson, juga
ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran
populasi harus konstan dari satu periode
sampling dengan periode yang berikutnya
penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari
2 kali
Untuk periode setiap sampling, semua hewan
yang belum bertanda diberi tanda dan
dilepaskan kembali

Metoda-Metoda Pencuplikan
3. Metode Pencuplikan Kuadrat
umum digunakan untuk membuat taksiran
kerapatan populasi berbagai hewan
invertebrata
Satuan pencuplikan kuadrat, bentuknya
tidak selalu bujur sangkar
Bagian penting menentukan besar ukuran
tiap satuan cuplikan (ukuran kuadrat), jumlah
cuplikan serta pola penempatan cuplikancuplikan tersebut
Prosedur metode ini meliputi pencacahan
individu-individu dari semua cuplikan kuadrat
itu, dan dari angka-angka yang didapat
ditentukan kerapatan populasi hewannya
untuk mewakili seluruh area yang diselidiki

Metoda-Metoda Pencuplikan
4. Metode transek
Transek yang digunakan biasanya terbuat dari
tali dan ditarik/ diperlakukan sepanjang
lokasi amatan
Metode transek ini digunakan khusus untuk
hewan yang tidak banyak bergerak, kalaupun
bergerak, atau area gerakanya tidak luas.
Metode transek (transect method) terdiri dari
metode transek garis (line transect method),
metode transek perpotongan garis (lineintercept transect method), metode transek
ban (belt transect method)

Metoda-Metoda Pencuplikan
5. Metode Pemindahan
Metode pemindahan atau penghilangan
(removal method) meliputi pencuplikan
(penangkapan) yang dilakukan beberapa kali
dengan cara yang sama
Pada setiap kali, individu hasil penangkapan
diambil dari populasi
Dasarnya, jumlah individu yang tertangkap
dan daiambil akan mempenggaruhi
penangkapan-penangkapan berikutnya
Laju berkurangnya hasil penangkapan itu
akan proporsional terhadap jumlah total
individu dalam populasi

Metoda-Metoda Pencuplikan
6. Penggunaan Perangkap
Metode jebakan merupakan suatu cara
pencuplikan hewan dengan cara menjebak,
perangkap cahaya, perangkap hidup, dll
Metode jebakan ini digunakan untuk hewanhewan yang aktif bergerak, baik untuk hewan
yang aktif pada siang maupun malam hari,
untuk hewan yang aktif bergerak di tanah
maupun yang terbang di udara
Selain bergantung pada keaktifan bergerak,
metode ini juga bergantung pada hewan yang
mempunyai kisaran gerakan yang luas dan
kerapatan populasinya
Jumlah individu yang tertangkap berkorelasi
dengan tingkat kelimpahan populasi, populasi
aktivitas hewan, daerah jelajah, dan
efektivitas perangkap yang digunakan.

Metoda-Metoda Pencuplikan
6. Penggunaan Perangkap
teknik yang dapat digunakan :
Baited traps atau jebakan berumpan,
misalnya dalam mengamati keanekaragaman
semut, dengan menggunakan umpan gula
Perangkap jaring (sweep net) Jaring-jaring
penyapu umum digunakan untuk mengambil
sampel serangga vegetasi
Perangkap jatuh (fit fall trap) menangkap
makrofauna yang aktif bergerak di
permukaan tanah
Perangkap cahaya lampu (light trap).
seranggayang senang dengan cahaya
Perangkap Warna
Perangkap kamera

Metoda-Metoda Pencuplikan
7. Perhitungan Pellet Tinja
Perhitungan pellet tinja (relatif baru),
misalnya pada bangsa rusa, kijang, kelinci,
tikus
Penghitungan kotoran berguna untuk
memantau perubahan distribusi dan
kelimpahan beberapa satwa
Selain itu metode ini juga memungkinkan
untuk memantau beberapa satwa secara
bersamaan pada saat yang sama
Keuntungan lainnya adalah metode
penghitungan kotoran tidak terpengaruh oleh
sifat satwa yang tidak terduga dan cenderung
menghindar

Metoda-Metoda Pencuplikan
8. Perhitungan Hasil Tangkapan per Satuan Usaha
Contoh dari metode ini adalah indeks
kelimpahan ikan di laut pada suatu periode
yang dapat dinyatakan dalam jumlah berat
atau jumlah ikan per 100 jam memukat
dengan suatu kapal pukat.
Metode penangkapan ini terdiri dari berbagai
alat tangkap ikan, yang selain disesuaikan
dengan jenis ikan yang akan ditangkap, dan
zona tempat hidup ikan yang akan ditangkap
tersebut.

Metoda-Metoda Pencuplikan
9. Perhitungan jumlah artefak
Penggunaan metode ini misalnya sarang,
lubang, bekas garukan, kepompong kosong dll.
Metode ini lebih mudah dilakukan daripada
mencacah hewannya secara langsung,
hewan tersebut merupakan hewan yang aktif
mencari makan pada siang hari, dan aktivitas
lainnya, juga dipengaruhi oleh sikap hewan
tersebut yang sensitive terhadap kehadiran
manusia.
Indeks kelimpahan ditaksir dari perhitungan
jumlah tanda bukti atau jejak hasil aktivitas
hewan
Dua jenis penghitungan sarang: Penghitungan
sarang standing crop & Penghitungan sarang
marked nest atau sarang ditandai

Metoda-Metoda Pencuplikan
10. Perhitungan frekuensi vokalisasi
contohnya adalah menghitung berapa kali ayam
hutan berbunyi setiap 15 menit yang indeks
kelimpahannya dinyatakan dalam angka
frekuensi bunyi atau teriakan per satuan waktu
Teknik pencuplikan suara, salah satunya dapat
dilakukan melalui alat perekam suara

Metoda-Metoda Pencuplikan
11. Sensus tepi jalan (roadside count)
suatu metode estimasi terhadap perhitungan
kepadatan populasi hewan, dan perhitungannya
dilakukan secara tidak langsung.
Metode ini dikenal juga dengan nama Hand
collecting, yakni cara yang dilakukan oleh
pengamat dengan mengumpulkan dan
menghitung secara insitu semua hewan yang
dapat dilihat selama waktu yang ditentukan
pada lokasi penelitian
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui
kepadatan populasi hewan tergantung pada
hewan tersebut dapat terlihat dengan jarak
pandang yang telah ditentukan

Metoda-Metoda Pencuplikan
12. Penggunaan manusia sebagai umpan
Misalnya menentukan kelimpahan realtif
nyamuk, jumlah nyamuk yang hinggap dan
menggigit lengan selam rentang waktu
tertentu.
Kelimpahan yang diperoleh secara berkala
dalam rentang waktu lama, dapat memberikan
informasi penting mengenai pola perubahan
kelimpahan populasi.

Beberapa contoh
cara sampling
hewan

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


A. MAKROINVERTEBRATA TANAH
Plot berukuran kecil (0,1 atau 0,2 m2)
Langkah-langkah:
1. Membersihkan vegetasi yang ada di
dalam area plot (sebaiknya dilakukan
dengan pemangkasan bukan dicabut)
2. Mengambil tanah (lapisan serasah dan
tanah) sampai kedalaman 10 cm dan
diletakkan dalam wadah
3. Memisahkan hewan dengan tanah
4. Mengidentifikasi dan menghitung
jumlahnya

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


A. MAKROINVERTEBRATA TANAH

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


A. MAKROINVERTEBRATA TANAH
Analisis laboratorium
1. Sampel tanah diambil pada setiap plot,
diletakkan pada kantung plastik,
dilabeli
2. Untuk tanah yang lembab cenderung
dingin letakkan sampel dalam air
hangat (40-50C) dan diaduk perlahan
3. Sebagian besar fauna tanah akan
melayang di permukaan air
4. Didentifikasi dan dihitung jumlahnya

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


B. MIKROINVERTEBRATA TANAH
Digunakan untuk mengkoleksi
sampel Arthropoda tanah
Metode Corong Barlense
Tulgreen
Corong
Sampel tanah
dari suatu area
Corong
Tempat penampungan dengan
etanol 70-80%

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


B. MIKROINVERTEBRATA TANAH

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


C. PIT FALL TRAP
Digunakan untuk mengkoleksi sampel
makrofauna yang aktif bergerak di
permukaan tanah
Perangkat sederhana berupa bejana yang
ditanam di dalam anah
Permukaan dibuat datar dengan tanah
Agar air tidak masuk dalam bejana, maka
diberikan atap (pelindung) yang dipasang
agak tinggi
Perangkap dapat dipasang random,
transek, atau yang lain
Jarak antar perangkap minimal 5 m
Perangkap dibiarkan selama 24 jam

SAMPLING INVERTEBRATA TERRESTRIAL


C. PIT FALL TRAP

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


1. Wilding Sampler
Merupakan peralatan yang ideal untuk
mengkoleksi sampel benthos
Dapat juga digunakan untuk sampling
plankton dan slow moving nekton
Peralatan terdiri atas silinder dengan luas
0,1-0,2 m2 dan tempat penampungan dari
logam yang kuat
Cara kerja alat:
1. Tekan sampler di atas substrat dengan
bagian bawah silinder tertanam dalam
substrat
2. Angkat dan pisahkan serasah dengan air
3. Identifikasi dan hitung jumlah hewan

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


1. Wilding Sampler

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


2. Scoop Net

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


3. Metode Pengerukan Sampel Benthos
Ekman Grab Sampler

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


3. Metode Pengerukan Sampel Benthos
Peterson Grab Sampler

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


3. Metode Pengerukan Sampel Benthos
Ponar device

AQUATIC SAMPLING: BENTHOS SAMPLING


4. Stream Bottom Samplers

Surber net

NEKTON AND PLANKTON SAMPLING


1. Traps and Pumps (Jebakan dan Pompa)
Jebakan plankton biasa digunakan untuk
mengkoleksi zooplankton dan algae
Beberapa peralatan yang dapat digunakan:
Kemmerer sampler atau Schindler-Patalas trap

Kemmerer sampler

Schindler-Patalas Trap

NEKTON AND PLANKTON SAMPLING


2. Townet

CAPTURE-RECAPTURE SAMPLING
Yang paling sering digunakan adalah
metode Lincoln-Peterson dan Schnabel
Dasar: menangkap sejumlah individu
dari suatu populasi hewan yang akan
dipelajari
Individu yang ditangkap kemudian
diberi tanda yang mudah dibaca dan
dilepaskan kembali dalam periode
waktu yang pendek
Setelah beberpa hari ditangkap
kembali dan dihitung yang bertanda
yang tertangkap

CAPTURE-RECAPTURE SAMPLING
Beberapa cara memberikan tanda pada hewan
yang tertangkap

REMOVAL SAMPLING
Capture-Recapture sering sulit digunakan untuk
menduga ukuran populasi alami
Asumsi-asumsi yang sulit dilaksanakan di
lapangan
Removal sampling merupakan penangkapan
berturut-turut populasi hewan dengan tidak
melepaskan kembali hewan yang telah
disampling
Asumsi:
1. Setiap individu dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama dan independen
untuk tertangkap. Sehingga, sampling harus
dilakukan secara ACAK.
2. Ukuran populasi tetap
3. Probabilitas penangkapan individu sama
pada setiap periode sampling

REMOVAL SAMPLING
Contoh metode removal sampling adalah
metode ZIPPIN
Dilakukan dengan menangkap hewan dan tidak
dilepaskan kembali, kemudian dalam jangka
waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan
kedua dan tidak dilepaskan kembali
PERSAMAAN:
p = n1/N
p: proporsi
p = n2/(N-n1)
n1: jumlah yang
n1 =
n2
tertangkap pada
N

N n1

N =

n 12

n 1 n2

penangkapan
pertama
n2: jumlah yang
tertangkap pada
penangkapan
kedua
N: ukuran populasi

TERRESTRIAL VERTEBRATES SAMPLING


1. LINE TRANSECT (STRIP CENCUS)
Metode pendugaan populasi dengan
menghitung hewan yang terlihat oleh observer
yang melewati garis transek
Berjalan perlahan melalui jalur yang telah
ditentukan, menghitung jumlah hewan yang
terlihat beserta jarak dengan observer
Asumsi:

1. Semua individu di area sampling terdistribusi acak


2. Garis transek diletakkan secara acak
3. Semua hewan punya probabilitas yang sama
untuk terlihat oleh observer
4. Tidak ada hewan yang dihitung dua kali

. Dapat diaplikasikan untuk hewan berukuran


sedang seperti kelinci, burung, dan lain
sebagainya

TERRESTRIAL VERTEBRATES SAMPLING


1. LINE TRANSECT (STRIP CENCUS)
Perhitungan densitas dapat dengan metode
KING dan HAYNE
Metode King: Metode Hayne:
D = 104n2
D = 104 (1/di)
2Ldi

2L

Dengan, D: densitas populasi (per hektar)


n : jumlah hewan terlihat
L : panjang transek (meter)
di: jarak observer dengan hewan (meter)
104: faktor konversi (m-ha)

TERRESTRIAL VERTEBRATES SAMPLING


2. ROADSIDE COUNT
Menjadi metode standar untuk mengobservasi
populasi alami (wildlife)
Observer menggunakan kendaraan bermotor
untuk menyusuri jalan dan bukit
Individu yang terlihat dihitung dihubungkan
dengan jarak yang sudah ditempuh
Dapat mengkover area yang luas dengan cepat
dan mudah
Dapat digunakan di habitat gurun, hutan,
padang rumput, lahan basah dan area
pertanian

TERRESTRIAL VERTEBRATES SAMPLING


3. POINT SAMPLING
Cocok diterapkan di daerah kering, kolam,
rawa-rawa, puncak dataran tinggi atau lokasi
yang lain
Pada periode 50-60 menit pada setiap titik
observasi, observer mencatat semua hewan
yang terlihat meliputi burung dan mammalia
Indeks kelimpahan spesies dapat dihitung
sebagai jumlah hewan terlihat perjam observasi
Cocok untuk hewan yang mudah berpindah
tempat

TERRESTRIAL VERTEBRATES SAMPLING


4. SAMPLING MAMMALIA KECIL
Dilakukan untuk mammalia berukuran kecil
seperti tikus dan hewan pengerat lainnya
Menggunakan alat STANDARD HOUSEHOLD
SNAP TRAPS
Jebakan dapat diletakkan di
sepanjang jalur transek atau di
satu titik pengamatan

TERRESTRIAL VERTEBRATES SAMPLING


5. PELLET COUNTS (Perhitungan Pellet Tinja)
Dilakukan dengan memindahkan sejumlah
pellet tinja yang ditemukan di dalam plot
Dapat digunakan dengan meletakkan 10-15
plot berukuran 100 m2 secara acak atau dapat
juga dengan transek
Perhitungan bertujuan untuk memantau
perubahan distribusi dan kelimpahan beberapa
satwa
Perhitungan:
ID = n/A
dengan,
ID : index of density
n : jumlah total kotoran pada seluruh plot
A : luas total area sampling

Metode ikan
Metode yang digunakan adalah metode sampling,
yaitu mengambil ikan sebagai contoh untuk melihat
keaneka ragaman jenis ikan.
Teknik pengambilan sampel ikan dengan
menggunakan alat tangkap antara lain Bubu,
Tampirai, Jaring dan Jala yang di pasang di beberapa
tempat dimana titik pengamatan atau disekitar
lingkungan pengamatan dilakukan dalam survei ini.
Pada masing-masing lokasi survei alat dipasang
selama 4 hari. Alat tangkap yang sudah dipasang
diperiksa pagi dan sore hari untuk melihat apakah
ada ikan yang tertangkap,
Ikan yang tertangkap diidentifikasi untuk
mengetahui jenis atau spesiesnya dengan
menggunakan buku identifikasi ikan yang disusun
Weber & Beaufort (1916); Smith (1945); Inger &
Chin Phui Kong (1962); dan Kottelat dkk. (1993).

Metode herpetofauna
Pertama, perolehan data berdasarkan hasil
pengamatan dari sepanjang transek yang telah
dibuat, dimana pada masing-masing lokasi sekitar
4km. Pengamatan dilakukan pada pagi dan malam
hari, pengamatan pagi hari dari pukul 6.00 wib
sampai selesai, malam hari pukul 18. 30 wib - sampai
selesai.
Kedua, data diperoleh dengan sistem pencarian
secara acak disekitar lokasi survei, seperti wilayah
disekeliling badan air diam dan mengalir.
Ketiga, data hasil tangkapan penduduk
(jaring/renggek, bubu dan tempirai), informasi dari
penduduk sekitar lokasi survey dan diyakini
kebenarannya.

Preservasi
Pengawetan spesimen (preservasi)
dilakukan apabila spesies yang dijumpai
belum teridentifikasi atau masih diragukan
nama ilmiahnya.
Prosedur pengawetan, dilakukan dengan
cara menyuntik dengan alkohol 70 % pada
bagian tengkuk amfibi maupun reptil,
penomoran koleksi, kemudian direndam
dalam formalin 10 % selama 24 jam, atau
lebih lama.

Metode primata
Pola perilaku primata:
Aktivitas makan (feedding); bergerak (locomotion);
istirahat (immobile); Groming (mencari kutu); main
(playing); dll
Metodologi yang digunakan dalam pengamatan ini
adalah:
Metode perhitungan konsentrasi (concentration count)
& kombinasi metode triangel count dan line transect;
penelusuran jalur (Line Transect) dan pengamatan
secara acak (random) pada daerah sekitarnya atau
berjalan mengikuti jalur yang sudah ada.
Pada setiap lokasi dibuat 3 - 4 jalur transek yang
masing-masing sepanjang 1.000 meter.
Pola Aktivitas
Analisis Data: ukuran populasi; jenis pakan; perilaku;
tipe habitat

Metode burung
Pengamatan dilakukan pada pagi hari antara pukul
06.00 10.00 dan sore harinya antara pukul 14.00
18.00. menggunakan metode titik hitung (point
count).
Data burung didapatkan dengan cara membagi lokasi
taman menjadi titik-titik pengamatan dengan radius
pengamatan 10 m dan jarak antar titik sejauh 30
m. Panjang jalur pengamatan menyesuaikan dengan
panjang jalur yang ada di tiap-tiap taman dengan
waktu pengamatan di tiap titik selama 20 menit.
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung,
pengumpulan data menggunakan metode 20 jenis
burung (MacKinnon dalam Rombang 2000) dimana
dalam pelaksanaannya data dikumpulkan dari
semua lokasi yang di survei termasuk lokasi transek
dan desa-desa yang dilewati.

Contoh perilaku makan (behavior)

Perilaku Makan Kucing


Kucing menyergap
dan melumpuhkan
mangsa dengan cara
yang mirip dengan
singa dan harimau.
Menggigit leher
mangsa dengan gigi
taring yang tajam
sehingga melukai
saraf tulang belakang
atau menyebabkan
mangsa kehabisan
napas dengan
merusak tenggorokan

Perilaku Makan Macan Tutul


Macan Tutul memburu
mangsa dengan cara:
.
mengendap perlahan,
.
merasakan sentuhan
kaki di atas tanah tanpa
berbunyi,
.
kepala ditundukkan
dengan sorot mata tajam
ke arah mangsa,
. mengamati dengan
penuh kesabaran,
. berlari dan menerkam
mangsa.

Macan ini tak mau ambil


risiko berkelahi baru
membunuh.

Dalam perburuannya,
macan ini amat cerdik.
Mangsa itu sepertinya
dipelajari perilakunya,
kemudian diincar dan
disergap kontan sampai
mati di tempat.

Gigitan mematikan
terjadi pada tengkuk dan
leher mangsa.
Gigitan pada punggung

Kalau tak ada gangguan ( misal gagak,


singa), korban yang masih segar langsung
dimakan.
Macan tidak memegang mangsanya atau
memakai cakar untuk mengoyak.
Mencabik-cabik mangsa dengan gigi yang
kuat, tajam.
Sisa karkas mangsanya diseret jauh-jauh.
Menyeret dan membawa hasil buruannya ke
atas pohon. Untuk menghindari kehilangan
mangsa hasil buruan, juga untuk
penyimpanan persediaan makanan.

Perilaku Makan Elang Jawa


Elang Jawa memangsa bajing,
tupai atau tikus, dibawanya
dengan kedua kaki. Sebelum
dimasukkan ke dalam mulut, ia
mencabik makanan dengan
kedua kaki dan paruh yang
melengkung berujung runcing.
Sambil bertengger di dahan
pohon di dalam hutan, Elang
Jawa menunggu buruan yang
tersedia di sekitarnya.
Kadangkala ia mencari mangsa
dengan cara terbang di dalam
tajuk di sela pepohonan yang
tak terlalu rapat.

Anda mungkin juga menyukai