Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS GASTROPODA ZONA INTERTIDAL PANTAI

UJUNG DESA TOLONDO JAYA KECAMATAN BATUATAS

OLEH :

SANDRA

(131701002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan gastropoda sebagai salah satu komunitas penghuni pantai


secara tidak langsung terkait dengan kualitas perairan di wilayah tersebut.
Perubahan struktur komunitas Gastropoda dapat meliputi
keanekaragaman, kelimpahan, dan sebagainya. Kelimpahan dan
keanekaragaman Gastropoda di alam dipengaruhi oleh factor abiotic dan
biotik seperti kondisi lingkungan, ketersedian makanan, pemangsaan oleh
factor predator dan kompotisi (Susiana, 2011) dalam Mardi 2019.
Gastropoda merupakan kelompok hewan invertebrate yang
bercangkang dan memiliki sifat utama yang memanfaatkan kakinya untuk
berjalan. Gastropoda adalah kelompok hewan dari filim molusca yang
dapat hidup pada substrat dari yang kasar sampai halus. Pesebaran hewan
ini hampir di seluruh pantai di indo-pesisir dan hidup sebagai hewan
makrozoobhentos yang hidup di permukaan substrat dan di dalam substra
(infauna)(Suwignyo, 2005).
Gastropoda merupakan salah satu organisme yang memiliki nilai ekomis
tinggi. Hewan ini masuk dalam flum Molusca yang dengan tingkat
keanekaragaman yang tingg setelah Athropoda. Berdasarkan preferensi habitat
mereka, molusca dapat diklasifikasikan kedalam komunitas perairan dan tanah.
Habitat terestril dihuni secara eksklusif oleh kelas gastropoda sedangkan habitat
perairan di huni oleh bivalvia dan gastropoda. Gastropoda adalah hewan yang
terbesar dan palng sukses di dalam kelas molusca dengan 75.000 spesieshidup da
di temukan dalam berbagai habitat baik di air tawar, laut dan daratan (Mavinkurve
et al., 2004). Hewan ini memiliki peranan penting sebagai bioindikatir perairan,
apabila terjadi pencemaran disuatu perairan. Hal ini tidak telepas dari Gastropoda
yang memiliki sifat mobilitas yang lambat habitat di dasar perairan dan pola
makan (Budhiati, et al 2008).

Gastropoda ditemukan hampir di setiap wilayah perairan pulau-pulau yang


tersebar di Indonesia. Salah satunya di perairan pantai Ujung Kecamatan Batuatas.
Masyarakat setempat memanfaatkan gastropoda sebagai bahan makanan, namun
pengetahuan mereka mengenai gastropoda sendiri hanyalah semata-mata sebagai
bahan makanan bernilai ekonomis tanpa mengetahui peranannya secara ekologis.
Hal ini terlihat dari cara masyarakat setempat dalam mengeksploitasi gastropoda
secara massal tanpa memilah dan memilih mana yang sudah bernilai ekonomis
dan mana yang belum. Disamping itu belum ada informasi mengenai jenis-jenis
gastropoda di Desa Tolondo Jaya Kecamatan Batuatas.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk


mengetahui Identifikasi jenis gastropoda tersebut dengan judul “Identifikasi Jenis-
Jenis Gastropoda Zona Intertidal Perairan Pantai Ujung Kecamatan Batuatas.
B. Rumusan Masalah

Apa saja Jenis-Jenis Gastropoda Zona Intertidal Perairan Pantai Ujung


Kecamatan Batuatas ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui Jenis-Jenis Gastropoda Zona Intertidal Perairan


Pantai Ujung Kecamatan Batuatas.

D. Manfaat

Berdasarkan latar belakang, penelitian ini diharapkan dapat


memberikan informasi terkait jenis-jenis gastropoda yang terdapat di pesisir
pantai ujung. Supaya masyarakat tidak saja mengambil tetapi mereka juga
mampu membudidayakan melestarikan gastropoda tersebut agar tidak terjadi
kepunahan dari jenis-jenis tertentu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Kajian Identifikasi jenis
2. Deskripsi Gastropoda
a. Marfologi Gastropoda

Menurut Campbell (2012) karakteristik yang khas dimiliki


oleh gastropoda adalah “Proses perkembangan yang disebut torsi
(torsion). Ketika embrio gastropoda berbentuk pipih pada abalone
dan limpet”. Menurut Nontji (2007) mengatakan bahwa tabung
cangkang gastropoda yang melingkar – lingkar itu memilin (coiled)
ke kanan yakni searah putaran jarum jam bila dilihat dari ujungnya
yang runcing. Namun adapula yang memilih ke kiri. Pertumbuhan
cangkang yang memilin bagai spiral itu disebabkan karena
pengendapan bahan cangkang disebelah luar berlangsung lebih
cepat dari yang sebelah dalam.

Menurut Harminto (2003) dalam Ulmaula, dkk (2016)


mengatakan bahwa Gatropoda merupakan hewan bercangkang
yang berjalan dengan perut, (gastro: perut, podos: kaki) maka dari
itu hewan ini memiliki alat gerak mengunakan perut sebagai
kakinya, hewan ini umumnya bercangkang tunggal yang terpilin
membentuk spiral dan memiliki ragam warna pada cangkangnya
dan pada umumnya cangkang hewan ini sudah terpilin sejak
embrio, namun ada beberapa jenis gastropoda yang tidak memiliki
cangkang sehingga disebut siput telanjang.
Struktur umum cangkang Gastropoda menurut Oemarjati
dan Wardana dalam Andriana (2016) umumnya terdiri atas: Apex
(puncak atau ujung cangkang), Aperture: (lubang tempat keluar
masuknya kepala dan kaki), Operculum (penutup cangkang),
Whorl (satu putaran cangkang, cangkang terakhir disebut body
whorl), Spire (susunan whorl sebelum body whorl), Suture (garis
yang terbentuk oleh perlekatan antar spire), Umbilicus (lubang
yang terdapat di ujung kolumela (pusat putaran cangkang)). Tipe
cangkang Gastropoda terdiri dari tujuh belas tipe yaitu: tipe
conical, biconical,obconical, turreted, fusiform, patelliform,
spherical, ovoid, discoidal, involute, globose, lenticular, obovatus,
bulloid, turbinate, cylindrical dan trochoid.

Rusyana (2011) mengatakan bahwa cangkang gastropoda


terdiri dari tiga lapisan. Pertama : periostrakum, yang terbuat dari
bahan tanduk yang di sebut konkiolin. Kedua : lapisan prismatik,
terbuat dari klasit atau arrogonit. Ketiga : lapisan mutiara terdiri
dari CaCO3 jernih dan mengkilap. Lapisan primatik dan
periostrakum di bentuk oleh tepi pallium yang menebal, sedangkan
mutiara di bentuk oleh permukaan pallium.

Gtambar 2.1 Morfologi Gastropoda


b. Anatomi Gastropoda

Struktur anatomi gastropoda dapat dilihat dari susunan


tubuhnya yang terdiri dari kepala, badan dan alat gerak. Pada saat
tubuh gastropoda aktif maka tubuhnya akan menjulur dari
cangkang kebeberapa bagian: [1] kepala, pada ujung depan
terdapat ventral, dua pasang tentakel, serta terdapat mata pada
tentakel yang panjang. Sebagaimana menurut nontji (2017)
gastropoda memiliki mulut yang di lengkapi dengan radula (gigi
parut) berfungsi sebagai pelumat makanan. [2] leher, pada sisi
sebelah kanan terdapat genital. [3] kaki, terdiri atas otot yang kuat.
Rusyana (2011) pada saat bergerak permukaan bawah kaki menjadi
gelombang dengan amplitudo kecil yang disebabkan oleh aktivita
otot-otot. Kozlof (1990) dala Andriana (2016) kaki gastropoda
memilki silia dan mengandung kelenjar yang mengekresikan
lendir. Selai itu, menurut Notji 2007) mengatakan bahwa
Gastropoda yang hidup di laut memiliki kaki yang lebar yang dapat
membantu melekat pada batu-batu karang sehingga memungkinkan
untuk bertahan dari hempasan ombak. [4] Vicera terdapat didalam
cangkok, berbentuk spiral, ditutupi oleh mantel, pada bagian tepi
cangkok dekat kaki mantel menjadi lebih tebal yang di sebut
gelangan (kollar) di bawah gelangan ini terdapat lubang
pernafasan, rongga mantel juga berfungsi sebagai organ
pernafasan.
Gambar 2.2 Anatomi Gastropoda

c. Fisiologi Gastropoda

1) Sistem penafasan

Gastropoda bernapas menggunakan insang atau paru-paru yang


merupakan

modifikasi dari rongga mantel yang banyak mengandung kapiler-kapiler

darah.

2). Sistem pencernaan

Gastropoda hidup sebagai pemakan bangkai, parasit dan predator,


berdasarkan cara makanannya gastropoda dibagai menjadi tiga kategori yaitu
pengerat atau penggaruk pada substrat, pemakan tunas tmbuhan dan pemburu
mangsa (Hughes, 1986 dalam syafikri, 2008) makanan yang dimakan akan di
potong-potong oleh rahang tanduk (mandibula) kemudian di kunyah oleh radula.
Zat-zat makanan akan di serap di intestnum. Saluran pencernaanya terdiri dari
rongga mulut- faring(terdapat radula)- esofagus- tembolok- lambung- intestinum-
rektum- dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas: pankreas, hati dan kelenjar
ludah.
3). Sistem saraf

Sistem saraf terdiri dari: ganglion serebral (sebelah dorsal), ganglion pedal
(sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral), ganglion abdominal (sebelah
median), ganglion bukal (sebelah dorsal rongga mulut)

4). Sistem reproduksi

Gastropoda merupakan hewan yang hermafrodit, tetapi tidak mampu


melakukan perkawinan sendiri (Firdaus, 2013). Sistem reproduksi pada
gastropoda yakni alat kelamin betina dan alat kelamin jatan mempunyai hubungan
terbuka dengan suatu ruangan, yaitu atriumgenital yang memiliki lubang keluar
(porus genitalis), Rusyana (2011).

5). Sistem ekskresi

Alat ekskresi gastropoda berupa nephridia terdapat di dekat jantung dan


saluran uretranya teletak di dekat anus.

d. Klasifikasi gastropoda

Habitat gastropoda pada umumnya di laut akan tetapi ada sebagian juga
yang hidup di darat. Berdasarkan organ pernapasannya maka kelas ini dibagi
menjadi tiga subkelas yakni:

a. Prosobranchia (Stereptoneura)

Prosobrabchia merupakan sub kelas terbesar pada kelas


gastropoda. Menurut Dharma(1988) dalam handayani (2006)
prosobrancha memiliki dua buah insang yang terletak di anteriorsistem
sarf terplin membentuk angka delapan, tentakel berjumlah dua buah.
Kozlof (1990) membagi sub kelas ini menjadi empat ordo yaitu:
1) Ordo Archaeogstropoda

2) Ordo Patellogastropoda

3) Ordo Mesogastropoda

4) Ordo Neogastropoda

Gambar 2.3. sub kelas Prosobranchia

b. Ophiostobranchia

Ophiostobranchia merupakan hewan yang jumlahnya relatif kecil


pada kelas gastropoda. Ciri umum yang dimiliki sub kelas ini yakni
terdapat sepasang tentkel yang berfungsi sebagai indra pencuman yang di
sebut rinofor. Ophiostobranchia memiliki sembilan ordo:
1) Ordo Nudibranchia

2) Ordo Chepalaspidea

3) Ordo Thecosomata

4) Ordo Gymnosomata

5) Ordo Sacoglosa

6) Ordo Anaspidea

7) Ordo Acochilidiacea

Gambar 2.4 sub kelas Ophiostobranchia


c.Sub kelas Pulmonata

Sub kelas pulmonata adalah satu-satunya yang berhasil beradaptasi


di habitat yang relatif kering (darat ) karena memiliki organ yang di sebut
ling yang memungkinkan mereka menghirup udara. Struktur ini berasal
dari rongga mantel, memiliki dinding spons dan suplai dara yang banyak,
sekresi yang cukup, membantu hewan ini dari kekeringan dan juga
memudahkan untuk bergerak. Sub kelas pilmonata memiliki empat ordo:

1) Ordo Basommatophora

2) Ordo Archaeopulmonata

3) Ordo stylommatophora

4) Ordo systellommatophora

Gambar 2.5 sub kelas Pulmonata


B. Kerangka Pemikiran

Pesisir Pantai Ujung

Biota

Avertebrata Invertebrata

Molusca

Amphineura Scaphopoda Gastropoda Pelecypoda Cephalopod


ddd

Identifikasi Jenis-Jenis
Gastropoda
i. Bentuk tubuh
ii. Ukuran tubuh
iii. Warna tubuh

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Keterangan:

: Objek penelitian

: Tidak diamati
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan pada saat surut terendah dan


mengikuti garis transek. Area pengambilan sampel dibagi menjadi dua
stasiun dan setiap stasiun dibentangkan dua buah garis transek dengan
panjang sekitar 100 m dari bibir pantai, jarak antara setiap transek yakni
100 m. Setiap transek dipasang sebanyak 5 plot, peletakkan plot
membentuk zigzag yang berukuran 10x10 m, jarak antara plot yakni 5 m.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di perairan pantai Ujung Kecamatan


Batuatas. Penelitian di lakukan kurang lebih selama 2 (dua) bulan yaitu
pada bulan April- Mei 2020.
Gambar 3.2 lokasi pengambilan sampel gastropoda di zona intertidal perairan
panta ujung.

C. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah jenis-jenis gastropoda yang terdapat pada

zona intertidal perairan pantai ujung.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sema jenis-jenis gastropoda yang di peroleh

pada setiap setiap plot di garis transek pengamatan.

D. Instrumen penelitian

1. Alat

N
No Alat Fungsi
1. Meteran Mengukur panjang garis transek
2. Tali raffia Membuat transek
3. Kamera Mengambil gambar/ dokumen
4. Ember Tempat sampel
5. Mistar pengaris Mengukur sampel
6. Alat tulis Mencatat hasil penelitian
7. Patok kayu Membuat plot

2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel penelitian.
E. Prosedur Penelitian

Daerah yang menjadi tempat penelitian yaitu pesisir pantai ujung,


prosedur terdiri dari tiga tahapan :

1. Tahap Observasi

Peneliti melakukan observasi lokasi pengambilan sampel


yaitu di perairan pantai ujung desa tolondo jaya kecamatan
Batuatas.

2. Tahap Pelaksanaan
a) Membuat garis transek untuk dua stasiun dengan panjang
100 m, setiap transek terdiri dari lima plot dengan ukuran
10x10 m.

b) Mengamati jenis gastropoda disetiap plot

c) Indetikasi setiap spesies yang ditemukan disetiap plot

f) Mendokumentasikan setiap jenis gastropoda guna sebagai


kelengkapan data.

3. Tahap Identifikasi

Sampel yang diperoleh disepanjang pesisir pantai ujung di


identifikasi karakter morfologinya berdasarkan buku identifikasi.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan secara deskriptif. Setiap sampel yang
zona pada intertidal diperairan pantai ujung dideskripsikan karakter
morfologinya dengan menggunakan buku Identifikasi Zoologi Invertebrata.
DAFTAR PUSTAKA

Andriana. 2016. Keimpahan Dan Keanekargaman Gastropoda Di Panta

Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmaaya. Skripsi


UNPAS. Bandung.

Campbell, N,A., Jaane B, Reece., Lisa, Urry., Michael L, Cain,. Steven ,

wasserman, Peter V, Minorsky., Robert B Jakson. 2012. Biologi (Edisi


kedelapan). Jakarta : Erangga.

Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia I (Indonesia Shells). Jakarta: PT

Penerbit Sarana Graha. 107.

Handayani, E.A. 2006. Keanekaragaman Jenis Gastropoda di Pantai Randusangka

Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Skripsi FMIPA UNNES.

Harminto, S. 2003. Taksonomi avertebrata. Jakarta : universitas terbuka. Hal : 24-

26.

Kozloff, E.N. 1990. Inventebrates. New York: Saunders College Publishing.

Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jambatan. Jakarta. hlm : 126.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Jambatan. Jakarta.

Rusyana, A. 2011. Sologi Invertebrata Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

Suwigno. 2015. Keaenekaragaman Jenis Gastropoda Di Kawasan Hutan

Mangrove Di Kelurahan Setapuk Besar Kota Singkawang Jurnal Hutan Lestari.

Hal: 379-389.

Susiana.2011. Identifikasi Keanekaragaman Jenis Gastropoda Di Pantai


Baobolak, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Universitas Atma
Jaya Yogyakarta: Fakultas Teknobiologi.

Anda mungkin juga menyukai