PENDAHULUAN
dan selalu atau secara teratur dipengaruhi oleh air laut atau dipengaruhi oleh
pasang surut air laut, dengan kondisi tanah berlumpur, berpasir, atau lumpur
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang memilki sifat yang khas dan
lingkungan yang ekstrem, misalnya kondisi tanah yang tergenang, kadar garam
yang tinggi, serta kondisi tanah berlumpur yang tidak stabil (Noor, Khazali, dan
Suryadiputra, 1999).
Hutan mangrove sebagai ekosistem alami berperan bagi potensi ekonomi baik
dasar untuk keperluan dasar rumah tangga maupun industri seperti kayu bakar,
arang, kertas, juga obat-obatan (Noor, dkk., 1999). Hutan ini juga memiliki fungsi
ekologis yang sangat penting, antara lain sebagai pelindung pantai dari bahaya
tsunami, penahan abrasi dan perangkap sedimen tanah, pendaur unsur hara,
2011).
sangat penting sebagai sumber makanan bagi biota yang hidup di perairan
1
dekomposisi serasah dan mineralisasi materi organik terutama yang bersifat
bagian-bagian kecil kemudian akan dilanjutkan oleh organisme yang lebih kecil
sebagian yang hidup di darat. Gastropoda mempunyai peranan yang penting baik
dari segi pendidikan, ekonomi maupun ekologi. Dari segi ilmu pengetahuan
dipelajari dan dikaji secara mendalam. Sedangkan bila dipandang dari segi
ekonomi gastropoda mempunyai nilai jual, seperti Cypraea Murex dan Trochus
dimana cangkangnya digunakan untuk hiasan yang harganya mahal. Selain itu
beberapa gastropoda juga dapat berperan sebagai sumber bahan makanan karena
mangrove dan mempunyai garis pantai yang sangat panjang terbentang dari
perairan. Unsur hara yang terdapat dalam substrat perairan akan dapat
keberadaan begitu pula pertumbuhan dan pola sebaran dari pada biota perairan
2
Dari latar belakang diatas memberikan permasalahan sehinga melakukan
Pasimayou.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
perut, berasal dari bahasa Yunani (gaster = perut; podas = kaki) artinya hewan
yang berjalan dengan kaki perut. Gastropoda sering disebut dengan siput,
meskipun gastropoda juuga memiliki anggota lain seperti limpet, abalon dan
besar terdapat di laut. Ciri-ciri umu gastropoda memiliki cangkang yang berfungsi
untuk melindungi organ vital dan terletak di posisi dorsal tubuh, sedangkan pada
bagian ventral terdapat kaki yang bisa menggulung/melipat dan tersusun oleh
terbentuk sejak embrio, namun ada beberapa jenis gastropoda yang tidak memiliki
Gastropoda pada umumnya memilki kepala yang jelas dengan mata pada
radulanya untuk memakan alga atau tumbuhan, akan tetapi beberapa kelompok
cangkang moluska lain atau untuk mencabik-cabik mangsa. Pada siput konus, gigi
mangsa.
4
Gastropoda banyak dijumpai di berbagai lingkungan, baik di darat, laut,
banyak dan merangkak di atas permukaan tanah dan ditemukan pada perairan
kandungan bahan organik pada substrat dasar serta parameter oseanografi yang
Mollusca yang terbesar dan popular. Hal tersebut berdasarkan data Rusyana
(2011) yang mengatakan bahwa ada sekitar 50.000 spesies gastropoda yang masih
hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Kelas ini memiliki ciri utama
Kusnadi, dkk (2008) yang mengatakan “Ada sejumlah kecil spesies yang
adalah adanya alat gerak/lokomosi pada bagian ventral tubuh yang terdiri dari
sebagian besar jaringan otot”. Menurut Kusnadi, dkk (2008) berdasarkan alat
5
Prosobranchia berupa insang yang umumnya terletak dibagian depan tubuh
dioecious (alat kelamin terpisah). Sebagian besar hidup dilaut kecuali famili
Cycloporidae dan Pupunidae yang hidup didarat dan Thiaridae yang hidup di air
tawar. Menurut Barnes (1987) dalam Sahab (2016) membagi sub kelas
dan Neogastropoda.
dioecious (alat kelamin terpisah). Sebagian besar hidup dilaut kecuali famili
Cycloporidae dan Pupunidae yang hidup didarat dan Thiaridae yang hidup di air
tawar. Menurut Barnes (1987) dalam Sahab (2016) membagi sub kelas
dan Neogastropoda. Ordo ini memiliki sepasang insang dan dua serambi jantung
yang hanya terlihat satu. Hewan dari ordo ini umumnya bersifat herbivora dan
penggaruk endapan (deposit scaper) tetapi ada juga yang bersifat karnivora.
Mollusca ini memiliki bentuk cangkang sebelah seperti abalon dan limpet. Ada
pula yang memiliki bentuk cangkang spiral seperti pada superfamili Trachea dan
6
pada habitat air laut, air tawar dan beberapa dapat ditemukan di darat. Kelompok
ini umumnya termasuk epifauna serta bergerak bebas pada daerah terumbu karang
ordo ketiga yang memiliki jenis Gastropoda terbanyak. Menurut Taylor & Moris
dalam Sahab (2016) mengatakan bahwa sebagian besar genus dan spesies
yang diketahui hidup di air tawar. Sementara spesies yang hidup di laut mencakup
yaitu insang dan dapat ditemukan perairan laut. Hal tersebut berdasarkan Kusnadi,
dkk (2008) yang mengatakan alat pernafasannya sama seperti Posobranchia tetapi
ciri yang membedakannya adalah insang terletak pada bagian belakang tubuh
camgkang yang relatif tipis. Bahkan beberapa spesies cangkangnya mereduksi dan
hilang”. Opistobranchia merupakan sub kelas yang relatif kecil dari Gastropoda
sekitar 1500 spesies yang semuanya hidup di laut. Menurut Kozloff (1990) dalam
Andrianna (2016) sub kelas Opistobranchia terbagi menjadi sembilan ordo yaitu :
1) Ordo Nudibranchia
2) Ordo Chepalaspidea
3) Ordo Thecosomata
4) Ordo Gymnosomata
7
6) Ordo Anaspidae
7) Ordo Acochlidiacea
8) Ordo Pyramidellaceae
9) Ordo Notaspidae
Ada yang mempunyai cangkang ada pula yang tak bercangkang atau
1) Ordo Bassomatophora
2) Ordo Archaepulmonata
3) Ordo Stylommatophora
4) Ordo Systellommatophora
8
Family Potamidae
Sistematika
Klas : Gastropoda
Subklas : Prosobranochia
Ordo : Mesogastropoda
Famili : Potamididae
Genus : Telescopium
Spesies : T. Telescopium
Genus : Terebralia
Spesies : T. Suclata
Columella berputar dengan sebuah tonjolan pada pusat yang melingkar dan keras.
Bagian luar terukir dengan beberapa alur yang melingkar. Warnanya biru
kecoklatan. Spesies ini hidup di pasir yang berlumpur di daerah bakau. Terdapat
9
Lingkaran cangkang berlekuk seperti spiral dan membelok mengelilingi
punggung cangkang pada sudut kanannya. Bibir luar licin dan melebar. Berwarna
coklat gelap. Hidup di pasir dan di pasir yang berlumpur di daerah bakau.
Famili Strombidae
Klas : Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Family : Strombidae
Genus : Lambis
6-10 buah. Pada usia muda, tonjolan-tonjolannya belum ada. Warna cangkangnya
cangkang dilapisi warna merah, jingga, cokelat muda, mengkilat seperti porselin.
merupakan jenis lambis terbesar dan dagingnya dapat dimakan, terutama jenis
10
2.3 Morfologi Gastropoda
merupakan moluska yang paling kaya akan jenis. Cangkangnya berbentuk tabung
kanan yakni searah putaran jarum jam bila dilihat dari ujungnya yang runcing.
Namun adapula yang memilih ke kiri. Pertumbuhan cangkang yang memilin bagai
dalam Andriana (2016) umumnya terdiri atas: Apex (puncak atau ujung
disebut body whorl), Spire (susunan whorl sebelum body whorl), Suture (garis
yang terbentuk oleh perlekatan antar spire), Umbilicus (lubang yang terdapat di
ujung kolumela (pusat putaran cangkang)). Tipe cangkang Gastropoda terdiri dari
tujuh belas tipe yaitu: tipe conical, biconical, obconical, turreted, fusiform,
bulloid, turbinate, cylindrical dan trochoid. Apex (puncak atau ujung cangkang),
Aperture: (lubang tempat keluar masuknya kepala dan kaki), Operculum (penutup
cangkang), Whorl (satu putaran cangkang, cangkang terakhir disebut body whorl),
Spire (susunan whorl sebelum body whorl), Suture (garis yang terbentuk oleh
perlekatan antar spire), Umbilicus (lubang yang terdapat di ujung kolumela (pusat
putaran cangkang)).
11
Tipe cangkang Gastropoda terdiri dari tujuh belas tipe yaitu: tipe conical,
Cangkok Gastropoda terdiri ada tiga lapis yaitu yang pertama periostrakum,
terbuat dari bahan tanduk yang disebut konkiolin, yang kedua lapisan prismatic
yang terbuat dari klasit atau arrogonit, yang ketiga lapisan mutiara terdiri dari
CaCO3 jernih dan mengkilap. Lapisan prismatik dan periostrakum dibentuk oleh
tepi pallium yang menebal sedangkan mutiara dibentuk oleh seluruh permukaan
pallium.
Hal tersebut berdasarkan Turra and Denadai (2006) dalam Triwiyanto, dkk (2015)
kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain baik
mengatakan bahwa sebagian dari Gastropoda juga hidup di daerah hutan Bakau,
ada yang hidupnya di lumpur atau tanah yang tergenang air, ada juga yang
menempel pada akar dan batangnya, bahkan adapula yang memiliki kemampuan
12
diberbagai jenis lingkungan dan bentuknya biasanya telah menyesuaikan diri
primate, reptilian, dan mamalia, sebagai tempat berlindung dan mencari makanan,
mangrove juga merupakan tempat berkembang biak bagi burung liar. Bagi
berbagai jenis ikan dan kepiting, perairan mengrove merupakan tempat ideal
sebagai daerah asuhan, tempat mencari makanan dan tempat pembesaran anak.
moluska, beberapa ikan dan kepiting. Moluska di wakili oleh sejumlah siput, atau
kelompok yang umumnya hidup pada akar dan batang pohon bakau (littionicidea)
dan lainnya pada lumpur di dasar akar mencakup sejumlah pemakan detritus (
Ellobidae dan Pottamidae). Sedikit yang diketahui tentang sumbagan siput – siput
ini pada mangal. Kelompok kedua dari moluska termasuk bivalvia yaitu tiram,
mereka melekat pada akar – akar bakau, tempat mereka membentuk biomassa
moluska hanya dari satu tempat saja, di Seram Maluku jumlah tersebut termasuk
33 jenis yang biasanya terdapat pada karang, akan tetapi ada juga yang terdapat di
sementara yang lainnya ada yang hidup di permukaan ada juga yang hidup
13
2.5 Faktor Lingkungan
2.5.1 Suhu
Suhu air berfluktuasi sesuai siklus matahari dan pasang surut. Craig (2011)
mengatakan : Air laut yang terperangkap didalam cekungan bebatuan atau pada
rataan terumbu, pada siang hari suhunya dapat meningkat beberapa derajat.
Kebanyakan makhluk hidup dilaut dapat mentolelir perubahan kecil suhu selama
jangka waktu singkat. Namun perubahan suhu secara besar dalam jangka waktu
lama dapat mengubah kepadatan dan komposisi kimia laut. Hal ini akan
berdampak pada produktivitas primer laut. Hal tersebut juga mendorong batas
toleransi biota laut, mereka yang dapat bergerak akan Salah satu biota laut yang
dapat bergerak adalah gastropoda, menurut Hutabarat dan Evans (1985 dalam
Sianu, dkk, 2014) bahwa nilai suhu yang masih dapat ditolelir oleh kehidupan
tergantung letak wilayah, kedalaman, serta kuat arus. pH laut sangat berperan
mengatakan : Secara global laut memiliki pH 8,2 (±0,3) dengan berbagai variasi
lokal. Ditempat – tempat umbalan (upwelling) air dingin yang kaya nutrien
14
mencapai permukaan laut, tambahan karbon dioksida diserap kedalam air,
dioksida dilepaskan dari laut ke atmosfer. Laju penyerapan karbon dioksida di laut
tergantung konsentrasinya di atmosfer. Hal ini terkait erat dengan suhu laut, arus,
banyaknya ion hidrogen dalam mol per liter larutan, pH merupakan faktor yang
penting untuk mengontrol aktifitas dan distribusi organisme yang hidup dalam
suatu perairan. Menurut Odum (1993) dalam Sianu, dkk (2014) “pH merupakan
faktor pembatas bagi organisme yang hidup di suatu perairan. Perairan dengan pH
yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi ketahanan hidup organisme
yang hidup didalamnya”. Kondisi perairan yang sangat asam ataupun sangat basa
(2004) dalam Ulmaula, dkk (2016) mengatakan “nilai pH yang ideal bagi
15
hidup untuk proses respirasi terutama hewan dan manusia. Oksigen tersedia di
alam termasuk di dalam perairan, dan sangat berperan penting bagi kelangsungan
merupakan banyaknya oksigen yang terlarut didalam air. Oksigen di dalam badan
perairan dapat berasal dari oksigen atmosferik dan hasil dari fotosintesis. Oksigen
lain adalah proses metabolisme organisme laut dan proses penguraian. Oksigen
lainnya. Menurut Effendi (2003) dalam Ulmaula (2016) kadar oksigen terlarut
diperairan alami kurang dari 10 mg/L. Gastropoda memiliki kisaran toleransi lebar
2.5.4 Salinitas
Ciri khas yang dimiliki air laut adalah rasa airnya yang asin. Hal ini
disebabkan karena di dalam air laut banyak terlarut berbagai macam garam, salah
satunya adalah garam dapur atau natrium klorida. Banyaknya garam dapur yang
terlarut dalam suatu perairan disebut salinitas. “Salinitas adalah berat garam dalam
16
gram per kilogram air laut” (Romimohtarto dan Juwana, 2007). Sebagaimana
Air laut mengandung 80 lebih unsur kimia yang didominasi oleh natrium (na+)
dan klorida (Cl-) yaitu sebesar 85,65% dari senyawa yang terlarut didalamnya.
Enam dari ion yang paling berlimpah yaitu natrium, klorida, sulfat, magnesium,
kalsium, dan kalium, membentuk lebih dari 99% dari jumlah total padatan
terlarut. Salinitas air laut ditentukan oleh konsentrasi natrium klorida di dalamnya,
yang diukur dalam satuan bagian per seribu. Salinitas perairan terbuka berkisar
antara 33 dan 37‰, dengan nilai -35 dan 36‰ dianggap sebagai nilai normal.
Dalam setiap liter air laut terdapat sekitar 35 gram (2,5 sendok makan) garam.
17
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
tanggal 5 Januari 2019 pukul 10.00 – 12.00 WIT, Bertempat di Perairan Pantai
Desa Pasimayou, Maitara Selatan, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara
No Alat Kegunaan
(GPS)
18
5 Soil Tester Mengukur pH Tanah
No Bahan Kegunaan
gastropoda
mangrove dilakukan pada saat air surut dengan menggunakan metode line transect
kuadran. Pada areal hutan mangrove, tiga titik penarikan (Lintasan) yang
ditetapkan yaitu ZIBD (Zona Intertidal Bagian Depan), ZIBT (Zona Intertidal
Bagian Tengah), dan ZIBB ( Zona Intertidal Bagian Belakang). Pada setiap titik
penarikan dipasang tali secara horizontal garis pantai dari mangrove terdepan.
Kemudian pada setiap titik penarikan (Lintasan) ada 3 buah Kuadran, setiap
kuadran 1, 2, dan 3 adalah 5 meter. Sketsa pengambilan sampel dapat di lihat pada
(Gambar 2)
19
Gambar 2. Sketsa pengambilan sampel
krebs,(1989):
𝑋
D=𝐴
Keterangan :
20
3.4.2. Pola sebaran
𝛴𝑥𝑖 2 −𝛴𝑥𝑖
Id =n×(𝛴𝑥𝑖)2 −(𝛴𝑥𝑖)
Keterangan :
Id = Indeks morsita
Dengan ketentuan :
𝑥 2 0,975−𝑛+𝛴𝑥𝑖
Mu = (𝛴𝑥𝑖)
𝑥 2 0,025−𝑛+𝛴𝑥𝑖
Mc= (𝛴𝑥𝑖)−1
21
Keterangan :
X2 = nilai chi kuadrat dari tabel pada derajat bebas (n-1) dengan α 1 = 0,975 dan α2
sebagai berikut :
𝐼𝑑−𝑀𝑐
Jika Id ≥ Mc > 1,0 maka Ip = 0,5+0,5( 𝑛−𝑀𝑐 )
𝐼𝑑−1
Jika Mc > Id ≥ 1,0 maka Ip = 0,5 ( )
𝑀𝑐−1
𝐼𝑑−1
Jika 1,0> Id > Mu, maka Ip = -0,5 (𝑀𝑢−1)
𝐼𝑑−𝑀𝑢
Jika 1,0> Mu > Id maka Ip = - 0,5+ 0,5( )
𝑀𝑢
sdengan + 1,0 dengan batas kepercayaan 95% pada – 0,5 dan + 0,5
menyebar secara mengelompok (Id > 1,0) dan menyebar teratur (Id < 1,0) dapat
db-1 yaitu :
X2 = Id (Σ x -1) + n-Σ x
22
3.4.3. Keanekaragam Jenis
𝑛𝑖 𝑛𝑖
Hˈ= -∑𝑠𝑖=1 ( 𝑁 )Ln( 𝑁 )
Keterangan :
S=Jumlah spesies
ni=jumlah individu
Kriteria :
sebagai berikut :
𝑛𝑖
C=Σ( 𝑁 )2
Keterangan :
Dengan kriteria :
Nilai c berkisar 0 – 1
23
Jika c mendekati 0 berarti tidak ad aspesies yang mendominasi dan apabila
𝐻ˈ
E = 𝐻 𝑚𝑎𝑥
Keterangan :
E = Indeks Kemerataan
H = Keanekaragaman jenis
Hˈ max = Ln S
S = Jumlah taksa
Dengan kriteria :
koefisien binary dengan metode kesamaan Sorensen (Krebs, 1989) atau indeks
𝑆(𝐴𝐵)= 2𝑎
2𝑎+𝑏+𝑐
24
Hasil perhitungan berkisar antara angka 0-1. Angka 0 menunjukan jenis
Ada A B a+b
a+c b+d N=
Keterangan :
2. Menyusun hipotesis
25
H0 = Kedua spesies tidak berasosiasi
3. Analisis statistik :
𝑛
⦋𝑁(|𝑎𝑑−𝑏𝑐|− )2 ]
2 2
N < 30 = X =⦋(𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)]
Dengan derajat bebas (r-1) (c-1) atau (baris – 1) (kolom – 1) = (2-1) (2-1)
(𝑎𝑑−𝑏𝑐)
V=
√(𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)
Analisis asosiasi multi spesies mangrove ditujukan pada asosiasi lebih dari
satu pasang spesies. Jumlah pasangan spesies dapat diperoleh dari persamaan : S
(S-1)/2, dimana S = jumlah spesies (Ludwig dan Reynolds, 1988 dalam Rondo,
26
1. Meringkas data. Matriks data yang menunjukkan ada tidaknya S spesies
2. Menyatakan hipotesis :
𝑛𝑖
Keterangan :𝑝𝑖 = 𝑁
Keterangan :
𝑆2𝑇
Rasio ragam : VR = 𝜎2 𝑇
Rasio raga mini sebagai indeks asosiasi semua spesies. Nilai harapan
positif
Jika
negatif
W = (N)(VR)
27
Jika
𝒏−𝟏
S^ = S ( )k
𝒏
Keterangan :
1
B = ∑𝑠
𝑖=1 𝑝𝑗² 𝑆
Keterangan :
B = Lebar relung
𝑎𝑖𝑗= ∑𝑛 p ihPij(B)
Dimana :
28
𝑎𝑖𝑗 = Kealing-likupan/tumpah tindih relung microhabitat dari jenis I
terhadap jenis j
B= lebar relung.
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
termasuk dalam wilayah pulau Maitara, Kepulauan Kota Tidore, Propinsi Maluku
Utara yang terletak pada posisi 0º 43ʹ56,003ʹʹLU dan 127º 22ʹ16,00ʹʹ BT. Desa
Kuadran
Lintasan Jenis Jumlah
1 2 3
Terebelia 8 9 10 27
1 (ZIBD) Monodonta 3 5 6 14
Nerita 3 1 5 9
Terebelia 7 6 5 18
2 (ZIBT)
Telescopium telescopium 2 0 0 2
30
Stramonita Gradate 2 3 4 9
Terebelia 6 2 0 8
Telescopium 4 8 2 14
Jumlah 37 37 35 109
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jenis Terebelia pada lintasan
pertama (ZIBD) terdapat 27 individu dari 3 kuadran yang mana kuadran pertama
terdapat 8 individu, kuadran kedua terdapat 9 individu dan kuadran ketiga terdapat
individu yang mana pada kuadran pertama terdapat 7 individu, kuadran kedua
terdapat 6 individu dan kuadran ketiga terdapat 5 individu dan Terebelia pada
lintasan ketiga (ZIBB) terdapat 8 individu yang mana kuadran pertama terdapat 6
individu, kuadran kedua terdapat 2 individu dan pada kuadran ketiga tidak
terdapat jenis Terebelia dan jumlah Individu Terebelia pada semua lintasan yaitu
53. Jenis Monodonta pada lintasan pertama (ZIBD) terdapat 14 individu dari 3
kuadran yang mana kuadran pertama terdapat 3 individu, kuadran kedua terdapat
lintasan kedua terdapat 2 individu yang mana pada kuadran pertama terdapat 2
individu, sedangkan kuadran kedua dan ketiga tidak terdapat jenis ini, dan pada
lintasan ketiga (ZIBB) tidak terdapat jenis Monodonta, jadi jumlah individu
Monodonta dari semua lintasan adalah 16. Jenis Nerita pada lintasan pertama
31
sedangkan pada lintasan kedua (ZIBT) dan lintasan ketiga (ZIBB) tidak terdapat
jenis Nerita dan semua jumlah individu Nerita pada semua lintasan adalah 9. Jenis
sedangkan pada lintasan kedua (ZIBT) terdapat 9 individu yang mana pada
kuadran ketiga terdapat 4 individu, dan pada lintasan ketiga (ZIBB) terdapat 8
individu yang mana kuadran pertama terdapat 2 individu, kuadran kedua terdapat
3 individu dan kuadran ketiga terdapat 3 individu, jadi Stramonita gradate pada
pertama (ZIBD) dan lintasan kedua (ZIBT) tidak ditemukan jenis ini,sedangkan
kuadran pertama 4 individu, kuadran kedua terdapat 8 individu dan kuadran ketiga
Desa Pasimayou
32
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa komposisi jenis gastropoda yang
Gradate).
mendatar pada bagian dasarnya. Warna cangkang coklat keruh, coklat keunguan,
dan coklat kehitaman, lapisan luar cangkang dilengkapi garis spiral yang sangat
33
4.3.2. Terebralia sp
cangkang tebal, padat, runcing, kerucut, bentuk tubuh asimetris, anatomi internal
disebut torsion (pilinan organ internal hingga mencapai putaran 180 derajat),
mempunyai pinggiran yang relatif datar dan bergaris baik secara axial dan spiral.
Gambar 2.Terebralia sp
4.3.3. Monodonta
kulit dengan permukaan kasar dan berbutir, warna cangkang bervariasi dari coklat
kemerahan hingga coklat pucat, dengan garis-garis berwarna krem atau merah
muda.
34
Gambar 3. Monodonta
4.3.4. Nerita
Tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang yang keras dan berwarna
berbentuk spiral yang jelas. Seluk akhir (bodywhort) berbentuk lingkaran yang
35
Gambar 4. Nerita
pada batang maupun akar mangrove. Stramonita gradate memiliki spiral yang
aperture berbentuk segitiga dan bagian dalam cangkang berwarna hitam keabu-
abuan (Jonas,1846).
36
Kepadatan Jenis
Series1
tertinggi terdapat pada Terebelia dengan nilai 0,090 Ind/m2. Kemudian kepadatan
37
1 Tr I,117 0,888 1,183 0,32 Mengelompok
Pola sebaran adalah kemampuan suatu organisme untuk berada pada suatu
tempat mengikuti model tertentu berdasarkan tingkah laku dan daya adaptasi
Pola sebaran yang mengelompok ini dibuktikan dari nilai ID>1 kemudian
dilanjutkan dengan uji lanjut untuk memperoleh nilai IP, hasilnya IP>0 (Krebs,
1989).
38
4.4.3. Indeks Keanekaragaman, Dominasi dan Kemerataan Jenis
1.42
0.883
0.306
H C E
yang banyak dan tidak terjadi dominasi dari salah satu atau beberapa jenis
organisme.
dominasi (C) berada pada nilai 0,405. Nilai ini mengindikasikan bahwa tidak ada
39
Tinggi rendahnya keanekaragaman jenis di lokasi praktek dapat
diakibatkan oleh jumlah jenis yang diperoleh, disamping itu dipengaruhi juga oleh
tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies, sebaliknya jika komunitas
Menurt Ludwig dan Reynolds (1988) bahwa apabila hasil analisis indeks
tergolong sedang, jika nilai C mendekati 0 berarti tidak ada spesies yang
mendominasi dan apabila nilai C mendekati 1 berarti adanya salah satu spesies
yang mendominasi.
organisme.Lebih lanjut dikatakan bahwa nilai kemerataan jenis didapat dari nilai
indeks keanekaragaman jenis dibagi dengan nilai lon (ln) dari jumlah takson
(spesies).Jika hasilnya mendapati nilai dengan kriteria > 0,883 maka penyebaran
40
4.4.4. Kesamaan Komunitas
Kesamaan komunitas
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
Series1 Series2
habitat gastropoda yang diambil pada dua tempat yang berbeda. Hasilnya terdapat
empat spesies gastropoda yang berada pada habitat A dan habitat B yakni
habitat tergolong sama, hal ini sesuai dengan pendapat Kendeigh (1980) tentanga
dinyatakan sama jika memiliki nilai kesamaan atau lebih besar 50 % atau 0,93.
41
4.4.5. Asosiasi jenis
karena nilai 𝜒 2 hit >𝜒 2 Tabel ( H0 ditolak) Sedangkan jenis gastropoda yang tidak
berasosiasi dikarenkan 𝜒 2 hit <𝜒 2 Tabel (H0 diterima). Hal ini didasarkan pada uji
chi-quadrat yang menunjukkan jika hipotesis 0 (H0) diterima berarti tidak terdapat
asosiasi dan sebaliknya jika uji chi-square menunjukan hipotesis 0 (H0) ditolak
maka terdapat asosiasi antar spesies. Sedangkan pada tipe asosiasi ditentukan
melalui uji lanjut (V) yang didasarkan pada nilai akhir minus (-) untuk asosiasi
negatif dan nilai akhir plus (+) untuk asosiasi positif. Namun jika hasil uji lanjut V
adalah 0, maka kedua pasangan spesies bisa berasosiasi namun tidak saling
Pada dasarnya deteksi asosiasi antara spesies diukur dari seberapa sering kedua
spesies dijumpai dalam lokasi yang sama. Asosiasi semata-mata didasarkan pada data
ada suatu spesies dalam sampel (Krebs, 1972, dan Michael, 1984 dalam Abubakar
(2006).
sering ditemukan bersama dalam lokasi yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa kedua spesies jarang ditemukan bersama dalam lokasi yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila kedua spesies ini hidup bersama-sama dalam satu
42
4.4.6. Lebar Relung
Lebar Relung
3 Tt 1 0 0 0,333
5 Md 0 0 1 0,333
Terebelia yaitu 0.838, sedangkan lebar relung terendah pada Telescopium dan
Spesies Tr Nr Tt Sg Md
43
Berdasarkan table diatas di dapat Tumpah Tindih Relung Tertinggi yaitu
pengambilan sampel. Pengambilan sampel di lakukan pada saat air laut surut.
Parameter lingkungan yang di ukur meliputi Suhu air, Salinitas, dan pH air. Hasil
(WIT)
Suhu (0C) Salinitas (0/00) pH Air pH Tanah
salinitasdan pH terdapat nilai yang dimana pada suhu memiliki kisaran nilai
44
Keadaan kehidupan gastropoda sangat di pengaruhi oleh parameter
lingkungan yang meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO) dan derajat
45
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
menggunakan perut.
5.1 Saran
bagi mahsiswa yang ingin melakukan praktikum kembali., maka perlu di lakukan
riset dan kajian dalam kaitannya dengan aspek ekologi perairan terhadap di
46