KELOMPOK : 1 (SATU)
NAMA MAHASISWA :ANANDHITA PUTRI (4193220020)
TIROPA OKTAVIA PARHUSIP (4193220025)
SITI SARTIMAH (4193520026)
ROKY MARANATA SIAGIAN (4193220032)
KALVINUS HAREVA (4193220016)
DOSEN PENGAMPU :ELIDA HAFNI SIREGAR, S.Pd.,M.Si
MATA KULIAH : TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA
1
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI DESA MARTUBUNG, KECAMATAN
MEDAN DELI, KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA
Anandhita Putri, Kalvinus harefa, Roky siagian, Siti Sartimah, Tiropa Oktavia Parhusip
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies- spesies pada kelas Gastropoda yang terdapat di
wilayah desa Martubung, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2019. Metode yang dilakukan pada penenelitian keanekaragaman ini adalah metode dimana
dengan menelusuri spesies – spesies yang terdapat pada daerah persawahan dan ladang- ladang di desa
tersebut, Meliputi penulusuran dan penemuan sampel- sampel pada lokasi tersebut. Pada daerah ini dapat
ditemukan dua jenis spesies dari kela Gastropoda. Setelah pengumpulan sampel , Sampel- sampel tersebut
akan diawetkan kemudian diidentifikasi.
2
dunia, P. canaliculata dan P. insularum Bahan Dan Metode
merupakan dua jenis yang sebarannya luas. Di Waktu dan Tempat Penelitian.
Indonesia ditemukan banyak variasi bentuk Penelitian ini dilaksanakan di desa Martubung
cangkang keong mas ini, pada umumnya semua Kecamatan Medan Deli pada bulan November .
disebut keong P. canaliculata. Studi anatomi, Alat dan Bahan
morfologi bahkan uji DNA yang telah dilakukan Alat-alat dan bahan yang digunakan
terhadap berbagai jenis Pomacea menunjukkan selama penelitian : wadah yang diperlukan
bahwa variasi cangkang sangat tinggi dan sulit untuk menampung spesies selama
membedakan antar jenisnya. Beberapa peneliti pengumpulan dan wadah sebagai tempat
mengamati bentuk dan warna telur untuk pengawetan, air bersih untuk membersihkan
menentukan jenisnya (Cowie et al., 2006; specimen sebelum diawetkan, Dan kemudian
Rawling et al., 2007), sebagian lagi alcohol 70% yang disediakan untuk
menggunakan karakter morfologi seperti mengawetkan spesies yang akan diidentifikasi
bentuk sulur atau menara cangkang 'Diterima : dengan teknik awetan basah.
01 Juli 2010 - Disetujui: 28 September 2010
441 NR Isnaningsih dan RM Marwoto - Keong Prosedur Penelitian
Hama Pomacea di Indonesia: Karakter
Morfologi dan Sebarannya {spire), mulut Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan
cangkang {aperture), seluk akhir {body whorl) spesies- spesies Gastropoda pada wilayah yang
dan wama cangkangnya (Cowie et al., 2006; dikunjungi. Setelah mengumpulkan Spesies
Baoanan & Pagulayan, 2006; Isnaningsih, yang dibutuhkan kemudian dibersihkan
2006). Meskipun sudah 20 tahun lebih keong dengan air mengalir hingga spesies- spesies
hama ini menginvasi Indonesia, namun tersebut bersih. Sebelum diawetkan , diamati
pertelaan jenis yang ada dengan berbagai cara pergerakan dan Morfologi pada Spesies.
variasi serta sebarannya di Indonesia belum Kemudian setelah diamati dan dapat
banyak dibahas, demikian pula usaha dipastikan bahwa specimen – specimen
pemberantasannyapun masih terus tersebut telah bersih kemudian dimasukkan
diupayakan. kedalam wadah berisi alcohol 70%.
3
kiri dan kanan berfungsi sebagai alat pemandu
4. Biologi Reproduksi Bekicot atau peraba.Ada juga tentakel pendek yang
terdapat di dekat mulutnya. Cangkang
Menurut Purchon (1968) susunan alat berbentukbulat sempurna. Berwama coklat
reproduksi bekicot lebih sederhana dan mengalami gradasi menjadi semakin tua
dibandingkan dengan susunan alat reproduksi pada bagian di sekitar pusat cangkang. Dinding
Helix pomatia. Meskipun diketahui bahwa cangkang sangat tebal terutama pada bagian di
bekicot adalah hewan bersifat hermafrodit, tepi mulut cangkang. Sulur rendah, biasanya
perkembang biakan dilakukan dengan terkikis. Seluk berjumlah 5. Seluk tubuh sangat
perkawinan. bekicot tidak dapat melakukan bulat. Sutura terlihat sedikit melekuk (berkanal
perkawinan sendiri karena masaknya sperma dangkal). Pusat cangkang berbentuk celah.
dan ovum tidak bersamaan. Sperma dan ovum Bentuk mulut cangkang membulat dengan
dihasilkan oleh satu organ yang disebut bagian atas yang mendatar atau sedikit menaik.
ovotestis. Fertilisasi dilakukan di dalam tubuh Warna dinding bagian dalam mulut cangkang
betina. kuning dan pada bagian tepinya berwarna
5. Lingkungan bekicot jingga. Tepi mulut cangkang menerus dengan
Bekicot tingggal di habitat yang lembab. jeda(Isnaningsih dan Marwoto.2010)
Bahkan pada musim hujan spesies ini akan
mudah ditemui. Bahkan menurut Bruggen 3. Makanan Keong Mas
(1969), faktor curah hujan dinyatakan sebagai
faktor pembatas kehidupan reproduksi bekicot. Keong Mas adalah spesies hama , dikarenakan
Pada musim hujan, gametogenesis khususnya hewan ini memakan tanama- tanaman yang
oogenesis meningkat. Pada musim kemarau biasanya ditanam di daerah persawahan.
sebaliknya, bahkan dapat mencapai titik nol.
Biasanya spesies ini sangat meresahkan para
Selain itu, faktor intensitas sinar matahari dan
panjang hari dapat mengontrol fungsi gonad petani, dikerenakan perkembangbiakannya
hewan hermaphrodit ambiseksual. yang sangat pesat juga hewan ini aktif pada
malam hari. Sehingga hama ini sangat cepat
dalam mengganggu tanaman- tanaman di
sawah.
4
(Oktober) sampai akhir musim panas (Maret daya tetas masing-masing hanya 57,9%, 60,9%,
atau April). Selanjutnya keong mengubur diri dan 35,2% (Kurniawati, 2008).
dalam tanah yang lembab, dan aktif lagi pada
saat temperatur air naik pada musim semi ( 5. Lingkungan Keong Mas
Estebenet dan Cazzaniga, 1992 ). Di daerah Kong mas tinggal di habitat yang berair dan
tropis, keong aktif dan bertelur sepanjang sedikit berlumpur, misalnya di daerah
tahun (Hylton Scott, 1958 dalam Cazzaniga, persawahan atau kolam- kolam berlumpur.
2006). Keong yang berukuran 2,5 cm sudah Keong mas hidup dan berkembang biak pada
mulai bertelur. Kalau makanan cukup dan kolam, rawa, dan lahan yang selalu tergenang
lingkungan mendukung, setelah satu sampai termasuk sawah, di daerah tropik dan subtropik
dua kali bertelur, ukuran keong bertambah dengan temperatur terendah 10o C (Anonim,
besar. 2006b).
Keong mas dan juga famili Ampullaridae yang Kesimpulan
lain bersifat amfibi, karena mempunyai insang Berdasarkan hasil penelitian dapat
dan paru-paru. Paru-paru tertutup jika sedang disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun buas
tenggelam dan terbuka setelah keluar dari air. buas (Premna pubescens Blume) memiliki efek
Keong mas juga mempunyai sifon pernafasan sebagai antikanker hepar pada tikus yang
untuk bergerak sambil mengambang. Semua diinduksi zat karsinogen DMBA. Hal ini
kelebihan tersebut berguna untuk mekanisme dikarenakan aktivitas antioksidan dan
survival. Pada musim kemarau keong antiinflamasi yang terkandung. Pemberian
berdiapause pada lapisan tanah yang masih perbedaan dosis ekstrak etanol daun buas buas
lembab, dan muncul kembali jika lahan (Premna pubescens Blume) 150mg, 300mg, dan
digenangi air. Jika hidup pada tanah kering, 450mg berpengaruh dan mampu memperbaiki
keong mas akan ganti bernafas dari pernafasan gambaran histopatologi hepar tikus putih
aerobik menjadi pernafasan sebagian (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang
anaerobik. Indra yang paling aktif adalah diinduksi DMBA yaitu semakin meningkatnya
penciuman, yang bisa mendeteksi makanan dosis, rata-rata jumlah hepatosit yang
dan lawan jenis. Keong mas sanggup hidup 2–6 mengalami degenerasi bengkak keruh
tahun dengan keperidian yang tinggi. Telur mengalami penurunan walaupun belum
diletakkan dalam kelompok pada tumbuhan, mencapai pada kondisi normal.
pematang, ranting, dan lain- lain, beberapa cm
di atas permukaan air. Pada umumnya telur Saran
berwarna merah muda dengan diameter telur Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang
berkisar antara 2,2–3,5 mm, tergantung pada factor peneyebaran serata factor perkembang
lingkungan. Telur diletakkan berkelompok biakan mengenai spesies gastropoda ini.
sehingga menyerupai buah murbai. Mkami mengharapkan Laporan ini dapat
Warna kelompok telur berubah menjadi agak bermanfaat.
muda menjelang menetas. Pada temperatur Daftar Pustaka
Putra, D S. 2015. Keanekaragaman Gastropoda di
32–36°C dengan kelembaban 80–90% pada pk
Perairan Liotral Pulau Pengujan Kabupaten
8.00 dan pada temperatur 42–44°C dengan
Bintan. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu
kelembaban 76–80% pada pk 14.00 di rumah
kasa BB Padi di Sukamandi, tiap kelompok Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
telur keong mas berisi 235 hingga 860 butir Universitas Maritim Raja Ali Haji.
dengan rata-rata 485±180 butir. Daya tetas
Isnaningsih,N,R. dan Marwoto,R.2010.KEONG
berkisar antara 61–75%. Telur menetas setelah
HAMA Pomaceae DI Indonesia : KARAKTER
8–14 hari (Kurniawati dkk., 2007). Daya tetas
MORFOLOGI DAN SEBARANNYA
berkurang jika telur kena air. Perendaman
telur selama 24, 48, dan 72 jam menyebabkan
5
(MOLLUSCA,GASTROPODA : AMPLULLARIDAE).
Jurnal Berita Biologi. Vol 10 (4):Hal.441-447