Anda di halaman 1dari 6

Name/NIM: Triana Dewi/C14190049 Day/Date: Jumat/26 Maret 2021

Group: 1 Marine Biology Course


Asisstant name: Nina Widiasih/C54180054

PORIFERA AND CNIDARIA

Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Dictioceractida
Famili : Dicticeractidaceae
Genus : Spongilla
Spesies : Spongilla lacustris

Deskripsi:
Spongilla lacustris merupakan genus dari spons air tawar famili Spongilidae.
Spongilla lacustris adalah spons air tawar yang paling umum dan tersebar luas di
belahan bumi utara. Biasanya jenis spons ini ditemukan di danau atau sungai dengan
arus yang tenang, hidup menempel pada batu dan kayu. Spongilla lacustris juga
dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang buruk (suhu yang terlalu dingin, suhu
terlalu panas hingga kekeringan, ataupun kadar oksigen rendah) dengan cara
membentuk gemmule (tunas internal) sebagai organ dormansi. Gemmule yaitu
tunas yang tahan dengan kondisi lingkungan yang buruk dan dapat hidup bahkan
saat spons induknya telah mati. Setelah kondisi lingkungan membaik gemmule akan
mulai berkecambah dan spons baru akan lahir. Spongilla lacustris dapat ditemukan
di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Spongilla lacustris dapat melakukan reproduksi
secara seksual dan aseksual. Spongilla lacustris biasanya memiliki tubuh yang
lembut dan rapuh, umumnya memiliki warna kehijauan. Bagian permukaannya
tidak rata serta terutup spikula kasar atau paku. Spongilla lacustris memiliki bentuk
tubuh yang tidak beraturan dan bercabang-cabang serta rangka yang tersusun dari
serabut sponging. Spongilla lacustris mendapatkan makanannya dengan cara
menyaring partikel-partikel makanan yang terbawa arus. Makanan diperoleh dengan
cara mengalirkan air melalui ostium ke dalam spongiosel. Reproduksi seksual
dilakukan pada musim panas dengan cara melahirkan larva. Reproduksi seksualnya
yaitu peleburan sel sperma dengan sel ovum, dimana proses pembuahan terjadi di
luar tubuh spons, peleburan akan menghasilkan zigot yang akan berkembang
menjadi larva berflagel. Sementara, reproduksi aseksual dengan cara membentuk
tunas pada akhir musim panas. Spongilla lacustris yang telah menginjak dewasa
akan hidup sebagai sesil sampai akhir hidupnya (Manconi dan Prozanto 2000).
Taksonomi:
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Stauromedusae
Famili : Aurelidae
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita

Deskripsi:
Aurelia aurita atau dikenal sebagai ubur-ubur bulan merupakan ubur-ubur dari genus
Aurelia. Aurelia aurita mempunyai bentuk tubuh seperti payung atau lonceng,
dengan sisi cembung pada bagian atas atau aboral. Mulut dari Aurelia aurita terdapat
disisi tengah cekung yang berada pada bagian bawah. Bagian payung atas disebut
juga eksumbrella, sedangkan bagian cekung bawah disebut subumbrella. Diantara
cekung atas dan cekung bawah terdapat bagian tengah yang disebut mesoglea.
Mesoglea mempunyai lendir yang sangat kental. Sama seperti ubur-ubur lainnya
Aurelia aurita juga memiliki penyengat yang disebut juga nematosis. Nematosis ini
mengandung racun dan biasanya terdapat hampir diseluruh tubuhnya, namun yang
paling banyak terdapat pada bagian lengan atau bagian tentakelnya. Tentakel pada
Aurelia aurita berfungsi untuk menangkap mangsa. Sebagian besar tubuh dari
Aurelia aurita terdiri dari air. Aurelia aurita ini merupakan hewan karnivor dengan
makanannya terdiri atas berbagai jenis hewan, baik itu zooplankton maupun ikan.
Aurelia aurita biasanya memiliki tubuh yang tembus pandang dengan warna yang
berpendar. Ukuran dari Aurelia aurita sekitar 25 sampai 40 cm. Aurelia aurita hanya
mampu bergerak dengan terbatas dan hanyut dengan arus pada saat berenang. Aurelia
aurita hidup dilaut secara planktonik (melayang pada badan air). Lapisan mesoglea
dari Aurelia aurita tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi. Pada fase hidup
medusa pada Aurelia aurita lebih dominan dibanding fase polip. Kelamin pada
Aurelia aurita terpisah (satu jenis kelamin pada satu individu). Aurelia aurita dapat
bereproduksi baik secara seksual maupun secara aseksual. Pada saat fase medusa,
Aurelia aurita umumnya melakukan metagenesis secara seksual yang melibatkan
Aurelia aurita jantan dan Aurelia aurita betina. Pada reproduksi aseksual dilakukan
dengan cara melibatkan hanya satu induk saja, yaitu dengan cara membentuk kuncup
yang semakin lama akan semakin besar lalu membentuk tentakel. Pada beberapa
waktu tertentu, anak dari Aurelia aurita tersebut akan menempel pada induknya
sampai induk membentuk kuncup lain sehingga membentuk koloni (Kuvaini 2015).
Daftar Pustaka
Kuvaini A. 2015. Pengelolaan dan pemanfaatan kandungan asam amino ubur-ubur bagi
kesehatan manusia sebagai implementasi protocol Nagoya. Jurnal Citra Widya
Edukasi. 7(1): 24-32.
Manconi R, Prozanto R. 2000. Rediscovery of the type material of Spongilla lacustris
(L., 1759) in the Linnean herbarium. Italian Journal of Zoology. 67:89-92.
Name/NIM: Triana Dewi/C14190049 Day/Date: Jumat/26 Maret 2021
Group: 1 Marine Biology Course
Asisstant name: Nina Widiasih/C54180054

PORIFERA AND CNIDARIA


1. Explain the role of Porifera and Cnidaria in the marine ecosystem environment!
Jawab:
Fungsi dari porifera atau spons pada ekosistem terumbu karang bisa dikaitkan
dengan faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik berkaitan dengan siklus nutrien,
bioerasi, dan konsolidasi substrat dan bioindikator pencemaran lingkngan.
Sedangkan, faktor biotic berkaitan dengan kemampuan porifera sebagai inang,
umpan, pelindung, dan kompetisi dengan biota bentik lainnya. Dalam siklus
nutrien porifera mempunyai kemampuan menyaring air dengan sangat efisien
yaitu sebanyak 10 kali dari volume tubunya setiap jam. Porifera mempunyai
kemampuan mencerna fikoplankton yang kemudian dapat membersihkan
kolomair dari blooming plankton. Selain itu, porifera juga mempunyai peran
dalam membangun terumbu karang yaitu dengan cara menggabungkan patahan-
patahan karang sehingga menjadi lebih stabil dan memungkinkan untuk
ditempati oleh larva karang untuk menempel. Porifera merupakan salah satu
penyumbang biodiversitas tertinggi pada ekosistem terumbu karang. Pori-pori
dari porifera dapat menjadi tempat yang baik bagi biota-biota kecil untuk
berlindung ataupun memperoleh makanan dari air yang masuk (Hadi 2018).
Fungsi dari cnidaria atau coelenterate yaitu berfungi sebagai pelindung pantai
dari gempa, ombak, serta berfungsi juga sebagai tempat hidup serta mencari
makan berbagai jenis biota akuatik. Filum cnidaria dapat melindungi pantai
karena hewan-hewan dari filum tersebut membentuk lingkungan terumbu karang
(coral reef). Cnidari juga dapat dijadikan tempat bertelur berbagai jensi biota
laut (Panuntun et al. 2012).
2. Why are porifera and cnidaria still included in the kingdom Animalia? Explain!
Jawab:
Porifera dan cnidaria masih termasuk dalam kingdom Animalia karena ciri-ciri
dari porifera dan cnidari seperti hewan. Ciri-ciri tersebut antara lain multiseluler,
memiliki simetri bilateral atau simetri radial, dan termasuk invertebrate (hewan
tidak bertulang belakang).

3. Describe the characteristic of Porifera and Cnidaria!


Jawab:
Porifera mengandung pori-pori (ostia) pada dinding luarnya. Struktur tubuh dari
porifera terdiri dari oskula, pinakosit, amobosit, porosit, ostia, telur, spikula
triaxon, mesohil, sel mesenkim, bulu cambuk, sel kolar, sklerosit, dan spikula
monoaxon (Amir dan Budiyanto 1996). Ciri khusus dari porifera yaitu memiliki
banyak pori yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang
menghubungkan lingkungan eksternal dengan lingkungan inernal. Tubuh dari
porifera tidak dilengkapi dengan apendiks dan bagian tubuhnya tidak dapat
digerakkan. Porifera juga belum memiliki saluran pencernaan makanan,
pencernannya berlangsung secara intraseluler. Porifera dilengkapi dengan
kerangka dalam yang tersusun atas bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan
fiber yang terbuat dari bahan organic (Yusminah dan Hala 2007). Cnidaria
memiliki karakteristik yaitu mempunyai sengat, kebanyakan hidup di air laut,
hanya sedikit cnidaria yang hidup di air tawar. Tubuh dari cnidaria yaitu simetri
radial atau simetri bilateral, tidak mempunyai kepala yang jelas. Fase hidup dari
cnidaria terdiri dari dua yaitu fase polip dan fase medusa. Eksoskelelton dan
endoskeleton dari cnidari terbuat dai kitin, kalsium, atau komponen protein.
Cnidaria terdiri dari dua lapisan tubuh yaitu epidermis dan gastrodermis, serta
lapisan mesoglea pada bagian tengahnya yang bersifat diploblastik. Rongga
gastrovaskuler pada cnidaria kebanyakan bercabang dengan satu lubang yang
berfungsi sebagai mulut dan anus, tentakel pada cnidaria biasanya membentuk
lingkaran (Wuwumbene et al. 2017).
Daftar Pustaka
Amir I, Budiyanto A. 1996. Mengenal spons laut (demospongiae) secara umum.
Oseana. 21(2):15-31.
Hadi TA. 2018. Peranan ekologis spons pada ekosistem karang. Oseana. 43(1):53-62.
Panuntun P, Yulianto B, Ambariyanto. 2012. Akumulasi logam berat Pb pada karang
Acropora aspera: studi pendahuluan. Journal of Marine Research. 1(1):153-158.
Wuwumbene RHS, Rondonuwu AB, Watung VNR. 2017. Ikan karang pada terumbu
karang buatan di kawasan Taman Nasional Bunaken desa Arakan kabupaten
Minahasa Selatan. Jurnal Ilmiah Platax. 5(2):155-161.
Yusminah, Hala. 2007. Biologi Umum 2. Makassar (ID): UIN Alauddin Press.

Anda mungkin juga menyukai