ANTHOZOA
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Kelautan
yang diampu oleh Ir.Khaidir R.Permana, M.P.
Disusun oleh :
Anemon akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-kupu
(Butterfly Fish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan invertebrata kecil
yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon (parasit) dan membantu
membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dsb. Di sisi lain kotoran dari ikan badut
memberikan nutrisi untuk anemon.
Anemon memiliki sengatan beracun yang hanya dapat ditahan oleh ikan badut. Mekanisme
tersebut dapat terjadi karena lapisan lendir pada ikan badut (berbahan dasar gula). Hal ini akan
menjadikan anemon tidak mengenali ikan badut sebagai musuh sehingga anemon tidak
menyengat ikan badut.
Ikan badut akan membela mati-matian anemon tempat mereka tinggal, ikan badut tidak
pernah menyimpang lebih jauh dari 30 cm/lebih dari inangnya seumur hidup mereka. Tubuh ikan
badut mengalami koevolusi dengan spesies anemon spesifik yang biasa ditempati sehingga
tubuhnya membentuk semacam kekebalan dari sengatan anemon yang ditempati. Sebuah
penelitian yang dilakukan terhadap Amphiprion percula menunjukkan spesies ini dapat
mengembangkan resistensi terhadap racun dari Heteractis magnifica, tetapi ia tidak sepenuhnya
terlindungi, karena telah ditunjukkan secara eksperimental ikan tersebut mati ketika kulit
tubuhnya yang tidak berlendir tersengat oleh anemon.
Anemon yang biasa menjadi inang clownfish, diantaranya yaitu:
1. Bubble Tip Anemon (Entacmaea quadricolor)
2. Magnificent Sea Anemon (Heteractis magnifica)
3. Giant Carpet Anemon (Stichodactyla gigantea)
4. Saddle Carpet Anemon (Stichodactyla haddoni)
5. Marten’s Carpet Sea Anemon (Stichodactyla mertensii)
6. Sebae anemon (Heteractis crispa)
Ada beberapa ordo dari karang ini yakni Stoloniferida, Telestacida, Alcynacida,
Coenothecalia, Gorgonacida, dan Pennatulacida (Jasin, 1992).
Karang lunak dapat ditemukan diberbagai habitat karang. Pertumbuhan optimal karang lunak
yakni pada kedalaman antara 10-30 meter (Allen, 2000). Jenis-jenis karang lunak hidup di
daerah pasang surut sampai kedalaman 200 m. Umumnya syarat-syarat hidup karang lunak sama
dengan karang batu. Hewan ini menyukai perairan yang hangat atau sedang terutama di Indo-
Pasifik. Ada beberapa jenis yang dapat hidup sampai kekedalaman 3000 m (Manuputty (1),
2002).
Terumbu atau reef merupakan endapan masif batu kapur (limestone) terutama kalsium
karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi
kapur (algae berkapur dan moluska), dan dijadikan sebagai tempat hidup hewan karang.
Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan
oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, ordo
Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae
berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Terumbu karang atau coral reefs adalah ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun
terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) yang dihasilkan oleh organisme karang
pembentuk terumbu (karang hermatipik) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur,
bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia
yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta
organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan
tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan
merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi. Salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan
mangrove dan padang lamun.
Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu karang
yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit. Tiap mangkuk koralit
mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang tumbuh keluar dari dasar
koralit, dimana septa ini merupakan dasar penentuan spesies karang. Tiap polip adalah hewan
berkulit ganda, dimana kulit luar yang dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan
mati (mesoglea) dari kulit dalamnya yang disebut gastrodermis. Dalam gastrodermis terdapat
tumbuhan renik bersel tunggal yang dinamakan zooxantellae yang hidup bersimbiosis dengan
polip. Zooxantellae dapat menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis, yang
kemudian disekresikan sebagian ke dalam usus polip sebagai pangan.
Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan
(land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara
luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah:
a. Terumbu Karang Tepi (Fringing Reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-
pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas
dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk
melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara
vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b. Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah
laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk
lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya
karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan
pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi
Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
c. Terumbu Karang Cincin (Atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik
yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu
karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman
rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau
Dana (NTT), Mapia (Papua). Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di
Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada
satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut
digunakan sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Coelenterata memiliki organisasi jaringan
sangat sederhana, dengan hanya dua lapisan sel, eksternal dan internal. Coelenterata dibedakan
dalam empat kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa,
Scypozoa, Anthozoa dan Cubozoa.
Anthozoa berasal dari bahasa yunani, Anthos yang berarti bunga, dan Zoon yang berarti
hewan. Hewan pada kelas ini memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.
Karang dan anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang sama, yaitu Anthozoa. Perbedaan
utama adalah karang menghasilkan kerangka luar dari kalsium karbonat, sedangkan anemon
tidak. Lebih dari 1.000 spesies anemon laut ditemukan di perairan pantai, perairan dangkal
(terumbu karang), dan perairan laut dalam di seluruh dunia.
Koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.
Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang. Fungsi
dan manfaat terumbu karang bagi kehidupan manusia sangat penting antara lain adalah sebagai
tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan.
3.2 Saran
Makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada
para pembaca untuk berkenan menyumbangkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
bertambahnya wawasan kami di bidang ini. Akhirnya kepada Allah jualah kami memohon taufik
dan hidayah. Semoga usaha kami ini mendapat manfaat yang baik, serta mendapat ridho dari
Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Hydrozoa. Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang
aseksual dan tahap medusa yang seksual. Contohnya adalah spesies Obelia sp. Ada pula
yang selama hidupnya hanya berbentuk polip saja, misalnya Hydra. Sebagian besar hydra
hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh hydra terdapat mulut
yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan. Tentakel-tentakel
ini dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung nematosista, yaitu racun berbentuk
sengat untuk memburu mangsa. Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.
Perkembangbiakan seksual terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur betina.
Sedangkan perkembangbiakan aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi
tubuh hydra yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
;Scyphozoa Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur).
Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk, kadang mempunyai tubuh berwarna namun
ada beberapa spesies yang tubuhnya transparan. Tubuh Scyphozoa dilengkapi dengan
tentakel yang mempunyai sel penyengat. Seluruh spesies Scyphozoa hidup di perairan, baik
tawar maupun laut.
Anthozoa Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang
termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai polip,
salah satu ujung tubuhnya mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel lengkap dengan
penyengatnya, sedangkan ujung yang lain merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk
melekatkan diri pada dasar perairan.
Struktur Tubuh
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu
ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi
sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis
berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk
kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang
dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai
pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel
gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di
dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke
bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan
karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar
benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem
saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara
lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Tubuh
Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut
dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian
kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena
Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan
memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut
knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang
disebut nematokis (nematosista).
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup
beragam jenis hewan dan ganggang. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang
paling tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef
di Australia.Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem
ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di
pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.
contoh hewan coelenterata, manfaat coelenterata, siklus hidup hydra, manfaat hydrozoa, daur
hidup hydra, pengertian nematosista, siklus hidup coelenterata, hewan yang termasuk
coelenterata, sistem saraf yang terjadi pada obelia, hewan coelenterata
0
Anthozoa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Anthozoa adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam
filum Cnidaria. Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos berarti bunga, dan zoon berarti
hewan. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga, yang
meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang. Anthozoa hidup sebagai polip. Contoh
anemone laut adalah Metridium. [1]
Daftar isi
1 Struktur Tubuh
2 Klasifikasi
o 2.1 Hexacorallia
o 2.2 Octocorallia
3 Referensi
Struktur Tubuh
Tubuh Anthozoa berbentuk silinder pendek. Pada salah satu ujungnya terdapat mulut berupa
celah yang dikelilingi oleh tentakel yang mengandung nematosista. Ujung yang lain berupa
lempeng untuk melekatkan diri pada suatu dasar. Di bawah mulut terdapat kerongkongan
yang disebut stomodeum. Sepanjang stomodeum, pada satu sisi atau pada kedua sisi terdapat
saluran sempit yang bersilia dan disebut sifonoglifa yang merupakan alat pernapasan yang
paling sederhana. Di bawah stomodeum terdapat rongga gastrovaskuler yang terbagi menjadi
ruang-ruang kecil oleh sekat-sekat yang berasal dari dinding kerongkongan. Pada sekat ini
terdapat nematosista yang mengeluarkan racun untuk melumpuhkan mangsanya.
Makanannya berupa udang-udangan kecil dan invertebrata lain. [2]
Klasifikasi
Berdasarkan banyaknya sekat-sekat di dalam rongga tubuh, kelas Anthozoa dibedakan
menjadi dua subkelas, yaitu Hexacorallia (bersekat enam) dan Octocorallia (bersekat
delapan).
Hexacorallia
Octocorallia
Octocorallia memiliki delapan tentakel yang bercabang-cabang seperti bulu dan memiliki
delapan sekat. Selain itu, Octocarallia juga memiliki satu sifonogfila ventralis.
Rangka Octocarallia terbuat dari kapur dan zat induk. Contohnya karang suling (Tubipora
musica), karang kulit (Alcyonium sp.), akar bahar (Euplexaura sp.), dan koral (Coralium
medea). [3] [4]
Referensi
1. ^ D. A. Pratiwi; Maryati, Sri; Srikini; Suharno; S, Bambang. 2007. Biologi Jilid 1
untuk SMA Kelas X hal 177. Jakarta. Penerbit Erlangga Diakses 23 Januari 2011
2. ^ D. A. Pratiwi; Maryati, Sri; Srikini; Suharno; S, Bambang. 2007. Biologi Jilid 1
untuk SMA Kelas X hal 178. Jakarta. Penerbit Erlangga
3. ^ Purves, W.K., D. Sadava, G.H. Orians, & H.C. Heller. 2004. Life: The Science of
Biology. 7th ed. Sunderland. Sinauer Associates, Inc. & W.H. Freeman and
Company.
4. ^ Solomon, E.P., L.R. Beg, & D.W. Martin. 2005. Biology. 7th ed. Southbank.
Thomson & Brooks / Cole.