Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah semakin maju dan mengarah pada hal-hal yang
sifatnya cepat dan praktis. Banyak sekali pengetahuan yang telah dikembangkan oleh manusia dan
saling mengkaitkan beberapa ilmu menjadi suatu kesatuan. Salah satu contoh adalah ilmu Biologi yang
mengkaji mengenai kehidupan, saat ini dapat dikaitkan dengan ilmu lain sehingga dapat menjadi
pengetahuan yang lebih mantap. Perkembangan ilmu Biologi pada era modernisasi selalu dikaitkan
dengan perkembangan teknologi sehingga dikenal pengetahuan mengenai Bioteknologi. Adanya kajian
mengenai Bioteknologi ini membuat hal-hal mengenai kehidupan menjadi lebih mantap dan dapat
diterima secara kritis.

Salah satu perkembangan ilmu mengenai penelitian Bioteknologi yang menarik untuk dikaji
adalah pemanfaatan stem cell atau sel induk. Di tingkat dunia saat ini, sel induk merupakan salah satu
fokus utama dalam penelitian bioteknologi, khususnya dalam kaitannya dengan terapi sel serta
pengobatan regeneratif. Sebelum adanya pemanfaatan stem cell, pengobatan penyakit dilakukan secara
konvensional yaitu dengan pemberian obat yang mengandung zat kimia. Pengobatan dengan bahan
kimia ini di satu sisi kadang menyembuhkan, namun di sisi lain sering pula muncul efek samping yang
tidak diinginkan. Namun dengan adanya bioteknologi stem cell, dunia sekarang sedang mengalami
pergeseran paradigma dalam hal pengobatan dari obat-obatan kimia konvensional menuju ke arah
terapi yang lebih molekuler, perubahan ini telah membuka pintu harapan untuk menyembuhkan
bermacam penyakit yang sebelumnya tidak dapat disembuhkan. Sebagai contoh, jika ada seseorang
menderita penyakit jantung, bukan diberikan obat-obat kimia, namun diberikan sel-sel baru yang akan
menggantikan jantung yang rusak tersebut. Teknologi inilah yang disebut dengan Teknologi stem cell.

Beberapa penyakit yang memiliki potensi untuk dilakukan terapi stem sel misalnya terkait
dengan darah seperti penyakit leukemia dan sickle cell anemia. Penyakit yang berhubungan dengan
saraf seperti Parkinson, stroke, dan alzheimer.  Stem sel memang memiliki karakteristik istimewa hingga
bisa digunakan sebagai solusi untuk penyakit yang hingga kini tidak dapat disembuhkan. Stem cell yang
mempunyai sifat dapat membelah dan memperbaharui diri sendiri dan dapat berkembang menjadi
berbagai tipe sel dewasa, secara revolusioner membuka peluang untuk memperbaiki kerusakan pada
bagian tubuh dengan menggunakan sel sehat baru.

Stem cell merupakan hal yang baru dipublikasikan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat. Walaupun masih tergolong mahal, tidak bisa dipungkiri stem cell ini
merupakan sebuah harapan baru dalam bidang pengobatan. Untuk memperjelas mengenai apa itu stem
cell, dalam makalah ini kami akan mencoba mengulas beberapa hal terkait stem cell sehingga dapat
dimengerti dan dipahami.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut.

1)             Bagaimanakah kajian umum mengenai stem cell ?

2)             Apa sajakah jenis-jenis stem cell ?

3)             Bagaimanakah teknik untuk memperoleh stem cell ?

4)             Bagaimanakah peran dari stem cell bagi kehidupan ?

5)             Bagaimanakah proses replikasi stem cell di laboratorium ?

6)             Bagaimanakah dampak positif dan negatif penggunaan stem cell ?

7)             Bagaimanakah bioetika penelitian dan penggunaan stem cell ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut.

1)   Untuk mengetahui kajian umum mengenai stem cell.

2)   Untuk mengetahui jenis-jenis stem cell.

3)   Untuk mengetahui teknik memperoleh stem cell.

4)   Untuk mengetahui peran dari stem cell bagi kehidupan.

5)   Untuk mengetahui proses replikasi stem cell di laboratorium.


6)   Untuk mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan stem cell.

7)   Untuk mengetahui bioetika penelitian dan penggunaan stem cell.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1)   Bagi Pemerintah

           Pemerintah dapat menciptakan teknologi baru menggunakan stem cell untuk mengobati penyakit-
penyakit khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya.

           Dapat ditemukan dan dikembangkannya obat-obat baru untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit.

2)   Bagi Masyarakat

           Dapat membuka wawasan masyarakat tentang pemanfaatan stem cell.

           Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat yang diperoleh dalam penerapan
teknologi stem cell terutama bagi kesehatan masyarakat.

3)   Bagi Penulis

           Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai stem cell.

           Dapat meningkatkan pemahaman penulis mengenai pemanfaatan stem cell dalam bidang bioteknologi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Umum Mengenai Stem Cell

Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk
berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.
Menurut kamus Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasi yang berasal dari
organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi sel-sel setipe, yang selanjutnya akan
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lainnya. Stem sel juga disebut sel punca, sel induk, dan sel
batang.

Stem sel berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi
kelangsungan hidup organisme. Stem sel selain mampu berdiferensiasi menjadi berbagai sel matang,
juga mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kemampuan tersebut memungkinkan stem sel menjadi
sistem perbaikan tubuh dengan cara menyediakan sel-sel baru selama organisme bersangkutan hidup,
atau dengan prinsip sel-sel yang rusak akibat penyakit dapat diganti dengan sel-sel yang baru.

Stem cell pada dasarnya adalah blok pembangun (building block) pada tubuh manusia. Stem cell
di dalam embrio pada akhirnya akan berkembang menjadi sel, organ dan jaringan di dalam tubuh janin.
Stem cell mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk berkembang menjadi banyak jenis sel berbeda
di dalam tubuh selama masa awal pertumbuhan. Selain itu juga, di banyak jaringan mereka bertindak
layaknya sistem perbaikan internal (Internal Repair System). Saat sel punca terbelah, sel yang baru
mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang
lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Stem sel mempunyai 2 sifat yang khas
yaitu :

1.     Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel
pankreas, dan lain-lain. Proses diferensiasi stem cell diduga disebabkan oleh faktor internal maupun
eksternal sel. Faktor internal mencakup faktor genetik dan epigenetik, sedangkan faktor eksternal
mencakup kondisi lingkungan sekitar sel, faktor pertumbuhan ataupun bergantung pada kebutuhan
jaringan atau organ tubuh itu sendiri.

2.  Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-


renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui
pembelahan sel. Stem cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel berkarakteristik sama
dengan sel induknya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh sel-sel tubuh lainnya seperti sel jantung, otak
maupun pankreas. Populasi stem cell dalam tubuh terjaga dengan kemampuannya memperbanyak diri
sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan berulang kali , bahkan diduga tidak terbatas, dan dapat
dipertahankan ddalam jangka waktu yang relatif lama.
2.2 Jenis-Jenis Stem Cell

Penggolongan stem cell dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan kemampuannya
berdiferensiasi dan berdasarkan sumber asal selnya. Adapun penjelasan dari masing-masing
penggolongan tersebut adalah sebagai berikut.

1)        Jenis-jenis stem cell berdasarkan kemampuan berdiferensiasi

Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
totipotent, pluripotent, multipotent, dan unipotent.

a.                   Totipotent merupakan sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel,
yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Contoh dari stem cell totipotent adalah zigot.

b.                  Pluripotent merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal (ektoderm,
mesoderm, dan endoderm), tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik atau tidak dapat
membentuk suatu organisme baru seperti plasenta dan tali pusat. Contoh dari stem cell pluripotent
adalah embryonic stem cell.

c.                   Multipotent merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa.
Contoh dari stem cell multipotent adalah hematopoietic stem cells.

d.                  Unipotent merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu. Berbeda
dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi
diri (self-regenerate/self-renew).

2)   Jenis-jenis stem cell berdasarkan sumber asal sel

Stem cell ditemukan pada berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumber asal sel pada jaringan
tubuh, stem cell dibagi menjadi embryonic stem cell, adult stem cell, dan fetal stem cell.

a.                   Embryonic stem cell (sel induk embrio) merupakan stem cell yang didapatkan saat
perkembangan individu masih berada dalam tahap embrio. Lebih tepatnya, embryonic stem cell adalah
sel hasil kultur Inner Cell Mass (massa sel dalam) yang berasal dari embrio stadium blastosit ( embrio
yang terdiri dari 50 ¬ 150 sel dan terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari). Untuk mengisolasi Inner Cell
Mass dari dalam kantung blastocoel, lapisan tropoblast perlu terlebih dahulu dilisiskan. Embrio yang
utuh memiliki sifat totipoten yaitu dapat berkembang menjadi suatu individu baru, sedangkan
embryonic stem cell memiliki sifat pluripoten yaitu dapat berkembang menjadi sel yang berasal dari 3
galur (ektoderm, mesoderm, dan endoderm). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio
yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan
embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh.

b.                  Adult stem cell (sel induk dewasa) merupakan stem cell yang ditemukan di antara sel-sel lain
yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan yang telah mengalami maturasi. Dengan kata lain, stem
cell dewasa adalah sekelompok sel yang belum berdiferensiasi, bahkan terkadang ditemukan dalam
keadaan inaktif pada suatu jaringan yang telah memiliki fungsi spesifik dalam tubuh individu.
Keberadaan stem cell jenis ini diperkirakan bertujuan untuk menjaga homeostasis jaringan tempatnya
berada. Adult stem cell mempunyai dua karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut
dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbaharui diri. Karakteristik kedua, sel-sel
tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik
morfologi dan fungsi yang spesial. Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi
menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain.
Adult stem cell dibedakan menjadi hematopoietic stem cell dan mesenchymal stem cell.

                     Hematopoietic stem cell adalah sel induk pembentuk darah yang mampu membentuk sel darah
merah, sel darah putih, dan keping darah yang sehat.Sumber sel induk hematopoietik adalah sumsum
tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Pembentukan sel induk hematopoietik terjadi pada tahap awal
embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan disimpan pada situs-situs spesifik di dalam embrio.

                     Mesenchymal stem cell adalah sel induk multipotensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel
tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sebagian
mesenchymal stem cell bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah menjadi jaringan
mesodermal tetapi juga endodermal. Sel induk mesenkimal dapat ditemukan pada stroma sumsum
tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit.

c.                   Fetal stem cell merupakan sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin)
seperti sel induk hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Fetus mengandung stem cells
yang adalah pluripotent dan secepatnya berkembang kedalam jaringan-jaringan tubuh yang berbeda
didalam fetus. Sel induk neural fetal yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah,
plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel induk hematopoietik fetal.

Berdasarkan jenis tersebut, terdapat sejumlah persamaan dan perbedaan antara embryonic
stem cell dengan adult stem cell. Secara umum persamaan potensi stem cell embrionik dan dewasa
adalah sebagai berikut.

  Berada dalam kondisi yang belum berdiferensiasi.

  Dapat melakukan proliferasi yang menghasilkan sel-sel dengan sifat dan karakteristik yang sama dengan
sel induknya.

  Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel spesifik.

Sedangkan perbedaan antara stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut.

  Stem cell embrionik berasal dari ICM, sedangkan stem cell dewasa berasal dari populasi sel somatis.

  Potensi diferensiasi untuk stem cell embrionik adalah pluripoten, sedangkan stem cell dewasa multipoten.
  Potensi proliferasi stem cell embrionik lebih besar dari pada stem cell dewasa.

  Isolasi stem cell embrionik lebih mudah dilakukan karena seluruh sel yang tergolong ICM adalah stem cell
embrionik, sedangkan isolasi stem cell dewasa lebih sulit karena konsentrasi atau perbandingannya
dengan sel-sel dewasa dalam jaringan sangat kecil.

  Kulturisasi in vitro pada stem cell embrionik lebih mudah karena ditunjang dengan kemampuan proliferasi
yang lebih tinggi dan prosedur yang lebih baku, sedangkan pada stem cell dewasa lebih sulit karena
kemampuan proliferasinya yang lebih rendah dan prosedur yang masih terus dioptimalkan.

2.3 Teknik Memperoleh Stem Cell

Stem cell dapat diperoleh melalui teknik transplantasi. Transplantasi stem cell dapat berupa
transplantasi autologus, transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik.

1)   Transplantasi autologus, yaitu transplantasi menggunakan sel induk pasien sendiri, yang dikumpulkan
sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi.

2)   Transplantasi alogenik, yaitu transplantasi menggunakan sel induk dari donor yang cocok, baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.

3)   Transplantasi singenik, yaitu transplantasi menggunakan sel induk dari saudara kembar identik.

Berdasarkan sumbernya, transplantasi stem cell dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.

a.         Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation)

Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang
pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang
kaya akan sel induk hematopoietik. Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu,
transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis
tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka
pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin meluas. Pada transplantasi ini prosedur
yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan teranestesi total. Sumsum tulang
(sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus,
kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan
menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi.Pada akhirnya jika semua berjalan
lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun,
prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien telah
dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi. Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-
3 minggu untuk menghasilkan sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien
terhadap infeksi.Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak
5/6.Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan
sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien.Selain itu, risiko kontaminasi virus lebih
tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.

b.    Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)

Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel induk walaupun
jumlah sel induk yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang. Untuk mendapatkan jumlah sel
induk yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi, biasanya pada donor diberikan granulocyte-
colony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk hematopoietik bergerak dari sumsum
tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.Jika resipien
membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah
mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel induk
dan mengembalikan sisa darah ke donor. Transplantasi sel induk darah tepi pertama kali berhasil
dilakukan pada tahun 1986. Keuntungan transplantasi sel induk darah tepi adalah lebih mudah didapat.
Selain itu, pengambilan sel induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar 100
cc.Keuntungan lain, sel induk darah tepi lebih mudah tumbuh. Namun, sel induk darah tepi lebih rentan,
tidak setahan sumsum tulang. Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain mengandung sel induk juga ada
jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel induk darah tepi tetap perlu
dicampur dengan sumsum tulang.

c.    Transplantasi sel induk darah tali pusat

Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel
induk yang sama dengan sel induk yang ditemukan dalam sumsum tulang.Karena sel induk dari sumsum
tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit kelainan darah yang
mengancam jiwa seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti
percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel induk dari darah tali pusat untuk menyelamatkan
jiwa pasien mereka. Darah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki
keunggulan di atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien
tertentu. Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran
menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa. Transplantasi sel induk darah tali pusat
pertama kali dilakukan di Perancis pada penderita anemia Fanconi tahun 1988.Pada tahun 1991, darah
tali pusat ditransplantasikan pada penderita Chronic Myelogenous Leukemia.Kedua transplantasi inii
berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat.

2.4 Peran Stem Cell Bagi Kehidupan

Stem cell sangat berperan bagi kehidupan karena sifat khas yang dimilikinya. Adapun peran stem
celladalah sebagai berikut.

a.         Terapi gen


Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam
tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakahstem cell ini berhasil mengekspresikan gen
tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian
pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat
berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai
macam sel.

b.    Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem
cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.

c.    Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai
jaringan.

d.   Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia
misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu
organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk
ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu. Ada 3 golongan penyakit yang
dapat diatasi oleh stem cell, yaitu:

      Penyakit autoimun, misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh
growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi,
hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh
diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self
antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke
tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur
sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.

      Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer,
terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga bermanifestasi klinis sebagai
suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh
pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan
sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif.
      Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun.
Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai
dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam terapi sel, yaitu :

  Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog
sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ
donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

  Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber
yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi
luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.

  Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode transfer gen.
Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas.

  Dapat bermigrasi ke jaringan target sehingga dapat berintegrasi ke dalam jaringan serta berinteraksi
dengan jaringan sekitarnya.

Terdapat beberapa contoh peran stem cell dalam mengobati penyakit, diantaranya adalah
sebagai berikut.

1.    Stem cell untuk diabetes

Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini
transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-
kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena
reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid. Padahal makin besar steroid
yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun, baru-baru
ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil membuat protokol
transplantasi sel pulau Langerhans dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda
dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau
Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun
setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber
stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian
untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat
menggantikan injeksi insulin secara permanen.

2.    Stem cell untuk skin replacement

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat epidermis
dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi
epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini
bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.

3.    Stem cell untuk penyakit Parkinson

Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron
dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus.
Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan
halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit
Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio
manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam
otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya
setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson,
peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET, dan perbaikan bermakna ini
tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi
ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.

4.    Stem cell untuk penyakit jantung

Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cell dapat
menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk.
mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat
PTCA, 6 hari setelah infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi
lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area infark, dan
perfusi miokard menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk.
memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard yang
lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat.
Single-Photon Emission Computed Tomography Myocardial Perfusion Scintigraphy menunjukkan
penurunan efek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang
diterapi.

2.5 Proses Pengkulturan Stem Cell di Laboratorium

Seperti yang telah dijelaskan di atas, stem cell tersebut diambil dari sel tubuh yang kemudian
dikultur di laboratorium. Menurut para peneliti, embryonic stem cell lebih mudah diekstrak dan dikultur
dibandingkan dengan adult stem cell. Adult Stem cell tidak hanya sulit ditemukan di jaringan orang
dewasa, namun juga sulit direplikasi di laboratorium. Meskipun embryonic stem cell dapat ditumbuhkan
secara efektif di laboratorium namun masih cukup sulit untuk di control. Peneliti masih terus berusaha
membuat mereka tumbuh menjadi jenis jaringan tertentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Adapun proses replikasi stem cell dari embryonic stem cell adalah dengan melakukan
pengkulturan secara in vitro. Stem cell diambil dari embrio pada fase blastosit (berumur 5-7 hari setelah
pembuahan). Pada saat ini massa sel bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk
embrionik. Selanjutnya sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro di
laboratorium. Sel yang terdapat pada bagian dalam dari blastosit inilah yang dinamakan stem cell.
Blastosit yang akan digunakan pertama akan ditumbuhkan di dalam cairan kaya nutrisi pada petridish.
Setelah sel bereplikasi beberapa kali dan membentuk banyak sel, sel-sel yang telah terbentuk akan
dipindahkan ke beberapa petridish lain. Hanya dalam waktu beberapa bulan, beberapa stem cell bisa
menjadi jutaan jumlahnya. Sel-sel yang telah berkembang dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang
dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel
lainnya. Embrionic stem cell yang sudah di kultur selama beberapa bulan tanpa differensiasi di sebut
stem cell line. Cell line dapat dibekukan dan di bagi antar laboratorium.

Biasanya sel yang berhasil ditumbuhkan akan diinjeksikan ke tubuh pasien untuk kemudian
menggantikan jaringan yang rusak akibat terserang penyakit. Differensiasi stem cell di picu oleh pemicu
internal dan eksternal. Pemicu internal adalah gen dalam setiap sel yang akan memandu bagaimana sel
seharusnya berfungsi. Pemicu eksternal adalah bahan kimia yang dilepaskan oleh sel lain yang dapat
mengubah cara kerja stem cell tersebut. Para peneliti sangat paham bahwa inisiasi oleh gen merupakan
tahapan krusial bagi proses differensiasi, maka mereka melakukan eksperimen dengan memasukkan gen
tertentu ke dalam kultur lalu menggunakannya untuk mencoba membuat stem cell terdifferensiasi
menjadi sel tertentu. Namun semacam signal diperlukan untuk mentrigger stem cell agar
terdifferensiasi. Dan sampai saat ini peneliti masih terus mencari signal tersebut. Selain itu masih ada
masalah lain yang harus dihadapi dalam penggunaan stem cell. Salah satu adalah penolakan oleh organ
yang akan menerima donor. Jika pasien di injeksi dengan stem cell dari embrio donator, sistem imunnya
akan melihat sel tersebut sebagai invader asing dan akan menyerangnya. Selain itu penerima stem cell
harus memiliki lingkungan sehat karena stem cell yang ditanam akan mampu untuk tetap hidup, hal ini
dikarenakan stem cell adalah sel muda yang sangat sensitif terhadap segala jenis toksin. Penanaman
stem sel harus sesegera mungkin karena hanya bertahan selama tiga hari.

2.6 Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Stem Cell

Penggunaan stem cell dalam kehidupan memiliki dampak positif dan negatif. Adapun penjelasan
dari dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut.

1)        Dampak Positif dalam Penggunaan Stem Cell

a.         Embryonic stem cell

   Representatif dari klinik fertilitas.

  Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog
sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ
donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

  Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.

   Immortal yaitu dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.

  Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.

   Reaksi penolakan rendah.

b.         Umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat)

  Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).

  Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan pembekuan.

  Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.

  Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.

  Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari
sumsum tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau
dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih besar dibandingkan dengan
stem cell dari sumsum tulang.

c.         Adult stem cell

  Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun.

  Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.

  Secara etis tidak ada masalah.

2)   Dampak Negatif dalam Penggunaan Stem Cell

a.         Embryonic stem cell

  Stem cell embrionik juga memiliki daya proliferasi yang tinggi, telomer yang panjang dan aktivitas enzim
telomerase yang tinggi. Hal ini menjadi salah satu kekurangan stem cell embrionik untuk terapi karena
beresiko lebih tinggi terhadap terjadinya proliferasi sel yang berlebih, sehingga berujung pada terjadinya
tumorigenesis. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan
kanker.

  Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.

  Secara etis sangat kontroversial.

b.         Umbilical cord blood stem cell

  Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir
sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.

  Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan
resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan

c.         Adult stem cell

  Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan adult stem
cell dalam jumlah banyak.

  Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.


Berdasarkan bukti ilmiah yang telah ada, kemampuan diferensiasi stem cell dewasa tergolong
multipoten, dengan demikian kemampuan diferensiasinya lebih rendah dibandingkan stem cell
embrionik. Kekurangan lainnya adalah konsentrasinya yang tergolong jauh lebih rendah dalam
perbandingannya dengan sel-sel yang telah berdiferensiasi pada jaringan dewasa. Sebagai contoh, stem
cell jaringan hematopoietik yang terdapat dalam sumsum tulang belakang diperkirakan hanya 1 :
100.000 jumlah total sel yang ada. Hal ini tentu mengakibatkan tahap isolasi yang jauh lebih sulit
dibandingkan isolasi stem cell embrionik. Selain itu maturitas sel yang lebih tua dibandingkan stem cell
embrionik  diperkirakan juga berdampak pada menurunnya kemampuan stem cell dewasa untuk
memperbanyak diri.

2.7 Bioetika Penelitian dan Penggunaan Stem Cell

Pemanfaatan stem cell dalam menyelesaikan problema berbagai jenis penyakit sangatlah
menguntungkan. Namun dibalik keberhasilan tersebut muncul kontroversi dari pihak yang kontra
terhadap penggunaan stem cell. Yang menjadi pokok permasalahan adalah sumber stem cell yang
digunakan tersebut. Jika ditinjau dari asalnya maka stem cell dapat dibagi dalam stem cell embrio dan
stem cell bukan embrio. Banyak harapan yang timbul dari penelitian stem cell embrio, karena sel itu
mempunyai potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang menyusun berbagai jenis organ
tubuh. Dilihat dari sudut pandang masalah etika, maka penggunaan embrio ini dikatakan mendorong
pelanggaran hak azasi manusia (HAM) dan merupakan tindakan yang menunjukkan berkurangnya
penghormatan terhadap mahluk hidup.

Sumber embrio adalah hasil abortus, zigot sisa IVF, dan hasil pengklonan. Pengklonan embrio
manusia untuk memperoleh stem cell merupakan isu yang sangat menimbulkan kontroversi. Isu bioetika
dari penggunaan stem cell embryonic adalah sebagai berikut.

1)        Isu ini berhubungan dengan isu ’awal kehidupan’ dan penghormatan terhadap kehidupan. Pengklonan
embrio manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena berhubungan dengan
pengklonan manusia atau pengklonan reproduksi yang ditentang oleh semua agama.

2)        Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi kerusakan pada embrio yang menyebabkan embrio
tersebut akan mati. Pandangan bahwa embrio mempunyai status moral yang sama dengan manusia
menyebabkan hal tersebut sulit diterima, sehingga membuat embrio manusia untuk tujuan penelitian
merupakan hal yang tidak dapat diterima.

3)        Pengambilan sel dari blastosis 8 sel merupakan suatu alternatif jika kemungkinan blastosis mati dan
dapat diterima sebagai bukan pelanggaran etika. Aspek etika lain dari cara ini adalah bahwa sel yang
diambil dari blastosis 8 sel merupakan suatu sel totipoten yang berpotensi menjadi manusia. Beberapa
peneliti mengusulkan untuk membiak sel yang diambil untuk diagnostik kemudian baru dilakukan
berbagai uji yang diperlukan. Kesulitan cara ini adalah tenggang waktu antara pengambilan sel dan hasil
uji menjadi lebih lama dan dapat mempengaruhi keberhasilan penanaman blastosis.

4)        Perdebatan tentang status moral embrio berkisar tentang apakah embrio harus diperlakukan sebagai
manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi sebagai manusia atau sebagai jaringan hidup seperti
jaringan tubuh lainnya. Di sini perlu kejelasan antara apa yang dimaksud dengan hidup dan kehidupan.
Sel tubuh manusia semuanya hidup tetapi apakah dapat dianggap sebagai kehidupan. Ditinjau dari sudut
biologi tidak jelas apakah embrio yang hidup dapat dianggap sebagai kehidupan. Pandangan yang
’moderat’ menganggap bahwa suatu embrio berhak mendapat penghormatan sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Semakin tua umur embrio semakin tinggi pula tingkat penghormatan yang harus
diberikan. Pandangan yang ’liberal’ menganggap embrio pada stadium blastosis hanya sebagai suatu
’gumpalan sel’ dan belum merupakan ’manusia’ sehingga dapat dipakai untuk penelitian termasuk untuk
melakukan pengklonan untuk pengobatan (therapeutic cloning). Sebaliknya pandangan yang
’konservatif’ menganggap blastosis sebagai mahluk hidup.

5)        Materi biologi manusia yang diperoleh dari biopsi dan ekstirpasi selama pembedahan sudah lama
dipakai untuk berbagai jenis penelitian demi kemajuan ilmu kedokteran dan kesejahteraan manusia. Hal
itu dapat diterima oleh semua pihak sejauh donor tidak dirugikan dan memberi persetujuan (informed
consent).

6)        Penggunaan stem cell yang berasal dari kadaver erat berhubungan dengan penerimaan masyarakat
perihal abortus. Jika hal ini akan dilakukan maka diperlukan dua persetujuan, yaitu persetujuan untuk
abortus dan persetujuan untuk menggunakan hasil abortus untuk penelitian. Kedua persetujuan itu
harus diberikan terpisah dan penggunaan hasil abortus tidak boleh mempengaruhi keputusan untuk
melakukan abortus dan sebaliknya.

7)        Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus zigot pembuatan bayi tabung juga menimbulkan
kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan ketimbang surplus zigot itu dibuang, sebaiknya dipakai
saja untuk penelitian stem cell. Sebaliknya ada pula yang beranggapan sisa itu dipelihara sebaik mungkin
sampai zigot itu mati sendiri. Jika zigot itu akan digunakan untuk penelitian stem cell, seperti pada
penggunaan sisa abortus, perlu dua persetujuan, yaitu untuk melakukan fertilisasi in vitro dan untuk
melakukan penelitian pada zigot yang tidak terpakai lagi.
8)        Upaya pembuatan ’embrio etis’ perlu kajian ilmiah dan etika yang lebih mendalam. Hal ini menyangkut
juga definisi dari embrio.

9)        Salah satu cara untuk menghindari masalah etika penggunaan embrio manusia adalah dengan
eksperimen pengklonan lintas spesies. Teknologi masih dikembangkan dan belum banyak kajian baik
dari segi ilmiah maupun aspek etika masalah ini. Cara ini dapat disetujui jika tujuan adalah bukan untuk
memperoleh organisme hibrida tetapi untuk untuk memperoleh stem cell blastosis yang akan terbentuk.
Masalah ini perlu dibahas lebih lanjut karena bagi orang Islam misalnya apakah halal untuk
menggunakan sel dari hewan seperti babi untuk memperoleh suatu klon?

10)    Manfaat bagi donor yang menghasilkan suatu galur stem cell. Donor harus mendapat manfaat dari hasil
galur itu.

BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan

1.    Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk
berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.

2.    Penggolongan stem cell dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan kemampuannya berdiferensiasi
(totipotent, pluripotent, multipotent, dan unipotent) dan berdasarkan sumber asal selnya (embryonic
stem cell, adult stem cell, dan fetal stem cell).

3.    Stem cell dapat diperoleh melalui teknik transplantasi, yaitu dapat berupa transplantasi autologus,
transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik. Berdasarkan sumbernya, transplantasi stem cell dapat
dibedakan menjadi transplantasi sel induk dari sumsum tulang, transplantasi sel induk darah tepi dan
transplantasi sel induk darah tali pusat.

4.    Stem cell dapat digunakan untuk keperluan terapi gen, mengetahui proses biologis, penemuan dan
pengembangan obat baru, serta terapi sel berupa replacement therapy. Contoh penyakit yang dapat
diobati dengan adanya stem cell adalah diabetes, skin replacement, Parkinson, dan jantung.

5.    Pada proses replikasi stem cell menggunakan 2 jenis sel induk yaitu sel induk embrional (embryonic stem
cell) dan sel induk dewasa (adult stem cells), dimana sel induk tersebut diambil dari sel tubuh manusia
yang kemudian dikultur di laboratorium.
6.    Sepanjang penggunaaan stem sel selain didapatkan beberapa keuntungan terdapat pula beberapa
dampak negatif penggunaannya. Kelebihan stem sel yaitu representatif, mudah didapatkan, dan dapat
dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit berbahaya karena mempunyai kemampuan
untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel sedangkan dampak negatifnya yaitu ada kemungkinan
terkena penyakit genetis pada sel induk tali pusat dan secara kode etik penggunaannya masih
kontroversial khususnya penggunaan stem sel embrionik.

7.    Penggunaan embriologi melanggar hak azasi manusia (HAM) dan merupakan tindakan yang
menunjukkan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk hidup. Isu bioetika dari penggunaan stem
cell embryonic dimasyarakat menimbukan terjadinya pro dan kontra.

3.2  Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1.         Pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas semestinya dilakukan oleh pemerintah kepada peneliti
yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan penggunaan stem cell sehingga nantinya
penelitian stem cell ini dapat digunakan sesuai keperluannya dan secara moral dapat
dipertanggungjawabkan.

2.         Dalam pengklonan sel induk yang diambil dari manusia untuk stem cell diharapkan sesuai dengan kode
etik atau bioetika yang berlaku di dunia kesehatan sehingga tidak menimbulkan kontroversi di
masyarakat.

3.         Masyarakat diharapkan tidak membesar-besarkan isu terkait stem cell yang dipandang melanggar
HAM, masyarakat harus mampu berpikir selektif dan melihat penggunaan stem cell ini dari sisi positif.

http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/stem-cell.html

Apa keuntungan teknologi Adult Stem Cell yang di aplikasikan pada Luminesce?
Stem Cell Condition-Media Luminesce berisi sitokin manusia, yang memiliki atribut yang sama seperti
sitokin dalam tubuh manusia. Hal ini memungkinkan interaksi yang sempurna antara produk kami dan
proses tubuh alami.

Bagaiman cara kerja yang lebih spesifik dengan hasil yang di peroleh?
Faktor-faktor pertumbuhan dan sitokin yang disediakan oleh teknologi sel induk menembus pori-pori kulit
dan bekerja dengan proses-proses tubuh alami untuk menstimulasi produksi matriks protein, seperti
kolagen dan elastin.Ini yang membantu mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan.

Apa hubungan antara faktor-faktor pertumbuhan dan teknologi Stem Cell?


Teknology yang sudah di patentkan dari produk Luminesce menyediakan teknologi untuk pengiriman
kunci faktor pertumbuhan yang ditemukan di kulit. Ketika usia bertambah, produksi faktor pertumbuhan ini
semakin berkurang, dan menyebabkan kerutan dan penipisan kulit. Dengan memperkenalkan kembali
faktor-faktor pertumbuhan tersebut melalui penggunaan Luminesce secara rutin, sel-sel kulit yang rusak
dapat diperbaiki, dan jaringan kulit yang baru akan segera dihasilkan.
Apa saja manfaat yang paling signifikan menggunakan Luminesce?
Hasil yang terlihat menggunakan Luminesce secara rutin dapat mengurangi kemungkinan dari munculnya
garis-garis halus dan kerutan, serta meningkatkan luminositas dan meremajakan kulit.

Berapa lama waktu yang di perlukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan?
Sebagai dampak dari Luminesce yang bekerja sama secara erat dengan proses-proses pembaruan kulit
secara alamiah, hasilnya akan terlihat berbeda untuk setiap orang karena kondisi kulit yang berbeda-
beda. Pembaruan kulit moderat mungkin terjadi dalam waktu 4 minggu, tetapi perbaikan yang optimal
adalah 3 bulan dengan pemakaian secara rutin

Bagaimana jika konsumen berhenti menggunakan produk?


Tidak akan ada efek samping negatif, sama sekali. Namun manfaat produk tidak dapat di hasilkan jika
produk tidak lagi digunakan. Yang terlihat pada tanda-tanda penuaan pada akhirnya akan kembali. (Tidak
ada batasan waktu untuk merawat muka)

Apakah ada masalah dari penggunaan Luminesce terus-menerus?


Tidak Sama sekali. Semakin lama Anda menggunakan produk ini, semakin banyak keuntungan yang
Anda dapatkan dan hasilnya akan bertahan lebih lama.

Bagaimana cara terbaik menggunakan Luminesce?


Design Botol berbentuk mini pompa, Satu atau dua pompa di oleskan pada wajah dan leher dua kali
sehari adalah dosis yang dianjurkan. Ini sangat ideal untuk menggunakan produk sekali di pagi hari dan
kembali di malam hari, merupakan waktu yang ideal antara aplikasi dermal fibroblast untuk menghasilkan
faktor pertumbuhan dan sitokin agar dapat melakukan perbaikan jaringan kulit yang diperlukan.

Bagaimana sebaiknya menggunakan Luminesce jika di kombinasikan dengan produk skin care
lainnya?
Pertama Cucilah muka anda menggunakan toner/pembersih. Namun, jangan menggunakan krim atau
serum lain sebelum Luminesce, karena hal ini akan menghambat produk di serap kedalam kulit. Artinya
gunakan dulu Luminesce dalam keadaan kulit muka yang bersih dan beberapa menit kemudian baru
anda oleskan produk Skin Care lainnya.Apakah

Luminesce mengandung Stem Cell hidup?


Tidak ada sel-sel hidup dalam produk.Sebaliknya, media cairan alami yang telah dikondisikan oleh Stem
Cell adalah bahan aktif dalam Luminesce. Media terkondisi ini berisi sitokin dan faktor pertumbuhan yang
berinteraksi sempurna dengan proses alami tubuh untuk memperbaiki sel-sel kulit rusak dan
menghasilkan jaringan kulit baru.

Luminesce berisi lebih dari 200 faktor pertumbuhan. Berapa banyak faktor pertumbuhan seperti
itu biasanya dalam produk kelas atas lainnya?
Tidak ada satu produk pun saat ini di pasaran yang memiliki sesuatu yang menyerupai Luminesce dan
faktor pertumbuhan, sitokin dan interleukin.Meskipun banyak produk yang mengandung faktor
pertumbuhan yang di hasilkan dari tumbuh-tumbuhan dan apel, namun ini tidak se efektif Luminesce
karena mereka tidak dapat berkomunikasi dengan sel-sel manusia yang diturunkan dari faktor
pertumbuhan

Jenis komunikasi seperti apakah yang di sebutkan tadi?


Faktor-faktor pertumbuhan (growth factors) adalah bahasa metafora sel dan digunakan untuk
berkomunikasi pada instruksi tertentu agar sel-sel melaksanakan kegiatannya, seperti menurunkan
peradangan, membangun pembuluh darah baru dan menghasilkan kolagen.Tidak hanya faktor
pertumbuhan, tetapi juga sitokin dan interleukin membantu melaksanakan instruksi ini. Penelitian yang
sedang berlangsung saat ini menentukan lebih banyak dan lebih banyak mengenai proses komunikasi
sel-sel ini.

Bagaimana pengaruh produk terhadap jerawat dan stretch mark?


Produk bekerja untuk mengurangi peradangan yang berhubungan dengan keduanya (jerawat dan Stretch
mark) dan memulihkan jaringan sel kulit.Untuk masalah stretch mark, yang terbaik adalah segera
menggunakan produk ketika baru saja terjadi, namun, Luminesce juga dapat membantu bagi bekas luka
yang sudah lama terjadi.

Apakah Wanita hamil dapat menggunakan Luminesce?


Tidak ada komposisi produk yang akan membahayakan wanita hamil atau bayinya, namun sangat
dianjurkan terlebih dahulu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda.

Berapa jarak waktu yang di anjurkan sebelum dan sesudah menggunakan hair removal?
Luminesce dapat di gunakan tepat setelah penggunaan hair removal. Bahkan penggunaan Luminesce
membantu sel kulit pulih lebih cepat.Penting untuk diingat bahwa produk ini pada awalnya dikembangkan
sebagai produk penyembuhan luka.Luminesce dapat diterapkan setelah facial, pengelupasan kulit akibat
bahan kimia, lecet dan yang lainnya

Apakah ada bahaya replikasi atau peningkatan pertumbuhan sel-sel kanker?


Faktor pertumbuhan, sitokin dan interleukin yang digunakan dalam Luminesce menghancurkan sel-sel
buruk dan menggantikannya dengan sel-sel sehat, sehingga tidak ada risiko mereplikasi atau
meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker.Namun, produk ini bukan untuk penyembuhan kanker

Apakah ada efek produk bagi kulit rentan terhadap bekas luka akibat keloid?
Pengujian menunjukkan bahwa Luminesce dapat bekerja dengan baik untuk jenis luka apa pun, termasuk
keloid, dan hasil penyembuhan nya sangat bagus.

Setelah menggunakan Luminesce, apakah akan di serap ke dalam lapisan kulit?


Tentu saja.Produk Luminesce di formulasi agar dapat menyerap secara langsung ke dalam sel kulit, ini
adalah salah satu alasan bahwa Luminesce bekerja sangat efektif.

Apakah Luminesce kompatibel dengan proses alami tubuh?


100% kompatibel.Luminesce hanya merangsang sel-sel tubuh untuk memperbaiki dan memperbarui diri
dengan berkomunikasi kepada sel untuk menciptakan kembali struktur mereka pada tingkat molekuler.

Apakah ada konflik ketika menggunakan Luminesce bersama dengan produk perawatan kulit
lainnya?
Tak satupun.

Dapatkah Anda menggunakan terlalu banyak produk ini?


Tidak ada konsekuensi negatif menggunakan lebih dari dosis yang dianjurkan.

http://www.serum-stemcell.com/index.php?m=37

Jelaskan sisi etika penelitian tentang sel stem


embrionik ? Serta dampak negatif bagi
manusia ?
Tolang dibantu dong !Nanti tak kasih poin deh, dan dapat pahal juga.

 1 tahun lalu
 Lapor Penyalahgunaan
Adhel

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak


Permasalahan etika muncul karena sumber sel induk adalah berupa embrio dari hasil abortus, zigot sisa
dan hasil pengkloninganan lainnya atau Kultur sel yang dalam perkembangan embrio manusia menjadi
sel awal yang tumbuh menjadi berbagai organ manusia.Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan,
seperti apakah penelitian embrio manusia secara moral dapat dipertanggungjawabkan? Apakah
penelitian yang menyebabkan kematian embrio itu melanggar hak asasi manusia dan berkurangnya
penghormatan pada makhluk hidup?trus jika pengkloningan terjadi bagaimana cara membedakan sama
yang asli? apakah sama?

masih kontroversial memang .Pengkloningan embrio manusia untuk memperoleh sel induk
menimbulkan kontroversi lantaran berhubungan dengan pengklonan manusia atau pengklonan
reproduksi yang ditentang semua agama. Dalam proses pemanenan sel induk dari embrio terjadi
kerusakan pada embrio yang menyebabkannya mati. Pandangan bahwa embrio mempunyai status
moral sama dengan manusia menyebabkan hal ini sulit diterima. Karena itu, pembuatan embrio untuk
tujuan penelitian merupakan hal yang tidak dapat diterima banyak pihak.

dampak negatifnya adalah :

.-tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling memerlukan antara laki-laki dan perempuan.
karena bisa diproduksi lewat stem sel itu berlaku pada manusia

- menghilangkan peradaban manusia

selain dari pada klong manusia selain stem cell blum ada dampak negatifnya mungkin ini disebabkan,
masih kurangnya data atau penelitian yang bersifat experimental pada manusia, blum ada kloning
manusia hanya saja kalau untuk terapi pengobatan malah menunjukan lebih baik soalnya akan banyak
penyakit yang tidak ada obatnya bisa disembuhkan oleh stem sel ini, tergantung kita menyikapinya lebih
banyak mana manfaatnya atau dampak negatifnya?

materi referensi:
http://bataviase.co.id/node/607766
http://en.wikipedia.org/wiki/Stem_cell_t…
http://www.medicalnewstoday.com/sections…
http://stemcelltreatments.org/

Stem Sel yang Menakjubkan


  Apa itu stem sel?
  Stem sel dalam bahasa mandarin berasal dari kata “pohon”, “batang” dan “sumber”, artinya
stem sel sama seperti batang pohon yang dapat tumbuh cabang, daun, berbunga dan berbuah.
Oleh karena itu,ilmuan menamakannya sebagai stem sel. Stem sel adalah sel primitif yang
memiliki kemampuan memperbaru dan potensi untuk berdiferensiasi, merupakan sel yang
bersumber dari tubuh, dalam keadaan tertentu dapat berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi
jaringan sel maupun organ, dalam dunia medis disebut sebagai “sel multi-fungsi”

  Apa itu regenerasi sel induk?

  Proses regenerasi stem sel adalah transplantasi dengan menggunakan sel induk tubuh
sendiri, dapat dikatakan stem sel atau sel induk dapat ditanamkan ke berbagai organ tubuh yang
sakit, untuk mencapai keefektifan pengobatan penyakit kronis.

  Prinsip regenerasi sel induk

  Konsep regeneratif kedokteran berasal dari binatang lintah, kadal dan cicak, binatang-
binatang tersebut tidak hanya mempunyai kemampuan regeneratif sel induk, tetapi juga dapat
mengaktifkan mekanisme pertumbuhan yang cepat, oleh karena itu setelah anggota tubuh
maupun ekor terputus, sangat cepat tumbuh kembali.

  Teknologi stem sel termasuk “teknologi regeneratif kedokteran”, yang paling bernilai
adalah melalui pemisahan atau pengkloningan, pemeliharaan dan diferensiasi induksi di luar
tubuh, dapat menciptakan jaringan,sel dan organ yang baru, muda, dan normal. Melalui
teknologi transplantasi khusus, memasukkannya ke dalam tubuh untuk menggantikan sel yang
rusak maupun yang tidak normal, membawa perubahan dan harapan kepada penderita penyakit
kronis yang susah diobati.

  Proses pengobatan stem sel (contoh kasus sirosis atau pengerasan hati)

  Proses pengobatan stem sel Rumah Sakit Kanker Modern Guangzhou:

  1.Pengambilan sumsum tulang dari tubuh pasien

  2.Pemisahan, pemeliharaan dan pengembang biakan sel induk di luar tubuh


  3.Kemudian stem sel dimasukkan ke hati pasien

  4.Stem sel akan bekerja di dalam hati dan berdiferensiasi menjadi sel hati yang baru

  Faktor-faktor yang menentukan hasil pengobatan stem sel:

  1.Faktor kualitas sel induk. Cara pengkloningan yang sederhana dan pemasukan kembali
pada tubuh pasien dari stem sel yang diambil dari darah atau sumsum tulang, pada umumnya
tidak ada hasil yang efektif. Stem sel yang digunakan Rumah Sakit Kanker Modern Guangzhou
adalah menggunakan teknologi khusus untuk pengkloningan dan perkembangbiakan sel.

  2. Cara implan atau pemasukkan stem sel ke tubuh pasien. Rumah Sakit Modern
Guangzhou menggunakan cara transarterial intercurent melalui pembuluh arteri hati. Sekarang
ini di Internasional juga ada yang melalui pembuluh darah vena. Tetapi karena kami berpikir
bahwa pembuluh arteri hati berfungsi sebagai pemasok nutrisi, sehingga hasil akan lebih efektif.

  3.Periode pengobatan. Kami pikir harus berdasarkan kondisi pasien untuk menentukan
periode pengobatan, tetapi untuk menghemat biaya pengobatan dengan hasil pengobatan yang
tetap terjamin harus dipertimbangkan secara menyeluruh.

  Penerapan atau aplikasi klinis

  Sekarang ini dalam dunia Internasional pengobatan stem sel banyak diterapkan pada
pengobatan diabetes tipe 1 dan 2, sirosis, penyakit hati yang sudah parah, sindroma ginjal,
radang lupus ginjal, penyakit tulang, otot tidak bertenaga, fungsi kelamin pria yang tidak normal,
penyakit sekitar pembuluh darah, dan penyakit lain yang tidak dapat pengobatan dengan cara
biasa

http://www.asiancancer.com/indonesian/technology-equipment/187.html?utm_source=gg-
serp&utm_medium=cpc&utm_term=stem_cell&utm_content=&utm_campaign=co.id&gclid=CLCa3b70v
rUCFY0m6wodpyQATQ

Anda mungkin juga menyukai