FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
A.
Pengertian Sel Punca
Sel induk (stem cell), atau disebut juga sel punca,
adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi. Sel induk
memiliki dua sifat yaitu pembaruan diri dan diferensiasi: o Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/selfrenew). Dalam hal ini sel induk dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel o Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Dalam hal ini sel induk mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel ototjantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Sel punca dengan kemampuan-nya yang fenomenal, yaitu dapat meregenerasi diri, berproliferasi dan sekaligus berdiferensiasi, menarik perhatian berbagai kalangan baik dari medis maupun nonmedis. Selain dari segi keilmuan, kajian terhadap sel punca dalam berbagai aspek lain sampai sekarang juga menjadi topik yang sering dibahas dalam berbagai pertemuan. Kajian etik merupakan suatu hal yang penting untuk penelitian sel punca.1 Salah satu hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pengembangan sel punca adalah sumber sel punca embrionik manusia (human embryonic stem cell) dan masalah reproductive cloning. Dengan adanya hal tersebut, banyak institusi yang mengembangkan penelitiannya bukan ke arah sel punca embrionik, tapi pada sel punca dewasa (adult stem cell). Sel punca dewasa dapat diambil dari berbagai macam sumber, antara lain: darah tali pusat, sumsum tulang, darah tepi, jaringan lemak, dll.2-6 Sel punca dewasa tidak kalah pentingnya dibandingkan sel punca embrionik, karena jumlah
dan fungsinya yang juga sangat memadai dan
potensial untuk terapi berbagai penyakit. Aplikasi terapi sel punca di bidang kedokteran sekarang terlihat sangat berkembang pesat. Selain dari jumlah publikasi artikel ilmiah yang meningkat tajam, dapat juga dilihat dari pesatnya perkembangan perusahaan dan rumah sakit yang menyediakan produk maupun pelayanan untuk terapi sel punca di luar negeri. Upaya yang dilakukan untuk mencapai aplikasi tersebut juga bermacam-macam, seperti pengembangan teknik penyimpanan sel punca7,8, pengembangan teknik diferensiasi sel punca menjadi tipe sel yang lebih terarah (sel progenitor)9, pengembangan teknik untuk menambah jumlah sel punca10, pengembangan cara transplantasi sel punca11,12, dll. Secara garis besar aplikasi sel punca di bidang kedokteran dapat dibagi menjadi dua, yaitu: auto-tranplantasi (donor dan resipien adalah orang yang sama) dan allotransplantasi (donor dan resipien adalah orang yang berbeda). Akan tetapi aplikasi lain yaitu dengan cara xenotransplantasi (donor dan resipien adalah spesies yang berbeda) sekarang ini juga menjadi pusat perhatian.
B. Sifat Sel Punca
Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain: 1. Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang. 2. Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum tulang dan darah tali
pusar (bahasa Inggris: umbilical cord blood), sel
punca secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
C. KARAKTERISTIK SEL INDUK BERDASARKAN
POTENSI DAN ASAL SEL
Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi
yang dimiliki oleh sel tersebut maupun berdasarkan asalnya. Berdasarkan potensi 1. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. 2. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah selsel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru. 3. Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa. 4. Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk. Berdasarkan asalnya
1. Sel punca embrio (embryonic stem cells)
Sel induk ini diambil dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro. Sel induk embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti selsel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya. 2. Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells) Sel germinal/benih (seperti sprema/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ cells) dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel somatik gond dan kemudian menjadi sel germinaL. Sel germinal embrionik manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu.Sel punca jenis ini memilki sifat pluripotensi. 3. Sel punca fetal Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin) seperti sel punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal. Sel induk mesenkimal 4. Sel punca dewasa (adult stem cells) Sel punca dewasa mempunyai dua karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri. Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.
5. Sel induk hematopoietik
Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel induk hematopoietik (hematopoietic stem cells), yaitu sel induk pembentuk darah :yang mampu membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang sehat. Sumber sel induk hematopoietik adalah sumsum :tulang, darah tepi, dan darah tali pusar. Pembentukan sel induk hematopietik terjadi pada tahap awal embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan disimpan pada situs-situs spesifik di dalam embrio . 6. Sel punca mesenkimal Sel induk mesenkimal/ mesenchymal stem cells (MSC)dapat ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit. MSC termasuk sel induk multipontensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sebagian MSC bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah menjadi jaringan mesodermal tetapi juga endodermal. 7. Sel punca kanker (cancer stem cells) Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan onkogenik berupa tumorigenesis yangmembuat sel normal mengalami fase inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak memiliki sifat tumorigenik. Dari data terakhir ditemukan keberadaansel punca kanker pada berbagai jenis kanker pada leukimia, kanker payudara, kanker otak, kanker usus besar dan kanker kulit. Sel punca kanker pankreas memiliki kluster difrernsiasi CD44, CD24 dan epithelialspecific antigen, selain SDF-1 (stromal cell-derived factor 1)/CXCR4 untuk bermigrasi seperti sel punca normal, serta ekspresi genetik lebih tinggi dari sel punca normal, seperti gen BMI-1 dan SHH (Sonic hedgehog) untuk memperbaharui diri. D.
PERAN SEL PUNCA
1. Terapi gen. Sel punca ( dalam hal ini hematopoitic
stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah sel punca ini berhasil mengeksperesikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena sel punca mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel,sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel 2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui sel punca dapat diketahui proses perkembangan, baik sel normal maupun sel kanker. 3. Penemuan dan perkembangan obat baru , yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan 4. Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena sel punca dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap sel punca itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Sel punca yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu.
E.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEL PUNCA
Keuntungan dan kerugian memakai jenis sel punca dalam cell-based therapy. Keuntungan sel punca embrional yaitu : o Mudah didapat dari klinik fertilitas.
o Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi
menjadi segala jenis sel dalam tubuh. o Immortal. Maksudnya berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur. o Reaksi penolakan rendah. Kerugian sel punca embrional yaitu : o Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker. o Selalu bersifat alogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan. o Secara etis sangat kontroversial Keuntungan sel punca dewasa yaitu : o Dapat diambil dari sel pasien itu sendiri sehingga menghindari penolakan imun o Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana o Secara etis tidak ada masalah.
Kerugian sel punca dewasa yaitu :
o Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan dalam jumlah banyak. o Tidak memiliki masa hidup yang panjang. o Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas sel punca embrional yang bersifat pluripoten.