Anda di halaman 1dari 8

BIOKIMIA

SEL PUNCA

Disusun:
Rizka Nur Fitrianti
A420120066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

A.

Pengertian Sel Punca


Sel induk (stem cell), atau disebut juga sel punca,

adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi. Sel induk


memiliki dua sifat yaitu pembaruan diri dan diferensiasi:
o Kemampuan
untuk
memperbaharui
atau
meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/selfrenew). Dalam hal ini sel induk dapat membuat
salinan sel yang persis sama dengan dirinya
melalui pembelahan sel
o Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel
lain. Dalam
hal
ini
sel
induk
mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel matang,
misalnya sel saraf, sel ototjantung, sel otot rangka,
sel pankreas, dan lain-lain.
Sel
punca
dengan
kemampuan-nya
yang
fenomenal,
yaitu
dapat
meregenerasi
diri,
berproliferasi dan sekaligus berdiferensiasi, menarik
perhatian berbagai kalangan baik dari medis maupun
nonmedis. Selain dari segi keilmuan, kajian terhadap
sel punca dalam berbagai aspek lain sampai
sekarang juga menjadi topik yang sering dibahas
dalam berbagai pertemuan. Kajian etik merupakan
suatu hal yang penting untuk penelitian sel punca.1
Salah satu hal yang menjadi pokok permasalahan
dalam pengembangan sel punca adalah sumber sel
punca embrionik manusia (human embryonic stem
cell) dan masalah reproductive
cloning. Dengan
adanya hal tersebut, banyak institusi yang
mengembangkan penelitiannya bukan ke arah sel
punca embrionik, tapi pada sel punca dewasa (adult
stem cell).
Sel punca dewasa dapat diambil dari berbagai
macam sumber, antara lain: darah tali pusat,
sumsum tulang, darah tepi, jaringan lemak, dll.2-6
Sel
punca
dewasa
tidak
kalah
pentingnya
dibandingkan sel punca embrionik, karena jumlah

dan fungsinya yang juga sangat memadai dan


potensial untuk terapi berbagai penyakit. Aplikasi
terapi sel punca di bidang kedokteran sekarang
terlihat sangat berkembang pesat. Selain dari jumlah
publikasi artikel ilmiah yang meningkat tajam, dapat
juga dilihat dari pesatnya perkembangan perusahaan
dan rumah sakit yang menyediakan produk maupun
pelayanan untuk terapi sel punca di luar negeri.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai aplikasi
tersebut
juga
bermacam-macam,
seperti
pengembangan teknik penyimpanan sel punca7,8,
pengembangan teknik diferensiasi sel punca menjadi
tipe sel yang lebih terarah (sel progenitor)9,
pengembangan teknik untuk menambah jumlah sel
punca10, pengembangan cara transplantasi sel
punca11,12, dll.
Secara garis besar aplikasi sel
punca di bidang kedokteran dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: auto-tranplantasi (donor dan resipien
adalah orang yang sama) dan allotransplantasi
(donor dan resipien adalah orang yang berbeda).
Akan tetapi aplikasi lain yaitu dengan cara
xenotransplantasi (donor dan resipien adalah spesies
yang berbeda) sekarang ini juga menjadi pusat
perhatian.

B. Sifat Sel Punca


Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat
berbeda dengan sel yang lain:
1.
Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi
fungsi tetapi dapat memperbaharui diri dengan
pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam
waktu yang panjang.
2. Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi
untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti sel
jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas
tersendiri. Pada
sumsum
tulang dan darah
tali

pusar (bahasa Inggris: umbilical cord blood), sel


punca secara teratur membelah dan memperbaiki
jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain
seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi
dalam kondisi tertentu.

C. KARAKTERISTIK SEL INDUK BERDASARKAN


POTENSI DAN ASAL SEL

Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi


yang dimiliki oleh sel tersebut maupun berdasarkan
asalnya.
Berdasarkan potensi
1. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel
induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik,
sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat
bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan
dukungan maternal yang memadai. Sel induk
bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil
pembuahan sel telur oleh sel sperma.
2. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah selsel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis
sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk
suatu organisme baru.
3. Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa.
4. Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel
induk yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel
tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui
diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel
induk.
Berdasarkan asalnya

1. Sel punca embrio (embryonic stem cells)


Sel induk ini diambil dari embrio pada fase blastosit
(5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian
dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk
embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian
dalam dan dikultur secara in vitro. Sel induk
embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel
yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti selsel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan
sel-sel lainnya.
2. Sel germinal/benih embrionik (embryonic
germ cells)
Sel
germinal/benih
(seperti
sprema/ovum)
embrionik induk/primordial (primordial germ cells)
dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada
embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel
somatik gond dan kemudian menjadi sel germinaL.
Sel germinal embrionik manusia/human embryonic
germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang
berasal dari sel germinal primordial dari janin
berumur 5-9 minggu.Sel punca jenis ini memilki
sifat pluripotensi.
3. Sel punca fetal
Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat
ditemukan pada organ-organ fetus (janin) seperti
sel punca hematopoietik fetal dan progenitor
kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal yang
ditemukan
pada
otak
janin
menunjukkan
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel
neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem
saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali pusat janin
kaya akan sel punca hematopoietik fetal.
Sel induk mesenkimal
4. Sel punca dewasa (adult stem cells)
Sel punca dewasa mempunyai dua karakteristik.
Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat
berproliferasi untuk periode yang panjang untuk
memperbarui diri. Karakteristik kedua, sel-sel
tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan
sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik
morfologi dan fungsi yang spesial.

5. Sel induk hematopoietik


Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel
induk hematopoietik (hematopoietic stem cells),
yaitu sel induk pembentuk darah :yang mampu
membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah yang sehat. Sumber sel induk
hematopoietik adalah sumsum :tulang, darah tepi,
dan darah tali pusar. Pembentukan sel induk
hematopietik
terjadi
pada
tahap
awal
embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan disimpan
pada situs-situs spesifik di dalam embrio .
6. Sel punca mesenkimal
Sel
induk
mesenkimal/ mesenchymal
stem
cells (MSC)dapat ditemukan pada stroma sumsum
tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit. MSC
termasuk sel induk multipontensi yang dapat
berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen,
tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti
yang menyatakan bahwa sebagian MSC bersifat
pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah
menjadi
jaringan
mesodermal
tetapi
juga
endodermal.
7. Sel punca kanker (cancer stem cells)
Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi
lintasan
onkogenik
berupa
tumorigenesis
yangmembuat sel normal
mengalami fase inisiasi tumor, namun sel punca
kanker tidak memiliki sifat tumorigenik. Dari data
terakhir ditemukan keberadaansel punca kanker
pada berbagai jenis kanker pada leukimia, kanker
payudara, kanker otak, kanker usus besar dan
kanker kulit. Sel punca kanker pankreas memiliki
kluster difrernsiasi CD44, CD24 dan epithelialspecific antigen, selain SDF-1 (stromal cell-derived
factor 1)/CXCR4 untuk bermigrasi seperti sel punca
normal, serta ekspresi genetik lebih tinggi dari sel
punca normal, seperti gen BMI-1 dan SHH (Sonic
hedgehog) untuk memperbaharui diri.
D.

PERAN SEL PUNCA

1. Terapi gen. Sel punca ( dalam hal ini hematopoitic


stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen
ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat
dilacak jejaknya apakah sel punca ini berhasil
mengeksperesikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
Dan karena sel punca mempunyai sifat self-renewing,
maka pemberian pada terapi gen tidak perlu
dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic
stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi
bermacam-macam sel,sehingga transgen tersebut
dapat menetap di berbagai macam sel
2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan
organisme dan perkembangan kanker. Melalui sel
punca dapat diketahui proses perkembangan, baik
sel normal maupun sel kanker.
3. Penemuan dan perkembangan obat baru , yaitu
untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai
jaringan
4. Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena
sel punca dapat hidup di luar organ tubuh manusia
misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan
manipulasi
terhadap
sel
punca
itu
tanpa
mengganggu organ tubuh manusia. Sel punca yang
telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi
kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk
menangani penyakit-penyakit tertentu.

E.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEL PUNCA


Keuntungan dan kerugian memakai jenis sel punca
dalam cell-based therapy.
Keuntungan sel punca embrional yaitu :
o Mudah didapat dari klinik fertilitas.

o Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi


menjadi segala jenis sel dalam tubuh.
o Immortal. Maksudnya berumur panjang, dapat
berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.
o Reaksi penolakan rendah.
Kerugian sel punca embrional yaitu :
o Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap
kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi
dapat menimbulkan kanker.
o Selalu bersifat alogenik sehingga berpotensi
menimbulkan penolakan.
o Secara etis sangat kontroversial
Keuntungan sel punca dewasa yaitu :
o Dapat diambil dari sel pasien itu sendiri sehingga
menghindari penolakan imun
o Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi
lebih sederhana
o Secara etis tidak ada masalah.

Kerugian sel punca dewasa yaitu :


o Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada
jaringan matur sehingga sulit mendapatkan dalam
jumlah banyak.
o Tidak memiliki masa hidup yang panjang.
o Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak
seluas sel punca embrional yang bersifat
pluripoten.

Anda mungkin juga menyukai