Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN

BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus)

Oleh :
Mahatma Narendra Niti
24020119140145
KELOMPOK 4
KELAS C

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Taksonomi Tumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annuus)
Oleh:
Mahatma Narendra Niti
24020119149145

Bandar Lampung, 7 April


2020
Asisten Praktikan

Retno Winarti Mahatma Narendra Niti


24020117130092 24020119140145

Mengetahui
Koordinator

Dr. Lilih Khotimperwati, S.Si, M.Si

ii
196903301994032001

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………
Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………….v
I.

PENDAHULUAN……………………………………………………………………..Error!
Bookmark not defined.
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………….Error!
Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...4
II. DETERMINASI DAN KLASIFIKASI………………………………………………..5
2.1 Determinasi………………………………………………………………………..5
2.1.1 Kunci Determinasi Menurut Referensi……………………………………..5
2.1.2 Kunci Identifikasi Buatan…………………………………………………..6
2.2 Klasifikasi Tumbuhan…………………………………………………………….8
III. HABITATIO………………………………..………………………………………..10
3.1 Habitatus…………………………………………………………………………10
3.2 Habitat………………………………………………………………………..…..11
IV. DESKRIPTIO……………………………………………..………………………….11
4.1 Organa Nutritiva……………………………………………………………..…..12
4.1.1.Akar………………………………………………………………………...13
4.1.2.Batang…………………………………………...…………………………14
4.1.3.Daun………………………………………………………………………..14
4.2 Organa Reproduktiva……………………………………………………………..16
4.2.1. Bunga…………………………………………………………………...….16
4.2.2. Biji...………………………………………………………………..………17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..……18
LAMPIRAN………………………………………………………………………………
Error! Bookmark not defined.9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Akar Bunga Matahari.........................................................................13


Gambar 4.2. Batang Bunga Matahari..................................................................... 14
Gambar 4.3. Daun Bunga Matahari........................................................................ 15
Gambar 4.4. Bunga Matahari…............................................................................ 17
Gambar 4.5. Biji Bunga Matahari………………………………………...…...….17

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Sementara Acara 2………………………………….. 19


Lampiran 2. Laporan Sementara Acara 3………………………………….. 22

v
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Taksonomi merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana

menempatkan makhluk hidup pada kelompok dan tingkatan tertentu. Sementara,

taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang membahas bagaimana menempatkan suatu

tumbuhan pada kelompok dan tingkatan tertentu. Kegiatan dalam ilmu taksonomi

ada tiga, yaitu penamaan, penelaahan ciri-ciri, dan penggolongan. Untuk bisa

melakukan kegiatan taksonomi, seseorang harus bisa menguasai beberapa bidang

ilmu lain. Seperti, fisiologi, anatomi, sitogenetika, dan lain-lain. Taksonomi

sangat diperlukan oleh orang-orang karena akan suatu tumbuhan atau makhluk

hdiup lainya akan mempunyai suatu sistem klasifikasi yang sederhana, teratur,

dan harmonis. Hal ini akan memudahkan kita untuk mempelajari dan

memanfaatkan tumbuhan dan makhluk hidup lainya (Rideng, 1989).

Bunga matahari (Helianthus annuus) merupakan bunga yang berasal dari

Amerika Tengah (Kanada Selatan). Tanaman ini awalnya dibudidayakan oleh

suku Indian. Namun, saat penjelajahan dunia baru, Orang-Orang Spanyol

mengambil tanaman ini dan membawanya ke negara asalnya pada tahun 1510 M.

Sehingga, bunga matahari dapat menyebar menuju Eropa Barat. Mula-mula,

bunga matahari hanya dijadikan sebagai tanaman hias belaka di taman-taman

1
ataupun kebun pribadi. Tetapi, di pertengahan abad ke-18, orang-orang menyadari

bahwa bijinya juga sedap dimakan. Selain sebagai penghias dan dimakan. Orang-

orang pada waktu itu juga menggunakan teh dari daun dan bunga matahari untuk

mengobati demam.

Bunga Matahari (Helianthus annus) adalah tumbuhan satu musim dari suku

kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang terkenal. Entah berfungsi untuk

menghasilkan minyak ataupun sebagai tanaman hias. Ciri khas dari bunga

tumbuhan ini adalah berukuran besar, biasanya bewarna kuning terang, memiliki

kepala bunga yang diameternya mencapai 30 cm). Tipe dari bunga matahari

adalah tipe bunga majemuk. Karena bunga ini tersusun dari banyak (ratusan atau

ribuan) bunga yang lebih kecil dalam satu bonggol. Terakhir, perilaku khas dari

bunga matahari adalah memiliki sifat heliotropisme, yaitu bunganya selalu

menghadap kearah matahari. Adaupun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk

bisa mengidentifikasi suatu tumbuhan yang ada serta bisa membuat spesimen dari

tanaman yang diidentifikasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana kegiatan koleksi tumbuhan di sekitar kampus dan

penangananya setelah dilakukan koleksi?

1.2.2 Bagaimana cara membuat awetan spesimen tumbuhan hasil koleksi di

lapangan?

2
1.2.3 Bagaimana cara menguasai Teknik-teknik dasar dan tahap identifikasi

tumbuhan sampai tingkat spesies?

1.2.4 Bagaimana cara mengidentifikasi beberapa spesimen tumbuhan

menggunakan sarana identifikasi yang ada?

1.2.5 Bagaimana cara untuk menggunakan situs internet untuk mengecek

kebenaran nama ilmiah (correct name) dari spesimen tumbuhan yang

sudah terdientifikasi?

1.2.6 Bagaimana memahami aturan pemberian nama ilmiah jenis tumbuhan?

1.2.7 Bagaimana cara menyusun hierarki/tingkat satu jenis tanaman dari

kingdom sampai spesies dengan berdasar

1.2.8 Bagaimana cara membandingkan hierarki tingkat jenis tumbuhan

berdasarkan beberapa referensi yang berbeda?

1.2.9 Apa saja Teknik dasar dari tahap-tahap penysunan deskripsi tumbuhan?

1.2.10 Bagaimana deskripsi bagian-bagian tumbuhan secara lengkap?

1.2.11 Bagaimana menggunakan kunci identifikasi tumbuhan?

1.2.12 Apa saja kunci identifikasi tumbuhan yang harus disususun?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mampu melakukan kegiatan koleksi tumbuhan di sekitar kampus

1.3.2 Mampu mebuat awetan spesiimen tumbuhan dari hasil koleksi lapangan

1.3.3 Mampu menguasai Teknik-teknik dasar dan tahap identifikasi tumbuhan

sampai tingkat spesies

3
1.3.4 Mampu mengidentifikasi bebrapa spesimen tumbuhan menggunakan

sarana identifikasi yang ada.

1.3.5 Mampu menggunakan situs internet untuk mengecek kebenaran nama

ilmiah (correct name) dari spesimen tumbuhan yang sudah teridentifikasi

sebelumnya.

1.3.6 Mampu memahami aturan pemberian nama ilmiah jenis tumbuhan.

1.3.7 Mampu menyusun hierarki/ tingkat satu jenis tanaman dari kingdom

sampai spesies, memahami buku acuan, atau situs internet.

1.3.8 Mampu membandingkan hierarki/tingkat jenis tumbuhan berdasarkan

beberapa referensi yang berbeda.

1.3.9 Menguasai Teknik dasar tahap-tahap penyusun deskripsi tumbuhan.

1.3.10 Melakukan deskripsi bagian-bagian tumbuhan secara lengkap.

1.3.11 Mampu menggunakan kunci identifikasi tumbuhan.

1.3.12 Mampu menyusun kunci identifikasi tumbuhan..

4
II. DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

II.1 Determinasi

Determinasi merupakan usaha untuk mengenali tumbuhan dari spesimen

yang tidak diketahui agar tumbuhan itu sendiri mempunyai takson, tingkatan dan

posisi yang jelas sehingga mudah diklasifikasikan. Saat melakukan praktek

taksonomi, kita juga harus menemukan nama dari spesimen yang tidak ketahui.

Agar bisa menemukan nama ilmiahnya, kita harus menuju ke herbarium terdekat.

Jika jarak menuju herbarium terlalu jauh, maka pilihan lainya adalah

menyerahkan spesimen ke ahlinya dengan harapan kita bisa lebih mudah

melakukan identfikasi (Singh, 2010).

II.1.1 Kunci determinasi menurut Van Steenis (2006)

Kunci determinasi tumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus)

menurut buku “Flora” (1978)-Van Steenis adalah sebagai berikut.

1b-2b-3b-4b-5b-7b-8b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-140b-

142b-143b-1146b-154a-(Asteraceae Family)

(Helianthus genus)-2b (Helianthus annuus).

Tanaman ini tumbuh mencapai 5 meter. Daunya tunggal dan

lebar. Batang ditumbuhi oleh rambut kasar, tegak dan jarang bercabang.

Bunga yang dimiliki berdiameter 30 cm dan memiliki dua tipe, yaitu

bunga tepi dan bunga tabung. Bunga tepi adalah bunga yang terdapat

5
kelopak besar dan bewarna kuning mencolok, Sementara, bunga tabung

terletak di tengah dan berguna agar bisa menghasilkan biji. Pada akar,

tanaman ini memiliki akar tunggang dengan kedalaman 3-5 m.

II.1.2 Kunci Identifikasi Buatan

1.a. Berkayu…………………………………………………….Tapak

Dara

b. Tidak berkayu………………………………………………2

2.a. Daun lonjong……………………………………………….3

b.Daun bulat Panjang…………….…………………………...Jeruk asam

3.a. Perdu………...………………………………...……...........4

b.Pohon……………………………………………………….5

4.a. Ujung Runcing………………………………….………….Bugenvil

b. Ujung meruncing………………………...………………..6

5.a. Daun Menghadap………………………...………………..7

b. Daun tidak menghadap……………………………………Kenikir

6.a. Daun tersebar…………………………………....………...Bintaro

b. Daun mengumpul…………………………...…………….Kamboja

6
7.a. Daun bunggal……………………………….……………Matahari

b. Daun majemuk………………………………...................8

8.a.Pangkal daun meruncing……………………………..…..Soka

b. Pangkal daun oval…………………………...…………..Katuk

Kunci determinasi tanaman yang menjadi bahan praktikum

berdasarkan kunci identifikasi buatan adalah sebagai berikut.

Tapak dara : 1a

Jeruk asam : 1a-2b

Bugenvil : 1a-2a-3b-4a

Kenikir : 1a-2a-3a-5b

Bintaro : 1a-2a-3b-4b-6a

Kamboja : 1b-2a-3b-4b-6b

Matahar i: 1b-2a-3b-4b-5a-6a-7a

Soka : 1b-2a-3a-4b-5a-6b-7b-8a

Tanman Katu : 1b-2a-3a-5a-7b-8b

7
II.2 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi merupakan usaha untuk membagi makhluk hidup ke dalam

kelompok-kelompok tertentu berdasarkan persamaan dan/atau perbedaan mereka.

Sehingga, klasifikasi tumbuhan merupakan kegiatan untuk menempatkan

tumbuhan-tumbuhan yang ada ke dalam kelompok tertentu berdasarkan

perbedaan atau persamaan ciri-ciri dari struktur tubuh mereka. Sehingga

terhasilkanlah kelompok-kelompok dengan anggota tumbuhanya memiliki

persamaan satu sama lain. (Kurniawan, dkk. 2015).

Bunga matahari merupakan tumbuhan yang asalnya dari Amerika Utara.

Hasil panen dari bunga matahari begitu tinggi dan ditanam oleh banyak negara.

Hal ini bisa dibuktikan dengan bahwa bunga ini ditanam seluas 22,9 juta hektar di

enam puluh negara (Rusia,Ukraina, Italia, dan lain-lain). serta profit yang

didatangkan mencapai 40 miliar dollar Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan biji

bunga matahari bisa dijadikan konsumsi ataupun dikelolah menjadi minyak (Hu,

2010). Adaupun hierarki dari tumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus)

menurut Benson (1957) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliopyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Helianthus

8
Spesies : Helianthus annuus

Sinonim : Helianthus annus ssp. Jaegeri

Helianthus annus ssp. Lenthi culcaris

Helianthus annuus ssp. Macrocarpus

(ITIS)

9
III. HABITATIO

III.1 Habitatus

Habitus merupakan usaha untuk mengklasifikasi tumbuhan yang didasari

perawakanya. Perawakan yang dimaksud meliputi pohon, perdu, dan semak.

Sistem klasifikasi ini dibuat di abad ke-4 sampai abad pertengahan dan bersifat

dominan. Namun, klasifikasi berdasarkan habitus tergantikan dengan numerik,

dan sistem numerik tergantikan lagi oleh sistem filogenik. Hal ini sesuai dengan

pernyataaan (Lumowa, 2012) yang menyatakan bahwa klasifikasi habitus

tergantikan dengan sistem klasifikasi berdasarkan kekerabatan atau filogeni.

Walaupun sistem klasifikasi habitus masih dipakai untuk mengidentfikasi

tumbuhan

Bunga ini tergolong tanaman perdu. Sebab, walaupun batang tanaman ini

lumayan kokoh. Namun tanaman ini memiliki batang yang lunak. Selain itu,

tanaman ini tumbuh dekat dengan tanah. Berbeda dengan pohon yang memiliki

batang yang keras. Serta mampu menjulang tinggi jauh dari atas tanah. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Rahayu (2004) yang menyatakan bahwa tumbuhan

bunga matahri memiliki batan yang lunak dan basah sehingga termasuk ke dalam

golongan perdu.

10
III.2 Habitat

Bunga matahari memiliki habitat di lingkungan subtropis, namun di Indonesia

tetap bisa tumbuh subur, termasuk di daerah yang miskin nutrisi. Bunga matahari

akan tumbuh di tempat optimal di dataran rendah sampai dataran tinggi atau 800

mdpl. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan ideal bunga matahari adalah 20-

30 ℃. Curah hujan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bunga matahari tidak

prlu terlalu banyak. Jika terlalu banyak malah akan menyebabkan terjadi

kegagalan panen. Contohnya, di Afrika Selatan dengan curah hujan 254

nm/tahun. Adaupun hasil panen yang didapatkan sudah memuaskan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Rahayu (2004) yang menyatakan bahwa tumbuhan ini

hidup di daerah subtropis sehingga tidak perlu curah hujan yang terlalu tingggi.

11
IV. DESKRIPTIO

4.1 Organa Nutritiva

Organa nutriva merupakan organ yang berfungsi untuk memproduksi

nutrisi bagi tanaman. Tanpa adanya organa nutritiva, maka tumbuhan tidak bisa

tumbuh dan berkembang. Organa nutritiva meliputi: akar, batang, dan daun.

Selain menghasilkan nutrisi, organa nutritiva juga berfungsi untuk menyerap dan

mengelola bahan baku, mengangkut, serta menimbun nutrisi (Tjitrosoepomo,

1985).

Saat melakukan pengamatan, saya menemukan bahwa tipe perakaran

bunga matahari adalah akar tunggang. Lalu, batang yang dimilikinya tegak,

berambut, dan tidak bercabang. Kemudian, daun yang dimilikinya lonjong, lebar,

serta berbulu. Saat memeriksa bunganya. Terlihat bagian-bagian yang lebih kecil

di tengah (bunga tabung) dan bunga kuning mencolok di pinggirnya. Hal ini

sesuai dengan pernyaataan Rukmana (2004) yang menyatakan bahwa terdapat

bunga matahari terbagi menjadi dua, yaitu bunga pita dengan warna kuning di tepi

dan bunga pembuluh di tengah untuk menghasilkan biji.

12
IV.1.1 Akar

Saat mengamati akar bunga matahari, saya menemukan bahwa

akar dari tanaman ini cukup panjang (kurang lebih 3m). Namun, diameter

akar ini tidak terlalau besar namun mayangnya begitu lebat. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Ardiyansyah (2010) yang menyatakan bahwa

system perakaran bunga matahari adalah perakaran tunggang sehingga

tumbuhan ini bisa menopang batangnya yang cukup tinggi.

Gambar 4.1 Akar Bunga Matahari (Al-Ghazali, 2018)

IV.1.2 Batang

Saat melakukan pengamatan batang bunga matahari, terlihat

batang yang berambut, lurus, dan tidak bercabang. Bila batangnya

dibelah, maka bagian dalamnya kosong. Walaupun begitu, batang bunga

matahari tetap kokoh dan sulit untuk dipatahakan. Adapun tinggi batang

yang dicapai adalah 1 meter dan diameternya 2 cm. Hal ini sesuai dengan

13
pernyataan Weist (1983) yang menyatakan bahwa tanaman bunga

matahari bisa mencapai 3 meter bahkan lebih.

Gambar 4.2 Batang Bunga Matahari (Dokumen Pribadi, 2020)

IV.1.3 Daun

Saat melakukan pengamatn di bagian daun. Terlihat bahwa daun

bunga matahari memiliki rambut. Hal ini berfungsi untuk mencegah

hilangnya air berlebih. Sebab daun bunga matahari berbentuk lonjong

dan lebar. Adaupun kedudukan daun bunga matahari adalah berselang-

seling dan bertipe daun tunggal. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Rahmat (2004) yang menyatakan bahwa bunga matahari memiliki daun

tunggal dan kedudukanya berselang seling.

14
Gambar 4.3 Daun Bunga Matahari (Dokumen Pribadi, 2020)

IV.2 Organa Reproduktiva

Organa reproduktiva merupakan organ yang bertugas untuk melanjutkan

keturunan dan menjaga agar eksistensi suatu tumbuhan tetap ada. Seandainya

organa reproduktiva tidak ada, maka tumbuhan tidak bisa bereproduksi secara

generatif. Alternatifnya, tumbuhan tersebut hanya bisa berkembangbiak secara

vegetative saja, seperti: tunas, rimpang, dan setek. Organa reproduktiva pada

tumbuhan bermacam-macam, seperti: sporoful, strobilus, dan bunga (Campbell,

2004).

IV.2.1 Bunga

Saat mengamati organ bunga, saya menemukan bahwa bunga

yang dimiliki tumbuhan ini sangat besar, diameternya bahkan mencapai

15 cm, Bunga yang ditemukan berada di bagian pucuk (paling besar) dan

beberapa bunga dengan ukuran lebih kecil yang muncul di sisi batangnya.

Alasan bunga ini bisa memiliki ukuran yang besar karena bunga ini

termasuk bunga majemuk. Maksudnya bunga matahari tersusun dari

bunga pita yang bewarna kuning agar menarik perhatian serangga. Serta

bunga pembuluh agar bisa berbiji. Hal ini sesuai dengan pernyataan

15
Rukmana (2004) yang menyatakan bahwa bunga matahari bersifat

majemuk mempunyai dua tipe bunga, yaitu bunga pita dan bunga

pembuluh.

Gambar 4.4 Bunga Matahari (Dokumen Pribadi, 2020)

IV.2.2 Biji

Setelah melaukan pengamatan biji. Saya menemukan bahwa biji

bunga matahari bewarna dasar hitam dan bergaris-garis putih atau

keabuan. Biji tersebut keras dan bisa tipis atau tebal. Kalau varietas bunga

matahari yang digunakan untuk konsumsi, maka akan memiliki kulit yang

tebal. Namun, bila varietasnya digunakan untuk didapatkan minyaknya,

maka bijinya akan berkulit tipis. Adapun bentuk dari biji bunga matahari

ini adalah oval dan pipih/gepeng. Hal ini sesuai dengan pernyataan

(Agriculture, 2010), bahwa bunga matahari memiliki biji yang pipih dan

berbentuk lonjong.

16
Gambar 4.5 Biji Bunga Matahari (Agustina, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

17
Agriculture. 2010. Sukses Berbudidaya Bunga Matahari. Jakarta: Penebar Swadaya.
Agustina, Vina. 2018. https://muslimobsession.com/enam-manfaat-menakjubkan-biji-
bunga-matahari.
Al-Ghazali, Firash. 2018. https://steemit.com/flower/@firash-alghazali/khasiat-
bunga-matahari-sunflower-properties
Ardiyansyah. 2010. Panduan Praktis Budidaya Matahari. Yogyakarta: Deepublish
Benson, L. 1957. Plant Classification. Boston: D.C Company.
Campbell, Neil. 2004. Biology. Jakarta: Erlangga.
Hu, Jinguo, dkk. 2010. Genetic, Genomic, and Breeding of Sunflower. New York:
USA.
Kurniawan, dkk. 2015. Pengembangan Aplikasi Sistem Pembelajaran Klasifikasi
(Taksonomi) dan Tata Nama Ilmiah (Binominal Nomenklatur) pada Kingdom
Plantae (Tumbuhan Berbasis Android. Jurnal Komputasi. Vol 3(2): 15-26.
Lumowa, sonja V.T. 2012. Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Samarinda:
Universitas Mulawarman.

Rahayu, Heni. 2004. Budi Daya Matahari. Semarang: CV Aneka Ilmu

Rideng, I Made.1989. Taksonomi Tumbuhan Biji. Jakarta:Dekdikbud.


Rukmana, Rahmat. 2004. Budi Daya Bunga Matahari. Medan: CV Karya Tani
Mandiri
Singh, Gurcharan. 2010. Plant Systematic: An Inegrated Approach. New Delhi:
India.
Steenis, Van. 2006. Flora. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
Titrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Weist. 1983. Sunflower: chemistry, production, processing, and utilization. USA:
AOCS Press.

18
LAMPIRAN

19
Lampiran 1. Laporan Sementara Acara 2

20
21
22
Lampiran 2. Laporan Sementara Acara 3

23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai