Anda di halaman 1dari 17

Jenis-jenis tumbuhan penghasil minyak

dan
Usaha peningkatan produksi pangan sumber
minyak
• Indonesia mempunyai banyak sumber minyak nabati yang bisa
dikembangkan. Diantaranya kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, kemiri,
kemiri sunan, nyamplung, malapari, biji karet, dan tanaman lainnya.
• Berdasarkan keterangan dari Balai Penelitian Tanaman Industri dan
Penyegar (Balitri) , minyak nabati dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil) dan minyak
nabati yang tidak dapat dimakan (inedible oil).
• Contoh minyak nabati yang dapat dimakan antara lain minyak sawit,
minyak jagung, minyak kelapa, minyak biji kapas, minyak zaitun, minyak
kacang tanah, minyak wijen, minyak kedelai, minyak bunga matahari.
• Sedangkan minyak yang tidak dapat dimakan antara lain minyak jarak
pagar, minyak karet, minyak kemiri sunan, minyak malapari, minyak
kosambi, minyak nyamplung
• Di Indonesia sendiri untuk pengembangan  minyak nabati sudah
diinstruksikan di dalam Instruksi Presiden No.1/2006 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar
Lain.
Tanaman yang menghasilkan minyak nabati di Indonesia
 

Nama Tanaman Nama Latin Bagian Tanaman Kandungan Minyak (ppm)

Sawit Elais guineensis Sabut 45-70


Daging Buah 46-54

Kelapa Cocos nucifera Daging Buah 60-70

Jarak Pagar Jatropha curcas Inti Biji 40-60

Kacang Tanah Arachis hypogea Biji 35-55

Kapuk/Randu Ceiba pentandra Biji 24-40

Kecipir Psophocarpus tetrag Biji 15-20

Kelor Moringa oleifera Biji 30-49

Karet Hevea brasiliensis Biji 40-50

Kemiri Aleurites moluccana Inti Biji (Kernel) 57-69

Kemiri Sunan Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw Inti Biji (Kernel) 50-60

Malapari/Ki Pahang Laut Pongamia pinnata Biji 27-39

Kesambi Sleichera trijuga Daging Biji 55-57

Nyamplung Callophyllum inophyllum Inti Biji 40-73


Minyak kemiri sunan
• Tanaman kemiri sunan ini mempunyai potensi yang sangat besar sebagai
penghasil minyak nabati. Selain itu dapat berfungsi sebagi tanaman konservasi
yang tumbuh di lahan kritis, termasuk lahan bekas tambang. Habitusnya pohon,
umurnya panjang diatas 50 tahun, mampu mengkonservasi lahan, bijinya
mengandung rendemen sekitar 50 % dan sangat berpotensi untuk biodiesel
• Kedepannya, pengembangan bakar nabati dari minyak nabati ini selain dapat
memperbaiki lingkungan juga merupakan salah satu sumber energi baru
terbarukan yang potensial untuk mensubsitusi bahan bakar dari fosil yang
ketersediaanya semakin menipis dan merusak lingkungan.
• Pengembangan ini menjadikan Indonesia tidak hanya negara dengan
kedaulatan pangan, namun juga menjadi negara dengan kedaulatan energi.
Minyak sawit
Pada saat permintaan global kuat, bisnis minyak sawit di Indonesia menguntungkan karena alasan-alasan
berikut:
• • Margin laba yang besar, sementara komoditi ini mudah diproduksi
• Permintaan internasional yang besar dan terus berkembang seiring kenaikan jumlah penduduk global
• Biaya produksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah yang paling murah di dunia
• Tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan produk minyak nabati lain
• Penggunaan biofuel diduga akan meningkat secara signifikan, sementara penggunaan bensin diperkirakan
akan berkurang

Masalah-masalah apa yang menghalangi perkembangan industri minyak sawit dunia?


• • Kesadaran bahwa penting untuk membuat lebih banyak kebijakan ramah lingkungan
• Konflik masalah tanah dengan penduduk lokal karena ketidakjelasan kepemilikan tanah
• Ketidakjelasan hukum dan perundang-undangan
• Biaya logistik yang tinggi karena kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur
• Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa
sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit yang
buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur
mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐besar dan kandungan
minyak pertandannya berkisar 18%.
• Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril
sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara
induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi
kekurangan masing‐masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga
betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging perbuahnya
dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandan dapat mencapai 28%.
 
Minyak kemiri
• Minyak kemiri merupakan minyak yang berasal dari tanaman (nabati)
termasuk golongan biji-bijian tanaman palawija. Minyak kemiri mengandung
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
• Berdasarkan kegunaannya minyak kemiri merupakan bahan non pangan
dapat digunakan sebagai bahan dasar cat dan pernis, tinta cetak dan
pembuatan sabun atau sebagai pengawet kayu.
• Komposisi Kimia Biji Dan Minyak Kemiri Setiap 100 gram daging biji kemiri
mengandung 636 kalori, 19 g protein, 63 g lemak, 8 g karbohidrat, 80 mg
kalsium, 200 mg fosfor, 2 mg besi, 0,06 mg vitamin B, 7 g air.
Asam lemak yang terkandung dalam minyak terdiri dari 55 % asam palmitat;
6,7 % stearat; 10,5 % oleat; 48,5 % linoleat, dan 28,5 %linolenat.
Usaha peningkatan produksi minyak sawit
Pemberian biostimulan Palmarin
• Jika lahan kelapa sawit saat ini baru bisa memproduksi 3,2 sampai 3,5 ton per hektar yang sebenarnya mampu mencapai
8 ton per hektar, dengan adanya biostimulan ini dapat meningkatkan kira-kira 1,5 ton. Sehingga dapat mendekati angka
optimal dari satu hektar lahan kelapa sawit.
• Kalau sekarang luas kelapa sawit, misalnya 15 juta hektar. Kalau kita tingkatkan 30 persennya, berarti kita sudah
meningkatkan 4,5 juta hektar produksi CPO Indonesia. Jadi mengantisipasi moratorium atau pun pengurangan luas
lahan
• Biostimulan Palmarin mengandung fitohormon, asam amino, asam organik, vitamin, nutrisi makro dan mikro yang
penting bagi kelapa sawit. Selain itu, Biostimulan Palmarin juga mengandung activator enzim kunci yang berperan dalam
sintesa minyak. Karena selama ini hasil fotosintesis menghasilkan C6, H12, dan O6, yang nantinya menjadi minyak, gula,
dan sebagainya. Dengan adanya activator ini, hasil fotosintesis bisa kita arahkan untuk pembentukan minyak saja
• Penggunaan biostimulan pada tanaman dianggap sebagai pendekatan inovatif untuk meningkatkan produksi pertanian
dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dalam menjaga stabilitas antara lahan kelapa sawit dan habitat
hewan yang terganggu dengan kehadiran lahan ini.
• Diharapkan biostimulan palmarin dapat menjadi kunci penyelesaiannya.
Pemberian pupuk

• Dengan pemupukan 6-Tepat (jumlah, kualitas, waktu, tempat/lokasi, kontinuitas, harga).


Perbedaan produktivitas baik antar kebun maupun dibandingkan dengan potensi varietas,
banyak disebabkan 6-Tepat penggunaan pupuk ini.
• Secara umum penggunaan pupuk pada kebun-kebun swasta besar berkisar antara 10-13
kg per pokok sementara kebun sawit rakyat hanya sekitar 3-5 kg per pokok. Jadi wajar saja
produktivitas sawit rakyat masih rendah dibandingkan kebun sawit swasta.Untuk
meningkatkan produktivitas sawit nasional menyangkut dua kelompok sasaran yakni
(1) kebun sawit nasional berkategori tua dan renta saat ini yakni sekitar 1,3juta hektar dan
(2) kebun sawit kategori umur Muda, Remaja dan Dewasa yang luasnya sekitar7,5juta
hektar. Peningkatan kebun-kebun sawit kedua kelompok tersebut perlu dilakukan secara
simultan dan berkelanjutan yang bermuara pada kenaikan produktivitas sawit nasional saat
ini dan kedepan.
• Pertama, peningkatan produktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan
produktivitas kebun sawit eksisting yakni kebun-kebun TM (Muda,
Remaja, dan Dewasa)yang luasnya (2016) sekitar 7,5 juta hektar(S1). Hal
ini dapat dilakukan dengan peningkatan pemupukan, perbaikan kultur
teknis kebun (best practices) dan perbaikan teknologi proses pada PKS.
• Strategi ini dalam bahasa ilmu ekonomi disebut juga strategi
peningkatan produktivitas parsial (perbaikan kultur teknis tanpa
mengganti varietas). Strategi S1 ini diharapkan menaikkan produktivitas
TM eksisting dari rataan produktivitas saat ini 4 ton
minyak/hektar(S0)mendekati produktivitas potensi varietas eksisting
(S1) misalnya rata-rata 6 ton minyak /hektar .
• Kedua, Strategi replanting dengan varietas unggul terbaru bagi kebun-kebun sawit eksisting yang
tergolong umur tua dan renta (S2)yang luasnya tahun 2016 sekitar 1,3 juta hektar. Strategi ini
dalam ilmu ekonomi dikenal sebagai strategi peningkatan produktivitas total(total factor
productivity)melalui penggantian varietas baru/unggul disertai dengan perbaikan kultur teknis
sehingga akan menggeser kurva produktivitas S1 ke S2 dengan produktivitas yang lebih tinggi
misalnya sekitar8ton per hektar. Hasil strategi S2 ini baru akan terlihat mulai tahun ke-4 setelah
replanting dilakukan.
Kedua strategi tersebut dilaksanakan secara simultan dan berkelanjutan. Setiap tahun pasti ada
kebun-kebun yang sudah memasuki umur renta yang perlu direplanting.
• Untuk mencapai komposisi tanaman kelapa sawit nasional yang ideal, memerlukan replanting
teratur setiap tahun sekitar 4 persen dari luas areal. Demikian juga, perbaikan kultur teknis
secara berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas TM.
• Jika semua kebun sawit nasional berhasil menghasilkan produktivitas 8 ton/hektar, maka
produksi minyak sawit nasional akan mencapai 70,2 juta ton (dengan luas TM 8,7 juta hektar)
• Era Komoditi 2000-an membawa berkat bagi Indonesia karena
berlimpahnya sumberdaya alam negara ini. Harga minyak sawit naik tajam
setelah tahun 2005 namun krisis global menyebabkan penurunan tajam
harga CPO di tahun 2008.
• Terjadi rebound yang kuat namun setelah tahun 2011 harga CPO telah
melemah, terutama karena permintaan dari RRT telah menurun,
sementara rendahnya harga minyak mentah (sejak pertengahan 2014)
mengurangi permintaan biofuel berbahan baku minyak sawit.
• Karena itu, prospek industri minyak sawit suram dalam jangka waktu
pendek, terutama karena Indonesia masih terlalu bergantung pada CPO
dibandingkan produk-produk minyak sawit olahan.
Minyak Kelapa
• Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dapat dijadikan kopra dan
bahan makanan, daging buah merupakan sumber protein yang penting dan
mudah dicerna. Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur
buah. Semakin tua umur buah maka kandungan lemaknya makin tinggi.
 
Daging buah kelapa dapat diolah menjadi santan (juice extract) santan
kelapa ini dapat dijadikan bahan pengganti susu atau dijadikan minyak.
Kandungan gula santan daging buah kelapa kurang dari 1 persen, karena itu
santan kelapa tidak dapat dijadikan alkohol. Selain dari pada itu telah dapat
diisolasi komponen raffinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, dan glukaosa dari
daging buah kelapa.
 
• Pengolahan Kopra : Daging buah kelapa (endosperm) yang sudah dikeringkan dinamakan kopra.
Proses pembuatan kopra ialah proses mengeringkan daging buah kelapa.
Tahap-tahap pengeringan untuk mendapatkan kopra bermutu baik adalah,
1) kadar air daging buah kelapa segar besarnya 50 sampai 55 persen, pada periode 24 jam pertama
diturunkan menjadi 35 persen,
2) pada periode 24 jam kedua, kadar air tersebut diturunkan menjadi 20 persen, dan
3) pada periode 24 jam berikutnya, diturunkan menjadi 6 sampai 5 persen.
 
• Metode umum pembuatan kopra terdiri atas 3 cara, yaitu :
1) pengeringan dengan sinar matahari (sun drying);
2) pengeringan dengan bara atau pengasapan di atas api (smoke curing or drying over an open fire)
3) pengeringan dengan pemanasan secara tidak langsung (indirect drying).
Dalam prakteknya ketiga cara di atas sering dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
 
• Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya.
• Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod
(iodine value), maka minyak kelapa dapat digolongan non drying oils, karena
bilangan tersebut antara 7,5 – 10,5.
 
• Asam lemak jenuh minyak kelapa kurang lebih 90 %. Minyak kelapa mengandung
84 % trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh, 12 % trigliserida dengan
dua asam lemak jenuh dan 4 % trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.
 
• Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan
minyak, misalnya fosfatida, gum, sterol (0,06 – 0,08 persen), tokoferol (0,003 persen) dan
asam lemak bebas (kurang dari 5 persen), sterol yang terdapat di dalam minyak nabati
disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer, yaitu beta sitosterol (C29H50O) dan
stigmasterol (C29H48O).
• Sterol bersifat tidak berwarana, tidak berbau, stabil dan berfungsi sebagai stabilizer
dalam minyak. Tokoferol mempunyai tiga isomer, yaitu α – tokoferol (titik cair 158° -
160°C), β – tokoferol (titik cair 138° - 140°C), dan ϒ – tokoferol. Persenyawaan tokoferol
bersifat tidak dapat disabunkan, dan berfungsi sebagai antioksidan.
• Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan
oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini merupakan hasil reaksi
dari senyawa karbonil (berasal dari pemecahan peroksida) dengan asam amino dari
protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi.
• Produk UMKM berupa VCO (virgin Coconut Oil

Anda mungkin juga menyukai