Anda di halaman 1dari 26

KAJIAN TERHADAP MINYAK PALA INDONESIA

From: PT Van Aroma Presented by: Kushvendra Sharma

Topik

Sudut Pandang Pasar Minyak Atsiri Indonesia Indonesia dalam Pangsa Pasar Dunia Pengantar Minyak Pala Wilayah Produksi Minyak Pala Distilasi & Hasil Tiga Bagian HEV Permintaan dan pasokan Evaluasi Harga Aplikasi Minyak Pala Kebutuhan Pelanggan Pemalsuan Swot Analysis Whats Next Kesimpulan

Minyak Atsiri Indonesia Sudut Pandang Pasar


Indonesia adalah produsen minyak atsiri terbesar ke-3 di dunia setelah China dan India Indonesia adalah produsen terbesar ke-7 di dunia. Indonesia adalah penghasil utama untuk beberapa jenis minyak atsiri seperti : Minor Oils -- Cinnamon oil (Kayu manis) -- Black pepper oil (lada hitam) -- Fennel seed oil (biji adas) -- Sandal wood oil (cendana) -- Ginger oil (jahe) -- Cubeb oil (kemukus)

Major Oils -- Patchouli oil (Nilam) -- Vetiver oil (akar wangi) -- Clove leaf oil (cengkeh) -- Nutmeg oil (pala) -- Citronella oil (sereh) -- Cannanga oil (kenanga) -- Cajeput oil (kayu putih) -- Massoia Bark Oil (masoia)

Indonesia dalam Pasar Dunia


Dalam Pasar Dunia, Indonesia berkontribusi : Patchouli oil (90 %) Cannanga oil (75%+) Vetiver oil (40%), Citronella oil (25-30%) Nutmeg oil (80%) Clove leaf oil (70-75%).

Pengantar Nutmeg (Pala)


Nama botani untuk Pohon Pala adalah Myristica fragrans H. Dibutuhkan iklim laut yang panas (25-30 C), namun basah, curah hujan sekitar 2500 mm/tahun. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah kurang dari 700 m di atas permukaan laut di tanah yang berpasir yang bercampur dengan humus.

Pengantar Nutmeg (Pala)


Ketinggian pohon dapat mencapai 12 m. Pohon pala mulai berbunga dan berbuah setelah usia 4-6 tahun, dan terus bertumbuh hingga 25 tahun untuk menghasilkan buah. Buah berbentuk oval cenderung lonjong, dan merupakan bagian terluar dari kulit. Di bawah daging buah, terdapat cangkang yang dilapisi oleh jaring merah yang disebut mace. Di bawah cangkang tersebut terdapat benih.

Wilayah Produksi Minyak Pala


Tumbuhan ini tersebar di wilayah Sumatra, Aceh, Jawa, Sulawesi and Maluku. Daerah budidaya terbesar berada di Aceh dan Maluku.

Distilasi (Penyulingan) & Hasil

Produksi minyak pala dilakukan dengan cara distilasi uap (steam distillation) dari bijinya. Minyak pala yang dihasilkan dari biji menghasilkan sekitar 7-16% tergantung dari kematangannya, sedangkan mace oil menghasilkan sekitar 15-25%. Biji pala yang masih muda menghasilkan minyak lebih banyak ketimbang biji yang sudah tua.

Tiga Bagian dari HEV


Terdapat tiga bagian dari High Economic Value :

Mace, Bunga mace yang sudah matang banyak digunakan untuk bumbu dalam memasak sedangkan mace yang mentah banyak digunakan untuk penyulingan minyak Biji pala, Biji yang matang biasa digunakan untuk bumbu. Biji pala yang rusak- baik matang maupun mentah- dilakukan steam distilasi untuk membuat minyak pala. Buah pala, digunakan di Indonesia untuk dibuat selai, atau permen dengan cara diiris halus, dimasak dengan gula dan kemudian dibekukan.

Permintaan & Pasokan


Permintaan minyak pala diseluruh dunia diperkirakan mencapai 600650 tons per tahun, namun sayangnya total output di Indonesia tahun 2011 hanya mencapai 375 ton. Walaupun output minyak pala menurun dilihat dari estimasi tahun 2012 lebih rendah dari tahun lalu- permintaan yang melebihi pasokan, membuat harga tetap tinggi. Banyak perkebunan yang baru di wilayah Jawa namun perkebunan ini baru bisa menghasilkan setelah 8-10 tahun. Banyak pihak telah mencoba untuk memperluas pasokan minyak pala dari Indonesia Timur (Manado-Sulawesi), tapi kualitas masih kurang baik (myristicin rendah, eugenol tinggi). Apalagi kebanyakan berasal dari varietas yang berbeda atau bahkan species yang berbeda ((Myristica argantea bukan Myristica fragrans).

Evaluasi Harga

Harga minyak pala tetap tinggi. Penyuling di Indonesia melaporkan bahwa sulit mendapatkan bahan baku untuk penyulingan, bersaing dengan pembeli dalam perdagangan rempah2. Selain itu penyuling membutuhkan pala muda sedangkan rempah2 membutuhkan pala matang Harga pala di Aceh Barat Daya dalam dua bulan terakhir berkisar antara Rp 960,000 hingga Rp 990.000/kg. Kenaikan harga minyak pala dipicu oleh peningkatan permintaan dari ekportir untuk memenuhi permintaan dari Pasar Eropa/Amerika Serikat. Sementara itu produksi minyak pala di Aceh/Jawa menurun dikarenakan hasil perkebunan yang berkurang oleh karena :

Evaluasi Harga.Contd

Penurunan hasil panen dari pohon pala di daerah penghasil Aceh & Jawa Barat Penyakit mematikan, serangan hama menghancurkan pohon pala di daerah penghasil utama di Aceh. Beberapa perkebunan baru untuk pohon pala bermunculan, sehingga mengurangi pasokan bahan baku yang tersedia untuk distilasi Peningkatan permintaan oleh konsumen hampir 15%. Harga yang lebih tinggi untuk pala dan fuli (mace) sebagai bumbu menurunkan minat petani untuk memproduksi bahan baku untuk distilasi, hanya pala lunak yang digunakan untuk distilasi.

Aplikasi Minyak Pala

Karena aromanya, minyak atsiri digunakan sebagai ekstrak bumbu alam dan sebagai parfum dalam industri kosmetik. Secara khusus , minyak tersebut telah digunakan sebagai bahan pemberi rasa, menggantikan posisi bubuk pala untuk menghindari adanya partikelpartikel yang tertinggal dalam makanan dan minuman. Sebagai contoh minyak tersebut telah digunakan sebagai pemberi rasa makanan panggang, minuman , permen, daging dan sirup. Pepsi & Coca Cola mengkonsumsi pala setidaknya 200MT per tahun, yang membuat mereka menjadi perusahaan pembeli minyak pala terbesar di dunia (kebutuhan minyak pala di dunia adalah 500MT per tahun).

Aplikasi Minyak Pala.Contd

Selain penggunaannya dalam industri kosmetik, minyak pala secara jelas digunakan dalam industri farmasi. Secara historis, minyak pala telah digunakan sebagai bentuk obat untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari yang mempengaruhi sistem syaraf hingga sistem pencernaan. Saat ini, minyak pala digunakan oleh banyak perusahaan farmasi dalam formula mereka untuk mengobati berbagai penyakit berbeda. Pada tahun 1992, Procter and Gamble meluncurkan Vicks, sirup obat batuk tanpa kantuk dan bebas alkohol, pada produk ini minyak pala merupakan bahan utamanya.

Aplikasi Minyak Pala.Contd

Robinson-Health Care di Britain pada tahun 1991 juga memasarkan sebuah produk yang disebut Easy Breather Tissue yang membantu melancarkan pernafasan. Minyak pala juga merupakan bahan aktif pada produk ini. Pada tahun yang sama, Ramedica International Corp. memasarkan sebuah salep penghilang rasa sakit yang dinamai Ramedica Herbal Wonder Balm di USA. Dan lagi-lagi, minyak pala adalah bahan aktifnya.

Hal ini menunjukkan bahwa minyak pala secara historis melanjutkan manfaat pentingnya sebagai bahan utama di industri farmasi.

Kebutuhan Pelanggan

Minyak pala dan turunannya diproduksi secara eksklusif di negara pengimpor dimana pengguna akhir membutuhkan kualitas yang lebih tinggi dan kontrol yang ketat selama produksi. Namun, Indonesia menjadi pemasok utama minyak pala dan fuli (mace) dengan lebih dari 75% pangsa pasar dunia. Kandungan utama dari minyak pala adalah alpha-pinene, sabinene, beta-pinene, safrole, methyl eugenol and myristicin. Presentasi safrole and methyl eugenol yang tinggi dilarang dalam industri rasa dan aroma terutama karena kekhawatiran akan sifat karsinogennya yang potensial.

Pemalsuan

Beberapa laporan mengenai pemalsuan dalam minyak pala menunjukkan Indonesia menghadapi kontaminasi : Terkontaminasi dengan minyak tanah Pencampuran dengan minyak sayur/kastor Kontaminasi dengan ftalat (DEP/DOP) Dikarenakan kontaminasi di atas, Minyak Pala Indonesia kehilangan reputasinya dalam Pasar Dunia.

Pemalsuan.Contd
Kontaminasi dengan minyak tanah Setelah buah pala dibelah, petani menyemprotkan minyak tanah di atas benih ditutupi dengan fuli (mace) kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dan dibiarkan selama 3-4 jam. Ketika dibuka fuli (mace) secara otomatis terpisah dari bijinya, tetapi sebenarnya baik fuli dan biji telah terkontaminasi dengan minyak tanah. Mereka mengadopsi cara ini untuk mendapatkan hasil dengan mudah dan cepat. Cara ini banyak dilakukan di Aceh, tapi sekarang telah dihentikan. Pemalsuan Minyak sayur/kastor Beberapa suplier mencampurkan minyak kastor dengan minyak pala untuk meningkatkan keuntungan mereka, karena minyak kastor memiliki sifat fisik dan kelarutan dalam senyawa organik yang sama tetapi industri telah menyadari hal ini dan menggunakan teknologi yang relevan untuk mendeteksi hal ini.

Pemalsuan.Contd

Kontaminasi DEP/DOP Tidak hanya minyak pala tapi hampir semua minyak atsiri mengalami hal ini karena petani dan pengumpul menggunakan jerican plastik dan drum yang murah, tapi semua minyak atsiri mengandung terpene yang bereaksi terhadap plastik kualitas rendah. Biasanya minyak atsiri yang kita simpan bereaksi dalam wadah/ drum yang kualitasnya rendah, dimana minyak membuat plastik jadi lunak dan seiring berjalannya waktu terlarut dalam minyak tersebut yang kemudian menyebabkan kontaminasi.

Minyak Atsiri Indonesia SWOT Analysis


Kelebihan Indonesia adalah lahan subur dimana tanaman penghasil minyak atsiri dapat tumbuh Petani /sumber daya manusia dan alam tersedia Tenaga ahli kimia dan minyak atsiri tersedia Unit penyulingan modern tersedia Pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih terhadap produksi minyak atsiri Kelemahan Umumnya petani hanya memiliki lahan yang kecil. Masih banyak unit penyulingan yang sederhana dan sudah tua Penyuling memiliki pengetahuan yang sedikit tentang prinsip-prinsip distilasi Hasil panen yang rendah dan kualitas minyak sering dibawah standar Petani belum memiliki pengetahuan mengenai proses lanjutan minyak atsiri Petani belum memiliki daya tawar untuk menjual produk mereka

SwotContd
Peluang Ada kecenderungan peningkatan konsumsi minyak atsiri di pasar dunia Ada kesempatan untuk mengekspor produk derivatif/turunan Ada kesediaan Pemerintah Indonesia untuk memberikan modal kepada petani kecil Ancaman Negara lain dapat bersaing baik dalam hal kualitas maupun kuantitas Ada kemungkinan produk sintetis Pembeli memiliki daya tawar yang kuat untuk pembelian minyak atsiri

Whats Next

Meskipun distilasi dapat terjadi sepanjang tahun di Indonesia, ada pengurangan yang signifikan dalam aktifitas selama musim hujan antara bulan September dan Februari. Mengingat hal ini -hingga awal 2013- tidaklah mungkin pasar menurunkan harga dari harga tertinggi sepanjang sejarah saat ini. Although the demand for essential oils by the mainstream markets, the EU, US and Japan is high, it has however matured, considering the fact that population growth is static and their consumer goods markets are well developed. Consumption is however not expected to decline since essential oils is part of their culture.

Whats NextContd

Any future growth, then, in essential oils consumption lies in increased consumption by developing countries along with general improvements in their economies and increased consumption of consumer products incorporating fragrance and flavor oils. With the economies of India and China, the most populous developing countries, this is already happening. These countries economies are growing astronomically and social patterns and general culture is changing to be like that of western developed countries it is expected that a huge demand for essential oils products will emanated from these countries.

Whats NextContd

It shows that huge opportunities exist for the countries to enter the world essential oils market. This opportunity exists in the aromatherapy sector. Since the 1980s the aromatherapy industry has experienced remarkable growth in the industrialized countries.

Kesimpulan

Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat industri minyak atsiri secara global Fokus pada industri hilir (turunan minyak atsiri/bahan kimia aroma) Lebih berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk pengolahan minyak atsiri. Kesadaran dan kepatuhan terhadap kerangka peraturan global. Yakin bahwa hubungan yang lebih kuat antara industri dan universitas adalah saling menguntungkan dan bermanfaat bagi negara.

Thank you so much!!!

Anda mungkin juga menyukai