Anda di halaman 1dari 13

JENIS BAHAN PAKAN

Tepung Ikan
Merupakan bahan utama untu keseimbangan asam amino. Kandungan protein
antara 60 70 % (impor) dan 45 55 % (lokal), tergantung pada : materi ikan, proses
pengolahan, dan penyimpanan kandungan proteinnya sangat tergantung kepada jenis
ikan yang digunakan, ikan laut akan lebih baik dibandingkan dengan ikan darat jika
digunakan untuk membuat tepung ikan Dapat mendukung bahan baku asal nabati.
Harga per satuan beratnya relatif mahal sehingga bahan baku ini hanya digunakan
sebesar 5-12% terhadap total komposisi.

Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak.


Tepung Daging
Merupakan produk kering jaringan mamalia (non bulu, kuku, viseral,dan kulit).
Kandungan protein cukup tinggi antara 50 60 %. Kombinasi jagung dan tepung
daging dengan proporsi yang cukup tinggi dalam ransum akan berbahaya bagi
monogastrik.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
Tepung Tulang
Salah satu sumber mineral makro pakan adalah tepung tulang. Tepung ini
mengandung yaitu kalsium 24% dan fosfor 12%. Namun, penggunaannya hanya
terbatas sebagai pelengkap jika nutrisi dalam komposisi bahan baku yang ada tidak
mencukupi. Pabrik pakan umumnya menggunakan meat and bone meal (tepung daging
dan tulang) sebagai sumber mineral dan protein sekaligus. Bahan ini biasanya diimpor
dari luar negeri. Penggunaan tepung tulang sudah jarang dilakukan, apalagi sudah
banyak sumber mineral sintetis yang diproduksi oleh pabrik pembuat bahan baku pakan
maupun farmasi.
Sumber : Parakkasi, 1995.pembuatan bahan pakan ternak.
Padi
Karena merupakan makanan pokok di Indonesia, penggunaannya untuk ternak
sangat terbatas Gabah adalah butir padi yang belum digiling, kandungan protein lebih
rendah daripada jagung serta miskin vitamin A. Menir, merupakan pecahan beras pada
penumbukan padi. Sering digunakan pada unggas (ayam kampung).
Dedak Padi
Merupakan hasil ikutan industri penggilingan padi; di Indonesia terdapat 3
kualitas, yaitu : dedak kasar, dedak halus/lunteh, bekatul. Dedak kasar, dedak yang
diperoleh dari hasil penumbukan atau penggilingan pertama; kualitas rendah;
kandungan PK 6 %; SK >20 % ; lebih banyak digunakan pada ternak ruminansia dan
kuda.
Dedak halus
Dedak halus, merupakan hasil ikutan penumbukan atau penggilingan untuk
memperoleh beras asah; kandungan PK 11 % dengan SK 10%; kaya vitamin dan
niasin; mudah tengik; kandungan serat kasar tergantung pada terikutnya kulit gabah;
dapat digunakan untuk ternak non ruminansia.
Bekatul, diperoleh dari penumbukan atau penggilingan terakhir; merupakan
bagian endosperm; selaput dan lembaga; kandungan PK mencapai 12 % dengan serat
kasar 5%; mudah tengik; tidak mengandung kulit gabah.
Kualitas bervariasi, dipengaruhi banyaknya kulit gabah. Kulit gabah
mengandung serat kasar dengan kadar silika 11 19 %, hal ini merupakan pembatas
nutrisi yang menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan berlebihan. Kadar protein
lebih tinggi daripada jagung, kualitas proteinnyapun lebih baik.Penggunaan yang terlalu
tinggi akan melembekkan lemak karkas. Mempunyai masalah terhadap
penyimpanan.Dapat menggantikan sebagian peran jagung.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak

Jagung
Bahan ini diharuskan untuk digunakan pada ransum unggas komersial pada
umumnya. Merupakan biji-bijian sumber energi dengan kadar protein yang rendah (lisin
dan tritophan), rendah serat kasar dan mengandung energi yang tinggi; juga merupakan
sumber Xantophil, provit-A, asam lemak. Kandungan PK 9,8%; rendahnya kualitas
protein karena adanya zein (50% dari seluruh protein jagung) yang bersifat larut
dalam alkohol. Penggunaan jagung dalam ransum harus ditambahkan sumber protein
atau asam amino sintetik. Kadar lemak yang relatif tinggi menyebabkan tidak tahan
disimpan lama. Komposisi zat makanannya dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan
penanamannya.
Sumber : LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak.

Dedak Jagung/Empok
Merupakan lapisan luar biji jagung, mencakup kulit dan ujung tudung dengan
sedikit bagaian pati lembaganya. Kandungan protein tidak lebih banyak daripada
jagungnya. Pemberian terlalu tinggi dapat menyebabkan ulkus lambung, karena
kandungan kulit biji. Bila diberikan pada unggas, hasilnya kurang baik bila
dibandingkan dengan biji jagung. Tetes atau Molases merupakan hasil ikutan pabrik
gula kandungan protein rendah (3-4 %); kandungan energi tinggi dlaam bentuk mono
dan disakarida banyak digunakan pada ternak ruminansia selain sumber energi juga
bermanfaat sebagai : penambah rasa, mengurangi sifat berdebu pakan, pellet binder,
stimulus aktivitas mikroba, carrier NPN dan vitamin dalam suplemen betuk cairan.
penggunaan pada ruminansia sampai 15 %, pada unggas < 10 %. penggunaan
berlebihan dapat memunculkan sifat laksatif (penyebab mencret)penggunaan berlebihan
juga mempersulit prosesmixing.Kualitas tergantung mutu tebu dan proses
pengolahannya
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah bahan pakan tenak yang berasal dari sisapembuatan
minyak kelapa. Bahan pakan ini mengandung protein nabati dansangat potensial untuk
meningkatkan kualitas karkas.Kandungan nilai gizi bungkil kelapa dapat dilihat pada
Tabel 8.Tabel 8. Kandungan nilai gizi bungkil kelapaKandungan Zat Kadar Zat Bahan
kering (%) 84.40, Protein kasar (%) 21.00, TDN (%) 81.30, Serat kasar (%) 15.00,
Lemak kasar (%) 1.80
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP
USU (2008)b. NRC (1995)
Bungkil Kelapa
Merupakan bahan yang berasal dari hasil ikutan ekstraksi minyak daging kelapa
kering (kopra). Dari segi nutrisi tidak memuaskan, tetapi merupakan bahan alternatif
yang penting untuk menutup kekurangan kebutuhan protein pakan. Kekurangan lisin
dan metionin (nutrisi pembatas) dapat ditutupi dengan penggunaan tepung ikan atau
asam amino sintetik. Pada ternak babi, penggunaannya tidak boleh lebih dari 20 %.
Sumber : Parakkasi, 1995. Pembuatan pakan ternak.
Bungkil Kedele
Merupakan bahan baku dengan kandungan protein yang tinggi (4351 %).
Mempunyai pembatas nutrisi berupa rendahnya kandungan lisin dan metionin. Bahan
ini lebih banyak digunakan pada ternak unggas dan babi. Merupakan bahan favorit pada
formulasi ransum; pada ternak babi dapat mencapai penggunaan 93 % dan pada ternak
ayam maksimal 45 %.
Sumber : (Pardede dan Asmira, 1997)
Molases
Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadigula.
Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungankarbohidrat,
protein dan mineral protein cukup tinggi, sehingga bisa jugadigunakan untuk pakan
ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pendukung.Disamping harganya murah,
kelebihan tetes tebu adalah terletak pada aroma danrasanya. Oleh karena itu apabila
dicampur dalam ransum maka akan bisamemperbaiki aroma dan rasanya (Hasan
danIshida, 1992) Kandungan Zat Kadar Zat Bahan kering (%) 67.50, Protein kasar (%)
3.50, TDN (%) 81.00 Serat kasar (%) 0.38, Lemak kasar (%) 0.08
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP
USU (2008)b. NRC (1995)
Ubi kayu
sumber energi yang realtif murah dan mudah didapat kandungan PK < 3 % dan
SK rendahmengandung racun asam sianida/HCN (termasuk daun) dengan pengolahan
dapat mengurangi kadar HCN.
Garam Dapur
Garam yang umum digunakan untuk bahan baku pakan adalah garam dapur
berbentuk serbuk yang mengandung yodium sekitar 30-100 ppm. Garam dapur (NaCI)
sering digunakan sebagai tambahan untuk mencukupi kebutuhan kedua mineral yang
dikandungnya, yaitu natrium dan klor. Penggunaarmya dibatasi sampai 0,25% saja,
karena jika berlebihan akan mengakibatkan proses ekskresi atau pengeluaran cairan
kotoran meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan alas litter menjadi sangat lembab
dan basah. Akibatnya, akan timbul gangguan penyakit bagi unggas yang dipelihara.
Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP
USU (2008)b. NRC (1995)
Garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dimana selainberfungsi
sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yangberlebihan bagi ternak
karena adanya rasa asin.Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk meningkatkan
tingkatkonsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25 - 1,75
kg/ekor/hari.Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian
menurunkansampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).

Urea
Urea yang ditambahkan dalam ransum ruminansia dengan kadar yangberbeda -
beda, ternyata dirombak menjadi protein oleh mikroorganisme rumen.Urea merupakan
bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi di dalamsistem pencernaan
ruminansia. Urea dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap
peningkatan konsumsi protein kasar dan daya cerna. Urea biladiberikan kepada
ruminansia akan melengkapi sebagian dari kebutuhan protein,karena dapat disintesis
menjadi protein oleh mikroorganisme dalam rumen(Anggorodi, 1984). Menurut yang
dilaporkan Basir (1990) selain meningkatkankualitas hijauan, urea juga dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir- butiran. Urea juga dapat memenuhi
kebutuhan protein untuk pertumbuhan padaproduksi ternak ruminansia.
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP
USU (2008)b. NRC (1995)
2.Penentuan ke ternak
Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis
pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai
penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber
energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan
mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:

Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan


Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi,
sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda
antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan
harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
Standar kualitas Pakan Penguat
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya
terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat
harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.

3.Proses penyusunan ransum


Penyusunan ransum ternak adalah cara meramu bahan-bahan pakan ternak Untuk
memenuhi kebutuhan ternak sesuai dengan tingkat produksi yang diinginkan, pada
bagian sebelumnya telah diterangkan bahwa zat-zat makanan utama yang dibutuhkan
oleh ternak Ruminansia dan harus mendapat perhatian terlebih dahulu adalah bahan
kering, protein, energi, kalsum dan posfor . cara terbaru dalam menyusun ransum adalah
didasarkan pada 100 % bahan kering (dry matter basis), walaupun demikian masih
memungkinkan untuk merubahnya kedalam bentuk yang tersedia (as-fed basis). Dalam
menyusun ransum seimbang (balance ration) dibutuhkan data- data :
1. Data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan .
2. Data komposisi zat-zat makanan dari bahan pakan yang digunakan untuk menyusun
ransum.

Tahapan-tahapan didalam menyusun ransum seimbang adalah sebagai berikut


1. Harus megetahui kondisi ternak yang akan diberi pakan apakah ternak dalam
keadaan pertumbuhan ,produksi atau kerja.
2. Siapkan data kebutuhan ternak akan zat-zat makanan .
3. Tentukan bahan-bahan pakan yang akan digunakan dalam menyusun ransum,
dengan mengingat syarat-syaratnya.
4. Siapkan data komposisi zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan yang akan
digunakan.
5. Disusun daftar bahan bahan pakan yang digunakan dan komposisi zat-zat
makanannya ,dengan membuatnya kedalam bentuk tabel.
6. Diperhitungkan ransum seimbang .
7. Diteliti susunan zat-zat makanan ransum seimbang ,apakah sudah sesuai
dengan kebutuhannya .
8. Apabila ransum telah seimbang ,cek kembali dengan menjawab pertanyaan
pertanyaan sebagai berikut
a. Apakah ada kelebihan zat-zat makanan didalam ransum ,bila ada sampai seberapa
jauh pengaruhnya terhadap ternak . bila kekurangan zat-zat makanan ,apa pengaruhnya
terhadap ternak dan apa yang harus anda kerjakan .
b. Apakah ransum tersebut telah merupakan ransum yang murah, tetapi
telah memenuhi syarat .
c. Perlukah ditahbah pakan tambahan pada ransum tersebut seperti
garam,mineral,kapur dan sebagainya.

B. Formulasi ransum
Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan pada ternak selama
24 jam. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan pakan adalah komponen ransum
yang dapat memberikan manfaat bagi ternak yang mengkonsumsinya Ransum
merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan, karena ransum
berpengaruh langsung terhadap produksi ternak. Perubahan ransum baik secara kualitas
maupun kuantitas maupun perubahan pada komponennya akan dapat menyebabkan
penurunan produksi yang cukup serius. Sehingga untuk mengembalikan produksi
seperti semula sebelum perubahan ransum cukup sulit dicapai dan akan memakan waktu
cukup lama.

2. Metode atau cara yang ada


Untuk menyusun ransum dapat digunakan metoda yang sesuai dengan
kepentingannya. Dalam garis besarnya, ada 5 (lima) metoda yang bisa digunakan yaitu:
1. Trial and error method
2. Pearson's square method
3. Exact method
4. Simultaneous method
5. Linear programming method.

1. Trial and error method

Sesuai dengan namanya, dalam metoda ini ada langkah-langkah yang harus dilakukan,
yaitu:
memilih bahan pakan yang akan digunakan
menghitung berulang kali sampai mendapatkan hasil yang sesuai atau mendekati dengan
apa yang dicari.

2. Pearson's square.

Pearsons square merupakan metoda sederhana dan hanya dipakai untuk


mencampur dua macam bahan yang berbeda kadarnya menjadi satu campuran yang
menjadi kadar diantara kedua bahan yang dicampurkan. Jadi metoda ini hanya berlaku
untuk satu macam zat gizi.

Suatu Contoh:
Misalnya, pakan untuk ayam pullet (dara) umur 10-16 minggu mengandung
protein 16,8% (menurut spesifikasi pembibit ayam Charoen Pokphand). Pakan tersebut
akan dibuat dengan mencampur 3 bahan pakan, yaitu dedak + 10% PK, jagung + 8%
PK, dan konsentrat petelur 32-38% PK (tergantung pabrik pembuatnya), misalnya
36%PK.
Dari ketiga bahan tersebut dapat dijelaskan bahwa jagung adalah sebagai sumber
energi, konsentrat sebagai sumber protein, dan dedak bahan pakan yang banyak
digunakan sebagai penyubal karena kandungan energinya yang rendah(kecernaannya
rendah). Oleh karena itu, dedak dalam penggunaannya dibatasi antara 25-30%, dalam
hal ini kita batasi 25%.
Sehingga untuk membuat 100 kg campuran pakan dengan kandungan protein
16,8%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:Dedak yang digunakan 25% dari
100 kg campuran pakan = 25 kgMaka campuran jagung dan konsentrat = 100-25=75
kgDedak sebanyak 25 kg memberi sumbangan protein sebanyak 10% x 25 kg = 2,5
kgSementara, campuran bahan pakan sebanyak 100 kg dengan kandungan protein
16,8% setara 16,8% x 100 kg = 16,8 kg protein. Karena sumbangan protein dari dedak
sebanyak 2,5 kg, maka protein yang harus dipenuhi dari konsentrat dan jagung sebanyak
16,8-2,5= 14,3 kg. Jagung dan konsentrat sebanyak 75 kg mengandung protein
sebanyak 14,3 kg, maka kualitas proteinnya = 14,3/75 x 100% = 19,07%. Berapa kg
konsentrat dan jagung yang digunakan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Konsentrat 36 11,07

19,07

Jagung 8 16,93 +
28,00

Maka, susunan ransum ayam pullet adalah:


Konsentrat = 11,07/28 x 75 kg = 29,65 kg
Jagung = 16,93/28 x 75 kg = 45,35 kg
Dedak = 25,00 kg
Total = 100,00 kg

4.Exact method

Metoda ini lebih praktis digunakan untuk menyusun ransum ruminan, walaupun
dapat pula digunakan untuk non ruminan. Sebagai contoh, ransum sapi dengan berat
200 kg untuk digemukkan. Langkah yang harus diketahui adalah:
a. Kebutuhan gizinya
b. Macam dan kandungan gizi bahan pakan yang akan dipakai
c. Jumlah pakan hijauan untuk seluruh kebutuhan TDN
d. Jumlah konsentrat untuk menggantikan sebagian dari pakan hijauan

a. Kebutuhan gizi harian untuk sapi dengan berat 200 kg. Berdasarkan tabel kebutuhan
gizi bagi sapi dengan berat 200 kg adalah sebagai berikut:

BK (kg) PK (kg) TDN (kg) Ca (%) P (%)


5 0,61 3,7 0,023 0,017

b. Macam kandungan gizi bahan pakan yang akan digunakan

Bahan BK PK TDN Ca P
(%)
Rumput 15 2,6 9 0,9 0,07
Jagung 86 8,9 78 0,02 0,31

c. Jumlah pakan hijauan untuk keseluruhan kebutuhan TDN


Kebutuhan atau jumlah TDN seluruhnya hanya bila dari rumput
= jumlah kg rumput x % TDN rumput
3,7 = jumlah kg rumput x 9/100
Jadi, jumlah (kg) rumput = 3,7/0,09 = 41 kg

Rumput segar sebanyak 41 kg mengandung:


-BK sebesar 41 x 15/100 = 6,15 kg
-PK sebesar 41 x 2,6/100 = 1,07 kg
-TDN sebesar 41 x 9/100 = 3,69 kg

Berdasarkan kebutuhan gizi adalah:

BK (kg) PK (kg) TDN (kg)


Kebutuhan 5 0,61 3,7
Tersedia 6,15 1,07 3,69
Kelebihan 1,15 0,46 cukup
Rumput sebanyak 41 kg bagi sapi seberat 200 kg adalah terlalu bulky, sehingga
perlu dikurangi dengan jalan disubstitusikan dengan konsentrat (jagung). Berdasarkan
kandungan TDN, 1 kg rumput mempunyai 9/100 kg TDN dan 1 kg jagung mempunyai
78/100 kg TDN.
Jadi, nilai TDN untuk 1 kg jagung setara dengan 0,78/0,09 kg rumput = 8,67 kg
(untuk satuan TDN yang sama). Berdasarkan kandungan bahan kering (BK), maka 1 kg
jagung dengan 86% BK mengandung 0,86 kg BK. Sementara, 8,67 kg rumput dengan
15% BK setara dengan 1,34 kg BK. Jadi, bila 8,67 kg rumput diganti dengan 1 kg
jagung untuk nilai TDN yang sama, ternyata masih kekurangan BK sebanyak 1,34-8,67
= 0,44 kg BK. Kelebihan BK sebanyak 1,15 kg yang berasal dari rumput bila diganti
dengan jagung agar tidak ada kelebihan maka diperlukan jagung sebanyak 1,15/0,44 kg
= 2,61 kg.

- Untuk BK : rumput menyediakan = 18,38 x Total TDN yang dikandung dalam jagung
sebanyak 2,61 kg setara dengan rumput sebanyak
=2,61 x 8,67 kg rumput
=22,62 kg rumput.
Bila digunakan jagung sebanyak 2,61 kg sebagai pengganti sebagian rumput maka
rumputnya harus dikurangi sehingga tinggal 41 kg - 22,62 kg rumput = 18,38 kg
rumput.
Dari perhitungan tadi, ransumnya menjadi: 18,38 kg rumput dan 2,61 kg jagung.
d. Pengujian kandungan gizi ransum
0,15 kg = 2,76 kg BK
Jagung menyediakan = 2,61 x 0,86 kg = 2,24 kg BK
Jadi, jumlah BK tersedia sebanyak = 5 kg BK
Sedangkan jumlah BK yang dibutuhkan = 5 kg BK
- Untuk PK: rumput menyediakan = 18,38 x 0,026 kg = 0,48 kg PK
Jagung menyediakan = 2,61 x 0,089 kg = 0, 23 kg PK
Jadi, jumlah PK tersedia = 0,71 kg PK
Sedangkan jumlah PK dibutuhkan = 0,61 kg PK
- Untuk TDN: rumput menyediakan = 18,38 x 0,09 kg = 1,66 kg TDN
Jagung menyediakan = 2,61 x 0,78 kg = 2,04 kg TDN
Jadi, jumlah TDN tersedia = 3,37 kg TDN
Jadi, jumlah TDN dibutuhkan = 3,37 kg TDN
Mengingat kebutuhan akan energi sudah tercukupi, maka susunan ransum tersebut
sudah cukup baik. Adanya kelebihan protein bukan merupakan hal yang penting karena
sebagai faktor pembatas disini adalah energi dan bukan perotein. Untuk kandungan
mineral bisa ditentukan dan bila masih dibawah kebutuhan (kurang) bisa ditambahkan
mineral mix atau bahan pakan sumber mineral yang lain.

4. Simultaneous equation method.


Metoda ini disebut juga dengan persamaan aljabar, karena ada dua hal yang dicari,
misalnya PK dan ME, disamping menggunakan bahan pakan yang lebih dari dua
macam. Cara pemakaiannya seperti contoh pada perhitungan harga bahan pakan
berdasarkan kandungan zat gizinya.
5. Linear programming method.
Metoda ini merupakan metoda yang diharapkan bisa menghitung atau menjawab
jenis bahan pakan berdasarkan kebutuhan ternak dan mempertimbangkan kendala-
kendala dalam penyusunan ransum. Perhitungannya lebih komplek dan biasanya
perhitungan ini dengan menggunakan software (program) komputer. Program yang akan
digunakan adalah program Lindo (DOS). Berikut adalah beberapa perintah yang
digunakan dalam formulasi ransum dengan menggunakan Lindo.

MIN, minimize (digunakan untuk memerintahkan perhitungan penggunaan bahan pakan


secara minimal)
ST, subject to
EXT, extended (digunakan untuk menambah persamaan)
END, (digunakan untuk perintah selesai menambah persamaan)
DEL, delete (digunakan untuk menghapus persamaan)
ALTER (digunakan untuk merubah koefisien suatu variable dalam persamaan)
LOOK (digunakan untuk melihat persamaan yang telah dibuat
ALL (untuk melihat semua persamaan dari baris persamaan ke)
GO (digunakan untuk memproses data)
SAVE (digunakan untuk menyimpan data persamaan yang telah dibuat)
QUIT (keluar dari program Lindo)
RETRIEVE (digunakan untuk memanggil file data yang pernah ada)

2 Manfaat atau Gunanya


Ransum merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan,
karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi ternak. Perubahan ransum baik
secara kualitas maupun kuantitas maupun perubahan pada komponennya akan dapat
menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius. Sehingga untuk mengembalikan
produksi seperti semula sebelum perubahan ransum cukup sulit dicapai dan akan
memakan waktu cukup lama.

DAFTAR PUSTAKA

Kaharudin, Muzani A.2004. membuat ransum murah dari hasil pertanian dan limbah agro
industri, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Nusa Tenggara Barat.
R. Murni, Suparjo 2008. Buku Ajar Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan Ternak. Fakultas
Pertanian.Universitas Jambi.
Mustari, S,P. Dkk, 2000. Pembuatan Pakan Ternak Unggas. Penerbit CV. Amissco. Jakarta.
D. A. LUBIS, 1953. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Kota Bogor.
Parakkasi, 1995. Pembuatan bahan pakan.Ilmu Nutrisi.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai