Oleh:
Bambang Sumiarto
Departemen Kesmavet FKH-UGM
2021
PROSES PRODUK
TERNAK TRANSFORMASI EDIBLE
(RPH) (ASUH)
MAKSUD PEMERIKSAAN DAGING
3. Kulit
- Hewan sehat, kulit supel, lepas, mudah dilipat dan digeser,
lipatan-lipatan cepat hilang
- Licin, mengkilat, dan tidak pucat
4. Organ pencernaan
- Nafsu makan baik
- Tidak muntah-muntah
- Defekasi normal
- Perut tidak kembung
5. Organ pernafasan
- Pernafasan teratur dan perlahan
- Sapi 10 – 30/menit, Pedet 10 – 15/menit,
domba/kambing 10 – 20/menit,
kuda 8 – 12, babi 10 - 20/menit
8. Ambing
- Normal
- Bengkak
Prinsip pemeriksaan:
⚫ Mengetahui abnormalitas yang terjadi
⚫ Dilakukan siang hari atau keadaan seperti siang
⚫ Pemeriksa yakin tidak ada organ yang
disembunyikan
⚫ Pemeriksaan dilakukan dengan melihat, meraba,
dan kalau perlu menyayat
PEMERIKSAAN POSTMORTEM:
⚫ Pneumonia
- selalu dimulai bronchitis
- radang pada lobus-lobusnya (lobus apeks, tengah, muka,
utama)
a. Bronchopneumonia catarrhalis
- penyebaran lobuler
- radang serosa-selluler dan eksudatif
- konsistensi padat seperti karet
- warna abu-abu s/d merah gelap
- sayatan licin, mengkilat, dan lembab
- eksudat keruh, merah abu-abu
- potongan paru tenggelam
- paru diafkhir
b. Pneumonia suppurativa
- terdapat eksudat purulen
- lobus keruh, abu-abu, lunak
- lgl. tidak berubah
- abses dengan nanah
- afkhir
c. TBC paru-paru
- disebari tuberkel tembus cahaya
- afkhir
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
4. Jantung
⚫ Pembungkus dibuka
⚫ Jantung sehat mengkilat
⚫ Serambi dan bilik kanan/kiri dibelah
⚫ Cysticercosis inermis pada klep jantung
dan pericardium
⚫ Petechiae dan degenerasi pd daging
jantung
⚫ Pericharditis traumatik, karena benda asing
⚫ TBC, bagian terkena afkhir
⚫ AE, otot jantung lemah, terdapat lokus2
otot jantung bercak-bercak dengan garis-
garis batasnya jelas (tiger heart)
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POSTMORTEM:
5. Diagphragma
⚫ Sehat mengkilat
⚫ Cysticercosis inermis
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POSTMORTEM
6. Hati
⚫ Dilihat dan diraba, lgl hepatika
diiris, hati dipotong melintang
⚫ Distomum, degenerasi melemak
→ warna kuning
⚫ Fasioliasis
- penebalan kapur pipa
empedu
- keras, warna kuning-putih
- gumpalan coklat kotor,
berlendir, berbutir
- hati afkir
Distomatosis
- bungkul dengan cacing Fasiola
- terisi cairan coklat, jaringan ikat
mengandung kapur
- afkhir sebagian atau seluruh
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM
6. Hati
⚫ Hepatitis purulen
- radang dan nanah
- penyebab strep. dan staphylococcus
- warna kuning sampai hijau, jelas terbatas
- hati diafkhir, pengotoran organ dibuang jangan
dicuci
- pisau, lantai, tangan cuci dan desinfeksi
⚫ Hepatitis interstitialis chronica (chirosis)
- jaringan ikat, mengecil, pinggir bulat,
berbutir halus- kasar, permukaan kasar
- konsistensi keras, warna kuning,
hijau-kuning s/d cokelat-karat
- hati afkhir
⚫ Cirrhosis hepatis hypertropica
- hati membesar, konsistensi keras, sayatan
abu-abu coklat, perdarahan
- hati afkir
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POSTMORTEM:
7. Perut dan usus
⚫ Lihat bagian-bagian, usus dibuka
⚫ lgl. Mesenterica dibelah, sering
berwarna kehijau-hijauan
⚫ Perubahan haemorrhagi, radang,
actinomycosis, tbc
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POSTMORTEM:
8. Limpa
⚫ Normal oval memanjang, gepeng, biru
keabuan, konsistensi lunak
⚫ Diraba, dibelah menurut panjangnya, limpa
sehat agak keras tepinya tajam
⚫ Bengkak 2 – 3 x, berdarah,
⚫ TBC tuberkel-tuberkel besar dengan
pengkejuan, warna abu-abu s/d kuning,
⚫ Malleus warna kuning (afkir)
⚫ Anthrax warna hitam seperti tir (afkir)
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POSTMORTEM:
9. Pleura-peritonium
⚫ Sehat halus dan mengkilat
⚫ Rongga dada terisi beberapa ml cairan
kuning terang
⚫ Abnormal, rongga banyak transudat atau
curahan darah
⚫ Radang
- petechiae dan hemoragik → Anthrax,
penyakit darah
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
10. Ginjal
⚫ Ginjal sehat bentuk oval, gepeng, warna
coklat, terdiri 16 –24 renkuli, mengkilat,
kulit tipis mudah dikupas, konsistensi
elastis
⚫ Dibuka dari bagian bulat hingga hilus
⚫ Perubahan: radang, batu ginjal, cacing,
tbc, degenerasi, atropi, hipertropi
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
⚫ Nefrosis
- degenerasi tanpa radang
- sedikit membesar, korteks melebar,
keruh, pucat, konsistensi lembek
- ginjal diafkir
⚫ Hemorrhagiae renum
- perdarahan jelas, pembengkak limfe
- ginjal diafkir
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
⚫ Nefritis
- bersifat hematogenik, urogenik, jarang ketuaan
- penyebab toksik atau infektif
- prenchim ginjal membesar, lembek, warna
abu-abu, sayatan basah
a. Nefritis hemoragik
- banyak sekali perdarahan kecil atau besar
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
b. Nefritis interstitial
- pembentukan lokus-lokus dgn perluasan difus
- timbul bercak/bungkul pada korteks menonjol
keluar
c. Nefritis purulen (afkir)
- bersifat hematogenik (streptococcus,
staphylococcus, bakteri piogenik)
- pembentukan lokus kuning, nanah, menonjol,
dengan zona merah
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
⚫ Nefritis parenchim kronis (afkir)
- intoksikasi → ginjal dan hati afkir
- ginjal sangat membesar
- kapsul mudah lepas, permukaan licin, sering
berbutir halus
- timbul jaringan ikat hebat mengkerut
⚫ TBC ginjal (afkir)
- korteks atropi berisi tuberkel
- jaringan ikat dan masa keju
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
11. Kandung kemih
⚫ Perdarahan → trauma, hemorrhagica,
urin merah-hitam
⚫ Edema → kandung kemih menebal,
bengkak, mukosa berlendir kemerahan
⚫ Sistisis → bengkak dan kemerahan,
sampai eksudat purulen
⚫ Afkir
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
⚫ Perdarahan
- trauma (partus, batu kandung kemih)
- hemoragik (anemia, leukemia, keracunan,
infeksi anthrax)
- merah s/d merah hitam → piroplasmosis
⚫ Sistisis purulen (afkhir)
- bengkak sekali, merah (ptechia)
- tertutup eksudat nanah
PROSEDUR
PEMERIKSAAN POST-MORTEM:
12. Uterus-vagina
⚫ Dilihat dan diraba sehat tidak ada embrio
⚫ Selaput lendir kemerahan
⚫ Abnormal
- Radang akut → eksudat merah dan bau
- dinding uterus tebal dan edema
- radang kronis → nanah dan bau
- TBC → bungkul-bungkul
CAP DAGING
CAP DAGING:
⚫ Higiene daging
⚫ Pelimpahan wewenang
⚫ Ada 2 cap daging
⚫ Dilakukan di RPH