Anda di halaman 1dari 4

SOAL LAPORAN PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI

ACARA VI
1. Pada suatu hari, seorang peternak kelinci baru menyadari bahwa kelinci-kelinci yang
dipelihara di kandang miliknya yang membujur timur-barat sebagian besar dalam kondisi
lemah dan tidak bisa menahan berat badannya sendiri sehingga kakinya bengkok
(Rachitis) menjadi huruf O atau X. Setelah dicari tahu, ternyata hal ini disebabkan karena
defisiensi vitamin D dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah karena kelinci tidak
mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Dari 24 populasi yang ada di kandang
tersebut, 21 ekor memperlihatkan Rachitis. Kemudian, peternak tersebut berkunjung ke
peternakan lain yang bentuk kandangnya membujur utara-selatan. Dari pengamatan yang
dilakukan, dari total 36 kelinci yang ada di kandang tersebut, 11 diantaranya
memperlihatkan Rachitis. Sekarang, peternak tersebut ingin membandingkan data di
peternakannya dan di peternakan lain untuk mengkonfirmasi apakah posisi kandang
berpengaruh terhadap Rachitis pada kelinci-kelincinya.
a. Jenis kajian apa yang digunakan?
b. Apakah terdapat asosiasi antara posisi kandang dan Rachitis pada kelinci? Apabila
terdapat asosiasi, seberapa besar kekuatan asosiasinya?
c. Berapa persen Rachitis pada kelinci-kelinci yang dapat dihindari, apabila kelinci
dikandangkan pada kandang yang membujur utara-selatan?

2. Kajian lintas seksional sering disebut sebagai kajian “pedang bermata dua”. Di satu sisi
kajian observasional analtik ini digunakan untuk mengetahui aras penyakit (prevalensi)
sedangkan di sisi yang lain dipakai untuk mengidentifiikasi faktor-faktor yang berasosiasi
dengan kejadian penyakit. Dari contoh kajian lintas seksional Brucellosis pada sapi di
sebuah peternakan di Gunung Kidul. Dua di antara sejumlah faktor yang diduga berkaitan
dengan timbulnya penyakit Brucellosis adalah keadaan kandang (kotor atau bersih) dan
status vaksinasi (tidak vaksin atau vaksin). Hasil-hasil tabulasi silang (2 x 2) antara kedua
faktor terebut dengan kejadian Brucellosis sebagai berikut:
a. Untuk faktor status vaksinasi besarnya angka pada kolom a, b, c, dan d pada tabel 2x2
adalah masing-masing 210, 20, 15, dan 125.
b. Untuk faktor kondisi kandang besarnya angka pada kolom a, b, c, dan d pada tabel
2x2 adalah masing-masing 75, 21, 186, dan 88.
Tugas saudara adalah mengidentifikasi asosiasi dan kekuatan asosiasi statistik kedua faktor
tersebut dengan kejadian Brucellosis pada peternakan sapi di Gunung Kidul.

3. Pada kajian kejadian anthrax pada sapi di kelompok ternak dataran rendah Kulonprogo, di
antara sejumlah faktor yang diduga berkaitan dengan timbulnya penyakit anthrax antara
lain faktor lalu lintas ternak yang tidak dipantau dengan baik. Hasil-hasil tabulasi silang
(tabel 2x2) dengan menggunakan program komputer statistik antara faktor-faktor tersebut
dengan kejadian anthax sebagai berikut: besarnya angka-angka pada kolom-kolom a, b, c
dan d pada tabel 2x2 adalah masing-masing 350, 80, 45, 40
Kerjakan soal berikut :

a. Jenis kajian apa yang bisa digunakan?


b. Buatlah tabel 2x2
c. Hitung tingkat signifikansi statistik faktor tersebut dengan kejadian anthrax. (X2,
OR, RR, AR, AF)

4. Dinas Peternakan Sumbawa Barat melakukan suatu penyidikan Bovine Respiratory


Syncytial Virus (BRSV) yang diduga menyebabkan penyakit pernafasan pada ternak warga
dengan menggunakan kajian kasus-kontrol. Data yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 1. Penyidikan penyakit BRSV sebagai penyebab penyakit pernafasan
Penyakit Pernafasan

D+ D-

BRSV F+ 53 17

F- 24 72

Identifikasi tingkat signifikansi statistik kasus di atas !

5. Pada kajian kejadian Black Scours (mencret berdarah) pada babi di kelompok ternak di
Kabupaten Karanganyar, di antara sejumlah faktor yang diduga berkaitan dengan
timbulnya penyakit Black Scours, salah satu faktor yang teridentifikasi adalah karena
pakan
yang tercemar feses. Hasil-hasil tabulasi silang (tabel 2x2) dengan menggunakan program
komputer statistik antara faktor tersebut dengan kejadian Black Scours: besarnya angka-
angka pada kolom-kolom a, b, c dan d pada tabel 2x2 masing-masing adalah 112, 71, 45,
132.
Hitung tingkat signifikansi statistik antara faktor pakan yang tercemar feses terhadap
kejadian Black Scours (X2, OR, RR, AR, AF)

6. Tim pemeriksa hewan kurban FKH UGM mendapat banyak temuan cacing Fasciola
gigantica pada hati sapi-sapi yang diperiksa di Kecamatan Trucuk, Klaten. Data
pemeriksaan pada tiap desa adalah sebagai berikut:
a. Gaden: Dari total 200 hepar, 60 hepar menunjukkan kerusakan (52 di antaranya
ditemukan cacing Fasciola gigantica), dan 17 hepar ditemukan cacing Fasciola
gigantica pada hepar yang tidak mengalami kerusakan.
b. Jatipuro: Dari 262 hepar yang tidak ada kerusakan ditemukan 27 hepar yang terdapat
cacing Fasciola gigantica sedangkan 78 hepar dari 100 hepar yang rusak ditemukan
cacing Fasciola gigantica.
c. Kalikebo: Hanya ditemukan 22 hepar yang terdapat cacing Fasciola gigantica dari
175 hepar yang tidak mengalami kerusakan, dan 241 hepar didapati Fasciola
gigantica dari total hepar yang rusak. Total hepar yang diperiksa sebanyak 488.

Buatlah tabel 2x2 masing-masing desa dan keseluruhan (se-kecamatan)! Apakah terdapat
asosiasi antara Fasciola gigantica dan hepar rusak pada Kecamatan Trucuk, Klaten
(secara keseluruhan/se-kecamatan)? Apabila terdapat asosiasi, hitung kekuatan
asosiasinya!
SOAL INHAL
1. Dinas Peternakan Gunung Kidul melakukan suatu penyidikan untuk mengetahui pengaruh
ventilasi kandang terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis pada ternak warga.
Sebanyak 3500 sampel swab mukosa hidung diambil untuk dilakukan uji serologik. Dari
2150 sampel yang diambil pada kandang tertutup, didapati 740 di antaranya positif
Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan sisanya pada kandang terbuka, didapati hanya
90 sampel yang positif Mycobacterium tuberculosis.
Hitulanglah asosiasi, kekuatan asosiasi (OR dan RR), serta ukuran dampak/efek (AR dan
AF) dari ventilasi kandang terhadap kejadian infeksi Mycobacterium tuberculosis.

Anda mungkin juga menyukai