Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM TA 2020/2021 DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA Tujuan pembelajaran: (1) Mempelajari faktor2 yang terkait dengan konversi otot menjadi daging, (2) Menjelaskan proses yang terjadi selama formasi rigor mortis (3) Menunjukkan apa yang terjadi ketika stress jangka pendek maupun jangka Panjang dapat menurunkan kadar glikogen sebelum kematian
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Homeostasis: Pemeliharaan keseimbangan fisiologik dalam lingkungan internal. Hal ini termasuk pH, temperature, konsentrasi oksigen, dan suplai energi. Pada hewan hidup, hal tersebut adalah merupakan proses yang penting, yang juga diusahakan untuk dilakukan segera setelah kematian. Imobilisasi dan eksanguinasi: Imobilisasi adalah ketika hewan dibuat tidak sadar sebelum disembelih, dan eksanguinasi adalah ketika proses mengeluarkan darah dari tubuh. Penurunan pH postmortem: Penurunan pH postmortem sangat mempengaruhi warna daging --- apakah akan menjadi warna yang normal, gelap, atau pucat. Hal-hal berikut ini, menjelaskan beberapa masalah yang terkait dengan kualitas daging apabila hewan mengalami stress sebelum disembelih
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Masalah-masalah terkait penurunan pH otot: Pada otot hewan yang masih hidup: energi disimpan dalam bentuk glikogen: glikogen glucose piruvat
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Saat hewan sudah mati, asam laktat terakumulasi pH turun Dalam waktu 24 jam setelah kematian: (1) glikogen asam laktat (2) pH otot: 7,0 5,6 ( karena adanya asam laktat) (3) warna otot: ungu berubah menjadi merah cerah atau pink (pH 7,0 5,6) pH punya peran penting dalam menentukan daya/kapasitas ikat air (water holding capacity) daging. WHC = kemampuan daging untuk menyimpan air sewaktu ada kekuatan luar (seperti pengirisan, pemanasan, penggilingan, penekanan)
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Ada tiga lokasi air dalam daging: ◦ Bound (terikat): gugus hidrofilik yang bermuatan dalam protein otot akan menarik air dan membentuk lapisan yang terikat erat ◦ Immobilized (tidak bergerak): kurang tertarik terhadap gugus yang bermuatan ◦ Free (bebas): tertahan hanya oleh kekuatan kapiler, dan bebas dari gugus yang bermuatan
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Grafik berikut ini menunjukkan hubungan antara pH dan WHC. Ketika WHC berada pada titik terendah (= isoelectric point/titik isoelektrik), maka di situ terjadi keseimbangan antara gugus yang bermuatan positif dan yang bermutan negatif tidak ada muatan positif maupun negative yang tersedia untuk menahan/menarik air terikat (bound water) maupun air tidak bergerak (immobilized water).
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Dark, firm, and dry (DFD) Kekurangan glikogen jangka panjang (akibat lingkungan) Penyebab: transportasi pengangkutan yang lama (pada babi) tanpa pemberian pakan sehingga glikogen otot menipis produksi asam laktat yang terbatas saat postmortem. Solusi: Pemberian pakan dan pengistirahatan 24-48 jam sebelum penyembelihan.
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Dark cutting beef or lamb
Penipisan glikogen berjangka panjang atau menengah
(akibat keturunan atau lingkungan). Penyebab: Beef stress syndrome. Reaksi “alarm” untuk timbulnya general adaption syndrome. Fright = fight or flight DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA Konsentrasi glikogen menurun. Faktor2 yang berperan: kelelahan, kedinginan, eksitasi, jenis kelamin (sapi jantan), penghentian pakan yang tiba2, Penyakit. Solusi: penanganan yang baik dan pencegahan terjadinya stress merupakan cara terbaik untuk mengurangi kejadian Ini.
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Pale, soft and exudative (PSE) pada daging babi Penurunan kadar glikogen jangka pendek (bersifat herediter) Penyebab: Herediter: (1) babi peka terhadap penyakit PSS, dan (2) babi peka terhadap PSE ( reaksi terhadap eksitasi atau pendinginan lambat. Daging babi PSE --- penurunan glikogen sebelum kematian. Glikolisis yang sangat cepat akibat eksitasi (antemortem) atau karena pembiaran terlalu lama di ruang pemotongan sebelum dilanjutkan dengan pendinginan (postmortem). pH mencapai 5,2 dalam dua jam postmortem. Hilangnya warna, kekenyalan, dan daya (kapasitas) ikat air/waterholding capacity. Solusi: Mengurangi pemilihan babi dengan otot yang kekar
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Muscle Glycogen at Glycogen at 24 Lactate Ultimate muscle color death hr production pH Normal 1.0% 0.1% high 5.6 Dark 0.3% 0.1% low 6.0 to 6.5 Pale 0.6% 0.1% very high 5.1
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA Rigor mortis Kekakuan otot setelah kematian. Rigor memiliki 4 fase: Delay phase --- ketika masih ada cukup banyak ATP dalam otot (bersama dengan Mg++), otot akan tetap berada dalam kondisi relax dan tidak terjadi adanya crossbridge (ikatan kuat) antara myofilamen tebal dan myofilamen tipis. Onset phase --- ketika cadangan ATP dan creatine phosphate (CP dipakai untuk refosforilasi ADP menjadi ATP) telah terpakai, ikatan rigor antara myofilament tebal dan tipis akan terbentuk. Sewaktu lebih banyak ikatan telah terbentuk, maka otot kehilangan ekstensibilitasnya (sifat kelenturannya hilang). Completion --- ketika seluruh CP habis, otot tidak dapat lagi menghasilkan ATP. Terjadilah rigor motis sempurna. Resolusi --- Kerja enzim proteolitik akan menyebabkan otot melunak karena terjadinya degradasi/pemecahan selama proses aging postmortem.
DR. DRH. DODDI YUDHABUNTARA
Dark-cutting beef dapat dilihat lebih lanjut dari tautan berikut: https://meat.tamu.edu/2013/01/22/dark-cutting-beef/
Rigor mortis dapat dilihat dari tautan berikut ini: