Agus Wijanarka
Disampaikan pada Kuliah Teori Ilmu Pangan Prodi Diploma III Gizi
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Juli 2023
Materi
Sesuai
jadwal
Kasus: kondisi daging seperti ini ….
• Ternak besar antara lain sapi, kerbau, kambing, domba dan babi
sedangkan ternak kecil seperti kelinci dan unggas.
• Daging adalah urat daging (otot) yang melekat pada kerangka, kecuali urat
daging bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari hewan sehat
sewaktu dipotong.
• Daging merupakan bagian tubuh yang berasal dari ternak sapi, babi atau
domba yang dalam keadaan sehat dan cukup umur untuk dipotong, tetapi
hanya terbatas pada bagian mukulus yang berserat yaitu dari mukulus
skeletal, lidah, diafragma, jantung dan usofagus, tidak termasuk bibir,
moncong, telinga, dan atau tanpa lemak yang menyertainya serta bagian-
bagian dari tulang, urat, urat syaraf dan pembuluh-pembuluh darah (Food
and Drug Administration/FDA).
GLIKOLISIS AEROB
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H 2O
ASAM LAKTAT
• Karakteristik ini sangat baik apabila daging pada fase ini digunakan
untuk pembuatan produk-produk yang membutuhkan sistem emulsi
pada tahap proses pembuatannya. Mengingat pada sistem emulsi
dibutuhkan kualitas dan jumlah protein yang baik untuk berperan
sebagai emulsifier.
Rigor Mortis
• Pada tahap ini, terjadi perubahan tekstur pada daging di mana jaringan
otot menjadi keras, kaku, dan tidak mudah digerakkan.
• Rigor mortis juga sering disebut sebagai kejang bangkai.
• Daging pada fase ini jika dilakukan pengolahan akan menghasilkan daging
olahan yang keras dan alot.
• Kekerasan daging selama rigor mortis disebabkan terjadinya perubahan
struktur serat-serat protein. Protein dalam daging yaitu protein aktin dan
miosin mengalami ”cross-linking”.
• Kekakuan yang terjadi juga dipicu terhentinya respirasi sehingga terjadi
perubahan dalam struktur jaringan otot hewan, serta menurunnya jumlah
adenosin triphosphat (ATP) dan kreatin phosphat sebagai penghasil
energi.
Post Rigor
• Melunaknya kembali tekstur daging bukan diakibatkan oleh pemecahan
ikatan aktin dan miosin, akan tetapi akibat penurunan pH.
• Pada kondisi pH yang rendah (turun) enzim katepsin akan aktif
mendesintegrasi garis-garis gelap Z pada miofilamen, menghilangkan
daya adhesi antara serabut-serabut otot.
• Enzim katepsin yang bersifat proteolitik, juga melonggarkan struktur
protein serat otot.
• Proses ini ditandai dengan terjadinya pengekerutan atau kontraksi serabut
otot yang tidak dapat balik (irreversible).
• Penurunan kelenturan otot terus berlangsung seiring dengan semakin
sedikitnya jumlah ATP.
Ca2+
AKTIN + MIOSIN AKTO-MIOSIN
ATP ADP + P1
Ca2+
AKTIN + MIOSIN AKTO-MIOSIN
Ungu (pucat)
oksidasi
MIOGLOBIN (Mb) METMIOGLOBIN
Fe2+ (metMb); Fe3+
reduksi
oksigenasi deoksigenasi
• Warna daging merupakan salah satu penentu kualitas
daging, dimana 80 % penyusun pigmen pada daging
adalah mioglobin (merah keunguan).
• Jumlah mioglobin dalam otot daging akan menentukan
warna daging, disamping itu dipengaruhi oleh jenis
OKSIMIOGLOBIN ternak, umur, jenis kelamin, jenis otot dan aktivitas fisik.
• Kadar mioglobin dalam daging sapi lebih tinggi
(MbO); Fe2+ sehingga daging sapi lebih merah dibandingkan daging
ayam.
Komposisi Sapi Veal Kambing Domba
Air (g) 73.1 74.8 72.9 73.2
Protein (g) 23.2 24.8 21.9 21.5
Lemak (g) 2.8 1.5 4.7 4.0
Energi (kJ) 498 477 546 514
Kolesterol (mg) 50 51 66 66
Thiamin (mg) 0.04 0.06 0.12 0.16
Riboflavin (mg) 0.18 0.20 0.23 0.25
Niasin (mg) 5.0 16.0 5.2 8.0
Vitamin B6 (mg) 0.52 0.8 0.10 0.8
Vitamin B 12(µg) 2.5 1.6 0.96 2.8
Asam pantotenat (mg) 0.35 1.50 0.74 1.33
Vitamin A (µg) <5 <5 8.6 7.8
Beta-karoten (µg) 10 <5 <5 <5
Alfa tokoferol (mg) 0.63 0.50 0.44 0.20
Natrium (mg) 51 51 69 71
Potasium (mg) 363 362 344 365
Kalsium (mg) 4.4 6.5 7.2 6.6
Besi (mg) 1.8 1.1 2.0 3.3
Zink (mg) 4.6 4.2 4.5 3.9
Magnesium (mg) 25 26 28 28
Fosfor (mg) 215 260 194 290
Copper (mg) 0.12 0.08 0.12 0.22
Selenium (µg) 17 <10 14 <10
A. INTRA CELLULAR WATER (90-95%)
1. Terikat di antara filamen-filamen miofibril
- Disebut constitutional water atau bound water
- Proporsi 0.1% atau 0.5 gr H20 per 100 gr protein
Air - Dipengaruhi oleh gaya kapilaritas
Pada 2. Terikat di antara sel-sel miofibril
- Disebut interfacial water/entrapped water/immobilised water
Daging - Proporsi 5 – 10 % dari total intracellular water
- Terikat pada permukaan protein
3. Free intracellular water
- Proporsi 90-95% dari total intracellular water
Definisi:
Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air
yang ditambahkan)
Glikolisis an-aerob
Terjadi secara cepat
menyebabkan
· Denaturasi/kerusakan protein
· Protein miofibril mencapai titik isoelektrik
atau PSE
Daging terlihat lebih pucat
Daging tampak basah
(opaque)
Terima Kasih