DAGING
Bonita Anjarsari
PENDAHULUAN
Komposisi Daging
Protein
18%
Air
74%
Lemak 3 - 6%
Substansi larut non Protein sedikit karbohidrat 3-5%
STRUKTUR DAGING
1. Daging bergaris melintang yaitu urat daging
yang menurut kemauan
Contoh : Daging badan (skelet)
2. Daging bergaris memanjang, yakni urat daging
yang tidak menurut kemauan
Contoh : Urat daging pada usus, perut
3. Daging bergaris melintang tapi tidak menurut
kemauan
Contoh : urat daging jantung
KONTRAKSI OTOT
Interaksi antara actin, miosin dan ATP
Actomyosin
PERUBAHAN FISIKOKIMIA
PRE RIGOR
RIGOR MORTIS
POST RIGOR
A.
PRE RIGOR
Berlangsung 8-12 jam setelah hewan mati)
B. RIGOR MORTIS
Berlangsung 15-20 jam setelah fase pre rigor)
1. Tingkat glikogen
Makin sedikit sisa glikogen, maka cepat terjadinya
rigor mortis.
2. Suhu karkas
Makin tinggi suhu, makin tinggi terjadinya rigor
mortis
C. POST RIGOR
1. Pemecahan ATP akan berlangsung terus dan
produk akhir berupa asam laktat (pH 5.3-5.5)
2. Bila pH 5.5 Enzim proteolitik (Enzim catepsin)
akan mengendorkan serabut otot dan melonggar
struktur daging/protein, sehingga daya ikat
terhadap air meningkat. Akibatnya akan terjadi
hidrolisis tenunan pengingat yang berkonsistensi
tinggi
daging menjadi lunak.
3. PERUBAHAN BIOKIMIA
A. PERUBAHAN ATP
B. POST MORTEM GLYKOLYSIS
C. PERUBAHAN pH
A. PERUBAHAN ATP
ATP
Adenosintrifosfat
Pi
ADP
Miokinase
AMP
Asam adenilat deaminase
NH3
IMP
Fosfatase
Pi
Inosin
Gambar. Degradasi ATP menjadi Inosin selama Pascamortem ikan
Lintasan 2
Dekstrin
Glukosa 1-fosfat
Maltosa
Glukosa 6-fosfat
heksokinase
Glukosa
fosfomonoesterase
glikolisa
Asam laktat
Hewan Hidup
Glikogen
O
Hewan Mati
Glikogen anaerob
CO2 + H2O
Asam laktat
C. PERUBAHAN PH
Perubahan pH pada hewan mati ditentukan oleh
kandungan asam laktat yang tertimbun dalam
otot, yang pada gilirannya ditentukan oleh
kandungan glikogen dan penanganan hewan
sebelum disembelih.
Nilai pH daging dalam keadaan hidup 7,2 -7,4.
Setelah hewan mati pH daging menjadi 5,3-5,5
2.
Kerusakan Daging
Kondisi Aerob
Lendir pada permukaan (oleh:
Pseudomonas,
Achromobacter)
Warna menjadi hijau (oleh:
Leuconostoc, Lactobacillus)
Phosphorescent (oleh:
Photobacterium)
Rancidity (oleh: Pseudomonas,
Achromobacter)
Kondisi Anaerob
Souring (Outolysa, Bacteria)
Putrefaction (Clostridium, Proteus)
Daging Busuk
Achromobacter sp
Pseudomonas sp