Daging merupakan merupakan bahan pangan yang diperoleh dari hasil penyembelihan
hewan-hewan ternak atau buruan sebagai sumber protein hewani yang bermutu tinggi.
Daging yang baik juga harus ASUH (Aman, sehat, utuh, halal). bagian2 hw potong yg
disembelih, terrmsk isi rg perut dan dada yg lazim dimakan manusia.
Karkas adalah hewan yang disembelih dengan halal toyiban dan dikeluarkan isi perutnya,
dipotong kaki serta kepala dan sudah dikuliti
Hsl ikutan adl hsl samping dr pemotongan hw potong yg berupa darah,kulit, bulu, lemak,
tanduk, tulang dan kuku.
Limbah adl buangan dr prosespemotongan hw potong dan hsl ikutan yg tdk dimanfaatkan.
Beef : Daging Sapi
Veal : Daging sapi muda (3 bulan dan masih minum susu dari induknya)
Lamb & Mutton : Daging domba yang berumur kurang 1 tahun (Lamb), Lebih dari 1
tahun dan dipotong pada umur 3 tahun (Mutton)
Pork : Daging babi
Komposisi daging : (Komposisi dipengaruhi oleh : bangsa (breed), jenis kelamin, umur,
nutrisi dan letak otot.)
o Air 75% (68-80%)
o Protein 19% (16-22%)
o NPN non protein nitrogen 1,65%
o Lemak 2,5% (1,5-3%)
o Karbohidrat 1,2% (0,5-1,5%)
o Mineral 0,65%
Proporsi otot skeletal : 35-65 % dari berat karkas, 35-40 % dari berat hidup
Komponen utama karkas : jaringan otot, jaringan ikat fibrous, jaringan lemak.
Kolagen : protein utama jaringan ikat menentukan kualitas daging.
Ternak sebelum disembelih sebaiknya diistirahatkan terlebih dahulu selama 12-24 jam
yang mempunyai tujuan agar ternak tidak mengalami stres, darah dapat keluar
sebanyak mungkin dan cukup tersedia energi agar proses rigormortis berjalan
sempurna.
Untuk memperoleh daging yang berkualitas baik, faktor-faktor yang harus diperhatikan pada
waktu penyembelihan hewan adalah sebagai berikut :
1. Permukaan kulit hewan harus dalam keadaan bersih
2. Hewan harus dalam kondisi prima, tidak lelah, tidak kelaparan dan tenang
3. Pengeluaran darah harus berlangsung dengan cepat dan sempurna
4. Perlakuan-perlakuan yang menyebabkan terjadinya memar dan luka pada jaringan
otot harus dihindari
5. Kontaminasi dengan mikroorganisme harus dihindari dengan menggunakan
alat-alat yang bersih.
Bius
(Stuning gun, Captive pold Hammer, Electrick shock, CO2 immobilization)
(Hanya 50 % total volume darah yang dapat dikeluarkan dan 50 % lainnya tertahan
dalam organ-organ vital.)
(Stimulasi listrik untuk mempercepat proses rigormortis selesai dan untuk keempukan
serta penampakan yang baik.)
Proses Penyembelihan
Maksud penyembelihan adalah membunuh hewan secepat-cepatnya dengan
mengeluarkan darah sebanyak-banyaknya
Pemotongan dilakukan secara islam
Setelah dijatuhkan, kepala disebelah selatan, menghadap barat, kaki kiri ada di bawah
Vena dan arteri selesai dipotong, esofagus diikat, trachea disisihkan, Ujung pisau
masuk ke daerah thorax
Setelah hewan mati kepala dipisahkan, Digantung pada tendo akile
Dinding perut dibuka dikeluarkan isi abdomen dan organ-organ yang lain
Daging yg diijinkan utk konsumsi, sebelum diedarkan hrs dilayukan ± 8 jam dalam ruang
pelayuan sejuk, cukup ventilasi, terpelihara baik dan hygienis. bertujuan untuk
mengoptimalkan proses rigor mortis, agar daging memiliki keempukan optimum dan cita rasa
terjaga, serta agar pengeluaran darah menjadi lebih sempurna sehingga dapat menekan
kontaminasi mikroba pembusuk. Manfaat pelayuan daging antara lain warna daging menjadi
lebih cerah, meningkatkan keempukan, bobot karkas menjadi stabil, memudahkan boning,
menghambat pertumbuhan mikroba, dan memastikan karkas bukan berasal dari ternak yang
sakit (gelonggongan dll)
Penanganan daging perlu memperhatikan aspek higienis dan sanitasi yang meliputi aspek
higienis makanan yaitu dengan hindarkan terjadinya kontaminasi dari tangan manusia yang
kontak langsung dengan daging, lalat atau serangga lainnya, peralatan yang kotor yang
kontak dengan daging (pisau, talenan, alas, meja, dIl), air yang kotor, dan lantai/tanah atau
alas yang kotor.
Pemeriksaan Daging bertujuan untuk Melindungi konsumen dari penyakit yang ditimbulkan
karena makan daging yang kurang sehat, Melindungi konsumen dari pemalsuan daging,
Mencegah penyakit zoonosis
Keputusan pemeriksaan Ante mortem:
1. Diijinkan utk disembelih tanpa syarat, apabila sapi tsb sehat dan dagingnya tidak
membahayakan utk dikonsumsi.
2. Diijinkan utk disembelih dgn syarat, apabila pd pemeriksaan ante mortem sapi
menderita atau menunjukkan gejala peny ; pmk, oedema, abses daging dipanaskan
hingga panasnya sampai ke dalam irisan / penyimpanan minim 3 minggu di duhu 15 oC
3. Ditunda utk disembelih dan diisolasi, apabila menderita atau menunjukkan gejala
peny: blackleg atau baru saja divaksin anthrax
4. Ditolak utk disembelih, apabila menderita penyakit seperti anthrax dan BSE
PERUBAHAN-PERUBAHAN PASCA-MORTEM
Apabila hewan talah mati, maka respirasi dan sirkulasi darah akan terhenti dan reaksi-reaksi
biokimia dalam jaringan otot berlangsung secara anaerobik yang menghasilkan terjadinya
perubahan-perubahan fisiko-kimia pada jaringan otot. Perubahan-perubahan ini berlangsung
dalam 3 fase setelah hewan mati, yaitu : (a) pre-rigor, (b) rigor-mortis dan (c) post-rigor.
2. Fase Pre-rigor
Setelah hewan mati, maka pernafasan dan sirkulasi darah akan terhenti sehingga
suplai oksigen ke jaringan otot juga terhenti. Akibatnya, proses oksidasi glikogen melalui siklus
KREB untuk menghasilkan ATP juga terhenti. Sisa glikogen yang terdapat dalam jaringan otot
akan dipecah menjadi asam laktat melalui proses glikosilisis anaerobik sehingga pH jaringan
otot akan menurun secara perlahan-lahan. Segera setelah hewan mati (fase pre-rigor), dalam
jaringan otot masih terdapat kompleks ATP- Mg++ yang cukup untuk menjaga agar tidak
terjadi persilangan filamen-filamen aktin pada sarkomersarkomer serabut otot sehingga
jaringan otot tetap lunak, lemas dan halus. Fase ini berlangsung sekitar 8 – 12 jam setelah
hewan mati.
3. Fase Rigor-mortis
Setelah hewan mati, serabut retikuler tidak dapat berfungsi sehingga ion-ion Ca++
terlepas yang mengakibatkan kompleks ATP- Mg++ dipecah menghasilkan ATP bebas dan
enzim ATP-ase diaktifkan untuk memecah ATP bebas menghasilkan energi yang diperlukan
untuk terjadinya persilangan filamenfilamen aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot.
Proses ini berlangsung secara perlahan-lahan dan pada fase rigor-mortis, persilangan
filamen-filamen aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot terjadi secara sempurna sehingga
jaringan otot menjadi keras, kasar dan kaku. Fase ini berlangsung sekitar 15 – 20 jam setelah
fase pre rigor.
4. Fase Pasca-rigor
Mulai dari sejak hewan mati proses pemecahan ATP dan glikogen berlangsung terus
selama masih ada yang tersisa dalam jaringan otot. Produk akhir dari pemecahan ATP adalah
senyawa-senyawa “precusor” cita-rasa daging yang menyebabkan cita-rasa spesifik pada
daging dan produk akhir pemecahan glikogen adalah asam laktat yang menyebabkan
penurunan pH jaringan otot. Pada fase pasca-rigor, pH jaringan otot yang normal sekitar 6,5
– 6,6 akan turun menjadi pH sekitar 5,3 – 5,5. Apabila pH jaringan otot mencapai 5,5 maka
sel-sel otot akan melepaskan dan mengaktifkan suatu enzim proteolitik “cathepsin”. Enzim
“cathepsin” ini akan mengendorkan serabut-serabut otot yang tegang, melonggarkan struktur
molekul protein sehingga daya ikatnya terhadap air meningkat dan menghancurkan ikatan-
ikatan diantara serabut-serabut otot yang mana kesemuanya ini akan menyebabkan jaringan
otot yang tegang dan kaku pada fase rigor-mortis akan kembali menjadi empuk dan halus
pada fase pascarigor.
Kondisi hewan pada waktu penyembelihan (lelah, kelaparan, dsb.) akan
mempengaruhi sisa glikogen yang terdapat pada jaringan otot. Apabila hewan lelah atau
kelaparan sebelum penyembelihan, maka sisa glikogen dalam jaringan otot sedikit sehingga
pH akhir yang dicapai pada fase pasca-rigor relatif tinggi. Apabila pH akhir jaringan otot pada
fase pasca-rigor mencapai 5,8 atau lebih tinggi, maka daya ikat air dari molekul protein
sedemikian rupa tingginya sehingga daging akan kelihatan gelap, kasar dan kering (GKK)
atau “dark, firm and dry” (DFD). Sebaliknya, karena faktor “strees” dan faktor-faktor lain yang
belum diketahui, penurunan pH dapat berlangsung sangat cepat dan sangat rendah. Hal ini
akan menyebabkan daya ikat air dari molekul protein juga sangat rendah sehingga daging
kelihatan pucat, lunak dan berair (PLB) atau “pale, soft and exudative” (PSE).
Reaksi-reaksi kimia pada jaringan otot setelah hewan mati dipengaruhi temperatur
penyimpanan karkas. Semakin rendah temperatur, semakin lambat reaksi-reaksi biokimia
tersebut berlangsung. Apabila temperatur sedemikian rendahnya, terdapat kemungkinan
terjadi penciutan serabut-serabut otot sedangkan konsentrasi ATP dalam jaringan masih
cukup tinggi sehingga proses pengempukan pasca-mortem tidak sempurna dan daging akan
lebih kenyal. Kondisi ini yang disebut “cold shortening”. Demikian juga halnya, apabila jaringan
otot pada fase pre-rigor disimpan beku, maka reaksi-reaksi biokimia pada jaringan otot akan
terhenti atau berlangsung sangat lambat. Pada waktu “thawing”, reaksi-reaksi biokimia
tersebut berlangsung sangat cepat oleh karena kerusakan sel-sel otot sehingga persilangan
filamen-filamen aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot berlangsung lebih intensif dan
daging akan lebih kenyal. Oleh karena itu, apabila daging dibekukan pada fase pre-rigor
(segera setelah penyembelihan), sebaiknya daging tersebut langsung dimasak tanpa terlebih
dahulu di “thawing”. Kondisi ini dikenal sebagai “thaw rigor”.
D. PH
1. Metode Kertas Lakmus : di daging / air daging + lakmus. Merah asam, biru basa
2. Metode Elektrometris (dengan pH meter) : 5-10 gr + 5-10ml air – gerus mortar –
ukur suhu. Tera pH meter pH 4 atau 7 – masukkan larutan pada tabung elektroda
Hasil : sapi sehat 5,9 – 6,0, babi 6,0 – 6,2; sakit pH tidak turun setelah 48 – 72 jam
E. DAYA IKAT AIT (WBC)
TAMBAHAN DAGING
Aturan impor daging = asal negara bebas PMK. India masih PMK tapi Indo masih impor
karena harga daging relative murah, dan kebutuhan daging di Indonesia masih belum
tercukupi sehingga harga daging di Indonesia mahal. Alasan Indo impor dari India = yang
diperiksa pHnya. pH normal daging 5,5. Kalo pH <6 nanti PMK inaktivasi / tidak hidup
Cara penyimpanan daging pasar : beli – cuci bersih – tiriskan hingga kering – masukkan
tepak – masukkan freezer
Cara thawing : malamnya dipindah ke kulkas, karena kalua dicairkan maka juicenya akan
keluar dan merubah susunan nutrisi serta cita rasa daging
Daging yang dimasak setengah matang seperti steak pasti sudah ada NKV, jadi tidak apa
apa tidak matang sempurna.
Kualitas daging baik : daya ikat cooking loss , jadi juice tidak keluar. Semakin tinggi
aktivitas air semakin tinggi aktivitas mikroorganisme cepat busuk
Daging merah lebih enak karena ada lemak dan marbling (guratan putih lemak) (standard
enaknya daging)
Daya tahan daging diukur dengan awey (
Uji Alkohol
Diliat apa susu ini pecah tau tidak (uji alkohol lebih sensitif dari uji didih, karna uji
alkohol pada derajat keasaman 8 sampai 9 sudah menggumpal, kalo pada uji didih
pada derajat keasaman 9-10sh) 9 soxhlet henkel = diperlukan 9ml naoh 0.25n untuk
menetralkan 100ml susu dengan indikator phenolphthalein 2%.(batas dari derajat asam) ->
jadi uji alkohol walaupun tingkatntanyaasamanya lebih sedikit bisa menunjukkan reaksi
Jika susu pecah maka susu tersebut tidak akan diterima
Susu sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 3 ml alkohol
70%. Tabung dikocok perlahan-lahan. Uji alkohol positif ditandai dengan adanya butiran susu yang
melekat pada dinding tabung reaksi, sedangkan tidak terdapatnya butiran menandakan uji
alkohol negatif (Suardana dan Swacita,2004).
Uji alkohol
Prinsip : Kestabilan sifat koloidal protein susu tergantung pada selubung/mantel
air yang meliputi butir-butir protein, terutama kasein. Apabila susu dicampur
dengan alkohol yang mempunyai daya dehidrasi, maka protein dapat
berkoagulasi. Semakin tinggi derajat keasaman semakin kurang jumlah alkohol
dengan kepekatan yang sama dibutuhkan untuk memecahkan air susu yang sama
banyaknya.
Neomycin efektif terhadap bakteri gram negatif seperti E. coli, Klebsiella, Pasteurella, Salmonella
dan Haemophilus spp.
Depolac dibuat dalam formulasi slow release, sehingga obat akan tetap efektif bekerja dan dapat
bertahan selama 4 minggu setelah injeksi intramamaria
Indikasi
Mencegah dan mengobati mastitis subklinis terhadap sapi masa kering yang disebabkan bakteri
Corynebacterium, E. coli, Staphylococcus dan Streptococcus spp. serta bakteri lain yang peka
terhadap Cloxacillin dan Neomycin.
enzim ini akan mereduksikan zat warna methylen blue menjadi larutan yang tidak berwarna.
Cara 1 :
Alat-alat yang digunakan :
a. 2 tabung reduktase lengkap dengan penyumbat karet dan memakai bola
gelas.
b. pipet steril skala 0,5 ml
c. pipet steril skala 20 ml
d. incubator/penaggas air 37°C
Bahan kimia yang diperlukan :
Larutan methylen blue dalam H2O. Cara membuatnya : 5 ml larutan pekat
methylen blue dalam alkohol absolut