DAGING
pH akhir 6,5-6,8
Tujuan:
• Mengurangi Stres
• Menimbun Glikogen Otot, sebagai
cadangan energi untuk menimbun asam
laktat setelah hewan dipotong
4. Prinsip Pemotongan Halal
Kematian harus cepat untuk mengurangi rasa sakit:
1. Membaca “Basmallah”
2. Pisau harus benar-benar tajam sesuai standar SKKNI Juleha,
sehingga pemotongan tidak seperti menggergaji
3. Zabiha (Arab) berarti dipotong dengan memotong empat
saluran, tanpa memotong sumsum tulang belakang
4. Lokasi penyembelihan antara os cervicalis 1 – 3, karena
arteri carotis communis, vena jugularis, oesophagus, dan trachea
akan terputus sempurna
5. Kepala tidak boleh dipisahkan dari tubuh jika hewan belum mati,
tujuan untuk mengeluarkan darah sebanyak-banyaknya
6. Kematian tidak boleh mencukil os cervicalis karena akan
menimbulkan rasa sakit
memutus sumsum tulang cervicalis
MENDERITAKAH HEWAN?
Hewan dapat merasa sakit …… seperti juga kita
Struktur otak hewan seperti manusia →
rasa sakit, emosi, dan rasa takut
4. Prinsip Pemotongan Halal
Terpotong 2 arteri carotis (systolic pressure) →
Pengeluaran darah secara cepat → acute blood pressure loss
pH otot turun
Gb. Pengaruh kondisi fisiologis pada tingkat penurunan pH
4. Penurunan pH pascamati
- Rendahnya pH atau banyaknya asam laktat
tergantung konsentarasi glikogen pada proses
exsanguinasi
- Penurunan pH daging sebagai akibat paling
signifikan yang terjadi selama perubahan otot
menjadi daging
- pH awal 7: pH turun bertahap 1/10 unit setiap jam.
* 6 – 8 jam: pH 5,6 – 5,7 ; 8 -10 jam: pH 5,3
(sapi)
* 24 jam: pH 5,3 (babi)
5. Perubahan lain
- Rigormortis
- Hilangnya integritas struktural dan degradasi
enzimatik
- Tiga fase daging hewan setelah kematian
1. Fase Pra-Rigor
- Otot lentur dan Lunak (relaksasi) karena
masih tersedia cukup ATP dan Mg
- Kadar ATP konstan dan kreatin-P menurun
pesat
- Masih ada glikolisis aktif
2. Fase Rigor Mortis
- Otot kejang dan keras
- Lama fase rigor dipengaruhi banyak faktor
- Mamalia terjadi sapi (8-12 jam),
domba/kambing/babi (2 – 5 jam)
- Ikan terjadi 1-7 jam setelah kematian
- Unggas 0,5 – 1 jam.
3. Fase Lepas Rigor
- Daging berangsur-angsur lunak dan
memperoleh sifat organoleptik lain
(flavor dan tekstur) yang diinginkan.
6. Pelayuan/Pematangan/Aging
• Aging adalah lama dan kondisi penyimpanan karkas
agar daging memperoleh sifat organoleptik yang
diinginkan
• Cara Aging :
- Suhu 1,7 oC selama 1 – 4 minggu
- Suhu 20 oC selama 48 jam, penyinaran UV
- Suhu 29 oC selama 8 – 10 jam (temperatur ruang)
• Bila lebih lama terjadi
- Pembusukan oleh M.O
- Pengeringan
- Flavor menyimpang
Tujuan
1. Daging tahan lama
2. Daging empuk
3. Flavor daging spesifik
4. Kesegaran daging ↑
5. Warna daging cerah
1. Daging Tahan Lama
FUNGSI MENGANGKUT NUTRIEN DAN PRODUK SISA
pH otot turun
(Menghambat pertumbuhan mo → awet)
PERUBAHAN UTAMA YANG TERJADI SETELAH KEMATIAN HEWAN/IKAN
Kematian Hewan/Ikan
Respirasi terhenti
Glikolisis mulai
Glikogen tidak membentuk CO2
Glikogen menjadi asam laktat
Glikogen
Jalur 1 Jalur 2
Maltosa Glukosa-6-P
Reaksi
glikolisis
Rigormortis:
Proses temporer yang terjadi selama proses
glikolisis postmortem dan tersifat dengan kekakuan
otot yang progresif.
Pelayuan pada temperatur 40C:
sapi 12 hari
Babi 3 - 5 hari
Ayam 1 - 2 hari
Babi 3 - 5 jam
1
m
i
o
f
i
b
r
il
Garis Z
A-band
Zone II
Aktin Aktin
Miosin
Garis Z Garis Z
Aktin Aktin
miokinase
2Pi + 2 ADP ATP + AMP
Inosin 5’-fosfat (IMP)
Inosin (ino)
Hipoksantin (Hx)
[Hx] + [Ino]
K=
[ATP] + [ADP] + [AMP] + [IMP] + [Ino] + [Hx]
Makin tinggi harga K kesegaran makin menurun
5. Warna Daging Cerah
Mioglobin
(deoksimioglobin)
Fe2+, merah-ungu
Oksidasi
Oksimioglobin Metmioglaobin
Fe2+, merah Terang reduksi Fe3+,
Merah kecoklatan