Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH

UJI PEMALSUAN SUSU

Pengumpulan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas laporan praktikum ilmu produksi
ternak perah
Dosen pengampu:
Dr. Ir. Deden Sudrajat, M.Si

Disusun oleh :

Azizah Asma Hamidah A.2010796


Lisna Apriliani Rizkiah A.2010416
Novi Adiningsih A.2010748
Pirda Parida Permadani Pertiwi A.2010672

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Susu merupakan salah satu minuman yang mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh
tubuh dan dapat diserap oleh darah untuk dimanfaatkan oleh tubuh.kandungan gizi yang
lengkap menjadi tingginya kebutuhan dan permintaan masyarakat akan susu. Tingginya
kebutuhan susu di Indonesia masih berbanding terbalik degan rendahnya pemenuhan
susu. Kebutuhsn susu segar maupun produk turunannya diperkirakan terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan populasi, pertumbuhan ekonomi, perbaikan tingkat
Pendidikan, kesadaran gizi dan perubahan gaya hidup baik secara kuantitas maupun
kualitas. Pemeriksaan kualitas susu dapat dilakuakan secara fisik dapat maupun
menggunakan zat kimia. Pemeriksaan susu secara biologis dapat dilakukan dengan
mikroskopis, bakteriologis, dan biokemis. Pemeriksaan kualitas susu di
Indonesiadilakukan tidak hanya terhadap susu, tetapi juga terhadap perusahaan-
perusahaan peternakan sapi perah, jadi tempat-tempat produk susu. Pengawasan
perusahaan tersebut dibagi dalam pengawasan mengenai peralatan perusahaan (ember,
milk can, kandang, dan sapi-sapi) serta pengawasan terhadap pemeliharaannya (Umar dan
Novita,2014).
Pemeriksaan susu terhadap kemungkinan pemalsuan tidak mudah. Hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa susu yang diperiksa dibandingkan dengan hasil pemeriksaan susu
kandang, yang langsung berasal dari pemerahan sapi. Disamping itu susu setiap hari dapat
berbeda, perbedaan ini lebih nyata pada seekor sapi dari pada susu campuran dari
berbagai sapi. Perbedaan ini disebabkan karena makanan dan keadaan sapi-sapinya
sendiri. Pemalsuan dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga susu tidak memperlihatkan
adanya penyingkiran susunannya. Berbagai macam bahan yang sering digunakan dalam
proses uji pemalsuan susu diantaranya penambahan gula, pati, formalin, Hidrogen
Peroksida, soda kue. (Yusuf, 2010). Kontrol kualitas sendiri merupakan hal yang penting
yang harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas susu segar, sehingga susu segar
yang beredar sesuai standar kualitas yang baik dan aman untuk dikonsumsi masyarakat
tanpa menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumen.

2
1.2 Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui proses uji pemalsuan susu , mengetahui kualitas
susu segar serta komposisi susu yang dijual dipasaran.
2. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui cara membedakan susu yang telah dicampur
bahan makanan lain.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu
Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi
anaknya. (Winarno, 1993).
Menurut Roginski (2004), susu termasuk ke dalam bahan pangan yang mudah rusak,
kerusakannya dapat disebabkan oleh adanya mikroba , khususnya bakteri. .

2.2 Komposisi Susu


Komposisi dalam susu terdiri dari: air, kadar lemak, protein, karbohidrat, mineral,
vitamin dan enzim (Sigit et al., 2021). Menurut Anjarsari (2010), komposisi kimia yang
terkandung dalam susu diantaranya lemak 3,8%, protein 3,2%, laktosa 4,7%, abu
0,855%, air 87,25%, serta bahan kering 12,75%.
Menurut Saleh (2004), flavour susu merupakan hasil dari kombinasi komposisi susu
(lemak, protein, laktosa, mineral serta vitamin). Segala zat yang terkandung dalam susu
hamper semuanya dibutuhkan oleh manusia, dimana dalam susu terdapat protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan vitamin (Vinifera dkk., 2016).

2.3 Pemalsuan Susu


Susu murni merupakan cairan yang diambil dari sapi perah yang sedang laktasi
dengan kandungan alami yang tidak dimodifikasi dengan bahan-bahan lainnya (Asmaq
& Marisa, 2020).
Menurut Asmaq & Marisa (2020), pemalsuan susu yang sering dilakukan oleh para
penjual susu adalah dengan cara menambahkan air pada susu yang bertujuan untuk
menambah volume susu yang dihasilkan, atau dengan cara mencampurkan susu segar
dengan susu yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi atau basi. Selain itu, pemalsuan
susu juga dilakukan dengan menambahkan tepung pada susu untuk menambah
kekentalan susu, dan juga dengan cara penambahan santan ke dalam susu dan yang
paling berbahaya adalah penambahan bahan kimia ke dalam susu yang dijual.
Kandungan pada susu dapat berubah atau pun berkurang jika diamati dengan cermat.
Contohnya seperti perubahan warna pada susu. Warna putih kekuningan pada susu bisa
berubah jika adanya penambahan beberapa bahan lain yang bertujuan untuk memberikan
efek warna putih atau kuning terhadap susu yang akan dijual. Selain itu, aroma susu yang

4
khas juga bisa berubah dengan adanya penambahan bahan-bahan lain, juga sama halnya
dengan rasa susu yang bisa ditambahkan dengan perasa seperti air tajin.

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Uji Terhadap Penambahan Gula


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 juni 2022 pukul 13.00 – selesai.
Praktikum dilaksanakan dilaboratorium Universitas Djuanda Bogor.

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Resorsin
2. Asam khlorida (HCl pekat) (min. 37%)
3. Cawan porselin
4. Pengaduk kaca
5. Bunsen dan kawat asbes
6. Gelas ukur 10 ml
Bahan:
1. Susu sapi segar

C. Prosedur kerja
1. Masukkan 5 mg resorsin ke dalam cawan porselin.
2. Tambahkan 5 ml contoh susu, kemudian dengan menggunakan gelas ukur tambahkan
1 ml HCl pekat.
3. Panaskan campuran tersebu sampai mendidih di atas bunsen dengan dialasi asbes
sambil terus diaduk dengan pengaduk gelas.
4. Angkat cawan porseklin dari pemanas dan tunggu selama 5 menit.
5. Amati terbentuknya warna merah jambu.

3.2 Uji Terhadap Penambahan Pati


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 juni 2022 pukul 13.00 – selesai.
Praktikum dilaksanakan dilaboratorium Universitas Djuanda Bogor.

6
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Larutan asam asetat glasial
2. Larutan lugol
3. Tabung reaksi
4. Corong
5. Kertas saring
6. Pipet 1 ml, 10 ml
7. Bunsen

Bahan:

1. Susu sapi segar

C. Prosedur Uji Terhadap Penambahan Pati


1. Masukkan 10 ml contoh susu ke dalam tabung reaksi.
2. Tambhakan 0,5 ml asam asetat
3. Panaskan tabung kemudian contoh susu disaring
4. Teteskan filtrat contoh susu dengan 4 tetes lugol dan amati terjadinya perubahan
warna.
5. Hasil uji dinyatakan positif ditunjukkna dengan terbentuknya warna biru.

3.3 Uji Terhadap Penambahan Formalin


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 juni 2022 pukul 13.00 – selesai.
Praktikum dilaksanakan dilaboratorium Universitas Djuanda Bogor.

B. Alat dan Bahan


Alat:
1. Larutan HCl mengandung besi (100 ml HCl + 0,2 ml FeCl3 10%)
2. Tabung reaksi
3. Penangas air
4. Pipet
Bahan:
1. Larutan HCl mengandung besi (100 ml HCl + 0,2 ml FeCl3 10%)

7
C. Prosedur Uji Terhadap Penambahan Formalin
1. Masukkan 2 ml contoh susu ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 10 ml lalrutan HCl mengandung besi, kemudian panaskan.
3. Biarkan mendidih selama 1 menit dan amati perubahan warna yang terjadi.
4. Hasil uji dinyatakan positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu.

3.4 Uji Terhadap Penambahan Hidrogen Peroksida


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 juni 2022 pukul 13.00 – selesai.
Praktikum dilaksanakan dilaboratorium Universitas Djuanda Bogor.

B. Alat dan Bahan


Alat:
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Contoh susu

Bahan:

1. Larutan titanil sulfat (larutkan 2 gram titan dioksida dalam 100 ml asam sulfat dari
pengenceran asam sulfat pekat dengan aquadest (1:3)).
2. Sampel susu sapi segar

C. Prosedur Terhadap Penambahan Hidrogen Peroksida


1. Masukkan kurang lebih 10 ml contoh susu ke dalam tabung reaski.
2. Tambahkan 10 tetes larutan titanil sulfat ke dalam tabung tersebut.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Hasil uji positif ditunjukan dengan terbentuknya warna kuning hingga merah jingga.

3.5 Uji Terhadap Penambahan Soda Kue


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 juni 2022 pukul 13.00 – selesai.
Praktikum dilaksanakan dilaboratorium Universitas Djuanda Bogor.

8
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Pipet volumetrik
3. Bromtymol blue
Bahan:
1. Sampel susu

C. Prosedur Uji Terhadap Penambahan Soda Kue


1. Masukan kurang lebih 10 ml susu kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan ke dalam tabung tersebur 1 ml bromtymol blue.
3. Uji dinyatakan positif bila terjadi perubahan warna hijau kebiruan, uji negatif bila
terjadi warna kuning.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Pemalsuan Susu

10
4.2
No Pengujian Hasil Keterangan

Susu tidak menghasilkan


reaksi atau mengeluarkan
warna merah jambu yang
1. Penambahan Gula Negatif (-) menandakan tidak adanya
kandungan sukrosa pada
susu yang digunakan sebagai
sampel.

Susu tidak terjadi reaksi


2. Penambahan Pati Negatif (-) yang dimana mengeluarkan
warna biru jika bereaksi.
Susu tidak terjadi rekasi
3. Penambahan Formalin Negatif (-) karena tidak mengeluarkan
warna biru ataupun ungu.
pada sampel susu
mengasilkan reaksi positif.
Susu mengeluarkan hasil
4. Penambahan Soda Kue Positif (+)
warna hijau yang
menandakan susu positif
mengandung soda kue.
Pada sampel susu yang telah
memalui proses penelitian
dibuktikan bahwa susu tidak
Penambahan Hidrogen bereaksi atau mengeluarkan
5. Negatif (-)
Peroksida warna kuning hingga merah
jingga. Sehingga susu tidak
mengandung hidrogen
peroksida.
Pembahasan Uji Pemalsuan Susu

11
Pada uji pemalsuan susu kali ini yaitu susu memiliki kualitas yang tidak terlalu baik,
dikarenakan setelah mealakukan percobaan dengan susu yang bernomor sampel 5
membuktikan bahwa susu mengandung soda kue. Soda kue sendiri memang tidak terlalu
berbahaya jika dikonsumsi sedikit, akan tetapi mengonsumsi susu bukanlah kegiatan yang
dilakukan jarang- jarang melainkan bisa disebut rutinitas karena tingginya tingkat konsumsi,
sehingga dengan adanya kandungan soda kue pada sampel juga menurunkan kualitas dari
susu itu sendiri . Tetapi pada sampel percobaan ini susu juga bisa dianggap memiliki kualitas
yang baik dikarenakan tidak adanya kandungan gula, hidrogen peroksida, pati, dan formalin
setelah melakukan percobaan. Sehingga sampel susu ini tidak bisa juga dikatakan memiliki
kualitas yang sangat buruk.

Jadi susu yang digunakan pada percobaan kali ini bisa dikatakan baik karena tidak
mengandung kandungan gula, hidrogen peroksida, pati, dan formalin. Akan tetapi bisa
dikatakan buruk jika dilihat dari uji coba soda kue karena terbukti terkandung pada
sampel uji coba.

.
.

DAFTAR PUSTAKA

12
Umar, R. dan Novita A. 2014. Derajat Keasaman Dan Angka Reduktase Susu Sapi
Pasteurisasi Dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda. J Veteriner 8(1) : 43-46.
Yusuf, R. 2010. Kandungan protein susu sapi perah friesian holstein akibat pemberian
pakan yang mengandung tepung katu (sauropus androgynus (l.) merr) yang berbeda.
Jurnal Teknologi Pertanian 6 (1): 1-6
Roginski, H. 2003. Encyclopedia of Dairy Sciences. Academic Press. New York.
Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Anjarsari, B. 2010. Pangan Hewani. Yogyakarta: Graha Ilmu
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan susu dan hasil ikutan ternak. Available at :
http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-eniza.pdf . Diakses hari Jumat 17 Juni
2022 pada pukul 20:53.
Miarsono Sigit , Wahyu Rafida Putri , Junianto Wika Adi Pratama. 2021. Perbandingan
Kadar Lemak, Protein dan Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) Pada Susu Sapi
Segar di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia 1(6): 31-
35.
N. Asmaq & J. Marisa. 2020. Karakteristik Fisik dan Organoleptik Susu Segar di Medan
Sunggal. Jurnal Peternakan Indonesia 2(22): 168-175.

13

Anda mungkin juga menyukai