2: 125-131
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.125
125
Buletin Veteriner Udayana Suwiti et al.
126
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 125-131
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.125
127
Buletin Veteriner Udayana Suwiti et al.
128
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 125-131
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.125
bahwa pH daging sapi bali memiliki pH Penimbunan asam laktat akan berhenti
normal dan daging wagyu memiliki pH setelah cadangan glikogen otot menjadi
lebih rendah 5,20 dari normal. Menurut habis atau setelah kondisi yang tercapai
Suardana dan Swacita (2009) pH normal yaitu pH cukup rendah untuk
daging adalah 5,4-5,8. Tingkat keasaman menghentikan enzim-enzim glikolitik
(pH) adalah indikator untuk menentukan dalam proses glikolisis anaerobik.
kadar keasaman atau kebasaan dari daging Komariah (2004) menyebutkan bahwa
segar ataupun produk yang dihasilkan. penimbunan asam laktat dalam daging
Menurut Lawrie (2003), penurunan pH menyebabkan turunnya pH pada jaringan
otot pada ternak bervariasi, hal ini dapat otot. Muchtadi dan Sugiyono (1992),
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu menambahkan bahwa daging yang
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. dipasarkan di luar negeri pada umumnya
Faktor intrinsik antara lain adalah spesies, telah mengalami pelayuan (aging) terlebih
tipe otot, glikogen otot, dan variabilitas dahulu sehingga diperoleh mutu terbaik.
diantara ternak, sedangkan faktor Pelayuan daging bertujuan antara lain
ekstrinsik antara lain adalah temperatur yakni agar proses pembentukan asam
lingkungan, perlakuan adanya bahan laktat dapat berlangsung sempurna, terjadi
tambahan sebelum pemotongan dan stres penurunan pH daging sehingga dapat
sebelum pemotongan. Adanya perbedaan menghambat pertumbuhan bakteri,
pH tersebut dimungkinkan karena faktor kemudian pengeluaran darah secara lebih
suhu dan lingkungan, dimana suhu sempurna sehingga pertumbuhan bakteri
pelayuan daging sapi wagyu lebih tinggi terhambat karena darah merupakan
dari daging sapi bali. Kedua faktor tersebut medium yang baik bagi pertumbuhan
berpengaruh terhadap kecepatan dan mikroba, kemudian pada lapisan luar
besarnya penurunan pH daging (Lawrie daging menjadi lebih kering dan akan
2003). Kualitas karkas dan daging juga mencegah kontaminasi mikroba
dapat dipengaruhi oleh faktor sebelum dan membusuk, serta memperoleh tingkat
sesudah pemotongan. Faktor sebelum keempukan optimum dan cita rasa yang
pemotongan yang dapat mempengaruhi khas.
kualitas daging antara lain adalah genetik, Hasil susut masak daging sapi bali
spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, dan wagyu yakni daging sapi bali (31,74
umur, pakan termasuk bahan aditif %) dan wagyu (32,29 %), ). Hasil
(hormon, antibiotik dan mineral). Faktor penelitian menunjukan daging sapi bali
setelah pemotongan yang mempengaruhi dan wagyu memiliki nilai susut masak
kualitas daging antara lain meliputi metode yang normal. Susut masak merupakan
pelayuan, stimulasi listrik, metode salah satu indikator nilai nutrisi daging
pemasakan, pH karkas dan daging, bahan yang berhubungan dengan kadar jus
tambahan termasuk enzim pengempuk daging yaitu banyaknya air yang terikat di
daging, hormon dan antibiotika, lemak dalam dan diantara serabut otot. Susut
intramuskular atau marbling, metode masak dipengaruhi oleh temperatur dan
penyimpanan dan preservasi, macam otot lama pemasakan. Besarnya susut masak
daging dan lokasi otot daging. dapat dipergunakan untuk
Soeparno (2005) menyatakan bahwa, mengestimasikan jumlah jus dalam daging
pada suhu tinggi, terjadi proses glikolisis masak, jika susut masak rendah maka
di dalam daging yang sangat cepat mempunyai kualitas yang relatif lebih baik
sehingga pH cepat menurun karena dari pada susut masak yang lebih besar,
meningkatnya asam laktat, kemudian karena kehilangan nutrisi selama
disebabkan juga oleh kadar glikogen pemasakan (Sunarlim, 1992).
dalam jaringan otot, yang berimbas pada Menurut Soeparno (2005), rataan
penimbunan asam laktat dalam daging. nilai susut masak daging berkisar antara
129
Buletin Veteriner Udayana Suwiti et al.
15%-40%. Adanya perbedaan dari nilai Universitas Udayana atas fasilitas yang
susut masak dapat dipengaruhi oleh laju diberikan selama penelitian.
dan besarnya nilai pH. Semakin rendah pH
maka semakin meningkat susut masak dari DAFTAR PUSTAKA
daging. Lawrie (2003) menyatakan bahwa Dwiloka B, Rianto E, Ekawati R. 2006.
akumulasi asam laktat akan merusak Perbandingan Kualitas “Blade” Sapi
protein miofibril yang diikuti oleh Lokal dan Sapi Impor yang diolah
kehilangan kemampuan protein untuk dengan Metode “Pan
mengikat air, sehingga berpengaruh pada Frying”.Universitas Diponegoro. J
susut masak daging. Daya ikat air dapat Sains Teknologi Ternak 2(1): 8-22
mempengaruhi jumlah bobot yang hilang
selama pemasakan, semakin rendah daya Hartono E, Iriyanti N, Santosa R, Sugeng
ikat air maka semakin tinggi susut masak S. 2013. Penggunaan Pakan
dari daging tersebut. Hal ini sejalan Fungsional Terhadap Daya Ikat Air,
dengan pendapat Shen dan Swartz (2010) Susut Masak, dan Keempukan
yang menyatakan bahwa setelah ternak Daging Ayam Broiler. Purwokerto. J
mati dan daging mengalami rigormortis, Ilmiah Peternakan 1(1):10-19
ikatan struktur miofibril dilonggarkan oleh Joo ST, Kim GD, Hwang YH, Ryu YC.
enzim proteolitik, rusaknya komponen 2013. Control of fresh meat quality
protein dari miofibril akan menurunkan through manipulation of muscle fiber
daya ikat air daging dan hal ini berdampak characteristics. Review. Meat Sci
pada meningkatnya susut masak. 95(4): 828-836
SIMPULAN DAN SARAN Komariah I, Arief I, Wiguna Y. 2004.
Simpulan Kualitas Fisik dan Mikroba Daging
Sapi. Fakultas Peternakan, Institut
Berdasarkan hasil penelitian yang Pertanian Bogor. Media Peternakan.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 27(2): 46-54.
daging sapi bali memiliki daya ikat air
(DIA) (66,13%), tingkat keasaman (pH) Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Edisi 5
(5,75) dan susut masak (31,74%) Penerjemah Aminuddin Parakkasi.
sedangkan hasil daging wagyu memiliki Penerbit Universitas Indonesia,
daya ikat air (DIA) (63,84%) tingkat Jakarta.
keasaman (pH) (5,20) dan susut masak Masudana, IW. 1990. Pengembangan sapi
(32,29%), ditinjau dari parameter tersebut Bali di Bali dalam sepuluh tahun
kedua daging masih termasuk kategori terakhir (1980-1990). Proceeding
normal. Seminar Nasional sapi Bali.
Saran Denpasar, 20-22 September 1990.
Fakultas Peternakan Universitas
Perlu dilakukan penelitian lebih Udayana Denpasar. : A11-A30
lanjut tentang karakteristik fisik lainnya
yang menentukan kualitas dari daging Muchtadi TR, Sugiyono. 1992. Petunjuk
meliputi warna, bau dan rasa daging, Laboratorium Ilmu Pengetahuan
keempukan dan tekstur dari daging. Bahan Pangan. PAU Pangan dan
Gizi, IPB, Bogor.
UCAPAN TERIMAKASIH
Purbowati E, Sutrisno CI, Baliarti E,
Penulis mengucapkan terimakasih Budhi SPS, Lestariana W. 2006.
kepada Pusat Kajian Sapi Bali Universitas Karakteristik Fisik otot Longissimus
Udayana dan Bapak Kepala Laboratorium dorsi dan Biceps femoris domba
Kesehatan Masyarakat Veteriner lokal jantan yang dipelihara di
130
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 125-131
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.125
pedesaan pada bobot potong yang Suardana IW, Swacita IBN. 2009. Higiene
berbeda. J Protein 33 (2): 147-153. Makanan. Udayana University Press,
Denpasar, Bali
Shanks BC, Wolf DM, Maddock RJ. 2002.
Technical note : The effect of Sunarlim, R. 1992. Karakteristik Mutu
freezing on Warner Bratzler shear Bakso Daging Sapi dan Pengaruh
force values of beef longissimuss Penambahan Natrium Klorida dan
steak across several postmortem Natrium Tripolifosfat Terhadap
aging periods. J Anim Sci 80 : 2122- Perbaikan Mutu. Disertasi. Prog
2125. Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor,Bogor.
Shen QW, Swartz DR. 2010. Influence of
salt and pyrophosphate on bovine Suwiti NK, Suastika P, Swacita IBN,
fast and slow myosin S1 dissociation Piraksa W. 2013.: Tingkat Kesukaan
from actin. Meat Sci. 84(3): 364. Wisatawan Asing di Bali Terhadap
Daging Sapi Bali dan Wagyu.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Prosiding Seminar Nasional Sapi
Daging. Cetakan keempat. Gajah
Bali Hal 42.
Mada University Press, Yogyakarta.
131