A. Ayam petelur
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar
yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Pengembangan
usaha ternak unggas jenis ras layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki
prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Ini dikaitkan
dengan perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun
terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam
kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus
meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi
“final stock” yang merupakan turunan terakhir hasil persilangan dari bangsa-bangsa
ayam yang dikenal mempunyai daya produktivitas yang tinggi. Amrullah (2003),
menyatakan bahwa petelur unggul dapat berproduksi sampai 70% atau 275 butir per
tahun. Produksi telur ayam lokal di Indonesia dengan makanan yang baik berkisar
antara 40-50%. Performa beberapa strain ayam petelur terdapat pada table di bawah
ini :
6
7
Tabel 1. Performa beberapa Strain Ayam Petelur (Rasyaf, 1995)., (Hendrix, 2007)
S t r a i n Umur awal produksi (minggu) Umur pada produksi 50% (minggu) Puncak produksi (%) F C R
1 9 - 2 0 2 2 9 2 - 9 3 2 , 3 - 2 , 4
Lohmann brown mf 402
Hisex brown 2 0 - 2 2 2 2 9 1 - 9 2 2 , 3 6
2 0 - 2 2 2 1 - 2 2 9 3 - 9 4
Bovans white 2 , 2
1 9 - 2 0 2 3 - 2 4 9 0 - 9 4 2 , 2 - 2 , 5
Hubbard golden comet
2 0 - 2 1 2 2 , 5 - 2 4 9 0 - 9 5 2 , 2 - 2 , 4
Dekalb warren
8
2 0 - 2 1 2 1 , 5 - 2 2 9 3 - 9 5 1 , 9
Bovans goldline
1 9 - 2 0 2 1 , 5 - 2 3 9 2 - 9 4 2 , 2 - 2 , 3
Brown nick
2 1 - 2 2 2 1 , 5 - 2 2 9 2 - 9 4 2 , 3 - 2 , 4
Bovans nera
2 1 - 2 2 2 1 - 2 3 9 3 - 9 5 2,25-2,3
Bovans Brown
Ayam isa brown merupakan strain ayam ras yang diciptakan di Inggris pada
1972. Strain ini diciptakan untuk memenuhi keunggulan standar yang diinginkan para
konsumen yang meliputi faktor-faktor: produktivitas dan bobot telur tinggi, konversi
ransum rendah, daya hidup tinggi, dan masa bertelur panjang. Namun, dari semua
kriteria tadi ayam isa brown dapat memproduksi telur yang cukup tinggi dan harga
Ayam petelur isa brown merupakan jenis ayam hasil persilangan antara ayam
rhode island whites dan rhode island reds. Isa brown termasuk ayam petelur yang
memiliki produktivitas yang cukup tinggi yaitu mampu menghasilkan telur sebanyak
351 butir per tahun. Isa brown komersial mempunyai daya hidup 98% sampai umur
18 minggu dan 93% sampai masa produksi 76 minggu. Ayam tersebut mulai produksi
telur pada umur 18 minggu, mencapai 50% hen–day pada umur 20 minggu dan
mencapai puncak pada umur 26 minggu. Puncak produksi mencapai 95% hen-day.
Rata-rata bobot telur mencapai 62,7 gr/butir pada umur 76 minggu. Ayam petelur
strain isa brown memiliki periode bertelur antara 18-80 minggu, liveability (daya
hidup) sebesar 93,2%, puncak produksi sebesar 95% pada umur 26 minggu. Rata-rata
bobot telur strain isa brown sebesar 63,2 gr dan mampu mencapai puncak produksi
Fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur yaitu antara umur 6-14 minggu
dan umur 14-20 minggu. Namun, pada umur 14-20 minggu pertumbuhannya sudah
dengan hal ini maka pemindahan dari kandang starter ke kandang fase pertumbuhan
yaitu antara umur 6-8 minggu. Setelah ayam fase pertumbuhan mencapai umur 18
minggu, ayam ini sudah bisa dipindahkan ke kandang ayam petelur fase produksi
Strain isa brown memiliki bulu cokelat kemerahan. Isa brown mulai
berproduksi umur 18-19 minggu rata-rata berat telur 62,9 gr dan bobot badan 2,01 gr.
10
Periode produksi ayam petelur terdiri dari dua periode yaitu fase I dari umur 21-42
minggu dengan rata-rata produksi telur 78% dan berat telur 56 gr, fase II umur 42-72
minggu dengan rata-rata produksi telur 72% dan bobot telur 60 gr. DOC (day old
chick) adalah anak ayam umur 1 hari, sedangkan starter adalah anak ayam yang
berumur sampai 4 minggu. Saat ayam dewasa dan sedang menjalani masa bertelur
Bobot DOC ayam petelur berkisar antara 36–37 gr, selanjutnya akan tumbuh
dengan cepat dan mencapai berat badan yang tepat pada umur 4 minggu. Faktor
genetik yang terkandung di dalam semua strain ayam petelur baik isa brown, dan
produksi telur yang tinggi (hen-day) dengan FCR yang lebih rendah. Namun, untuk
3. Mata bersinar
4. Gerakan lincah
Awal kehidupan anak ayam adalah masa yang paling menentukan selama
siklus hidupnya, untuk itu memberikan perhatian khusus dalam bentuk pemberian
kondisi yang nyaman (tempat, suhu, ventilasi, kepadatan) serta kecukupan nutrisi
(pakan dan air) untuk pertumbuhan, di tambah fungsi kontrol dan koreksi dari
baik.Periode dari umur1 hari sampai masa pertama kali bertelur merupakan masa
yang penting dari keseluruhan pemeliharaan betina layer. Hal tersebut dikarenakan
pada masa ini terjadi perkembangan fungsi fisiologis periode dari layer. Keberhasilan
pada periode grower akan berdampak pada kesuksesan saat layer dan kesemuanya
pertumbuhan saat umur 4-5 minggu akan berdampak pada rendahnya berat badan saat
pertumbuhan yang baik, disarankan untuk memberi pakan dalam bentuk crumble
(butiran kasar), dengan kadar protein dan energi yang cukup dari umur 0 s.d 28 hari
pada kondisi iklim sedang dan pada iklim yang panas pada umur 0 s.d 35 hari (hingga
tercapai berat badan 290 gr pada kedua kondisi tersebut). Setelah mendapatkan awal
yang baik, tujuan dari pemeliharaan umur 4 s.d 16 minggu adalah mempersiapkan
ayam untuk masa produksi melalui pembentukan yang ideal dari; tubuh, berat badan,
B. Managemen Perkandangan
merupakan tempat seluruh aktivitas ternak sehingga kenyamanan ternak terjamin agar
diperoleh ternak yang sehat dan produktif. Selain itu kandang juga berfungsi untuk
melindungi ternak dari gangguan luar seperti panas matahari, hujan dan hewan
pemeliharaan ternak agar diperoleh hasil yang terbaik dan efisien (Setiawan dkk.,
2011).
Kandang yang biasa digunakan pada peternakan ayam adalah sistem terbuka
sistem terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga
menjamin hembusan angin yang masuk. Dinding kandang di tutup dengan tirai
dijumpai adalah kandang sistem terbuka atau open house, baik sistem panggung
maupun sistem postal dengan lantai beralaskan sekam, serutan gergaji kayu dan
13
kandang sangat dipengaruhi oleh kondisi luar kandang. Model kandang terbuka
yangberbahaya seperti CO, CO dan NH yang adadalam kandang, tetapi disisi lain
house) merupakan kandang dengan dinding tertutup dan biasanya terbuat dari
menggunakan alat exhaust fan yang berfungsi untuk menarik atau menyedot
Berdasarkan ini, kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu
produktivitas, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta menciptakan usaha peternakan
14
menimbulkan respon kurang baik ketika kondisi cuaca tidak mendukung atau terjadi
buruk dari kondisi lingkungan atau perubahan iklim di luar kandang. Tujuan
di dalam kandang, meningkatkan produktivitas, efisiensi lahan dan tenaga kerja serta
Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua sistem yakni
mengandalkan aliran angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air dan
menyediakan oksigen untuk kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok untuk
area dengan temperatur maksimal tidak lebih dari 300 C. Sistem kedua adalah
Sistemkandang tertutup ini hanya cocok untukdaerah panas dengan suhu udara di
atas350 C. berpendapat bahwa jenis kandang semi closed house system merupakan
yang berfungsi sebagai pengontrol utama, panel kontrol listrik, tirai dan listrik
(Sujana dkk.2008).
1. Pakan
mencukupi kebutuhan hidup dan keperluan produksi. Tiga pilar utama usaha
peternakan adalah bibit, manajemen, dan pakan ternak. Pakan ternak merupakan
pangsa biaya terbesar dalam usaha peternakan unggas. Oleh karena itu, pakan harus
dicampur dari berbagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak unggas
(Ketaren, 2010).
Pakan (feed) merupakan campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang
sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan
mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan
sesuai dengan jenis ternaknya (BSN, 2006). Pakan yang baik adalah, pakan yang
mengandung gizi yang dibutuhkan oleh ternak unggas sesuai dengan jenis dan bangsa
unggas, umur, bobot badan, jenis kelamin, dan fase produksi (Ketaren, 2010).
16
Persyaratan mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) pakan ayam petelur (starter –
No P a r a m e t e r S a t u a n S t a r t e r G r o w e r L a y e r
4 S e ra t Ka s ar ( m a ks ) % 6 , 5 7 7
5 A b u ( m a k s ) % 8 8 1 4
8 Fosfor tersedia % 0 , 3 5 0 , 3 5 0 , 3 2
1 0 Total Aflatoksin µ g / k g 5 0 5 0 5 0
17
1 1 Asam Amino:
- Metionin
% 0,40 0,30 0,35
- Metionin + Lisin
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi untuk hidup pokok harus terpenuhi dahulu sebelum unggas
energi tinggi akan memperlihatkan lemak karkas dalam jumlah yang lebih tinggi,
b. Kebutuhan Protein
yang lebih tua, dengan demikian kebutuhan akan protein dan asam aminonya akan
berbeda. Unggas muda memerlukan protein yang lebih banyak dibanding unggas
18
yang lebih tua (Widodo, 2002). Pada minggu ke 17 – 24, konsumsi pakan harus
meningkat sekitar 40%. Asupan pakan maksimum harus dicapai selama beberapa
c. Kebutuhan Mineral
Kualitas kerabang sangat ditentukan oleh kecukupan jumlah kalsium selama proses
pencahayaan. Sekitar 70% dari total kalsium yang diberikan harus disediakan dalam
bentuk granular. Ini berarti bahwa 65 kg kalsium karbonat granular harus dimasukkan
per ton pakan. Untuk ditahan di rempela partikel ini harus berukuran 2 dan 4 mm.
Sisanya 30% harus diberikan dalam bentuk bubuk yang akan digunakan untuk
mengisi cadangan kalsium tulang. Berat kerabang telur meningkat seturut dengan
umur ayam. Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan konsentrasi kalsium
dalam pakan sepanjang siklus bertelur. Dimulai dengan 4,0-4,1% Ca dan finishing
demineralisasi pada rangka, sehingga dapat menyebabkan fraktur dalam jangka waktu
kualitas kerabang telur (Hendrix-ISA, 2015). Jumlah konsumsi pakan beserta target
berat badan ayam petelur jenis ISA Brown pada berbagai tingkat umur dapat dilihat
Tabel 3. Jumlah Konsumsi Pakan dan Target Berat Badan Ayam Petelur Jenis ISA
Brown
1 0 – 7 1 1 6 0
2 8 – 1 4 1 7 1 2 0
3 15 – 21 2 5 1 9 0
4 22 – 28 3 2 2 7 5
5 29 – 35 3 7 3 6 0
6 36 – 42 4 2 4 5 0
7 43 – 49 4 6 5 4 0
8 50 – 56 5 0 6 3 0
9 57 – 63 5 4 7 2 0
1 0 64 – 70 5 8 8 1 0
1 1 71 – 77 6 1 9 0 0
20
1 2 78 – 84 6 4 1 0 0 0
1 3 85 – 91 6 7 1 0 9 5
1 4 92 – 98 7 0 1 1 8 0
1 5 99 – 105 7 3 1 2 6 5
1 6 106 – 112 7 6 1 3 5 0
1 7 113 – 119 8 0 1 4 2 5
tidak dapat dipisahkan dari manajemen usaha peternakan unggas, bahkan merupakan
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh peternak. Mekanisme dari
pengaruh sinar terhadap proses dewasa kelamin ternak unggas khususnya petelur,
sinar yang diterima oleh seekor ayam akan diterima oleh bagian otak yang disebut
akan diteruskan melalui saraf mata menuju hipotalamus anterior, kemudian merespon
hormon gonadotropin. Hormon ini akan bersama aliran darah merangsang ovarium
serta organ reproduksi lain. Di samping itu juga akan membantu proses pematangan
folikel telur di gonad, perkembangan bulu dan jengger pada ayam petelur (Sunarti,
2004).
dalam Sunarti (2004), menjelaskan bahwa cahaya melalui retina mata akan diteruskan
hormon gonadotropin. Hormon ini akan bersama aliran darah merangsang ovarium
serta organ reproduksi lain. Di sisi lain cahaya juga akan menggertak kelenjar tiroid
Lama pencahayaan untuk aktivasi hormon yang ideal adalah 11-12 jam dan
intensitas cahaya yang diberikan kepada unggas, pada umumnya berkisar antara 5-20
22
lux (Prayitno dkk., 1994). Sunarti (2004) bahwa pada tingkat pencapaian produksi
yang sama maka dapat dipilih program 12 jam terang : 12 jam gelap.
pertahanan tubuh dan berat badan ayam, sehingga ayam jadi lebih mudah
kematian. Seperti diketahui ayam tidak mempunyai kelenjar keringat, sehingga bila
ayam merasa kepanasan, maka ayam akan membuka paruh secara terus menerus
terbuka paruhnya, dan di saat bersamaan kandungan uap air udara di dalam kandang
tinggi (kelembaban udara tinggi - jumlah uap air tinggi), maka ayam akan mengalami
kesulitan besar dalam melepaskan panas tubuhnya (tekanan udara di luar tubuh ayam
ayam dengan masa dewasa kelamin yang tepat atau sesuai dengan 7 umur dan bobot
pencapaian dewasa kelamin dengan cara mengurangi intensitas sinar yang masuk
prolapsus (keluarnya saluran telur dari rongga badan melalui anus pada waktu
bertelur). Manfaat lain dari cara ini adalah untuk mencegah atau mengurangi
penurunan produksi yang terlalu cepat sesudah puncak produksi tercapai. Jika
pertumbuhan terlalu cepat sebaiknya kita juga mengurangi intensitas cahaya yang
masuk ke kandang, untuk mendapatkan produksi yang tinggi dalam usaha peternakan
ayam petelur, masalah tatalaksana penyinaran terutama dalam hal penambahan sinar
di dalam kandang harus mendapat perhatian serius, dimana kebutuhan sinar yang
optimal untuk produksi yang baik harus terpenuhi. Untuk semua keadaan, rangsangan
pemberian sinar sebaiknya jangan diberikan sebelum bobot badan ayam mencapai
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan, pada masa remaja jangan
menambah jumlah sinar pada malam hari 8 karena dapat mengakibatkan dewasa
kelamin yang lebih cepat tetapi bobot badan belum mencapai standar. Patokan
program penyinaran dalam pemeliharaan ayam petelur adalah sebagai berikut pada
masa remaja (grower), lampu penyinaran ke dalam kandang adalah 12 jam. Jadi
cukup dari sinar matahari saja tanpa penambahan sinar lampu pada malam hari. Pada
awal produksi, yaitu ketika ayam mulai bertelur satu butir, berikan sinar selama 15
jam. Penambahan sinarnya adalah pada malam hari, selama 3 jam. Ketika produksi
telur telah mencapai 75-80%, tambahkan lagi sinar selam satu jam pada malam hari
24
menjadi 4 jam. Sehingga total penyinaran dalam sehari adalah 16 jam. Ayam yang
diberi pencahayaan selama 8 jam pada masa grower dan 14 jam pada masa layer
selama satu jam lagi pada pagi hari, hanya jika nafsu makan menurun. Bila
uniformity/keseragaman ayam kurang baik (kurang dari 80% pada umur 18 minggu),
penambahan sinar lebih baik diperlambat mencapai dewasa kelamin, dan begitu
dewasa kelamin tercapai program penyinaran sama dengan di atas. Penggunaan sinar
mungkin dapat merugikan karena akan terjadi pemborosan energi. Untuk mengetahui
cukup atau tidaknya sinar yang masuk ke dalam kandang atau untuk mengetahui
berapa banyak kebutuhan lampu untuk penyinaran di malam hari, terlebih dahulu kita
harus mengetahui ukuran atau dimensi kandang, yaitu panjang, lebar dan tinggi
kandang.
D. Biosecurity
Asal biosekuritas adalah darai kata asing biosecurity yaitu Bio artinya hidup
merupakan sejenis program yang dirancang untuk melindungi kehidupan. Dalam arti
25
yang sederhana kalau untuk peternakan ayam adalah membuat kuman atau agen
penyakit yang jauh dari tubuh ayam dan menjaga ayam jauh dari kuman (Hadi, 2010).
penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan
menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific patogen free) untuk
orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan
masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka
didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi
khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan
peternakan yang harus menjalankan biosekuritas dengan ketat (Grand parent stock)
akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan masuk
sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (Parent stock,
komersial, prosesing dll) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan tersebut.
26
Kebersihan halaman dan teras dinding harus teratur. Konstruksi kandang dan
tikus, burung, kumbang dan lainnya secara leluasa dapat memasukinya (rodent
Umpan tikus perlu dimonitor dalam jangka waktu tetrtentu misalnya setiap 5 hari
sekali dengan umpan yang disukai tikus. Limbah kotoran ayam dan sekam basah,
harus segera disingkirkan agar tidak mengundang lalat berkembang biak . Pada saat
musim lalat dilakukan pengendalian baik dengan insektisida untuk membunuh lalat
Lalu lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus dimonitor
secara ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang
terdapat di belakang gerbang. Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan adalah
kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil bagian bawah,
sekitar ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi. Sementara itu
penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus untuk lalu lintas orang. Di
memerlukan biosekuritas sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas
mengenai daerah sanitasi kotor dengan atau daerah sanitasi semi bersih atau bersih.
27
Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas baik barang, bahan ataupun
manusia.
2. Sanitasi
dilakukan secara rutin, seperti 2-3 hari sekali. Sanitasi lingkungan kandang.
Layer terdiri dari analisa manajemen, pemeriksaan serologi, nekropsi unggas, jadwal
kegiatan vaksinasi dan terapi obat. Analisa manajemen meliputi pakan, keadaan
mendiagnosa penyakit dengan melihat perubahan patologi anatomi dari unggas yang
kekebalan tubuh hewan dengan demikian dapat mencegah unggas terpapar suatu
penyakit. Terapi dilakukan untuk mengobati unggas yang telah terpapar penyakit.
28
1. Laboratorium
penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya
tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan, tempat ini dapat merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Pengelolaan laboratorium ini
beberapa persyaratan tata letak, kelengkapan sarana dan administrasi yang harus
bekerja, banyak hal yang dapat dilakukan dilaboraturium yang nantinya dapat
pemeriksaan dan pengujian terhadap ternak (ayam petelur) yang dipimpin oleh dokter
hewan penanggungjawab dan dibantu oleh laboran dan staf ahli. Peran laboraturium
juga tidak kalah penting dalam melakukan manajemen kesehatan hewan, beberapa
program vaksinasi ayam layer dari DOC sampai finisher, program sanitasi ayam,
kandang serta lingkungan, program pemberian suplemen dan vitamin untuk ayam,
tindakan pemberian antibiotik pada ayam yang terserang penyakit, uji serologis, uji
a. Pemeriksaan Serologi
jadwal vaksinasi. Dengan melakukan uji serologi (HA test, HI test atau ELISA) akan
Uji serologi juga dapat digunakan untuk mengukur dan memntau keberhasilan
vaksinasi dengan melihat pembentukan titer protektif. Selain itu juga dengan
peternakan dimasa produksi seperti ND, AI, dan IB yang dapat menjadi peringatan
dini kondisi ayam jika suatu saat terjadi penyimbangan dari titer tersebut.
kemampuan (nilai 1 unit) dari virus ND atau AI untuk mengaglutinasi sel darah
aglutinasi sel darah merah (SDM) karena terjadi penghambatan kemampuan untuk
menggumpalkan dari virus oleh antibody yang sejenis. Tujuan dari uji ini adalah
antibody yang diketahui), dan mengetahui jenis antibodi dan titernya. Prinsip kerja uji
ini adalah untuk mengetahui nilai titer antibodi dari serum yang uji. End point (batas
30
akhir) aktivitas penghambatan adalah pengenceran tertinggi dari serum tersebut yang
masih dapat menghambat secara sempurna penggumpalan dari SDM (Siregar, 1988).
menggunakan HA dan HI Test dilakukan untuk melihat titer antibodi ayam terhadap
stabil atau tidaknya kinerja vaksin. Pemeriksaan serologi merupakan bagian dari
unggas.Uji HA dan HI tes yang mudah dan murah sangat efisien digunakan dalam
perusahaan komersial, namun uji ini juga masih sangat memungkinkan terjadinya
b. Nekropsi
Nekropsi adalah suatu upaya mengoleksi data dari perubahan organ dalam
ayam untuk membuat sebuah diagnosa. Fungsi dari nekropsi adalah mengamati
beberapa organ dalam yang mengalami perubahan atau kelainan sehingga dapat
dijadikan sumber dugaan atau diagnosa bahwa ayam tersebut terserang suatu penyakit
dahulu ayam yang diduga sakit dikeluarkan dari kandang dan dibawa
atau melalui jantung. Setelah unggas mati, dilakukan nekropsi pada ayam tersebut.
Beberapa perubahan patologi anatomi yang terlihat pada saat dilakukan nekropsi
31
yaitu mucus pada hidung, sinusitis, perkejuan pada larynx, kantung udara keruh,
gizzard erosi, hemoragi pada usus, hati hancur, limpa mengecil, hiperemi.
Nekropsi dilakukan bukan hanya saat ada ayam mati saja, namun pada saat
ayam DOC datang dapat juga dilakukan nekropsi. Tujuan ini untuk mengantisipasi
terjangkitnya wabah penyakit serta untuk melihat perubahan patologi organ pada
yang dilihat dari perubahannya seperti jantung, hati, gizard, dan yolk sack.
disebabkan dari breeding yang kotor dan yolk sack yang ukurannya besar
c. Ruang obat
mengobati wabah penyakit. Segala jenis penyakit yang ditemukan di setiap kandang
F. Vaksinasi
Program vaksinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
dikalangan peternakan ayam petelur. Ayam petelur mempunyai jangka waktu hidup
yang lebih lama dibandingkan dengan ayam pedaging yang notabane hanya 2-3 bulan
32
dan langsung dipanen. Berbeda dengann ayam ras petelur termasuk ayam petelur
yang akan di afkir setelah 2 tahun. Oleh karena itu wajib melakukan vaksinasi serta
layer yang sehat, mampu bertelur dalam rentang waktu sekitar 1 ½ tahun dan
menghasilkan telur yang berkualitas selama ayam dalam masa produktif (Sauvana,
2009).
Vaksin virus yang ideal terbuat dari suatu virus yang tidak menimbulkan
penyakit, tetapi virus yang sangat tinggi imunogenesitasnya. Kombinasi ini agak
jarang oleh karena itu virus-virus terpilih harus memberikan reaksi yang kecil sekali
faktor-faktor yang terbaik terhadap virus yang ada sesuai dengan yang diharapkan.
1. Antibiotik
Antibiotik adalah sejenis obat berupa senyawa, ada yang alami dan ada pula
pula yang buatan, yang mampu menghambat proses biokimia pada suatu organism
seperti bakteri yang menyebabkan infeksi penyakit. Antibiotik dapat digunakan untuk
membunuh bakteri penyebab penyakit tanpa merusak atau menyakiti bagian tubuh
spectrum luas yang bekerja menghambat sintesis protein bakteri. Efektif terhadap
Rickettsia, Anaplasma spp dan protozoa pada ayam. Adapun dosis lymoxin yang
1991).
hewan ternak tersebut bebas dari penyakit sehingga pertumbuhan badannya tidak
dalam jaringan organ yang dapat menyebabkan reaksi alergi, resistensi dan mungkin
G. Telur
Telur merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah untuk
didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur memiliki kandungan gizi yang lengkap
mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral (Romanoff dan Romanoff, 1963).
dua, yaitu kualitas telur internal (bagian dalam) dan eksternal (bagian luar). Kualitas
telur internal meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur, serta ada
tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur. Sedangkan kualitas ekternal
1 . K o n d i s i K e r a b a n g
a. B e n t u kN o r m a l N o r m a l Abnormal
b. Kehalusan
Halus Halus Sedikit
c. Ketebalan
e. Kebersihan
Utuh Utuh Utuh
3 . K o n d i s i P u t i h T e l u r
a. K e b e r s i h a nBebas bercak darah, atau benda asing lainnya Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya.
0,050-0,091
b. Kekentalan
0,134-0,175 0,092-0,133
c. Indeks
4 . K o n d i s i k u n i n g t e l u r
36
a. B e n t u k B u l a t Agak pipih P i p i h
b. posisi
Di tengah Sedikit bergeserAgak
dari tengah
kepinggir
c. penampakan batas
agak jelas
d. kebersihan tidak jelas
Jelas
\ Bersih
bersih
0,394-0,457 Ada sedikit bercak darah
e. indeks
0,330-0,393
0,458-0,521
5 . B a u K h a s k h a s K h a s
98,2% kalsium, 0,9 % magnesium dan 0,9 % fosfor. Mutijo et al., (1985) (dalam
Haryono, 2000) menambahkan bahwa penurunan kualitas telur antara lain disebabkan
telur, menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan, serta ruang
penyimpan yang lembab akan menyebabkan kerabang beijamur. Salah satu yang
mempengaruhi kualitas kerabang telur adalah umur ayam, semakin meningkat umur
ayam kualitas kerabang semakin menurun, kerabang telur semakin tipis, warna
kerabang semakin memudar, dan berat telur semakin besar (Yuwanta, 2010).
37
Kualitas pakan yang baik seperti kandungan protein, asam amino dan asam
linoleat akan mempengaruhi bobot telur, karena pakan dengan kualitas yang baik
akan menghasilkan telur yang besar. Kualitas merupakan ciri-ciri dari suatu produk
konsumen, nilai massa telur ditentukan dari presentase produksi telur dan produksi
telur harian dan juga berat telur itu sendiri (Kartasudjana 2006).
karakteristik yang sama untuk kualitas dan berat. Grading umumnya melibatkan
penyortiran produk sesuai dengan kualitas, ukuran, berat, dan faktor-faktor lain yang
menentukan nilai relatif dari produk. Menurut Winarno (1993) (dalam Syamsuarini,
a. Kualitas AA
Kulit telur untuk kualitas ini harus bersih, tidak retak atau berkerut, bentuk kulit
normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. Rongga udara
berada di bagian tumpul dan tidak bergerak-gerak. Putih telur harus bersih dan
b. Kualitas A
38
Kulit telur juga harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal. Rongga
udara 0,48 cm dan terdapat bagian tumpul dari telur. Putih telur bersih dan agak
c. Kualitas B
Kulit telur bersih, tidak pecah/retak dan agak tidak normal, misalnya sedikit
lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan lebih encer.
d. Kualitas C
Kulit telur bersih dan sedikit kotor, kulit tidak normal. Rongga udara sebesar 0,95
cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal. Kuning telur