Anda di halaman 1dari 41

Assalamu'alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh

Menajemen Ternak Unggas


MENAJEMEN AYAM PETELUR KOMERSIAL (LAYER)

Oleh :
Dr. Ade Trisna, S.Pt, MM

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Medan, 2021
2. MANAJEMEN AYAM PETELUR KOMERSIAL (LAYER)

B. Pengelolaan Fase Produksi

A. Pengelolaan Fase Grower A C C. Force Molting


(Pembesaran)

D. Peremajaan Ulang (Flock Recycling)


A. Pengelolaan Fase Grower (Pembesaran)
1. Kandang dan Perlengkapannya
 Fase grower ayam petelur ada dua kelompok umur, yaitu 6—14 minggu dan umur 14—20
minggu yang sering disebut fase developer.
 Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kandang sistem litter atau cage.
 Pemindahan dari brooding house ke growing house dilakukan antara umur 6—8 minggu.
 Pemindahan ini biasanya akan menyebabkan ayam stres, yang mengakibatkan pertumbuhan
akan terlambat beberapa saat.
 Beberapa cara untuk mengurangi terjadinya stres akibat pemindahan ini, di antaranya
sebagai berikut :

Brooding house as growing Grow lay house


(kandang pembesaran- Brood grow lay house
house (kandang indukan
produksi telur) (kandang indukan
sebagai kandang
pembesaran-produksi telur)
pembesaran)
Brooding House As Growing House
(kandang indukan sebagai kandang pembesaran)

 Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan DOC, tetap digunakan untuk


pemeliharaan sampai umur 6—14 minggu.
 Kandang yang digunakan biasanya dengan sistem litter.
 Ayam petelur yang pada periode produksi akan dipelihara dalam kandang cage,
dapat dipindah dari kandang grower sekitar umur 14 minggu.

Grow Lay House


(kandang pembesaran-produksi telur)

Kandang yang digunakan untuk ayam yang berada pada fase pertumbuhan dan
digunakan sampai akhir bertelur, yaitu sejak umur 6 minggu.
Brood Grow Lay House
(kandang indukan pembesaran-produksi telur)

 Ayam dipelihara dalam kandang yang sama dari mulai DOC sampai akhir bertelur.
 Perlu diperhatikan mengenai tipe bangunan, ventilasi kandang, keadaan litter, dan
lain-lain.
 Ayam yang umurnya sama harus terpisah (terisolasi) dari kandang lain yang
umurnya berbeda.
 Kepadatan dalam kandang juga perlu diperhatikan. Jika kandang terlalu padat
dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat, kanibalisme, dan efisiensi
penggunaan ransum rendah.
Kepadatan Berdasarkan Tipe Ayam Ukuran Tempat Pakan Dan Minum

NO TIPE DAN JENIS KELAMIN KEPADATAN No TIPE TEMPAT TEMPAT


(EKOR/M2) AYAM PAKAN MINUM
1 Tipe leghorn petelur betina   (CM/EKOR) (CM\EKOR)
-s.d umur 18 minggu 8.3 1 Tipe 6.4 1.9
leghorn
 -s.d umur 22 minggu 6.2 petelur
2 Tipe medium,petelur betina   2 Tipe 7.6 2.2
-s.d umur 18 mimggu 6.3 medium
petelur
-s.d. umur 22 minggu 5.4
3 Tipe 15 2.5
3. Tipe leghorn breeder jantan 5.4 pedaging
4. Tipe leghorn breeder betina 5,4 jantan
5. Tipe medium breeder jantan 5,4 4 Tipe 15 3.2
6. Tipe medium breeder betina 4,9 pedaging
7. Tipe pedaging breeder betina 3.6 betina
8. Tipe pedaging breeder jantan 2.7
Note: Pemindahan ayam grower ke laying house, sebaiknya dilakukan
pada Umur 21 minggu, namun ada beberapa peternak yang
melakukannya pada umur 14—21 minggu, terutama pada kandang
dengan sistem Cage.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pemindahan ayam grower ke
laying house sebagai berikut :
 Pemindahan sebaiknya dilakukan pada malam hari.
 Jika terpaksa bisa dilakukan pada siang hari, tetapi tidak
waktu hari panas.
 Setelah pemindahan bisa diberikan antibiotik (3—5 hari)
untuk mencegah blue comb atau pada saat pemindahan
ayam diberi obat penenang agar tetap tenang setelah
pemindahan.
 Vaksinasi harus sudah lengkap.
2. Ransum Untuk Grower (Pertumbuhan)

 Pada fase grower dapat menggunakan ransum dengan protein 15% dan energi
2500kkal/kg.
 Susunan ransum setiap fase berbeda karna kebutuhan berbeda.
 Berikut adalah susunan ransum periode grower.
No Bahan pakan (kg) Jumlah Protein (%) LK(%) SK(%) Ca(%) P(%) EM (Kkal/Kg)

1 Jagung kuning 67,00 5,76 2,61 1,34 0,01 0,07 2257,90


2 Dedak halus 11,00 1,32 1,43 1,32 0,01 0,02 179,30
3 Bungkil kedelai 1,00 0,45 0,01 0,06 0.03 0,03 22,40
4 Bungkil kelapa 9,00 1,89 0,16 1,35 0,02 0,02 138,60
5 Tepung ikan 10,00 6,10 0,40 0,10 0,28 0,28 283,00
6 Tepung kulit kerang 1,85 - - 0,70 - - -
7 Premix-B 0,15 - - - - - -
  Jumlah 100 15.52 4.61 4,17 1,29 0,39 2881,20
3. Restricted feeding (pembatasan pemberian ransum)

 Ayam petelur tipe medium juga dapat bersifat sebagai pedaging yang baik, jika diberikan
ransum secara ad libitum akan mudah gemuk
 Kegemukan ini terjadi karena kelebihan konsumsi ransum. Energi dari kelebihan ransum
tersebut akan diubah menjadi lemak tubuh (banyak terjadi pada fase developer).
 Kondisi seperti ini mengakibatkan pengaruh yang kurang menguntungkan karena :
a) Total produksi telur per tahun menurun pada fase produksi
b) Angka kematian lebih tinggi
c) Penggunaan energi tidak efisien pada saat memasuki tahap produksi
d) Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini)
 Untuk mengatasi kegemukan pada ayam petelur biasanya dilakukan dengan membatasi
jumlah ransum dengan cara sebagai berikut.
1) Mengurangi kadar protein/asam amino
2) Mengurangi jumlah energi yang diberikan
3) Membatasi waktu pemberian ransum
4) Membatasi jumlah air yang diberikan
Tabel Berat Standart Ayam Petelur Periode Grower

Umur Leghorn Tipe medium


(minggu) (Kg) (Kg)
1 0,065 0,13 11 0,828 1,04
2 0,121 0,18 12 0,904 1,14
3 0,186 0,27 13 0,968 1,23
4 0,262 0,36 14 1,030 1,32
5 0,335 0,46 15 1,092 1,36
6 0,427 0,59 16 1,157 0,45
7 0,513 0,68 17 1,211 0,50
8 0,593 0,77 18 1,259 0,54
9 0,671 0,86 19 1,311 1,64
10 0,754 0,95 20 1,362 1,68
3. Pemotongan Paruh

 Pemotongan paruh ayam tipe Leghorn dan jenis ayam petelur yang menghasilkan telur
cokelat dilakukan pada umur 10—14 minggu.
 Jika terjadi pematukan bulu sebelum mencapai umur 10—14 minggu, pemotongan bisa
dilakukan sebelumnya.
 Paruh bagian atas dipotong lebih pendek dari yang bawah atau dipotong 1/3—2/3 bagian
atau 0,45—0,63 cm di depan nostril (depan lubang hidung).
 Hal-hal yang perlu diperhatikan jika akan melakukan pemotongan paruh sebagai berikut.
a) Pemotongan paruh tidak dilakukan selama periode vaksinasi karena akan menambah stres dan ayam
akan mudah terserang penyakit.
b) Memberi ransum dengan segera setelah paruh dipotong, agar ayam tidak terlalu stres.
c) Menambah jumlah makanan/minuman setelah paruh dipotong.
d) Pemotongan paruh sebaiknya dilakukan pada saat suhu dingin (sore hari) karena jika dilakukan pada
keadaan panas dikhawatirkan akan meningkatkan angka kematian.
e) Tidak memotong paruh pada saat menjelang bertelur karena akan menyebabkan lambatnya bertelur.
4. Pencegahan Penyakit

 Kondisi kandang dan tempat ransum/minum harus dalam keadaan bersih.


 Jika ayam dipelihara dalam kandang sistem litter maka litter dijaga agar tetap kering. Jika
ayam dipelihara dalam kandang sistem cage, maka kotoran di bawah cage secara harus
rutin dibersihkan sehingga kandang tidak becek dan tidak menimbulkan bau yang sangat
tajam.
 Ayam yang mati segera dibuang pada tempat pembuangan khusus dan yang sakit segera
diobati atau dikarantina.
 Burung-burung liar dicegah agar tidak bisa masuk ke lingkungan kandang karena
dikhawatirkan akan membawa penyakit.
 Untuk mencegah timbulnya penyakit unggas menular dilakukan vaksinasi.
 Misalnya vaksinasi ND diberikan pada umur 16—17 minggu melalui suntikan/air minum,
pada umur 18 minggu diberikan fowl fox dengan melalui tusuk sayap.
 Untuk kesehatan ayam periode grower perlu diberi vitamin dan obat-obatan lainnya.
Misalnya setelah vaksinasi sebaiknya diberikan Nopstres untuk mengurangi terjadinya
stres.
1 Kondisi atau Keadaan Kandang

2 Mempersiapkan Kandang dan Perlengkapannya

3 Ransum Fase Produksi

4 Pemeliharaan dalam Sistem Litter


B. Pengelolaan Fase Produksi
5 Pemeliharaan dalam Cage

6 Pencegahan Penyakit

7 Proses Culling

8 Menghitung Produksi Telur


1. Kondisi dan Keadaan Kandang

A. Bangunan Kandang
1. Lokasi harus dekat dengan sumber air, listrik dan sarana transportasi
2. Lebar kandang sebaiknya sekitar + 8 m jika ventilasinya hanya bergantung pada alam
(open side wall houses). Jika lebar kandang 12 m maka bagian atap perlu dilengkapi
dengan ridge ventilator.
3. Arah bangunan sebaiknya membujur dari timur ke barat agar sinar matahari tidak
langsung masuk ke dalam kandang.
Lanjutan….

B. Ventilasi

1. Untuk memperoleh ventilasi yang baik sebaiknya pada kedua belah sisi kandang
terbuka (open side wall houses) atau kedua belah sisi ditutup dengan ram kawat.
2. Untuk mencegah agar tidak ada air yang masuk ke dalam kandang, pada bagian bawah
diberi pondasi (tembok) setinggi 30—40 cm.
3. Jika ventilasi kandang kurang baik maka amoniak yang timbul akan menjadi racun bagi
ayam (> 25 ppm)
4. Amoniak tinggi dapat menimbulkan penyakit pernafasan, produksi turun dan bagi
ayam yang dipelihara dalam kandang sistem litter biasanya disertai penyakit cacing.
Lanjutan….

C. Temperatur dan kelembapan

1. Temperatur kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam peteluy sekitar 21° C, dan
kelembapan sekitar 50—60%.
2. Kenaikan temperatur sampai dengan 25° C, umumnya tidak mempengaruhi produksi
telur tetapi ukuran telur sedikit mengecil.
3. Di atas temperatur 26° C, biasanya ayam akan mengkonsumsi makan lebih sedikit,
tetapi minumnya meningkat dan telur yang dihasilkan besarnya menurun.
4. Jika dalam kandang digunakan sistem litter maka litter jangan terlalu kering,
kelembapan litter yang baik yaitu sekitar 25%.
Lanjutan….

D. Kepadatan
1. Kepadatan kandang ini sangat dipengaruhi oleh tipe, besar badan ayam, dan
temperatur lingkungan.
2. Untuk ayam tipe ringan sekitar 6—7 ekor/m2 Iuas lantai litter dan 4—5 ekor/m2
untuk ayam tipe dwiguna (tipe medium).

E. Pemberian cahaya
3. Cahaya sebaiknya diberikan 14 jam/hari, bisa berupa cahaya lampu atau kombinasi
antara cahaya matahari pada siang hari dan cahaya lampu sebagai tambahan.
4. Pemberian cahaya bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur, untuk
mempercepat dewasa kelamin, mengurangi sifat mengeram, dan memperlambat
molting.
2. Mempersiapkan kandang dan perlengkapannya

 Setelah ayam mencapai umur 18—21 minggu, ayam sudah mendekati masa produksi dan
harus dipindah ke kandang layer.
 Pemindahan harus dilakukan sebelum mulai bertelur. Jika pemindahan dilakukan sesudah
mulai bertelur biasanya ayam mengalami stres dan akan mengalami kelambatan bertelur.
 Perlengkapan kandang harus dipasang sebelumnya dan kandang harus dalam keadaan
bersih
 Untuk ayam yang akan dipelihara dalam kandang sistem litter perlu disediakan sarang
untuk bertelur yang bisa ditempatkan di dalam kandang atau ditempel di bagian luar
kandang untuk mempermudah pengambilan telur.
 Sarang sebaiknya ditempatkan di bagian yang teduh dari kandang dan ditempatkan 50—
60 cm dari atas lantai.
 Satu sarang bisa digunakan untuk 3—5 ekor ayam petelur (ukuran sarang biasanya 30 x 45
x 50 cm). Bahan sarang bisa dibuat dari logam/kayu dan sebaiknya tidak ada celah yang
bisa ditempati parasit.
Lanjutan….

 Tempat pakan dan minum untuk ayam yang dipelihara dalam sistem litter umumnya
berupa hanging feeder/hanging waterer, tetapi pada perusahaan besar biasanya
menggunakan tempat pakan/ minum otomatis untuk menghemat tenaga kerja.
 Pada ayam petelur yang akan dipelihara pada sistem cage, tidak perlu mempersiapkan
sarang untuk bertelur, untuk tempat pakan/minum umumnya berbentuk trough
(memanjang).
3. Ransum ayam petelur tipe produksi

 Ada beberapa bentuk fisik ransum yang bisa diberikan pada ayam petelur yang banyak
dijual di pasaran sebagai berikut.
1. Mash and limited grains (campuran bentuk tepung dan butiran)
2. All mash (bentuk tepung)
3. Pellet (bentuk butiran dengan ukuran yang sama)
4. Crumble (bentuk butiran, tetapi ukurannya tidak sama)
 Perhitungan zat-zat makanan dalam ransum, sebaiknya disusun berdasarkan sebagai
berikut
1. Bahan-bahan yang telah ada hasil analisanya di dalam negeri, sebaiknya dihitung
berdasarkan data hasil analisa dalam negeri, seperti kandungan protein, serat kasar,
lemak, dan seterusnya.
2. Bahan-bahan pakan yang belum ada hasil analisanya di dalam negeri bisa menggunakan
tabel NRC sebagai pedoman. Misalnya kandungan energi, asam-asam amino, mineral,
dan vitamin.
4. Pemeliharaan dalam sistem litter

 Ayam petelur yang dipelihara dalam kandang sistem litter akan bertelur dalam sarang.
 Jumlah ayam dalam kandang yang terlalu padat dapat menyebabkan litter basah.
 Pada kandang yang padat, air yang berasal dari kotoran ayam tidak mampu diserap oleh
litter, akibatnya kotor cara mengatasinya dengan mengurangi kepadatan kandang dan
mengganti litter dengan yang baru.
 Ransum biasanya diberikan 2 kali hari yaitu pada pagi hari sekitar, jam 7—8 dan pada
siang hari.
 Telur segera diambil dari sarang sekitar pukul 10.00 pagi dan pukul 13.00 siang.
 Tempat ransum yang berbentuk hanging feeder ditempatkan setinggi punggung ayam,
sedangkan tempat minum ditempatkan setinggi leher ayam
 Jika ada sekelompok ayam yang dipelihara memiliki sifat kanibalisme atau kebiasaan jelek
untuk mematuk-matuk telur maka tindakan yang paling efektif untuk mengatasi masalah
tersebut dengan memotong paruh bagian atas sekitar 1/3 panjang paruh.
5. Pemeliharaan ayam petelur dalam cage

 Keuntungan memakai kandang cage diantaranya mortalitas lebih rendah, pemeliharaan


lebih mudah, telur yang diperoleh lebih bersih, culling dapat dilakukan dengan baik,
mencegah coccidiocis, tenaga yang diperlukan lebih sedikit, sifat mengeram dapat
dikurangi, dan lebih banyak ayam yang dapat dipelihara.
 Kerugiannya yaitu pembuatan kandang yang relatif lebih mahal, sulit dalam pengendalian
kotoran, timbul masalah lalat, produksi telur lebih sedikit, dan harga ayam afkir lebih
murah.
 Cage dapat terbuat dari bambu, kayu dan kawat beton.
 Pemberian ransum pada kandang cage tidak terlalu penuh dan berulang agar tidak banyak
tercecer.
 penuh maka ransum akan terbuang 30%,
 diisi 2/3 bagian maka akan terbuang 10%
 diisi 1/2 bagian maka akan terbuang 3%, dan
 diisi 1/3 bagian maka akan terbuang sekitar 1%.
Lanjutan….

 Pengaturan cage dalam bangunan kandang utama dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1.Single deck : : penempatan cage dalam kandang hanya satu tingkat sehingga
diperlukan investasi tinggi.
2.Double deck : cara ini sangat populer karena jika ayam pada tingkat atas
mengeluarkan kotoran, akan jatuh ke lantai tanpa menyentuh tingkat yang bawah.
3.Triple deck : untuk mencegah agar kotoran tidak jatuh pada cages yang di bawahnya
harus dilengkapi dengan alat pencegah kotoran sehingga kotoran hanya jatuh pada
satu areal tertentu.
4.Flat deck : cage (single deck) yang disusun rapat satu sama lain tanpa ada jalan
untuk memberikan makan, minum, dan mengambil telur.
 Penyusunan cage dalam bangunan utama sebaiknya tidak lebih dari tingkat karena akan
menyulitkan dalam pengamjikan telur dan culling yatuk ayam yang sudah tidak produktif.
Lanjutan….

 Metode pengisian jumlah ayam dalam getiap cage, yaitu:


1.single bird-cage (diisi satu ekor ayam petelur, tetapi investasi lebih tinggi),
2.multiple bird-cages (diisi 2 ekor atau lebih, biasanya tidak lebih dari 8—10 ekor), dan
3.colony cages (diisi 20—30 ekor petelur).
 Penggunaan parit pada kandang cage untuk menampung kotoran memiliki keuntungan
dan kerugian sebagai berikut.
 keuntungan
1.Lebih sedikit tenaga untuk membuang kotoran.
2.Areal pemeliharaan lebih bersih.
3.Kotoran langsung jatuh ke parit.
 kerugian
1. Jika kandang tidak tertutup rapat maka binatang pengerat (tikus) akan besarang
2. Biaya pembuatan kandang lebih besar.
3. Jika ada air yang bocor dan tumpah ke parit maka akan menyebabkan bakteri aerobik menjadi aktif dan
timbul bau yang tidak enak.
Kandang Litter Kandang cage

Metode kandang Cage


6. Pencegahan penyakit

 Dilakukan dengan menjaga kebersihan sekitar kandang, mencegah burung-burung/hewan


liar masuk ke dalam areal peternakan, pemetian ransum dengan mutu yang baik, dan
pemberian air minum yang bersih, juga perlu dilakukan vaksinasi.
 Vaksinasi biasanya lebih ditekankan pada fase starter dan grower sehingga pada saat fase
produksi hanya vaksin tertentu saja yang digunakan.
 Vaksin yang sebaiknya diberikan pada fase produksi yaitu vaksin untuk mencegah penyakit
ND, vaksinasi ini dilakukan pada umur 9 bulan, baik melalui suntikan/air minum dan
diulang setelah 4—6 bulan.
 Pada umur 8 bulan -13 bulan diberikan vaksin IBD untuk mencegah penyakit gumboro
 Tidak semua penyakit dapat dicegah dengan melalui vaksinasi, tetapi perlu dengan cara
pengobatan.
 Tujuan pengobatan ini untuk menjaga agar ayam tetap sehat sehingga dapat
mempertahankan produksinya.
Obat-obatan yang bisa dipergunakan dalam mengobati penyakit pada ayam petelur

No Nama Obat Untuk Penyakit Cara Pemberian Melalui

1 Coxy Cholera, coccidiocis Air minum


2 Doxyvet CRD Air minum
3 Erysuprim CRD,Coryza Air minum
4 Sulfamix CRD, Cholera, coccidiocis Air minum
5 Tertra chlor Coryza,CRD Air minum
6 Medoxy Cholera, Coryza,CRD,Pullorum Air minum
7. Proses Culling

 Untuk mempertahankan produksi yang tinggi, ayam-ayam petelur yang sudah tidak
produktif lagi dari suatu kelompok ayam petelur yang umumnya sudah tua harus
dikeluarkan (culling).
 Pengeluaran ayam petelur yang sedang berhenti berproduksi dapat dilakukan pada
kelompok umur yang sudah tua dan produktivitas secara keseluruhan sangat rendah (di
bawah 50%).
 Pengeluaran ayam yang tidak produktif ini dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda
exterior dari ayam yang bersangkutan. Tanda-tandanya adalah:
1.Jenggernya relatif mengecil, umumnya berwarna pucat, agak berkerut, dan bersisik.
2.Matanya relatif kurang bersinar. Anusnya mengecil, berbentuk bundar, kering, dan
berkerut.
3.Jarak antara kedua ujung tulang pubis lebih kecil dari 2 jari tangan.
4.Jika diraba perutnya terasa keras. Jarak antara ujung tulang dada dan ujung tulang
pubis lebih kecil dari 3 jari tangan.
Lanjutan….

 Ayam-ayam petelur yang sedang berproduksi dengan baik dapat dilihat dari tanda-tanda
sebagai berikut.
1. Jenggernya relatif membesar, terasa lunak jika dipegang, dan umumnya
berwarna merah.
2. Matanya lebih bersinar. Anusnya membesar, berbentuk oval, dan agak basah. .
Jarak antara kedua ujung tulang pubis biasanya selebar 2—3 jari tangan atau
Jebih
3. jika diraba perutnya terasa lunak. jarak antara ujung tulang dada dan ujung
tulang pubis biasanya lebar 3 jari tangan atau lebih.
8. Menghitung produksi telur

 Jika kelompok ternak umur sama, ada yang mulai bertelur kelompok ayam tersebut
dinyatakan telah mencapai dewasa kelamin (sexual maturity).
 jika produksinya telah mencapai 5% maka kelompok tersebut dinyatakan telah mulai
berproduksi.
 Jika seekor petelur dalam jangka waktu tertentu terus bertelur tanpa adanya interupsi,
disebut dengan clutch size.
 Jarak antara dua clutch size disebut dengan interval.
 Untuk menghitung produksi telur, dikenal istilah hen housed dan hen-day production.
 Hen housed production yaitu produksi telur yang didasarkan pada jumlah ayam yang
mula-mula dimasukkan ke dalam kandang.
 Sementara hen-day production yaitu produksi telur yang didasarkan pada jumlah ayam
petelur yang ada setiap saat. Biasanya perhitungan produksi ini dinyatakan dalam persen.
Tugas pribadi
(tulis tangan)

Molting Pada Ayam Petelur Berbagai Metode Force Molting

1 3

C. Force Molting

2 4

Hal Yang Menjadi Keadaan Umum Performa


Pertimbangan Untuk Setelah Force Molting
Melakukan Force Molting
1. Molting Pada Ayam Petelur

 Proses pergantian bulu pada ayam disebut dengan molting.


 Molting dapat berkisar 3-4 bulan
 Pada saat terjadi proses molting, produksinya rendah sekali
bahkan berhenti sama sekali dan akan kembali lagi berproduksi
jika proses molting sudah selesai.
 Fase produksi sesudah molting ini disebut fase produksi tahun
kedua.
 Force molting adalah suatu metode ayam yang dipaksa molting
dalam waktu yang lebih cepat (+ 2 bulan) sehingga cepat kembali
berproduksi dengan persentase yang tinggi.
 Pada perusahaan peternakan ayam petelur, metode force
molting belum banyak digunakan karena mungkin belum ada
cukup informasi tentang hasil penelitian yang bisa diterapkan
2. Hal Yang Menjadi Pertimbangan Untuk Melakukan Force Molting

02 Angka Kematian 03 Konsumsi Ransum

01 Biaya Produksi 2 3 04 Masa Berproduksi


1 4
08 Kualitas Interior 8 5 05 Produksi Telur
7 6
07 Berat Telur 06 Kualitas Kulit Telur
3. Berbagai metode force molting

Cari: persiapan utk ujian, tulis tangan)


 Sebelum menggunakan salah satu metode force molting, perlu diketahui manfaat dan
kegunaan berbagai metode force molting yaitu :
1. Dengan menggunakan zat kimia tertentu yang dapat bekerja cepat dan efektif.
 Keuntungannya stres dapat dikurangi dan proses molting lebih cepat. Tapi memiliki
pengaruh negatifnya. contoh penggunaan progesterone dapat menghentikan
produksi telur dan molting dengan cepat tetapi masa istirahat menjadi lebih lama
setelah proses molting selesai.
2. Dengan cara pemuasaan yang diikuti dengan pemberian ransum untuk hidup pokok dalam
jangka waktu tertentu.
Lanjutan….

 Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ayam saat penerapan program force molting,
yaitu sebagai berikut.
1. Ayam petelur yang sehat dan tidak pernah terserang penyakit/luka karena parasit
2. Berat ayam yang digunakan sebaiknya seragam. Untuk memperoleh berat yang seragam
ini diadakan culling yang ketat pada setiap kandang sebelum force molting dimulai.
3. Keadaan produksi sebelumnya akan menentukan baik atau tidaknya ayam tersebut untuk
memperoleh perlakuan force molting.
4. Keadaan umum performa setelah force molting

 Kualitas kulit telurnya tidak jauh berbeda dengan kulit telur yang
dihasilkan oleh pullet.
 Produksi telurnya 10,55% lebih rendah dibandingkan dengan
siklus produksi tahun pertama.
 Produksi telur setelah force molting masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ayam yang tidak mendapatkan perlakuan
force molting.
 Ayam yang mendapat perlakuan force molting, pada siklus
produksi tahun kedua konversi ransumnya lebih baik dari ayam
yang tidak mendapat perlakuan force molting.
 Ayam yang telah mendapat perlakuan force molting, angka
kematiannya lebih rendah pada siklus produksi tahun kedua
dibandingkan dengan ayam petelur yang tidak mendapat
perlakuan force molting.
4. Peremajaan Ulang (Flock Recycling) Tugas
Program peremajaan dengan metode force molting ini secara umum dikenal ada dua tipe
program, yaitu sebagai berikut.
 Two-cycle molting program. Pada program ini dilakukan hanya satu kali program molting
sehingga terdapat dua kali siklus produksi telur. Metode force molting dilaksanakan setelah
ayam produksi telur selama 10 bulan.
 Multiple-cycle molting program. Pada program ini dilaksanakan dua atau lebih metode
force molting sehingga akan terdapat tiga atau lebih siklus produksi. Metode force molting
pertama diterapkan setelah ayam produksi telur selama 9 bulan.
RECYCLING PROGRAM PADA AYAM PETELUR

Parameter 1-Siklus 2-Siklus 3-Siklus


Pembesaran 20 minggu 20 minggu 20 minggu
Siklus produksi I 50-60 minggu 40-50 minggu 32-36 minggu
Molting 1 - 8 minggu 8 minggu
Siklus produksi II - 24-32 minggu 28-32 minggu
Molting 1 - - -
Siklus produksi III - - -
Total lama 70-80 minggu 92-110 minggu 120-132 minggu
pemeliharaan
Umur Produksi Telur (%HDP)  
(Minggu Siklus I Siklus II Siklus III
)
 
Perbandingan produksi telur(% hdp)
siklus
70 produksi
- I, II dan
9,5 III pada- ayam
  leghorn
75 - 75,1 -  
80Umur - 83,4telur (%HDP)
Produksi -  
85
(Minggu) -Siklus I 80,8
Siklus II -
Siklus III 
90 - 78,2 -  
95 21 - 10,0 75,6- - -  
100 25 - 76,5 72,9- - -  
105 30 - 92,5 70,3- - -  
110 35 - 90,0 - - 9,1 -  
115 40 - 87,5 - - 68,9-  
45 85,0 - -
120 - - 76,3  
50 82,5 - -
125 - - 73,6  
55 80,0 - -
130 - - 70,8  
60 77,5 - -
135 65 - 75,0 - - 68,2-  
140 - -
Pertanyaan Dan Tugas

1. Pertanyaan
a)Mengapa pemindahan ayam fase grower ke kandang petelur sebaiknya dilakukan sebelum mulai
berproduksi?
b)Apa pengaruh ayam petelur terlalu gemuk terhadap produksi telur?
c)Untuk mencegah adanya kanibalisme biasanya dilakukan pemotongan paruh. Apa keuntungan lain dari
pemotongan paruh?
d)Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencegah stres akibat pemindahan?
e)Apa keuntungan force molting program?
2. Tugas
a)Hitung produksi telur rata-rata (hen-day production), jika saudara memelihara ayam petelur sebanyak
1000 ekor dan telur yang dihasilkan pada bulan Juni 15000 butir. Selama dalam pemeliharaan, avam induk
pada tanggal 15 mati 25 ekor dan tanggal 25 mati 50 ekor. Hitung hen-day dan hen-housed production-
nya?
b)Seorang peternak memelihara ayam fase developer sebanyak 500 ekor dengan berat rata-rata antara 1,4
—2,2 kg. Jika standar berat badan ayam tersebut 1,6 kg, berapa berat badan ayam yang dianggap ringan,
seragam, dan yang terlalu gemuk?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai