Wabarakatuh
Oleh :
Dr. Ade Trisna, S.Pt, MM
Kandang yang digunakan untuk ayam yang berada pada fase pertumbuhan dan
digunakan sampai akhir bertelur, yaitu sejak umur 6 minggu.
Brood Grow Lay House
(kandang indukan pembesaran-produksi telur)
Ayam dipelihara dalam kandang yang sama dari mulai DOC sampai akhir bertelur.
Perlu diperhatikan mengenai tipe bangunan, ventilasi kandang, keadaan litter, dan
lain-lain.
Ayam yang umurnya sama harus terpisah (terisolasi) dari kandang lain yang
umurnya berbeda.
Kepadatan dalam kandang juga perlu diperhatikan. Jika kandang terlalu padat
dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat, kanibalisme, dan efisiensi
penggunaan ransum rendah.
Kepadatan Berdasarkan Tipe Ayam Ukuran Tempat Pakan Dan Minum
Pada fase grower dapat menggunakan ransum dengan protein 15% dan energi
2500kkal/kg.
Susunan ransum setiap fase berbeda karna kebutuhan berbeda.
Berikut adalah susunan ransum periode grower.
No Bahan pakan (kg) Jumlah Protein (%) LK(%) SK(%) Ca(%) P(%) EM (Kkal/Kg)
Ayam petelur tipe medium juga dapat bersifat sebagai pedaging yang baik, jika diberikan
ransum secara ad libitum akan mudah gemuk
Kegemukan ini terjadi karena kelebihan konsumsi ransum. Energi dari kelebihan ransum
tersebut akan diubah menjadi lemak tubuh (banyak terjadi pada fase developer).
Kondisi seperti ini mengakibatkan pengaruh yang kurang menguntungkan karena :
a) Total produksi telur per tahun menurun pada fase produksi
b) Angka kematian lebih tinggi
c) Penggunaan energi tidak efisien pada saat memasuki tahap produksi
d) Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini)
Untuk mengatasi kegemukan pada ayam petelur biasanya dilakukan dengan membatasi
jumlah ransum dengan cara sebagai berikut.
1) Mengurangi kadar protein/asam amino
2) Mengurangi jumlah energi yang diberikan
3) Membatasi waktu pemberian ransum
4) Membatasi jumlah air yang diberikan
Tabel Berat Standart Ayam Petelur Periode Grower
Pemotongan paruh ayam tipe Leghorn dan jenis ayam petelur yang menghasilkan telur
cokelat dilakukan pada umur 10—14 minggu.
Jika terjadi pematukan bulu sebelum mencapai umur 10—14 minggu, pemotongan bisa
dilakukan sebelumnya.
Paruh bagian atas dipotong lebih pendek dari yang bawah atau dipotong 1/3—2/3 bagian
atau 0,45—0,63 cm di depan nostril (depan lubang hidung).
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika akan melakukan pemotongan paruh sebagai berikut.
a) Pemotongan paruh tidak dilakukan selama periode vaksinasi karena akan menambah stres dan ayam
akan mudah terserang penyakit.
b) Memberi ransum dengan segera setelah paruh dipotong, agar ayam tidak terlalu stres.
c) Menambah jumlah makanan/minuman setelah paruh dipotong.
d) Pemotongan paruh sebaiknya dilakukan pada saat suhu dingin (sore hari) karena jika dilakukan pada
keadaan panas dikhawatirkan akan meningkatkan angka kematian.
e) Tidak memotong paruh pada saat menjelang bertelur karena akan menyebabkan lambatnya bertelur.
4. Pencegahan Penyakit
6 Pencegahan Penyakit
7 Proses Culling
A. Bangunan Kandang
1. Lokasi harus dekat dengan sumber air, listrik dan sarana transportasi
2. Lebar kandang sebaiknya sekitar + 8 m jika ventilasinya hanya bergantung pada alam
(open side wall houses). Jika lebar kandang 12 m maka bagian atap perlu dilengkapi
dengan ridge ventilator.
3. Arah bangunan sebaiknya membujur dari timur ke barat agar sinar matahari tidak
langsung masuk ke dalam kandang.
Lanjutan….
B. Ventilasi
1. Untuk memperoleh ventilasi yang baik sebaiknya pada kedua belah sisi kandang
terbuka (open side wall houses) atau kedua belah sisi ditutup dengan ram kawat.
2. Untuk mencegah agar tidak ada air yang masuk ke dalam kandang, pada bagian bawah
diberi pondasi (tembok) setinggi 30—40 cm.
3. Jika ventilasi kandang kurang baik maka amoniak yang timbul akan menjadi racun bagi
ayam (> 25 ppm)
4. Amoniak tinggi dapat menimbulkan penyakit pernafasan, produksi turun dan bagi
ayam yang dipelihara dalam kandang sistem litter biasanya disertai penyakit cacing.
Lanjutan….
1. Temperatur kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam peteluy sekitar 21° C, dan
kelembapan sekitar 50—60%.
2. Kenaikan temperatur sampai dengan 25° C, umumnya tidak mempengaruhi produksi
telur tetapi ukuran telur sedikit mengecil.
3. Di atas temperatur 26° C, biasanya ayam akan mengkonsumsi makan lebih sedikit,
tetapi minumnya meningkat dan telur yang dihasilkan besarnya menurun.
4. Jika dalam kandang digunakan sistem litter maka litter jangan terlalu kering,
kelembapan litter yang baik yaitu sekitar 25%.
Lanjutan….
D. Kepadatan
1. Kepadatan kandang ini sangat dipengaruhi oleh tipe, besar badan ayam, dan
temperatur lingkungan.
2. Untuk ayam tipe ringan sekitar 6—7 ekor/m2 Iuas lantai litter dan 4—5 ekor/m2
untuk ayam tipe dwiguna (tipe medium).
E. Pemberian cahaya
3. Cahaya sebaiknya diberikan 14 jam/hari, bisa berupa cahaya lampu atau kombinasi
antara cahaya matahari pada siang hari dan cahaya lampu sebagai tambahan.
4. Pemberian cahaya bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur, untuk
mempercepat dewasa kelamin, mengurangi sifat mengeram, dan memperlambat
molting.
2. Mempersiapkan kandang dan perlengkapannya
Setelah ayam mencapai umur 18—21 minggu, ayam sudah mendekati masa produksi dan
harus dipindah ke kandang layer.
Pemindahan harus dilakukan sebelum mulai bertelur. Jika pemindahan dilakukan sesudah
mulai bertelur biasanya ayam mengalami stres dan akan mengalami kelambatan bertelur.
Perlengkapan kandang harus dipasang sebelumnya dan kandang harus dalam keadaan
bersih
Untuk ayam yang akan dipelihara dalam kandang sistem litter perlu disediakan sarang
untuk bertelur yang bisa ditempatkan di dalam kandang atau ditempel di bagian luar
kandang untuk mempermudah pengambilan telur.
Sarang sebaiknya ditempatkan di bagian yang teduh dari kandang dan ditempatkan 50—
60 cm dari atas lantai.
Satu sarang bisa digunakan untuk 3—5 ekor ayam petelur (ukuran sarang biasanya 30 x 45
x 50 cm). Bahan sarang bisa dibuat dari logam/kayu dan sebaiknya tidak ada celah yang
bisa ditempati parasit.
Lanjutan….
Tempat pakan dan minum untuk ayam yang dipelihara dalam sistem litter umumnya
berupa hanging feeder/hanging waterer, tetapi pada perusahaan besar biasanya
menggunakan tempat pakan/ minum otomatis untuk menghemat tenaga kerja.
Pada ayam petelur yang akan dipelihara pada sistem cage, tidak perlu mempersiapkan
sarang untuk bertelur, untuk tempat pakan/minum umumnya berbentuk trough
(memanjang).
3. Ransum ayam petelur tipe produksi
Ada beberapa bentuk fisik ransum yang bisa diberikan pada ayam petelur yang banyak
dijual di pasaran sebagai berikut.
1. Mash and limited grains (campuran bentuk tepung dan butiran)
2. All mash (bentuk tepung)
3. Pellet (bentuk butiran dengan ukuran yang sama)
4. Crumble (bentuk butiran, tetapi ukurannya tidak sama)
Perhitungan zat-zat makanan dalam ransum, sebaiknya disusun berdasarkan sebagai
berikut
1. Bahan-bahan yang telah ada hasil analisanya di dalam negeri, sebaiknya dihitung
berdasarkan data hasil analisa dalam negeri, seperti kandungan protein, serat kasar,
lemak, dan seterusnya.
2. Bahan-bahan pakan yang belum ada hasil analisanya di dalam negeri bisa menggunakan
tabel NRC sebagai pedoman. Misalnya kandungan energi, asam-asam amino, mineral,
dan vitamin.
4. Pemeliharaan dalam sistem litter
Ayam petelur yang dipelihara dalam kandang sistem litter akan bertelur dalam sarang.
Jumlah ayam dalam kandang yang terlalu padat dapat menyebabkan litter basah.
Pada kandang yang padat, air yang berasal dari kotoran ayam tidak mampu diserap oleh
litter, akibatnya kotor cara mengatasinya dengan mengurangi kepadatan kandang dan
mengganti litter dengan yang baru.
Ransum biasanya diberikan 2 kali hari yaitu pada pagi hari sekitar, jam 7—8 dan pada
siang hari.
Telur segera diambil dari sarang sekitar pukul 10.00 pagi dan pukul 13.00 siang.
Tempat ransum yang berbentuk hanging feeder ditempatkan setinggi punggung ayam,
sedangkan tempat minum ditempatkan setinggi leher ayam
Jika ada sekelompok ayam yang dipelihara memiliki sifat kanibalisme atau kebiasaan jelek
untuk mematuk-matuk telur maka tindakan yang paling efektif untuk mengatasi masalah
tersebut dengan memotong paruh bagian atas sekitar 1/3 panjang paruh.
5. Pemeliharaan ayam petelur dalam cage
Pengaturan cage dalam bangunan kandang utama dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1.Single deck : : penempatan cage dalam kandang hanya satu tingkat sehingga
diperlukan investasi tinggi.
2.Double deck : cara ini sangat populer karena jika ayam pada tingkat atas
mengeluarkan kotoran, akan jatuh ke lantai tanpa menyentuh tingkat yang bawah.
3.Triple deck : untuk mencegah agar kotoran tidak jatuh pada cages yang di bawahnya
harus dilengkapi dengan alat pencegah kotoran sehingga kotoran hanya jatuh pada
satu areal tertentu.
4.Flat deck : cage (single deck) yang disusun rapat satu sama lain tanpa ada jalan
untuk memberikan makan, minum, dan mengambil telur.
Penyusunan cage dalam bangunan utama sebaiknya tidak lebih dari tingkat karena akan
menyulitkan dalam pengamjikan telur dan culling yatuk ayam yang sudah tidak produktif.
Lanjutan….
Untuk mempertahankan produksi yang tinggi, ayam-ayam petelur yang sudah tidak
produktif lagi dari suatu kelompok ayam petelur yang umumnya sudah tua harus
dikeluarkan (culling).
Pengeluaran ayam petelur yang sedang berhenti berproduksi dapat dilakukan pada
kelompok umur yang sudah tua dan produktivitas secara keseluruhan sangat rendah (di
bawah 50%).
Pengeluaran ayam yang tidak produktif ini dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda
exterior dari ayam yang bersangkutan. Tanda-tandanya adalah:
1.Jenggernya relatif mengecil, umumnya berwarna pucat, agak berkerut, dan bersisik.
2.Matanya relatif kurang bersinar. Anusnya mengecil, berbentuk bundar, kering, dan
berkerut.
3.Jarak antara kedua ujung tulang pubis lebih kecil dari 2 jari tangan.
4.Jika diraba perutnya terasa keras. Jarak antara ujung tulang dada dan ujung tulang
pubis lebih kecil dari 3 jari tangan.
Lanjutan….
Ayam-ayam petelur yang sedang berproduksi dengan baik dapat dilihat dari tanda-tanda
sebagai berikut.
1. Jenggernya relatif membesar, terasa lunak jika dipegang, dan umumnya
berwarna merah.
2. Matanya lebih bersinar. Anusnya membesar, berbentuk oval, dan agak basah. .
Jarak antara kedua ujung tulang pubis biasanya selebar 2—3 jari tangan atau
Jebih
3. jika diraba perutnya terasa lunak. jarak antara ujung tulang dada dan ujung
tulang pubis biasanya lebar 3 jari tangan atau lebih.
8. Menghitung produksi telur
Jika kelompok ternak umur sama, ada yang mulai bertelur kelompok ayam tersebut
dinyatakan telah mencapai dewasa kelamin (sexual maturity).
jika produksinya telah mencapai 5% maka kelompok tersebut dinyatakan telah mulai
berproduksi.
Jika seekor petelur dalam jangka waktu tertentu terus bertelur tanpa adanya interupsi,
disebut dengan clutch size.
Jarak antara dua clutch size disebut dengan interval.
Untuk menghitung produksi telur, dikenal istilah hen housed dan hen-day production.
Hen housed production yaitu produksi telur yang didasarkan pada jumlah ayam yang
mula-mula dimasukkan ke dalam kandang.
Sementara hen-day production yaitu produksi telur yang didasarkan pada jumlah ayam
petelur yang ada setiap saat. Biasanya perhitungan produksi ini dinyatakan dalam persen.
Tugas pribadi
(tulis tangan)
1 3
C. Force Molting
2 4
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ayam saat penerapan program force molting,
yaitu sebagai berikut.
1. Ayam petelur yang sehat dan tidak pernah terserang penyakit/luka karena parasit
2. Berat ayam yang digunakan sebaiknya seragam. Untuk memperoleh berat yang seragam
ini diadakan culling yang ketat pada setiap kandang sebelum force molting dimulai.
3. Keadaan produksi sebelumnya akan menentukan baik atau tidaknya ayam tersebut untuk
memperoleh perlakuan force molting.
4. Keadaan umum performa setelah force molting
Kualitas kulit telurnya tidak jauh berbeda dengan kulit telur yang
dihasilkan oleh pullet.
Produksi telurnya 10,55% lebih rendah dibandingkan dengan
siklus produksi tahun pertama.
Produksi telur setelah force molting masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ayam yang tidak mendapatkan perlakuan
force molting.
Ayam yang mendapat perlakuan force molting, pada siklus
produksi tahun kedua konversi ransumnya lebih baik dari ayam
yang tidak mendapat perlakuan force molting.
Ayam yang telah mendapat perlakuan force molting, angka
kematiannya lebih rendah pada siklus produksi tahun kedua
dibandingkan dengan ayam petelur yang tidak mendapat
perlakuan force molting.
4. Peremajaan Ulang (Flock Recycling) Tugas
Program peremajaan dengan metode force molting ini secara umum dikenal ada dua tipe
program, yaitu sebagai berikut.
Two-cycle molting program. Pada program ini dilakukan hanya satu kali program molting
sehingga terdapat dua kali siklus produksi telur. Metode force molting dilaksanakan setelah
ayam produksi telur selama 10 bulan.
Multiple-cycle molting program. Pada program ini dilaksanakan dua atau lebih metode
force molting sehingga akan terdapat tiga atau lebih siklus produksi. Metode force molting
pertama diterapkan setelah ayam produksi telur selama 9 bulan.
RECYCLING PROGRAM PADA AYAM PETELUR
1. Pertanyaan
a)Mengapa pemindahan ayam fase grower ke kandang petelur sebaiknya dilakukan sebelum mulai
berproduksi?
b)Apa pengaruh ayam petelur terlalu gemuk terhadap produksi telur?
c)Untuk mencegah adanya kanibalisme biasanya dilakukan pemotongan paruh. Apa keuntungan lain dari
pemotongan paruh?
d)Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencegah stres akibat pemindahan?
e)Apa keuntungan force molting program?
2. Tugas
a)Hitung produksi telur rata-rata (hen-day production), jika saudara memelihara ayam petelur sebanyak
1000 ekor dan telur yang dihasilkan pada bulan Juni 15000 butir. Selama dalam pemeliharaan, avam induk
pada tanggal 15 mati 25 ekor dan tanggal 25 mati 50 ekor. Hitung hen-day dan hen-housed production-
nya?
b)Seorang peternak memelihara ayam fase developer sebanyak 500 ekor dengan berat rata-rata antara 1,4
—2,2 kg. Jika standar berat badan ayam tersebut 1,6 kg, berapa berat badan ayam yang dianggap ringan,
seragam, dan yang terlalu gemuk?
TERIMAKASIH