Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 1.

Peternakan A

1. Shari Fahriza (190306001)

2. Selvia Doranti (190306004)

3. Bryan Ramadhan Hsb (190306007)

1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata-rata perlakuan yang paling sederhana
dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher (1935), sehingga dikenal pula dengan
Metoda Fisher’s LSD (Least Significance Difference). Untuk menggunakan uji BNT, atribut yang kita
perlukan adalah nilai kuadrat tengah galat (KTG), taraf nyata, derajat bebas(db) galat, dan tabel t-
student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.

Uji BNT menguji perlakuan secara berpasang – pasangan, misalkan jika terdapat 6 perlakuan yang akan
dibangdingkan berarti terdapat pasangan pengujian dimana setiap pasangan memiliki peluang galat
jenis I sebesar . Berarti semakin banyak jumlah perlakuan yang akan dibandingkan akan mengakibatkan
kesalahan yang harus ditanggung juga semakin besar. Oleh karena itu, BNT akan sangat sensitive
terhadap perbedaan yang muncul dalam perlakuan karena kriteria pemisahan perlakuan tidak terlalu
ketat.

Soal:
1. Selisih antara VUTW dan IR32 = 16.4–10 = 6.4. 6.4 > BNT (2.87) sehingga tolak H0 yang berarti ada
perbedaan yang cukup berarti terhadap hasil produksi padi VUTW dan IR32.

2. Selisih antara VUTW dan IR36 = 16.4–7.6 = 8.8. 8.8 > BNT (2.87) sehingga tolak H0 yang berarti ada
perbedaan yang cukup berarti terhadap hasil produksi padi VUTW dan IR36.

3. Selisih antara IR32 dan IR36 = 10–7.6=2.4. 2.4 < BNT (2.87) sehingga terima H0 yang berarti tidak ada
perbedaan yang cukup berarti terhadap hasil produksi padi IR32 dan IR36.

Langkah 4: Kesimpulan

1. Antara VUTW dan IR32 memiliki perbedaan yang cukup berarti terhadap hasil produksi padinya.

2. Antara VUTW dan IR36 memiliki perbedaan yang cukup berarti terhadap hasil produksi padinya.

3. Antara IR32 dan IR36 tidak memiliki perbedaan yang cukup berarti terhadap hasil produksi padinya.
2. Uji Beda Nyata Jujur/BNJ (TUKEY)

Uji Tukey biasa juga disebut uji beda nyata jujur (BNJ) atau Honest Significance Diffirence (HSD),
diperkenalkan oleh Tukey (1953). Uji Tukey digunakan untuk membandingkan seluruh pasangan rata-
rata perlakuan setelah uji Analisis Ragam di lakukan. Data dirata-ratakan secara rataan harmonik, skala
pengukuran sekurang-kurangnya ordinal, variable-variabel acaknya kontinu.Prisip uji ini adalah
membandingkan selisih masing-masing rata-rata dengan sebuah nilai kritis (w). jika harga mutlak selisih
rata-rata yang dibandingkan lebih dari atau sama dengan nilai kritisnya, maka dapat dikatakan bahwa
kedua rata-rata tersebut berbeda nyata (signifikan).

Soal:

a. Selisih antara merek A dan merek C = 0.52 - 0.32 = 0.2. 0.2 > BNJ (0.160) sehingga tolak H0 yang
berarti ada perbedaan yang cukup berarti terhadap pemakaian bahan bakar A dan C.

b. Selisih antara merek A dan merek B = 0.52 - 0.19 = 0.33 0.33 > BNJ (0.160) sehingga tolak H0 yang
berarti ada perbedaan yang cukup berarti terhadap pemakaian bahan bakar A dan B.

c. Selisih antara merek C dan merek B = 0.32 - 0.19 = 0.13. 0.13 < BNJ (0.160) sehingga terima H0 yang
berarti tidak ada perbedaan yang cukup berarti terhadap pemakaian bahan bakar C dan B.
3. Uji Perbandingan Berganda Duncan dengan jarak nyata terkecil (J.N.T)

Uji Perbandingan berganda Duncan pada dasarnya hampir sama dengan metode BNJ tapi prosedur
Duncan Memberikan segugus nilai pembanding yang nilainya meningkat sejalan dengan jarak peringkat
dua bua perlakuan yang akan diperbandingkan.

Soal:

Bandingkan nilai rata – rata yang satu terhadap yang lainnya, setelah

diperoleh selisihnya maka bandingkan dengan nilai Rp pada saat sesuai

dengan p nya. Hasil yang diperoleh adalah:

a. B – E = 15.6 – 13.2 = 2.4

Pada saat , Rp = 4.47, berarti 2.4 < 4.47. Hal ini menunjukan

bahwa jenis padi B dan E tidak memiliki perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya.

b. B – A = 15.6 – 10.4 = 5.2


Pada saat , Rp = 4.70, berarti 5.2 >4.70. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi B dan A memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya.

c. B – C = 15.6 – 8 = 7.6

Pada saat , Rp = 4.84, berarti 7.6 > 4.84. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi B dan C memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya

d. B – D = 15.6 – 5.6 = 10

Pada saat , Rp = 4.89, berarti 10<4.89. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi B dan D memiliki perbedaan
yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya

e. E – A = 13.2 – 8 = 5.2.

Pada saat , Rp = 4.70, berarti 5.2 > 4.70. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi E dan A memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya.

f. E – C = 13.2 – 8 = 7.4

Pada saat , Rp = 4.70, berarti 7.4 > 4.70. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi E dan C memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya.

g. E – D = 13.2 – 5.6 = 7.6

Pada saat , Rp = 4.47, berarti 7.6 >4.47. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi E dan D memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya

h. A – C = 13.2 – 10.4 = 2.8

Pada saat , Rp = 4.47, berarti 2.8 < 4.47. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi A dan C tidak memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya

i. A – D = 13.2 – 5.6 = 7.6

Pada saat , Rp = 4.84, berarti 7.6 > 4.84. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi A dan D memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya

j. C – D = 8 – 5.6 = 2.4

Pada saat , Rp = 4.47, berarti 2.4< 4.47. Hal ini menunjukan bahwa jenis padi C dan D tidak memiliki
perbedaan yang cukup berarti dalam rata – rata produksinya.

NB: p = 2 3 4 5

Dihitung berdasarkan jumlah kolom pengamatan.Angka p = 2 merupakan angka perbandingan paling


rendah yang mungkin dapat terjadi dalam membedakan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
variabel-variabel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai