Anda di halaman 1dari 24

Latar Belakang Uji Lanjut

Jenis-jenis uji lanjut

Uji lanjut di gunakan ketika uji F signifikan pada alpha yang di tentukan
Uji BNT

2𝐾𝑇𝐸
● Jika banyak ulangan sama : 𝐵𝑁𝑇 = 𝑡 𝛼/2,𝑑𝑏𝑒 𝑟
● Jika ulangan tidak sama :
1 1
𝐵𝑁𝑇 = 𝑡 𝛼/2,𝑑𝑏𝑒 𝐾𝑇𝐸 𝑟𝑖
+𝑟
𝑖′

- uji ini membandingkan nilai tengah secara berpasang-pasangan,


- tiap pasang nilai tengah memiliki peluang salah jenis I sebesar α
- Kelemahan uji BNT adalah α, atau salah jenis I yaitu menolak H0
padahal H0 benar, meningkat dengan semakin banyaknya
perlakuan yang dibandingkan .
Uji BNT
● Valid untuk dua kondisi:
● Digunakan untuk perbandingan yang terencana, sebagai
misal membandingkan perlakuan baru dengan kontrol
● Digunakan untuk “adjacent ranked means”, suatu prosedur
untuk menentukan yang terbaik (pick the winner)
● Hipotesis :
𝐻𝑜 : 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖 ′
𝐻1 : 𝜇𝑖 ≠ 𝜇𝑖 ′
● Kriteria uji : 𝑌𝑖 − 𝑌𝑖 ′ > 𝐵𝑁𝑇 maka dapat disimpulkan
kedua perlakuan berbeda nyata
Dua buah populasi dikatakan memiliki rata-rata yang berbeda,
jika selisih antara rata-rata lebih besar dari nilai BNT
UJI BEDA NYATA JUJUR (BNJ)
Uji Tukey atau Honest Significance Difference (Beda Nyata Jujur = BNJ).
Kelemahan uji BNT mempunyai keterbatasan atau kelemahan apabila digunakan untuk
menguji semua kombinasi pasangan nilai tengah perlakuan tanpa terencana.

Alternatif untuk melakukan pengujian pembandingan tanpa terencana yaitu dengan


menguji semua kombinai pasangan nilai tengah perlakuan yaitu dengan menggunakan
uji BNJ.

Dikenal tidak terlalu sensitif baik digunakan untuk memisahkan perlakuan-perlakuan


yang benar-benar berbeda

Perbedaan mendasar dgn BNT terletak pada penentuan nilai α , dimana jika misalnya
ada 4 perlakuan dan ditetapkan α =5%, maka setiap pasangan perbandingan perlakuan
akan menerima kesalahan sebesar: α /(2x6)% = 0.413%
Nilai Kritis BNJ
Hipotesis:
𝐻𝑜 : 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖 ′
𝐻1 : 𝜇𝑖 ≠ 𝜇𝑖 ′
Statistik uji jika ulangan sama :
𝐾𝑇𝐸
𝐵𝑁𝐽 = 𝑞 𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒
𝑟
Statistik uji jika ulangan tidak sama : nilai r dapat didekati dengan rataan
harmonik (rh):
1
𝑟ℎ = 𝑡
𝑖=1 1/𝑟𝑖
Kriteria uji :
Jika 𝑌𝑖 − 𝑌𝑖 ′ > 𝐵𝑁𝐽 maka dapat disimpulkan kedua perlakuan berbeda nyata
1. Urutkan rataan perlakuan dari yang terkcil sampai
yang terbesar atau sebaliknya
2. Nilai awal i=1 dan j=1
3. Hitung beda antara rataan perlakuan terkecil ke-i
dengan terbesar ke-j, kemudian bandingkan
dengan nilai BNJ. Jika beda rataan perlakuan lebih
kecil lanjutkan ke langkah 5, jika tidak lanjutkan
ke langkah 4
4. Berikan j=j+1, jika j<p kembali kelangkah 3
5. Buatlah garis mulai rataan perlakuan ke-i dan
perlakuan ke-j
6. Berikan i=i+1 , jika i<p kembali ke langkah 3
7. stop
Setelah prosedur diatas dilakukan maka bisa ditarik kesimpulan
Perlakuan yang berada dalam satu garis yang sama berarti
perlakuan-perlakuan tersebut tidak berbeda nyata pada taraf alpha
UJI PERBANDINGAN BERGANDA DUNCAN (DMRT)
DUNCAN MULTIPLE RANGE TEST

Memberikan segugus nilai pembanding yang nilainya meningkat


sejalan dengan jarak peringkat dua bua perlakuan yang akan
diperbandingkan

Uji Duncan lebih teliti dan bisa digunakan untuk


membandingkan pengaruh perlakuan dengan jumlah perlakuan
yang yang besar
Uji DMRT

Hipotesis:
𝐻𝑜 : 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖 ′
𝐻1 : 𝜇𝑖 ≠ 𝜇𝑖 ′
Statistik uji jika ulangan sama :
𝐾𝑇𝐸
𝑅𝑃 = 𝑅 𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒
𝑟
Statistik uji jika ulangan tidak sama : nilai r dapat
didekati dengan rataan harmonik (rh):
1
𝑟ℎ = 𝑡
𝑖=1 1/𝑟𝑖
1. Urutkan rataan perlakuan dari yang terkcil sampai
yang terbesar atau sebaliknya
2. Nilai awal i=1 dan j=1
3. Hitung beda antara rataan perlakuan terkecil ke-i
dengan terbesar ke-j, kemudian bandingkan
dengan nilai Rp. Jika beda rataan perlakuan lebih
kecil lanjutkan ke langkah 5, jika tidak lanjutkan
ke langkah 4
4. Berikan j=j+1, jika j<p kembali kelangkah 3
5. Buatlah garis mulai rataan perlakuan ke-i dan
perlakuan ke-j
6. Berikan i=i+1 , jika i<p kembali ke langkah 3
7. stop
Setelah prosedur diatas dilakukan maka bisa ditarik kesimpulan
Perlakuan yang berada dalam satu garis yang sama berarti
perlakuan-perlakuan tersebut tidak berbeda nyata pada taraf alpha
Penggunaan uji lanjut
CONTOH (RAL pertemuan 2)

Percobaan untuk mencari bentuk obat yang paling


efektif memberikan pengaruh waktu penyembuhan
yang paling tepat
Bentuk obat : A = tablet , B= sirup, C= kapsul

Apakah ada pengaruh jenis obat terhadap lama


penyembuhan ?
SV db JK KT Fhit

obat 2 172.33 86.165 14.12541

error 12 73.2 6.1

total 14 245.33

Kesimpulan : Fhitung>Ftabel=3.89. maka H0 ditolak


Artinya pemberian jenis obat berpengaruh terhadap lama
penyembuhan

Tabel ANAVA
- Karena terdapat perbedaan antar jenis
obat terhadap lama penyembuhan maka
akan dilakukan uji lanjut. Yaitu uji
BNT,BNJ,DMRT

UJI LANJUT
Uji BNT
1. Mengurutkan nilai rata-rata
C= 21.4
B= 18.4
A= 13.2
2. Menghitung nilai BNT

2𝐾𝑇𝐸
𝐵𝑁𝑇 = 𝑡(𝛼/2,𝑑𝑏𝑒)
𝑟

2(6.1)
𝐵𝑁𝑇 = 𝑡(0.025;12)
5
𝐵𝑁𝑇 = 2.1788 𝑥 1.56 = 3.4
Lanjutan Uji BNT

3. Membandingkan selisih rata-rata BNT


- C vs B → 21.4-13.2=8.2 > BNT= 3.4
(artinya signifikan, karena nilainya lebih bisar dari nilai BNT, artinya C dan B berbeda)
- C vs A → 21.4-18.4= 3 < BNT=3.4
(artinya tidak signifikan, Artinya obat C dan A sama
- A vs B → 18,4-13,2=5,2 > BNT=3.4
(artinya signifikan, artinya obat A dan B berbeda)

4.Menarik kesimpulan
Dari hasil uji lanjut BNT dapat dilihat bahwa efek dari obat C dan obat A memiliki kesamaan
dala lama waktu penyembuhan.
Namun jenis obat yang paling efektif adalah obat B dengan rata-rata waktu penyembuhan
paling kecil dibandingkan dengan kedua obat lainnya.
UJI BNJ
1. Mengurutkan nilai rata-rata
C= 21.4
B= 18.4
A= 13.2
2. Menghitung nilai BNJ

𝐾𝑇𝐸
𝐵𝑁𝐽 = 𝑞(𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒)
𝑟

(6.1)
𝐵𝑁𝐽 = 𝑞(0.05;3;12)
5
𝐵𝑁𝐽 = 3.77 𝑥 1.104 = 4.16
LANJUTAN Uji BNJ

3. Membandingkan selisih rata-rata BNJ


- C vs B → 21.4-13.2=8.2 > BNJ= 4.16
(artinya signifikan, karena nilainya lebih bisar dari nilai BNJ, artinya C dan B berbeda)
- C vs A → 21.4-18.4= 3 < BNJ=4.16
(artinya tidak signifikan, Artinya obat C dan A sama
- A vs B → 18,4-13,2=5,2 > BNJ=4.16
(artinya signifikan, artinya obat A dan B berbeda)

4.Menarik kesimpulan
Dari hasil uji lanjut BNJ dapat dilihat bahwa efek dari obat C dan obat A memiliki kesamaan
dala lama waktu penyembuhan.
Namun jenis obat yang paling efektif adalah obat B dengan rata-rata waktu penyembuhan
paling kecil dibandingkan dengan kedua obat lainnya.
UJI DMRT
1. Mengurutkan nilai rata-rata
C= 21.4
B= 18.4
A= 13.2
2. Menghitung nilai DMRT

𝐾𝑇𝐸
𝑅𝑃 = 𝑅 𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒
𝑟

6.1
𝑅3 = 𝑅 0.05;,3;12 = 3.23𝑋1.104 = 3.567
5

6.1
𝑅2 = 𝑅 0.05;,2;12 = 3.04𝑋1.104 = 3.402
5
LANJUTAN Uji DMRT

3. Membandingkan selisih rata-rata DMRT


- C vs B → 21.4-13.2=8.2 > R3= 3.567
(artinya signifikan, karena nilainya lebih bisar dari nilai BNJ, artinya C dan B berbeda)
- C vs A → 21.4-18.4= 3 < R2=3.402
(artinya tidak signifikan, Artinya obat C dan A sama
- A vs B → 18,4-13,2=5,2 > R2=3.402
(artinya signifikan, artinya obat A dan B berbeda)

4.Menarik kesimpulan
Dari hasil uji lanjut DMRT dapat dilihat bahwa efek dari obat C dan obat A memiliki
kesamaan dala lama waktu penyembuhan.
Namun jenis obat yang paling efektif adalah obat B dengan rata-rata waktu penyembuhan
paling kecil dibandingkan dengan kedua obat lainnya.
UJI ASUMSI

Asumsi Sebelum pengujian ANAVA


1. Kenormalan
2. Kehomogenan ragam
3. Kebebasan galat
Lanjutkan dengan data yang sama pada tugas uji BNT
minggu kemarin . Lakukan uji BNJ dan DMRT
1. (kerjakan manual)
2. UJI MENGGUNAKAN spss untuk BNJ dan DMRT
3. DI KETIK

Dikumpulkan pada GC paling lambat RABU tanggal 31 maret jam 4 sore


THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai