Uji lanjut di gunakan ketika uji F signifikan pada alpha yang di tentukan
Uji BNT
2𝐾𝑇𝐸
● Jika banyak ulangan sama : 𝐵𝑁𝑇 = 𝑡 𝛼/2,𝑑𝑏𝑒 𝑟
● Jika ulangan tidak sama :
1 1
𝐵𝑁𝑇 = 𝑡 𝛼/2,𝑑𝑏𝑒 𝐾𝑇𝐸 𝑟𝑖
+𝑟
𝑖′
Perbedaan mendasar dgn BNT terletak pada penentuan nilai α , dimana jika misalnya
ada 4 perlakuan dan ditetapkan α =5%, maka setiap pasangan perbandingan perlakuan
akan menerima kesalahan sebesar: α /(2x6)% = 0.413%
Nilai Kritis BNJ
Hipotesis:
𝐻𝑜 : 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖 ′
𝐻1 : 𝜇𝑖 ≠ 𝜇𝑖 ′
Statistik uji jika ulangan sama :
𝐾𝑇𝐸
𝐵𝑁𝐽 = 𝑞 𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒
𝑟
Statistik uji jika ulangan tidak sama : nilai r dapat didekati dengan rataan
harmonik (rh):
1
𝑟ℎ = 𝑡
𝑖=1 1/𝑟𝑖
Kriteria uji :
Jika 𝑌𝑖 − 𝑌𝑖 ′ > 𝐵𝑁𝐽 maka dapat disimpulkan kedua perlakuan berbeda nyata
1. Urutkan rataan perlakuan dari yang terkcil sampai
yang terbesar atau sebaliknya
2. Nilai awal i=1 dan j=1
3. Hitung beda antara rataan perlakuan terkecil ke-i
dengan terbesar ke-j, kemudian bandingkan
dengan nilai BNJ. Jika beda rataan perlakuan lebih
kecil lanjutkan ke langkah 5, jika tidak lanjutkan
ke langkah 4
4. Berikan j=j+1, jika j<p kembali kelangkah 3
5. Buatlah garis mulai rataan perlakuan ke-i dan
perlakuan ke-j
6. Berikan i=i+1 , jika i<p kembali ke langkah 3
7. stop
Setelah prosedur diatas dilakukan maka bisa ditarik kesimpulan
Perlakuan yang berada dalam satu garis yang sama berarti
perlakuan-perlakuan tersebut tidak berbeda nyata pada taraf alpha
UJI PERBANDINGAN BERGANDA DUNCAN (DMRT)
DUNCAN MULTIPLE RANGE TEST
Hipotesis:
𝐻𝑜 : 𝜇𝑖 = 𝜇𝑖 ′
𝐻1 : 𝜇𝑖 ≠ 𝜇𝑖 ′
Statistik uji jika ulangan sama :
𝐾𝑇𝐸
𝑅𝑃 = 𝑅 𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒
𝑟
Statistik uji jika ulangan tidak sama : nilai r dapat
didekati dengan rataan harmonik (rh):
1
𝑟ℎ = 𝑡
𝑖=1 1/𝑟𝑖
1. Urutkan rataan perlakuan dari yang terkcil sampai
yang terbesar atau sebaliknya
2. Nilai awal i=1 dan j=1
3. Hitung beda antara rataan perlakuan terkecil ke-i
dengan terbesar ke-j, kemudian bandingkan
dengan nilai Rp. Jika beda rataan perlakuan lebih
kecil lanjutkan ke langkah 5, jika tidak lanjutkan
ke langkah 4
4. Berikan j=j+1, jika j<p kembali kelangkah 3
5. Buatlah garis mulai rataan perlakuan ke-i dan
perlakuan ke-j
6. Berikan i=i+1 , jika i<p kembali ke langkah 3
7. stop
Setelah prosedur diatas dilakukan maka bisa ditarik kesimpulan
Perlakuan yang berada dalam satu garis yang sama berarti
perlakuan-perlakuan tersebut tidak berbeda nyata pada taraf alpha
Penggunaan uji lanjut
CONTOH (RAL pertemuan 2)
total 14 245.33
Tabel ANAVA
- Karena terdapat perbedaan antar jenis
obat terhadap lama penyembuhan maka
akan dilakukan uji lanjut. Yaitu uji
BNT,BNJ,DMRT
UJI LANJUT
Uji BNT
1. Mengurutkan nilai rata-rata
C= 21.4
B= 18.4
A= 13.2
2. Menghitung nilai BNT
2𝐾𝑇𝐸
𝐵𝑁𝑇 = 𝑡(𝛼/2,𝑑𝑏𝑒)
𝑟
2(6.1)
𝐵𝑁𝑇 = 𝑡(0.025;12)
5
𝐵𝑁𝑇 = 2.1788 𝑥 1.56 = 3.4
Lanjutan Uji BNT
4.Menarik kesimpulan
Dari hasil uji lanjut BNT dapat dilihat bahwa efek dari obat C dan obat A memiliki kesamaan
dala lama waktu penyembuhan.
Namun jenis obat yang paling efektif adalah obat B dengan rata-rata waktu penyembuhan
paling kecil dibandingkan dengan kedua obat lainnya.
UJI BNJ
1. Mengurutkan nilai rata-rata
C= 21.4
B= 18.4
A= 13.2
2. Menghitung nilai BNJ
𝐾𝑇𝐸
𝐵𝑁𝐽 = 𝑞(𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒)
𝑟
(6.1)
𝐵𝑁𝐽 = 𝑞(0.05;3;12)
5
𝐵𝑁𝐽 = 3.77 𝑥 1.104 = 4.16
LANJUTAN Uji BNJ
4.Menarik kesimpulan
Dari hasil uji lanjut BNJ dapat dilihat bahwa efek dari obat C dan obat A memiliki kesamaan
dala lama waktu penyembuhan.
Namun jenis obat yang paling efektif adalah obat B dengan rata-rata waktu penyembuhan
paling kecil dibandingkan dengan kedua obat lainnya.
UJI DMRT
1. Mengurutkan nilai rata-rata
C= 21.4
B= 18.4
A= 13.2
2. Menghitung nilai DMRT
𝐾𝑇𝐸
𝑅𝑃 = 𝑅 𝛼,𝑝,𝑑𝑏𝑒
𝑟
6.1
𝑅3 = 𝑅 0.05;,3;12 = 3.23𝑋1.104 = 3.567
5
6.1
𝑅2 = 𝑅 0.05;,2;12 = 3.04𝑋1.104 = 3.402
5
LANJUTAN Uji DMRT
4.Menarik kesimpulan
Dari hasil uji lanjut DMRT dapat dilihat bahwa efek dari obat C dan obat A memiliki
kesamaan dala lama waktu penyembuhan.
Namun jenis obat yang paling efektif adalah obat B dengan rata-rata waktu penyembuhan
paling kecil dibandingkan dengan kedua obat lainnya.
UJI ASUMSI