Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH RANCANGAN PERCOBAAN

RANCANGAN PETAK TERBAGI


DALAM RANCANGAN ACAK KELOMPOK

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Petrus Kanesius Ola

( 131.06.1011 )

Sri Wahyuningsih

( 141.06.1005 )

Irene Parosia Anastasis

(141.06.1018 )

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS TERAPAN
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Rancangan Percobaan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Makalah yang Kami telah

susun dibuat dalam

rangka memenuhi syarat nilai tugas 4 dalam mata kuliah Rancangan Percobaan.
Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari
segenap pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Noviana Pratiwi, S.Si, M.Si. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Rancangan Percobaan
2. Bapak dan Ibu yang telah memberi fasilitas.
3. Dan semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan Makalah ini.
Kami menyadari apabila dalam penyusunan Makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Seperti kata pepatah Tiada gading yang tak retak,
demikian juga dengan makalah ini, tentunya juga masih banyak kesalahan dan
kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun Kami harapkan
demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
Laporan Makalah ini dan pada umumnya bagi para pembaca.Amin.

Yogyakarta, 13 Oktober 2015

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan.............................................................................................................2
1.5 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori...............................................................................................3
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Rancangan Percobaan.................................3
2.1.2 Prinsip Utama dari Perancangan Percobaan..................................3
2.1.3 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Suatu Percobaan.......................5
2.2 Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design)........................................8
2.2.1 Model Linier dan Analis Ragam.................................................16
BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Contoh Kasus 1............................................................................................22
3.1.1 Analisis................................................................................................22
3.1.2 Uji-Lanjut (Menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil)..........................26
3.2 CONTOH KASUS 2....................................................................................29
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................39
4.2 Saran.............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Percobaan adalah salah satu prosedur dalam penelitian dan memerlukan
suatu rancangan percobaan yang di dalamnya terdapat rumusan dugaan suatu
kondisi yang akan diteliti. Pelaksanaan percobaan terkadang melibatkan lebih dari
satu faktor perlakuan yang dapat mempengaruhi obyek penelitian. Langkahlangkah terpenting dari suatu percobaan adalah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan;
dan (3) analisa statistik.
Metode perancangan percobaan banyak digunakan dalam semua bidang
penyelidikan. Misalnya penyelidikan dalam Ilmu pertanian, biologi, kesehatan,
ilmu-ilmu teknik, ilmu-ilmu fisik dan ilmu sosial, yang semuanya merupakan
disiplin-disiplin ilmu yang menggunakan pendekatan statistika untuk merancang
dan menganalisis percobaan. Suatu percobaaan biasanya dilakukan untuk
menyelidiki apakah ada perbedaan efek dari beberapa perlakuan terhadap suatu
percobaan dan dari hasil percobaan dapat kita ketahui analisis dan kesimpulan
yang objektif yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang diselidiki.
Menurut Sumarto (1993), rancangan percobaan yang menggunakan lebih
dari satu faktor, dengan perlakuan merupakan kombinasi dari level-level suatu
faktor dengan level-level faktor yang lain, disebut rancangan faktorial. Apabila
dalam suatu percobaan dijumpai sebuah kondisi dengan kedua faktor
membutuhkan unit percobaan yang besar maka termasuk kedalam rancangan
petak terbagi.
Dalam melakukan rancangan petak terbagi, terdapat petak-petak yang terbagi
menjadi petak utama (main plot) dan anak petak (sub plot). Faktor yang dianggap
lebih penting diterapkan pada anak petak dan faktor yang lain diterapkan pada
petak utama. Satuan percobaan untuk petak utama bisa dirancang dengan

rancangan dasar RAL, RAKL, dan RSBL, namun pada pembahasan ini, kita akan
menggunakan RAK.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan Rancangan Petak Terbagi (RPT) ?
2. Apa model linier dan analisis ragam pada Rancangan Petak Terbagi ?
3. Apa contoh kasus Rancangan Petak Terbagi dan bagimana
penyelesaiannya ?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya pelebaran masalah maka, penulis hanya
membatasi masalah tentang Rancangan Petak Terbagi.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil beberapa tujuan
antara lain :
1. Untuk mengetahui Rancangan Petak Terbagi.
2. Untuk mengetahui perhitungan model linier dan analisis ragam pada
Rancangan Petak Terbagi
3. Mengetahui cara penyelesaian kasus menggunakan Rancangan Petak
Terbagi

1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan tentang Rancangan Petak Terbagi (RPT).
2. Menambah pengetahuan tentang model-model linier dan analisis ragam
dalam perhitungan Rancangan Petak Terbagi (RPT).
3. Memperluas wawasan dan referensi bagi pembaca,memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang didapat setelah mengikuti perkuliahan dan dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1

Pengertian dan Tujuan Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan adalah suatu rancangan yang dibuat untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dan memiliki hubungan dengan
persoalan yang sedang diselidiki yang merupakan langkah-langkah
lengkap

sebelum

percobaan

dilakukan,sehingga

akan

membawa

penelitian kepada analisis dan kesimpulan yang objektif.


Menururt Gaspersz, 1991. Rancangan percobaan merupakan
pengaturan pemberian perlakuan kepada unit - unit percobaan dengan
maksud agar keragaman respon yang ditimbulkan oleh lingkungan dan
keheterogenan percobaan yang digunakan dapat diminimalkan. Dalam
suatu percobaan, variabel

adalah suatu variabel respons yang terjadi

akibat pengaruh suatu faktor atau beberapa faktor. Akan tetapi, dalam
kenyataannya nilai variabel

bisa berubah-ubah karena adanya variabel

yang tidak dapat dikendalikan sehingga tidak dapat diabaikan pada


saat melakukan percobaan. Variabel

yang bersifat demikian disebut

variabel konkomitan (Sudjana, 2002).


Maksud dilakukannya percobaan adalah : (a) melakukan estimasi,
yang mencakup penentuan besarnya perbedaan respon dan tingkat respon
(b) pengujian suatu hipotesis.
Secara umum tujuan diadakannya suatu percobaan ialah untuk
memperoleh keterangan tentang bagaimana respons yang diberikan oleh
suatu objek pada berbagai keadaan tertentu yang ingin diperhatikan.
3

2.1.2

Prinsip Utama dari Perancangan Percobaan


Prinsip utama dari perancangan percobaan merupakan gagasan
dasar dari R.A Fisher dan F.Yates. Tiga prinsip utama dalam menyusun
perancangan suatu percobaan ( Gaspersz, 1991, p22-24 ):

a. Pengulangan ( Replikasi )
Pengulangan adalah perlakuan yang muncul lebih dari satu kali
dalam suatu percobaan. Jika dalam suatu percobaan setiap perlakuan
hanya muncul satu kali atau mempunyai ulangan tunggal maka kita tidak
dapat menduga galat dalam percobaan (galat : kesalahan antara nilai
sebenarnya dengan nilai yang diestimasi). Tujuan pengulangan adalah
untuk meningkatkan ketelitian karena jika jumlah ulangan semakin
banyak atau bertambah maka akan semakin meningkatkan ketelitian,
agar tidak salah dalam pengambilan keputusan karena pengulangan
dapat

menambah

cakupan

penarikan

kesimpulan,

dapat

mengendalikan ragam galat pengulangan juga memungkinkan kita untuk


mengelompokkan satuan-satuan percobaan

menurut

respon

yang

diharapkan untuk memaksimumkan keragaman antar kelompok dan


meminimumkan keragaman dalam kelompok, sehingga mempelajari
perbedaan perlakuan dapat lebih teliti, dan juga bertujuan untuk
menduga ragam galat.
b. Pengacakan (Randomization)
Pengacakan

mengandung arti memberikan kesempatan yang

sama kepada

masing-masing satuan

perlakuan.

Fungsi

pengacakan

percobaan

agar

untuk

pengujian

dikenakan

menjadi

sah,

memperkecil bias, supaya galat menjadi independent.


Untuk menentukan penerimaan suatu perlakuan secara random,
diperlukan alat-alat yang biasanya dipakai dalam permainan, seperti
undian angka dan sebagainya.

Selain itu yang lebih baik adalah

menggunakan daftar bilangan teracak atau bilangan perandoman.

c.

Pengendalian Tempat Percobaan (Local Control)


Peneliti menentukan perlakuan-perlakuan pada petak percobaan atau
mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi
lingkungan pada suatu percobaan agar objek yang diteliti adalah objek yang
homogen. Pengendalian lokal dapat dikerjakan melalui cara : perancangan
percobaan dengan melakukan pengelompokan, menggunakan kovariabel atau
variable tambahan, memilih ukuran satuan-satuan percobaan.

2.1.3

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Suatu Percobaan


Dalam suatu percobaan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan,

yaitu : (1) respons yang diberikan oleh objek, (2) keadaan tertentu yang
sengaja

diciptakan

untuk menimbulkan respons,

dan

(3) keadaan

lingkungan serta keragaman alami objek yang dapat mengacaukan


penelaahan mengenai respons yang terjadi. Dalam perancangan percobaan
ketiga hal tersebut perlu diperhatikan. Rancangan mengenai ketiga hal ini
dalam suatu rancangan percobaan masing-masing disebut :

rancangan

perlakuan, rancangan lingkungan dan rancangan respon.


1) Rancangan Perlakuaan
Rancangan Perlakuan yaitu rancangan yang berkaitan dengan
bagaimana

perlakuan-perlakuan

dibentuk,

macam

perlakuan

sangat

ditentukan oleh tujuan percobaan atau pertanyaan-pertanyaan yang ingin


diperoleh jawabannya melalui suatu
atas

percobaan.

perlakuan

terdiri

perlakuannya

bukan merupakan contoh acak perlakuan,

Rancangan

: (1) fixed model, yaitu model yang


(2) random

model, yaitu model yang perlakuannya merupakan contoh acak dari


populasi yang digunakan dalam percobaan yang diambil secara acak.
Contoh Rancangan Perlakuan :
a. Rancangan Satu Faktor

Rancangan ini hanya melihat pengaruh satu peubah bebas (faktor),


terhadap perubah respon. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi

perubah respon harus dikendalikan agar bersifat homogen.


b. Rancangan Dua Faktor atau Lebih

Rancangan ini digunakan bila diduga ada pengaruh dari dua atau lebih
faktor secara simultan terhadap peubah respon. Sehingga diketahui pengaruh
masing-masing faktor dan interaksinya. Perlakuan yang dibentuk merupakan
kombinasi taraf-taraf semua faktor.
2) Rancanga Lingkungan
Rancangan lingkungan yaitu

rancangan yang

berkaitan dengan

bagaimana perlakuan-perlakuan ditempatkan pada unit-unit percobaan. Pada


dasarnya rancangan lingkungan merupakan pengaturan pemberian perlakuan
kepada satuan-satuan percobaan dengan maksud agar keragaman respon yang
ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan keheterogenan bahan percobaan
yang digunakan dapat diwadahi dan disingkirkan. Rancangan lingkungan
terdiri atas:
a. Rancangan Acak Lengkap
Rancangan ini digunakan bila unit percobaan relatif homogen.
Ulangan yang dibentuk tidak menunjukan keheterogenan sumber
keragaman.
b. Rancangan Acak Kelompok
Rancangan ini disusun dengan mengelompokan unit percobaan ke
dalam beberapa kelompok. Hal ini di lakukan karena adanya
keheterogenan unit percobaan yang merupakan komponen keragaman
dalam percoba.
c. Rancangan Bujur Sangkar Latin
Rancangan ini mengendalikan keragaman unit-unit percobaan
lebih dari satu sisi komponen keragaman. Sisi-sisi ini disebut baris dan
lajur. Banyaknya ulangan haruslah sama dengan banyaknya perlakuan

d. Rancangan Petak Terbagi


Rancangan ini bagian dari rancangan dua faktor atau lebih.
Kombinasi perlakuan

tidak

diacak

sempurna

terhadap

unit-unit

percobaan. Hal ini terjadi karena beberapa alasan, diantaranya adalah :


1. Tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Tingkatan
ini ditentukan sendiri oleh peneliti sesuai dengan tujuannya.
2. Pengembangan dari percobaan yang telah berjalan. Percobaan yang
dilakukan dengan menambahkan faktor baru yang belum ada pada
penelitian terdahulu.
3. Kendala pengacakan dilapangan. Taraf-taraf dari

salah

satu

faktor membutuhkan unit yang lebih besar dibandingkan taraf-taraf


faktor yang lain, sehingga pengacakan secara sempurna tidak lagi
efektif atau efisien. Faktor-faktor pada

rancangan

ini

disebut

dengan petak utama dan anak petak.


Rancangan lingkungan pada rancangan petak terpisah keduanya
bisa sama ataupun berbeda. Satuan percobaan untuk petak utama dan petak
utamanya dapat menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan Rancangan Bujur Sangkar Latin
(RBSL).
3)

Rancangan Respon
Rancangan respon yaitu rancangan yang berkaitan dengan
bagaimana respon diambil dari unit-unit percobaan yang diteliti dan
digunakan untuk menilai atau mengukur pengaruh perlakuan serta
bagaimana cara melakukan penilaian atau pengukuran itu. Hal yang perlu
diperhatikan ialah apakah sifat atau karakteristik yang dipilih itu memang
relevan dan dapat mencerminkan pengaruh berbagai perlakuan yang
diteliti.

2.2 Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design)


A. Pengertian Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design)
Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) adalah rancangan
percobaan yang menggunakan dua faktor yang menitikberatkan pada
penyelidikan terhadap pengaruh utama salah satu faktor dan interaksi dari
kedua faktor yang dianggap lebih penting untuk diteliti daripada pengaruh dari
faktor yang lain.
Ada dua factor dalam RPT yaitu:

Perlakuan petak utama = main treatment = main plot factor


Ialah factor yang dicoba dengan tingkat ketelitian yang lebih rendah

Perlakuan anak petak = sub treatment = sub plot factor


Ialah factor yang dicoba dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi
Jadi Rancangan Petak terbagi merupakan percobaan factorial, tetapi

percobaan faktorial belum tentu RPT


.
B. Hal yang di pertimbangkan untuk membagi faktor menjadi petak
utama atau anak petak
a. Derajat ketepatan
Misalnya suatu penelitian ditujukan untuk menilai 10 varietas
kedelai dengan tiga taraf/level pemupukan dalam suatu percobaan faktorial
10 x 3, apabila si peneliti mengharapkan ketepatan lebih tinggi bagi
perbandingan varietas kedelai daripada untuk respons pemupukan. Dengan
demikian, si peneliti akan membuat varietas sebagai faktor anak petak dan
pemupukan sebagai faktor petak utama. Akan tetapi, seorang agronomis
yang mempelajari respons pemupukan 10 varietas kedelai yang
dikembangkan oleh si peneliti mungkin akan menginginkan ketepatan yang
libih tinggi untuk respons pemupukan daripada untuk varietas, dan akan
menempatkan varietas pada petak utama dan pemupukan pada anak petak.

b. Ukuran nisbi mengenai pengaruh utama


Apabila pengaruh utama salah satu faktor diharapkan lebih besar
dan lebih mudah dilihat daripada faktor lainnya, maka salah satu faktor
tersebut dapat ditempatkan sebagai petak utama, dan faktor yang lain
sebagai anak petak.

Misalnya kita ingin meneliti jarak tanam pada

beberapa varietas tanaman. Dari percobaan-percobaan terdahulu sudah


diketahui informasi tentang varietas tersebut antara lain potensi
produksinya. Sedangkan dalam percobaan ini ingin diketahui lebih
mendalam tentang pengaruh jarak tanam pada beberapa varietas tersebut,
maka dalam percobaan semacam ini digunakan RPT. Varietas diperlakukan
sebagai faktor petak utama (main plot faktor), sedangkan jarak tanam
diperlakukan sebagai faktor anak petak (sub plot faktor), karena
mengharapkan pengaruh perlakuan jarak tanam lebih besar daripada faktor
perlakuan varietas.
c. Praktek pengelolaan
Penempatan perlakuan sebagai petak utama dilakukan berdasarkan
pertimbangan praktis di lapangan. Misalnya dalam suatu percobaan untuk
menilai penampilan beberapa varietas padi dengan berbagai taraf
pemupukan, si peneliti mungkin menempatkan petak utama untuk
pemupukan guna memperkecil keperluan pemisahan petakan yang
memerlukan taraf pemupukan yang berbeda. Contoh lain pada kasus
percobaan yang melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor)
dengan berbagai jenis varietas. Dimana cara pengolahan lahan ditempatkan
sebagai petak utama dan jenis varietas sebagai anak petak

C. Alasan

Penerapan

Rancangan

petak

Terbagi

dan

Kekurangan

Rancangan Petak Terbagi


Alasan Penerapan Rancangan petak terpisah (Split Plot)
Adanya tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan dalam
percobaan. Misalnya pada percobaan dua faktor yaitu varietas dan lokasi,
peneliti lebih mementingkan varietas dibandingkan dengan lokasi sehingga
dalam aplikasinya lokasi diperlakukan sebagai petak utama (main plot)
dan fakor varietas sebagai anak petak.
Pengembangan dari penelitian yang telah berjalan. Misalnya pada awal
percobaan peneliti hanya ingin melihat produktifitas dari berbagai varietas,
namun

setelah

percobaan

itu

berjalan

peneliti

tersebut

ingin

mengembangkan penelitiannya yaitu dengan menambah faktor efektifitas

10

pemupukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat anak-anak petak


dari masing-masing petak varietas sebelumnya.
Kendala pengacakan di lapangan, dimana salah satu faktor yang dicobakan
tidak bisa atau tidak efisien jika dilakukan pengacakan secara sempurna
karena level-level dari faktor tersebut membutuhkan unit yang lebih besar
dibandingkan dengan level-level faktor lain. Contohnya percobaan yang
melibatkan cara pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor) dengan
berbagai jenis varietas.
Kerugian RPT
Pengaruh utama dari petak utama diduga dengan tingkat ketelitian yang
lebih rendah dibandingkan pengaruh interaksi dan pengaruh utama dari
anak petaknya
Analisis

lebih

kompleks

dibandingkan

rancangan

faktorial

serta

interpretasi hasil analisisnya tidak mudah

D. Pengacakan dan Tata Letak


Langkah-langkah pengacakan :
1. Memilih kelompok unit percobaan secara acak
2. Menempatkan taraf-taraf faktor A secara acak pada setiap kelompok
mengikuti plot
lajur.
3. Menempatkan taraf-taraf faktor B secara acak pada setiap kelompok
mengikuti plot
baris.

1. Pengacakan dan Tata Letak RAL

11

Pada percobaan ini, RAL di tunjukkan pada tata letak dari faktor
utamanya, artinya petak faktor utama dirancang secara lengkap dan di bagi
menjadi plot-plot faktor tambahan yang letaknya di acak dalam petak faktor
utama.
Untuk lebih jelasnya,perhatikan contoh suatu percobaan faktorial untuk
menyelidiki pengaruh pemupukan (A) sebagai faktor yang kurang dipentingkan
(Petak Utama) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu a1,a2 dan a3.
Faktor kdeua adalah B yang merupakan faktor yang lebih dipentingkan
(Anak Petak) berupa varietas yang terdri dari varietas (2 taraf), yaitu b1, dan b2.
Dengan demikian rancangan perlakuannya :
Pemupukan (A) : 3 taraf (a=3)
Varietas (B) : 2 taraf (b=2)
Diulang 3 kali : (r=3)
Langkah ke-1:
Bagi area percobaan menjadi r x a satuan percobaan, sesuai dengan taraf
Faktor A dan banyaknya ulangan. Pada kasus ini di bagi menjadi 3x3=9 petak.
Langkah ke-2:
Lakukan pengacakan petak utama secara serempak.
Prosedur pengacakan bisa dilihat kembali pada pembahasan pengacakan pada
RAL

Langkah ke-3
Bagilah setiap petak utama di atas menjadi b petak, sesuai dengan taraf
Faktor B. Pada kasus ini, setiap petak utama di bagi menjadi 2 petak.
Selanjutnya lakukan pengacakan anak petak pada setiap petak utama secara
terpisah dan bebas. Dengan demikian terdapat 9 kali proses pengacakan secara
terpisah dan bebas.

12

2. Pengacakan Petak-Terbagi dalam RAK


Misalnya: faktor A dengan taraf a 0 dan a1, serta faktor B dengan taraf b 0,
b1 dan b2, ulangan yang diberikan 3 kali maka cara penempatan perlakuan
tsb ke-dalam satuan percobaan pengacakannya juga dilakukan secara bertahap
sbb:
- Disiapkan terlebih dahulu untuk kelompok ( I, II, dan III )
- Faktor A sebagai petak utama diacak dalam kelompok tsb (untuk a 0 dan a1).
Jumlah petak utama ada 2 x 3 = 6 petak
- Faktor B sebagai anak petak dengan taraf b 0, b1, dan b2 diacak dalam petak
utama. Jumlah anak petak keseluruhan 3 x 6 = 18 anak petak.

3. Pengacakan Petak-Terbagi dalam RSBL


pengacakan petak utama pada rancangan RPT dengan rancangan RBSL
sama dengan prosedur pengacakan RSBL. Hanya saja, pada RPT dilanjutkan
dengan pengacakan untuk penempatan anak petak pada setiap petak utamanya.
Pada contoh kasus ini, digunakan kembali contoh rancangan perlakuan pada
13

RAL dan RAK diatas, yaitu faktor A terdiri dari 3 taraf dan faktor B 2 taraf
diulang 3 kali. Perhatikan apabila petak utama dirancang dengan menggunakan
rancangan dasar RBSL, maka taraf faktor A (petak utama) harus sama dengan
banyaknya ulangan, sedangkan taraf faktor B bisa berbeda. Pada contoh kasus
diatas, taraf faktor A = taraf ulangan.
Rancangan Perlakuan
Pemupukan (A)

: 3 taraf ( a=3)

Varietas (B)

: 2 taraf (b=2)

Kelompok (R)

: 3 kali (r=3)

Pengacakan pada petak utama


Langkah ke-1: Pilih rancangan dasar RBSL untuk ukuran 3x3
Langkah ke-2: Lakukan pengacakan pada arah baris kemudian arah kolom.
Misalkan hasilnya sebagai berikut :

Langkah ke-3: Ganti kode diatas dengan kode perlakuan faktor A. pada contoh
kasus ini : A = a1 : B=a2: c=a3. Hasilnya sebagai berikut, yang tidak lain adalah
tata letak untuk petak utama yang disusun dengan pola RBSL

14

Langkah ke-4: Bagi setiap satuan percobaan pada petak utama tersebut sesuai
dengan taraf dari faktor B. Pada kasus ini setiap petak utama dibagi menjadi 2,
karena taraf faktor B=2, sehingga totalnya menjadi 9x2 = 18 satuan percobaan.
Lakukan pengacakan secara terpisah pada masing-masing petak utama (pada
kasus diatas, terdapat 9 kali pengacakan). Ingat, setiap taraf B harus terdapat pada
setiap petak utama. Misal hasilnya sebagai berikut ( perhatikan, ke-2 taraf B, b1
dan b2 terdapat pada setiap taraf faktor A)

E. Langkah Analisis Variansi pada Rancangan Petak Terpisah


1. menghitung faktor koreksi dan jumlah kuadrat total;
2. menghitung jumlah kuadrat, derajat bebas, dan kuadrat tengah pada
masing-masing sumber variansi
3. menghitung koefisien keragaman petak utama dan anak petak; dan
4. melakukan pengujian hipotesis pengaruh perlakuan dengan menghitung
nilai F untuk setiap pengaruh yang perlu diuji. Selanjutnya dilakukan
uji lanjutan setelah analisis variansi apabila hipotesis nol pada
pengaruh perlakuan ditolak untuk model tetap.

15

2.2.1 Model Linier dan Analis Ragam


1. -- Model Linier RAL

Formula Analisis Ragam untuk RAL

16

Bentuk hipotesis rancangan petak terbagi (split plot)


sama dengan rancangan faktorial RAL yaitu :
Hipotesis yang akan diuji adalah:
i. Pengaruh utama faktor A terhadap respon
H0 : 1 = 2 = ... = = 0
H1 : minimal ada satu i 0
ii. Pengaruh utama faktor B terhadap respon
H0 : 1 = 2 = ... = = 0
H1 : minimal ada satu j 0
iii. Pengaruh interaksi faktor AB terhadap respon
H0 : ()11 = ()12 = ... = () = 0
H1 : minimal ada satu ij 0

dalam RAL

Tabel Analis Ragam RAL


Sumber
keragaman
Petak utama
A
Galat a
Anak petak
B
AB
Galat b
Total

Derajat
bebas

Jumlah
kuadrat

Kuadrat
tengah

F-hitung

F-tabel

a-1
A(r-1)

JK(A)
JK(Galat a)

KT(A)

KT(A)/KTGa

F(a,db-A,db-G)

b-1
(a-1)(b-1)
A(r-1)(b-1)
Abr-1

JK(B)
JK(AB)
JK(galat b)
JKT

KT(B)
KT(AB)
KT(galat b)

KT(B)/KTGB
KT(AB)/KTGb

F(a,db-B,db-G)
F(a,db-AB,db-G)

2. --Model Linier RAK

Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan :

17

Bentuk hipotesis rancangan terbagi (split plot) dalam RAK


1. Pengaruh petak utama (faktor A)
H0: i(faktor A tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu i dimana i
2. Pengaruh anak petak (faktor B)
H0: j(faktor B tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu j dimana j
3. Pengaruh sederhana (interaksi) faktor A dengan faktor B
H0: (12ij(interaksi dari faktor A dan faktor B tidak
berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu (i,j) dimana ij

18

Hipotesis tersebut berlaku hanya untuk model tetap sedangkan untuk model acak
hipotesis yang diuji adalah keragaman pengaruh faktor A (keragaman pengaruh
faktor B (2),

keragaman pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B (.

Sedangkan untuk model campuran disesuaikan dengan sifat dari masing-masing faktor,
misal faktor A acak dan faktor B tetap atau sebaliknya.

Langkah-langkah penghitungannya adalah sebagai berikut :


1. Menghitung Faktor Koreksi

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Total

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok

4. Menghitung Jumlah Kuadrat Faktor A

5. Menghitung Jumlah Kuadrat Galat Petak Utama (a)

6. Menghitung Jumlah Kuadrat Faktor B

7. Menghitung Jumlah Kuadrat B

8. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi AB

19

9. Menghitung Jumlah Kuadrat Galat c

10. Membuat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya seperti berikut :
Contoh tabel analisis ragam Pengaruh kombinasi pemupukan NPK dan
genotype padi terhadap hasil padi (kg/petak)

11. Uji hipotesis dan membuat kesimpulan


3. Formula Analisis Ragam untuk RSBL

20

4. Analisis Ragam RAL vs RAK vs RBSL

21

BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Contoh Kasus 1
Pengaruh kombinasi pemupukan NPK dan genotype padi terhadap hasil
padi (kg/petak). Pengaruh kombinasi pemupukan NPK (A) terdiri 6 taraf
ditempatkan sebagai Faktor A (Vertikal) dan genotype padi (B) terdiri dari 2 taraf
yang ditempatkan sebagai Faktor B(Horisontal). Rancangan dasar RAK.
Percobaan di ulang 3 kali.
Pupuk (A)

Genotipe (B)
IR-64
S-969
IR-64
S-969
IR-64
S-969
IR-64
S-969
IR-64
S-969
IR-64
S-969

Kontrol
PK
N
NP
NK
NPK
Total
3.1.1

1
20.7
27.7
30
36.6
39.9
37.4
40.8
42.2
42.4
39.8
48.6
42.9
449

Kelompok (K)
2
3
32.1
29.5
33
26.3
30.7
25.5
33.8
27
41.5
46.4
41.2
45.4
43.5
43.3
46
45.9
45.6
44.8
39.5
40.9
49.8
42.6
45.9
43.9
482.6
461.5

Analisis

Langkah 1: Menghitung Faktor Koreksi


02
Langkah 2: Menghitung Jumlah Kuadrat Total

22

4
37.7
37.7
36.9
39
44.5
44.6
43.4
46.2
47
44
46.6
45.6
513.2

Total
120
124.7
123.1
136.4
172.3
168.6
171
180.3
179.8
164.2
187.6
178.3
1906.3

Membuat Tabel JalurTegak (Faktor A x Kelompok)


Total Pupuk (

Kelompok (K)
Pupuk (A)
Kontrol
PK
N
NK
NP
NPK
Total Kelompok (

1
48.4
66.6
77.3
83
82.2
91.5

2
65.1
64.5
82.7
89.5
85.1
95.7

3
55.8
52.5
91.8
89.2
85.7
86.5

4
75.4
75.9
89.1
89.6
91
92.2

244.7
259.5
340.9
351.3
344
365.9

449

482.6

461.5

513.2

1906.3

Langkah 3: Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok

Langkah 4: Menghitung Jumlah Kuadrat Faktor A

23

Langkah 5: Menghitung Jumlah Kuadrat Galat Petak Utama (a)

Membuat Tabel Jalur Mendatar (Faktor B x Kelompok)


Genotipe (B)
Kelompok (K)
1
2
3
4

IR-64
S-969
Total Kelompok

222.4
226.6
449

243.2
239.4
482.6

232.1
229.4
461.5

Langkah 6: Menghitung Jumlah Kuadrat Faktor B

Langkah 7: Menghitung Jumlah Kuadrat B

24

256.1
257.1
513.2

Total Pupuk (

953.8
952.5
1906.3

Buat Tabel Untuk Perlakuan


Genotipe (B)
Pupuk (A)
Kontrol
PK
N
NK
NP
NPK
Total B (

Total A

IR-64

S-969

120
123.1
172.3
171
179.8
187.6

124.7
136.4
168.6
180.3
164.2
178.3

244.7
259.5
340.9
351.3
344
365.9

953.8

952.5

1906.3

Langkah 8: Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi AB

Langkah 9: Menghitung Jumlah Kuadrat Galat c

25

Langkah 9 : Membuat Tabel Analisis Ragam Beserta Nilai F-tabelnya


Sumber Ragam
DB
JK
RJK
F-hit
F.05
Kelompok (K)
3
197.1106 65.70354
Jalur Vertikal
Pupuk (A)
5
1674.796 334.9592 18.7667 2.901
Galat (a)
15
267.7281 17.84854
Jalur Horisontal
Genotipe (B)
1
0.035208 0.035208 0.0317 10.128
Galat (b)
3
3.328958 1.109653
Interaksi
AxB
5
78.59104 15.71821 4.5038
2.901
Galat ( c )
15
52.34979 3.489986
Total
47
2273.94
Langkah 10 : Membuat Uji Hipotesis
a. Uji untuk parameter i ( efek faktor pupuk )
1. Hipotesis
H0 : i = 0, ( Tidak terdapat efek pemberian pupuk terhadap hasil panen )
H1 : Paling sedikit sebuah i 0,( Terdapat efek pemberian pupuk
terhadap hasil panen )
2. Dipilih tingkat signifikansi = 5%
3. Daerah kritis : H0 ditolak jika Fhitung > F tabel= 2,901
4. Statistik uji :

F0=334.9592 / 17.84854 = 18,7667


5. Kesimpulan
Karena Fhitung=18,7667 > dari F(0.05,5,15)=2.901 , maka H0 ditolak
artinya bahwa terdapat efek pemberian pupuk terhadap hasil panen.
b. Uji untuk parameter j ( efek faktor genotipe )
1. Hipotesis
H0 : j = 0, ( Tidak terdapat efek genotipe terhadap hasil panen )

26

H1 : Paling sedikit sebuah j 0, ( Terdapat efek genotipe terhadap hasil


panen )
2. Dipilih tingkat signifikansi = 5%
3. Daerah kritis : H0 ditolak jika Fmenghitung > Ftabel =10,128
4. Statistik uji :

F0=0.035208 / 1.109653 = 0,0317


5. Kesimpulan
Karena Fhitung = 0,0317 < dari Ftabel =10,128 , maka H0 tidak ditolak
artinya bahwa tidak terdapat efek genotipe terhadap hasil panen.
c.

Uji untuk parameter ()ij atau efek interaksinya


1. Hipotesis
H0 : ()ij = 0, ( Tidak terdapat efek interaksi antara pemberian pupuk
dengan faktor genotipe terhadap hasil panen )
H1 : Paling sedikit sebuah ()ij 0, ( Terdapat efek interaksi antara
pemberian pupuk dengan faktor genotipe terhadap hasil panen )
2. Dipilih tingkat signifikansi = 5%
3. Daerah kritis : H0 ditolak jika Ftabel > F tabel =2.901
4. Statistik uji

F0=15.71821 / 3.489986 = 4.50


5. Kesimpulan
Karena Fhitung =4.50 > dari Ftabel=2.901 maka H0 ditolak artinya
bahwa terdapat efek interaksi antara pemberian pupuk dengan faktor
genotipe terhadap hasil panen.
Karena pengaruh interaksi signifikan, maka pengaruh utamanya tidak
perlu dibahas lebih lanjut.

3.1.2 Uji-Lanjut (Menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil)


Perbandingan Rataan Faktor Vertikal (A)
Antara dua kombinasi pemupukan pada genotype yang sama:
t X

27

t =

ta = t(0.05/2.15) = 2.131
tc = t(0.05/2.15) = 2.131
b = 2 (taraf Faktor Horisontal)
KT(Galat a) = 17.8485
KT(Galat c) = 3.48999
t X
Perbandingan antara rata-rata kombinasi pemupukan (Faktor A) pada taraf
Genotipe IR-64
LSD/BNT = 4.9219 kg
Pupuk
(A)
Kontrol
NP
N
NK
NPK

Rerata
30
30.78
42.75
43.08
44.95
46.9

Kontrol
30
0
0.77
12.75 *
13.08 *
14.95 *
16.9 *

PK
30.78
0
11.98 *
12.3 *
14.18 *
16.13 *

NP
42.75
0
0.33
2.2
4.15

N
43.08

0
1.88
3.83

NK
44.95

0
1.95

Perbandingan antara rata-rata kombinasi pemupukan (Faktor A) pada taraf


Genotipe S-969
LSD = 4.9219 kg

28

NPK
46.9

a
a
b
b
b
b

Pupuk
(A)
Kontrol
PK
NP
N
NK
NPK

Rerata
31.18
34.10
41.05
42.15
44.58
45.08

Kontrol
31.18
0
2.93
9.88 *
10.98 *
13.40 *
13.90 *

PK
34.10

NP
41.05

0
6.95 *
8.05 *
10.48 *
10.98 *

0
1.10
3.53
4.03

N
42.15

0
2.43
2.93

NK
44.58

NPK
45.08

0
0.50

Perbandingan Rataan Faktor Horisontal (B)


Antara dua genotype padi pada kombinasi pemupukan tertentu:
t X

t =

=
tb = t(0.05/2,3) = 2.131(sebenarnya sudah tidak layak, karena derajat bebas galat
kurang dari 6, yaitu 3)
tc = t(0.05/2,15) = 2.131
a = 6 (taraf Faktor Vertikal A)
KT(Galat b) = 1.10965
KT(Galat c) = 3.48999
t X
Membandingkan selisih rata-rata perlakuan dengan nilai LSD = 2.728.
Berbeda apabila selisih rata-ratanya lebih besar dibandingkan dengan nilai
LSD. Hasilnya adalah sebagai berikut:
IR-64
S-969

Kontrol
PK
N
30 a
30.78 a 43.08 a
31.18 a
34.10 a 42.15 a

29

NP
NK
42.75 a 44.95 b
45.08 a 41.05 a

a
a
b
b
b
b

Selisih

1.18

3.33 *

0.93

2.33

3.90 *

Tabel interaksi pupuk x genotype


Pupuk (P)
Kontrol
PK
N
NK
NP
NPK

Perbandingan
2-rataan P
2-rataan G

Genotipe (G)
1
2
30 a
31.18 a
(a)
(a)
30.78 a
34.10 a
(a)
(b)
43.08 b
42.15 b
(a)
(a)
42.75 b
45.08 b
(a)
(a)
44.95 b
41.05 b
(b)
(a)
46.90 b
44.58 b
(a)
(a)
SED
2.3097
1.2436

BNT 5 %
4.9219
2.728

Keterangan :
Huruf dalam kurung dibaca arah horizontal, membandingkan antara 2 G pada
P yang sama.
Huruf kecil tanpa kurung dibaca arah vertical, membandingkan antara 2 P
pada G yang sama.

3.2 CONTOH KASUS 2


Suatu percobaan tentang respons empat varietas kedelai (V1, V2, V3, dan
V4) pada tiga jenis pengolahan lahan yaitu tanpa olah tanah (T0), Bajak sapi (T2),
dan Hand traktor (T3) terhadap hasil biji kering (ton/ha). Percobaan ini
menggunakan rancangan lingkungan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3
ulangan.
Berikut data pengamatan hasil biji kering dalam satuan ton per hektar
(ton/ha):
(petak utama)
pengolahan tanah
T0 (tanpa diolah)

kelompok
I

V1
1,1

(anak petak)varietas
V2
V3
1,25
1,16

30

V4
1,24

Total
4,75

T1 (bajak sapi)

T2 (Hand Traktor)

II
III
I
II
III
I
II
III

TOTAL

1,15
1,17
1,5
1,6
1,65
1,49
1,51
1,53
12,7

1,27
1,28
1,48
1,59
1,63
1,52
1,57
1,58
13,17

1,17
1,18
1,6
1,61
1,62
1,59
1,6
1,62
13,15

1,24
1,25
1,65
1,7
1,75
1,7
1,75
1,79
14,07

4,83
4,88
6,23
6,5
6,65
6,3
6,43
6,52
53,09

Untuk memudahkan menghitung analisis ragamnya, kita buat tabel


tersendiri untuk petak utama sebagai berikut :
(petak utama)
pengolahan tanah
T0
T1
T2
Jumlah

3.2.1

I
4,75
6,23
6,3
17,28

kelompok
II
4,83
6,5
6,43
17,76

III
4,88
6,65
6,52
18,05

Jumlah

Rerata

14,46
19,38
19,25
53,09

4,82
6,46
6,42
5,90

Analisis

Dari tabel petak utama di atas anda hitung Faktor Koreksi (FK), JK
Kelompok (JKK), JK Petak Utama JK (PU), JK Pengolahan Tanah (JK T), dan JK
Galat (a) sebagai berikut ini :

31

Kemudian anda buat lagi tabel tersendiri untuk data anak petak sebagai berikut :
Pengolahan
Tanah
T0
T1
T2
Jumlah
Rerata

V1
3,42
4,75
4,53
12,70
4,23

Varietas Kedelai
V2
V3
3,8
3,51
4,7
4,83
4,67
4,81
13,17
13,15
4,39
4,38

V4
3,73
5,1
5,24
14,07
4,69

Jumlah
14,46
19,38
19,25
53,09

Rerata
3,62
4,85
4,81
4,42

Dari tabel anak petak di atas anda hitung JK Varietas (JK V), JK Perlakuan
Kombinasi, JK Interaksi Pengolahan tanah dan Varietas (JK TxV), JK Total (dari
data Pengamatan) dan JK Galat (b) sebagai berikut ini :

32

Kemudian anda tentukan nilai-nilai derajad bebas (db) untuk masing-masing


sumber keragaman seperti berikut ini :
db Kelompok = 3 1 = 2
db Pengolahan tanah (T) = 3 1 = 2
db Galat (a) = db kelompok x db pengolahan tanah = 2 x 2 = 4
db Varietas = 4 1 = 3
db Interaksi Pengolahan tanah x Varietas = db Pengolahan tanah x db Varietas
=2x3=6
db Galat(b)=(db Varietas + db Pengolahan tanah x varietas) x db Kelompok
=(3+6) x 2 = 18
db total = (r x a x b) - 1 = (3 x 3 x 4) 1 = 35
Uji Hipotesis
1. Hipotesis
a. Uji untuk parameter i ( efek faktor Pengolahan Tanah terhadap
hasil produksi)
H0 : i = 0, ( Tidak terdapat efek Pengolahan Tanah terhadap hasil
produksi)
H1 : Paling sedikit sebuah i 0,( Terdapat efek Pengolahan Tanah
terhadap hasil produksi)
b.

Uji untuk parameter j ( efek faktor Varietas Kedelai terhadap hasil


produksi)
H0 : j = 0, ( Tidak terdapat efek Varietas Kedelai terhadap hasil produksi)
H1 : Paling sedikit sebuah j 0, ( Terdapat efek Varietas Kedelai
terhadap hasil produksi)

c.

Uji untuk parameter ()ij atau efek interaksinya


H0 : ()ij = 0, (tidak ada pengaruh perlakuan Varietas Kedelai pada faktor
Pengolahan Tanah terhadap hasil produksi)
H1 : Paling sedikit sebuah ()ij 0, (( ada pengaruh perlakuan Varietas
Kedelai pada faktor Pengolahan Tanah terhadap hasil produksi

2. Taraf signifikansi = = 0.05


3. Statistik Uji :

33

Dan hasil semua perhitungan di atas anda masukkan ke dalam tabel analisis ragam
berikut ini:

SK

Db

Petak Utama:

JK

KT

Fhitung

Ftabel
5%
1%

1,3411

>kelompok
2
0,0252
>pengolahan Tanah(T)
2
1,3102
>Galat(a)
4
0,0057
Anak Petak:
>Varietas Kedelai
3
0,1099
>Interaksi(TxV)
6
0,0483
>Galat(b)
18
0,0087
Total
35
1,5801
Keterangan: ns=tidak berpengaruh nyata

8,84 ns

0,0126
6,94
0,6551 459,7193** 6,94
0,0014
0,0366
0,0081
0,0005

75,7931** 3,16
16,6552** 3,66

18,00
18,00

5,09
4,01

**=berpengaruh sangat nyata


4. Daerah Penolakan :
H0 ditolak jika F-hitung > F-tabel
5. Keputusan :
a. Uji untuk parameter i ( efek faktor Pengolahan Tanah terhadap
hasil produksi)
Karena Fhitung=459,7193 > dari Ftabel=6,94 , maka H0 ditolak
artinya bahwa Terdapat efek Pengolahan Tanah terhadap hasil
produksi.
b. Uji untuk parameter j ( efek faktor Varietas Kedelai terhadap
hasil produksi)

Karena Fhitung = 75,7931 > dari Ftabel =3,16, maka H0 ditolak


artinya bahwa Terdapat efek Varietas Kedelai terhadap hasil
produksi.

34

c. Uji untuk parameter ()ij atau efek interaksinya


Melalui proses penghitungan, diperoleh F hitung interaksi =

16,6552. Sehingga F-hitung > F-tabel (3,66)maka H0 ditolak.


Dapat diperoleh kesimpulan, bahwa ada pengaruh perlakuan taraf

ke-j pada faktor varietas kedelai terhadap hasil produksi


Karena H0 ditolak maka dilanjutkan ke Uji lanjut. Uji lanjut yang
akan digunakan pada contoh ini yaitu uji lanjut Beda Nyata Jujur
(BNJ)

3.2.2

Uji Lanjut
Pengujian selanjutnya adalah menguji beda pengaruh antar perlakuan.

Dalam hal ini ada 4 jenis galat baku yang digunakan yaitu :
1) Untuk Petak Utama (apabila berpengaruh nyata) :

2) Untuk Anak Petak (apabila berpengaruh nyata) :

3) Untuk Anak Petak pada Petak Utama yang sama (apabila berpengaruh nyata) :

4) Untuk semua kombinasi perlakuan (apabila berpengaruh nyata) :

Sebelum melakukan pengujian beda pengaruh perlakuan, perlu dipahami


terlebih dahulu bahwa apabila perlakuan interaksi berpengaruh nyata, maka
konsekuensi logis yang harus dilakukan adalah hanya menguji perbedaan
pengaruh hanya pada perlakuan interaksi dan harus mengabaikan pengaruh
perlakuan mandirinya walaupun perlakuan mandiri tersebut berpengaruh nyata
dalam analisis ragam. Hal ini karena pengaruh interaksi yang nyata itulah yang

35

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari percobaan, sedangkan pengaruh


mandiri tidak bisa dijadikan pegangan dalam menarik kesimpulan karena
pengaruh mandiri tersebut sebenarnya tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dari hasil percobaan walaupun dari hasil analisis ragam berpengaruh
nyata. Dengan kata lain apabila perlakuan interaksi berpengaruh nyata, maka tidak
lagi memperdulikan pengujian pengaruh mandiri secara terpisah.
Pada hasil analisis ragam di atas anda perhatikan, perlakuan interaksi
perlakuan pengolahan tanah (Petak Utama) dan Varietas Kedelai (Anak Petak)
berpengaruh sangat nyata, sehingga hanya menguji beda pengaruh perlakuan
interaksinya. Sedangkan perlakuan mandiri pengolahan tanah dan perlakuan
mandiri varietas kedelai harus diabaikan dan tidak dilakukan pengujian beda
pengaruh perlakuan.
Perlu pahami bahwa konsekuensi logis apabila pengaruh perlakuan interaksi
berpengaruh nyata, maka harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap
pengaruh-pengaruh sederhana dari masing-masing faktor perlakuan. Artinya harus
menguji perbedaan pengaruh dari varietas kedelai (anak petak) pada setiap level
faktor pengolahan tanah (petak utama).
Pertama-tama uji beda pengaruh perlakuan dari varietas kedelai (anak
petak) pada setiap level faktor pengolahan tanah (petak utama). Dalam hal ini bisa
menggunakan uji BNT, BNJ, atau DMRT, pada analisis ini digunakan uji BNJ
pada 5%.Lakukan penguji beda pengaruah perlakuan varietas kedelai (V) pada
level perlakuan pengolahan tanah T0 (tanpa olah tanah), T1 (bajak sapi), dan T2
(hand traktor). Pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan
T0 (tanpa olah tanah). Pertama anda susun rata-rata perlakuan dari terkecil
hingga terbesar dan buat tabel seperti berikut ini:
Perlakuan V1T0
V3T0
V4T0
V2T0
Rata-rata
1,14
1,17
1,24
1,27
Karena uji beda pengaruh perlakuan dari varietas kedelai (anak petak) pada
setiap level faktor pengolahan tanah (petak utama), maka digunakan galat
baku :

36

Kemudian hitung nilai baku BNJ5% dimana KT galat (b) = 0,0005; db galat =
18; Perlakuan yang dibandingkan, P = 4, Nilai q(4; 18; 0,05) = 4,00 dan =
0,05 berikut ini :

Lalu lakukan prosedur pengujian BNJ dengan memberikan tanda huruf pada
nilai rata-ratanya.
Dan hasil pengujian adalah seperti pada tabel berikut ini :
Perlakuan V1T0
V3T0
V4T0
V2T0
Rata-rata
1,14 a
1,17 a
1,24 b
1,27 b
Kesimpulan:
Varietas kedelai V2 dan V4 tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap hasil
biji kering kedelai (ton/ha) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya
(diikuti oleh huruf yang sama). Varietas kedelai V2 memberikan hasil yang
terbaik dibandingkan varietas lainnya.Dengan demikian apabila kita ingin
mendapatkan respons hasil yang tinggi pada lahan yang tanpa diolah, maka
sebaiknya

kita

menggunakan

varietas

kedelai

V2.

2. Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan
T1 (bajak sapi)
Pertama-tama susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga terbesar dan buat
tabel seperti berikut ini:
Perlakuan V2T1
V1T1
V3T1
V4T1
Rata-rata
1,57
1,58
1,61
1,70

37

Dengan cara yang sama seperti pada pengujian di atas, maka hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Perlakuan V2T1
V1T1
V3T1
V4T1
Rata-rata
1,57 a
1,58 a 1,61 a
1,70 b
Dari hasil pengujian di atas ternyata varietas kedelai V4 pengaruhnya
berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap hasil biji kering kedelai (ton/ha)
dan memberikan hasil biji kering tertinggi.Hal ini berarti pada taraf pengolahan
tanah dengan bajak sapi (T1), apabila ingin mendapatkan respons hasil yang
tinggi pada lahan yang yang dibajak sapi, maka sebaiknya menggunakan varietas
kedelai V4.
3.

Menguji beda pengaruh perlakuan varietas kedelai (V) pada level perlakuan
T2 (hand traktor)
Susun rata-rata perlakuan dari terkecil hingga terbesar dan buat tabel seperti
berikut ini:

Perlakuan V1T1
V2T1
V3T1 V4T1
Rata-rata
1,51
1,56
1,60
1,75
Dengan cara yang sama seperti pada pengujian di atas, maka hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Perlakuan V1T1
V2T1
V3T1
V4T1
Rata-rata
1,51 a 1,56 ab
1,60 b
1,75 c
Dari hasil pengujian di atas ternyata varietas kedelai V4 pengaruhnya
berbeda nyata dengan varietas lainnya terhadap hasil biji kering kedelai (ton/ha)
dan memberikan hasil biji kering tertinggi. Hal ini berarti pada taraf pengolahan
tanah dengan hand traktor (T2), apabila ingin mendapatkan respons hasil yang
tinggi pada lahan yang yang diolah dengan hand traktor, maka sebaiknya
menggunakan varietas kedelai V4.
Untuk mencari perbedaan pengaruh antar kombinasi pengolahan tanah dan
varietas kedelai adalah sebagai berikut :
Pertama anda hitung nilai BNJ 5% :

38

Hasil pengujian beda pengaruh dari perlakuan kombinasi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Perlakuan
RataKombinasi
rata(ton/hs)
1,14 a
T0V1
1,27 b
T0V2
1,17 a
T0V3
1,24 a
T0V4
1,58 c
T1V1
1,57 c
T1V2
1,61 cd
T1V3
1,70 de
T1V4
1,51 c
T2V1
1,56 c
T2V2
1,60 cd
T2V3
1,75 e
T2V4
0,1
BNJ 5%
Dari hasil pengujian di atas terlihat bahwa hasil tertinggi kedelai dicapai
oleh perlakuan T1V4 atau T2V4.Varietas V4 paling responsip terhadap
pengolahan tanah, baik yang diolah dengan bajak sapi maupun dengan hand
traktor. Antara pengolahan tanah dengan bajak sapi dan hand traktor tidak ada
perbedaan yang nyata pengaruhnya terhadap peningkatan hasil kedelai.

39

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Rancangan Petak Terbagi adalah:
Percobaan faktorial yg faktor-faktor nya mempunyai perbedaan
kepentingan yaitu:
- Sebagai petak utama, Faktor kurang dipentingkan (telah diketahui
keunggulannya)
- Sebagai anak petak, Faktor yg lebih dipentingkan (akan diteliti
keunggulannya)
Rancangan Petak Terbagi dapat menggunakan: RAL, RAK dan RBL.
4.1.2

Model Linier dan Analisis Ragam pada Rancangan Petak Terbagi


-- Model Linier RAL

--Model Linier RAK

--Model Linier RBSL

Analisis Ragam RAL vs RAK vs RBSL

40

4.1.3

Hasil Kesimpulan dari Analisis Kasus 1 & kasus 2


Dari hasil pengujian kasus 1 di atas terlihat bahwa hasil Fhitung

=4.50 > dari Ftabel=2.901 maka H0 ditolak artinya bahwa terdapat efek
interaksi antara pemberian pupuk dengan faktor genotipe terhadap
hasil panen dan pengaruh utamanya perlu di bahas lebih lanjut karena
pengaruh interaksinya signifikan
Dari hasil pengujian kasus 2 di atas terlihat bahwa hasil tertinggi
kedelai dicapai oleh perlakuan T1V4 atau T2V4. Varietas V4 paling
responsip terhadap pengolahan tanah, baik yang diolah dengan bajak sapi
maupun dengan hand traktor. Antara pengolahan tanah dengan bajak sapi
dan hand traktor tidak ada perbedaan yang nyata pengaruhnya terhadap
peningkatan hasil kedelai.
4.2 Saran
1. Untuk pelajar seharusnya bisa lebih memahami materi mengenai metode
penelitian yang merujuk pada daerah rancangan percobaan terutama
rancangan petak terbagi. Hal ini sangat membantu dalam penulisan Tugas
Akhir, melakukan suatu penelitian, mendukung penulisan paper sekolah,
sekaligus menambah pengetahuan.
2. Dan untuk Masyarakat diharapkan bisa memahami mengenai metode
penelitian yang berujuk pada masalah rancangan percobaan dan
Masyarakat diharapakan juga dapat menjadi mitra yang baik bagi setiap
peneliti yang ingin menjalankan rancangan percobaan di suatu tempat.
Karena Rancangan percobaan ini dapat membantu melihat peluang yang
ada dengan melihat hasil dari pengamatan tersebut, Menjadi insan yang
lebih bijak dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah/ resiko
yang terjadi di area kerja dan Dapat melihat pengaruh perlakuan berbeda
terhadap kemajuan suatu perusahaan.

41

DAFTAR PUSTAKA
Widiharih, T 2007. Buku Ajar Perancangan Percobaan. Program Studi Statistika
Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Semarang.
Anonim, --- . https://smartstat.files.wordpress.com/2009/12/split-splitplot.pdf diakses 9 Nonember 2015

Anonim, --- . https://smartstat.files.wordpress.com/2009/12/8-splitplot.pdf diakses 9 Nonember 2015

Anonim,
--,http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/200/document/TEORI_
PERANCANGAN PERCOBAAN.doc diakses 9 Nonember 2015
Anonim, --- . http://ikanlaut.tripod.com/xdesign.pdf diakses 9 Nonember
2015
Anonim, --http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2012/09/modul
-praktikum-rancangan-percobaan-tahun-2012.docx diakses 13

Nonember 2015 diakses 9 Nonember 2015


Anonim,
--.http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2014/09/Modu
l-Rancob-I.pdf diakses 9 Nonember 2015
Anonim, --- .http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/20062-01330-MTIF-Bab%202.doc diakses 9 Nonember 2015
Anonim, --- .http://ikanlaut.tripod.com/xdesign.pdf diakses 13 Nonember
2015

42

Anda mungkin juga menyukai