Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DESAIN ANALISIS EKSPERIMEN

“RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)”

Dosen Pengampu: Ani Andriyati, M.Si

Disusun Oleh:

Azzahra Sabita Afkar

066118042

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rancangan percobaan (eksperimen) adalah suatu tes atau serangkaian tes


dengan maksud untuk mengamati dan mengidentifikasi perubahan-prubahan pada
output respons yang disebabkan oleh perubahan perubahan yang dilakukan pada
variabel in put dari suatu proses. Rancangan percobaan bertujuan untuk
memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak yang diperlukan dan
berguna dalam melakukan penelitian dengan persoalan yang akan diangkat.
Rancangan percobaan banyak dimanfaatkan dalm dunia industri atau penelitian
yang berkaitan dengan rancangan produk, perbaikan produk, penggunaan alat dan
lain sebagainya. Suatu percobaan yang dirancang dengan hanya melibatkan satu
faktor dengan beberapa taraf sebagai perlakuan disebut dengan percobaan satu
farktor.

Rancangan percobaan diklasifikasikan menjadi Rancangan Acak Lengkap


(RAL), Rancangan Acak Kelompom Lengkap (RAKL), dan Rancangan Latin
Square. Rancangan cross-over merupakan sebuah rancangan yang
mengkombinasikan sifat Latin Square dan RAKL, digunakan untuk
membandingkan dua hingga empat perlakuan dalam peternakan dan penelitian
biologi lainnya. Rancangan ini juga digunakan dalam psikologis dan penelitian
pasar.

1.2 Tujuan

Memahami analisis data optimasi dengan menggunakan metode


Rancangan Acak Lengkap.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan jenis rancangan percobaan


yang paling sederhana. Pada umunya, rancangan ini biasa digunakan untuk
percobaan yang memiliki media atau lingkungan percobaan yang seragam atau
homogen. Rancangan Acak Lengkap merupakan jenis rancangan percobaan
dimana perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan. Hal ini
dapat dilakukan karena lingkungan tempat percobaan diadakan relatif homogen
sehingga media atau tempat percobaan tidak memerikan pengaruh berarti pada
respon yang diamati (Solimun et al, 2018)

Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling


sederhana jika dibandingkan dengan rancangan-rancangan percobaan lainnya.
Dalam rancangan ini tidak terdapat lokal kontrol, sehingga sumber keragaman
yang diamati hanya perlakuan dan galat. Sedangan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) mempunyai lokal kontrol (Adinugraha dan Wijayaningrum, 2017).

Terdapat beberapa keuntungan menggunakan Rancangan Acak Lengkap,


yaitu:

a) Denah perancangan percobaan mudah dibuat.


b) Analsisi statistik terhadap unit percobaan sederhana.
c) Sangat fleksibel dalam hal jumlah penggunaan, perlakuan, serta
pengulangan.

Selain itu, RAL juga memiliki sisi lemah apabila digunakan dalam kasus
yang kurang tepat. Kerugian yang mungkin timbul dari penggunaan RAL adalah
semakin banyak perlakuan yang di uji coba, semakin sulit pula usaha untuk
menyediakan unit percobaan yang homogen. Oleh karena itu rancangan model ini
hanya cocok untuk rancangan dengan jumlah perlakuan dan pengulangan yang
relatif sedikit.
Syarat yang harus diperhatikan dalam RAL, yaitu:

a) Semua harus serba sama atau homogen, kecuali perlakuannya.


b) Penempatan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan dilakukan secara
acak lengkap, yang artinya kita perlakukan semua satuan percobaan
sebagai satu kesatuan dimana perlakuan ditempatkan ke dalamnya secara
acak.
c) Hanya mempunyai 1 faktor dan mempunyai sejumlah taraf faktor yang
nilainya bisa kualitatif maupun kuantitatif.

Karakteristik yang perlu diketahui jika melakukan percobaan dengan


model RAL yaitu keragaman atau variasi hanya disebabkan oleh perlakuan
tersebut merupakan level-level dari suatu faktor tertentu. Sementara itu faktor-
faktor diluar perlakuan (faktor lingkungan) pada unit percobaan sedapat mungkin
dikondisikan serta sama (homogen) sedangkan penempatan perlakuan pada unit
percobaan dilakukan secara acak. Berdasar karakteristik yang telah disebutkan,
penggunaan RAL memang relatif terbatas, yaitu hanya pada percobaan-percobaan
yang faktor lingkungannya dapat dijaga atau dikendalikan (Christina et al, 2016).
BAB III

METODE KERJA

3.1 Metode dan Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


terhadap Pengaruh Ekstrak Daun Katu (Sauropus androgynus L.) Terhadap
Jumlah Osteoklas Tulang Femur Tikus Putih (Rattus norvegicus) Menopause.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana
setiap perlakuan dilakukan sebagai satuan tersendiri, tidak ada hubungan
pengelompokan. Adapun perlakuan yang diberikan yakni:

1. Kontrol positif (Tikus normal).


2. Kontrol negatif (Tikus ovariektomi tanpa perlakuan).
3. Kelompok perlakuan (Pemberian ekstrak daun katu dosis 45 mg/kg
BB/ekor per-hari, 30 mg/kg BB/ekor per-hari, dan 15 mg/kg BB/ekor per-
hari).

3.2 Hipotesis

H0 = Pemberian ekstrak daun katu tidak memberikan pengaruh terhadap


jumlah osteoklat tulang femur tikus putih menopause.

H1 = Pemberian ekstrak daun katu memberikan pengaruh terhadap jumlah


osteoklat tulang femur tikus putih menopause.
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Perhitungan BNT (Beda Nyata Terkecil) Jumlah Sel Osteoklas

Kelompok Ulangan
Total Rata-rata
Perlakuan 1 2 3
Normal 3,85 3,3 3,65 10,8 3,6
Dosis 0 5,8 6,35 6,35 18,5 6,17
Dosis 15 4,75 4,95 4,6 14,3 4,77
Dosis 30 4,25 4,3 5,15 13,7 4,57
Dosis 45 3,61 3,1 3,6 10,31 3,43
Jumlah 67,61 22,54

4.1.2 Tabel Anova

SK db JK KT Fhitung F5%
Perlakuan 4 14,38123 3,5953075 31,814 3,11
Galat 10 1,13007 0,113007
Total 14 15,5113

4.2 Perhitungan

X = = 4,5073

FK = = = 304,7408

JKtotal = 3,852 + 3,32 + 3,652 + 5,82 + 6,352 + 4,752 + 4,952 + 4,62 + 4,252 + 4,32 +
5,152 + 3,612 + 3,12 + 3,62 – FK
= 14,8225 + 10,89 + 13,3225 + 33,64 + 40,3225 + 40,3225 + 22,5625 +
24,5025 + 21,16 + 18,0625 + 18,49 + 26,5225 + 13,0321 + 9,61 + 12,96 –
304, 7408

= 320,2221 – 304,7408

= 15,5113

JKperlakuan = – FK

= - 304,7408

= 14,38123

JKgalat = JKtotal - JKperlakuan

= 15,5113 – 14,38123

= 1,13007

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dan statistik dari anova tentang pengaruh


ekstrak daun katu terhadap jumlah osteoklas tyulang femur tikus putih menopause
diperoleh data yang di uji dengan Uji Normalitas menggunakan signifikansi 0,600
dimana signifikansi dari nilai tersebut 0,600 > 0,05 yang dapat disimpulkan
bahwa data tersebut normal. Uji homogenitas menunjukan hasil signifikansi 0,175
dimana 0,175 > 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa data tersebut sama.

Data pada tabel anova menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel 0,05, hal ini
menunjukkan ada pengaruh yang sangat nyata pada pemberian ekstrak daun katu
terhadap jumlah osteoklas tulang femur tikus putih menopause, yang artinya tolak
H0.
BAB V

KESIMPULAN

Hasil data yang diperoleh menunjukkan tolak H0, karena Fhitung > Ftabel
yang artinya memberikan pengaruh nyata pada pemberian ekstrak daun katu
terhadap jumlah osteoklas tulang femur tikus putih menopause.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, B. S., dan Wijayaningrum, T. N,. 2017. Rancangan Acak Lengkap


dan Rancangan Acak Kelompok. Semarang : Unimus Press.

Christina, Y., et all. 2016. Analisis Statistik Efisiensi Energi Penggunaan Tungku
Sekam sebagai Bahan Bakar Alternatif Rumah Tangga. Prosiding
Seminar Nasional Fisika SNF2016. V(19): 99-104.

Solimun,. Et all. 2018. Metodologi Penelitian Kuantitatif Perspektif Sistem


(Mengungkap Novelly dan Memenuhi Validilitas Penelitian). Malang : UB
Press.

Anda mungkin juga menyukai